Minggu, 27 Maret 2016

Badung Location. . . . Season 2 #42 (Tuntas)

Kemudian Omah akan mempertanyakan sesuatu ke Yandra, ketika sudah dilihatnya mereka bertiga duduk kembali ditempatnya dengan ketenangan. Dan kini sudah tiba saatnya Omah akan mempertanyakan sesuatu ke Yandra, sementara Yusra dan Yuska akan berdiam diri menatapi keduanya sambil mendengarkan tanya jawab dari mereka berdua.
“Yandra, seandainya Yusra ingin kembali padamu? Maka tindakan apa yang akan kau lakukan?”, Omah memberi pertanyaan sedikit memberatkan Yandra untuk mejawabnya. Yuska dan Yusra melihat diam ke Yandra menunggu jawaban darinya.
“Bagiku yang terpenting, Yusra bisa bersama keluarga besarnya selamanya! Karna dari awal Yusra begitu merasa kesepian karna tak berkawan dirumah ini, dan yang bisa mengobati kesepiannya itu hanyalah keluarganya saja! Jikalau Yusra ingin kembali padaku, maka Yusra harus harmonis dulu dengan keluarganya! Dan maksud dari kataku, tak apa aku ditinggalkan, asalkan Yusra masih bisa bersama keluarganya!”, ungkap Yandra menunjukkan rasa pedulinya terhadap Yusra. Menatap jujur ke Omah.
“Sebelumnya saya ucapkan terimakasih, karna kau sudah mendonorkan darahmu untuk menyelamatkan nyawaku! Walaupun harus bersikap secara rahasia, tetapi saya sangat merasa terkesan! Dan terus terang saja, apa kau sedang mengandung lagi saat ini?”, ujar Omah mengutarakan isi hatinya bersambung menanyakan sesuatu yang memang dipendam Yandra pada saat ini.
Yusra yang merasa terkejut akan pertanyaan dari Omah tadi, mencoba melihat ke Yandra menatap tanya. Sementara Yuska merasa siap akan mendengarkan jawaban dari Yandra lagi, berharap apa yang sudah dicurigainya tadi akan benar terungkap. “Aku, aku positif, O-mah!”, Yandra memberi jawaban begitu gugup menatap Omah lalu beralih menatap ke Yuska. Yusra yang sudah mendengar jawaban darinya mengalihkan tatapannya kebawah, memakai wajah sedikit bersusah payah.
“Omah, maaf, aku, positif hamil!”, Yandra memaksakan dirinya untuk memberitahukan sesuatu yang sudah terjadi padanya dengan menatap segan ke Omah. Omah yang sudah mendengarnya langsung berdiri begitu terkejut menatapnya. Sedangkan Yusra disampingnya mencoba melihat ke Omah lemas sedikit tak berdaya. “Apakah secara kami tidak ketahui kau sudah menikah lagi? Dan baru saja saya sadari bahwa Yuska telah mencurigaimu tadi!”.
Omah menanyakan tegas lalu berkeluh, menatap heran. Suasana pun menjadi hening seketika, sebab mereka bertiga tiba-tiba saja menjadi kompak menatap Omah penuh kebungkaman. Kemudian disaat yang masih hening, keempat orang yang sedang dicari Omah tadi baru saja mendatangi mereka. Mereka berempat ditambah lagi dengan dua orang lainnya, yaitu Clara dan bayi Cillo yang sedang digendong oleh mamah dari Yuska dan Yusra.
Dan mereka berenam yang mulai ikut bergabung kini baru saja duduk secara bersejajar dihadapan mereka berempat. Yandra yang sudah melihat mereka berenam duduk manis bersejajar, menjadi berdiri dari duduknya melihat ke bayi Cillo. Namun ketika akan melangkah mengambil bayi Cillo dari pegangan mamah yang masih sebagai ibu mertuanya, Yusra langsung berdiri secara reflek menahannya dengan memegang kedua lengan Yandra dari belakang.
“Tenangkan dirimu, duduklah! Jangan merusak misi kita untuk memerangi keangkuhan Omah pada kita!”, bisik Yusra seketika berhasil membuat Yandra duduk kembali.
“Saya disini sebagai ibu mertuamu! Kau jangan cemas menantuku, saya tidak akan mengambil hak asuhmu dari putra semata wayangmu ini!”, ibu mertuanya memberi penjelasan sedikit menenangkan Yandra. Sebab Ibu mertuanya sudah mengetahui segala tentang Yandra dan juga putranya, karna Yusra sudah menceritakan selengkapnya kepada dirinya. Sementara Omah baru menyadari kalau seorang bayi yang masih dipegang ibu mertuanya adalah seorang cicid kecilnya.

Badung Location. . . . Season 2
“Pernikahan Diatas Matrai”

“Yandra, kau adalah seorang adik dari Mirza dengan memakai nama lain, Mirzara! Kau juga sudah berhasil mengandung secara diam-diam, dan melahirkan secara diam-diam pula! Dan baru saja, ibu mertuamu sudah menerima kehadiran seorang cucunya lagi yang kini masih berada diekapannya! Katakan pada saya, pada kami semua disini, anak dari siapa yang sedang tumbuh didalam rahimmu itu!”, Omah mengutarakan isi pemikirannya dengan begitu menanyakannya. Menatap amat tegas ke Yandra.
Semua yang belum mengetahui tentang siapa ayah biologis dari janin yang tumbuh didalam rahim Yandra, spontan serentak melihat ke Yandra memakai tatapan saling menanyakan kepadanya. Sementara Yusra semakin menatap kebawah semakin memakai wajah bersusah payah, tampak seperti sedang kebingungan. Yandra menatapi mereka satu-persatu menahan kegugupannya, mulutnya masih terkunci, karna menunggu seseorang untuk mengatakan apa yang sudah diperbuat kepada mereka.
“Yandra, Yusra sangat benar belum menikahi Clara! Apakah tanpa sepengetahuan kami semua termasuk Yusra, kau sudah menikah lagi dan kini kau sudah mengandung dengan ayah biologis yang berbeda dari Cillo!”, ibu mertuanya menanyakan membuat Yandra begitu terkejut. Kemudian Yandra menggeleng menatap berkaca-kaca kepadanya, lalu beralih menatap ke Yusra. Dan Yusra langsung berdiri dengan melihat ke mamahnya, seketika Yandra baru menatap kepadanya.
“Yandra hanya menikah denganku! Dan kenyataan itu tidak bisa dipungkiri lagi, mamah!”, Yusra memberi penjelasan begitu menegaskan tatapannya ke mamahnya.
“Sebentar, jadi Mirzara sendiri itu adalah Yandra?”, tanya Clara mengungkap keingin tahuannya.
“Iya, dan itu telah diceritakan kepada keluarganya kecuali Omah! akan tetapi, kak Yuska telah menceritakannya dulu kejadian sebelumnya tentang Mirzara kepada Omah, namun tidak memberitahukan siapa itu Mirzara sebenarnya!”, Yandra menjawab pertanyaan dari Clara dengan melihat kepadanya lalu beralih melihat ke Omah.
“Seperti kata anak muda, bagaimana kalau pembicaraan ini langsung ke to the point saja! Karna saya tidak betah untuk memperpanjang pembicaraan ini! Katakan “Ya” atau “Tidak”, kau sudah menikah lagi atau belum?”, Omah mempertegas tatapannya dengan mempertanyakannya lagi ke Yandra. Yandra menggeleng lagi menatap berkaca-kaca padanya namun ketika akan berkata membela dirinya sendiri Yusra langsung berkata lebih dulu daripada dirinya.
“Yusra! Awalnya, Yusra memberi pelajaran ke Yandra dengan memerintahkannya untuk melakukan sebuah program bayi tabung! Namun tiada Yusra pernah menduganya, sesudah kami berdua sepakat melakukan itu kini Yandra telah positif mengandung anak kedua dari Yusra!”, Yusra menjawab pertanyaan dari Omah kepada Yandra. Melihat ke Omah meyakinkan lalu menyambung katanya lagi. “Tidak perlu ada yang dipertanyakan lagi! Karna itulah jawabannya!”.
Kata Yusra melihat mereka semua kecuali Yandra. Yandra yang sudah melihat padanya, lalu memegang telapak tangan kiri Yusra. “Duduklah, sepertinya sudah cukup!”, bisik Yandra mengisyaratkan bahwa Yusra sudah cukup dalam menjalani misi memerangi keangkuhan Omah. Yusra yang merasakan pegangan dari tangan Yandra, menggenggam tangan Yandra akan mengungkap sesuatu yang sudah lama disembunyikan dengan Clara.
“Sejujurnya, Yusra dan Clara tidak pernah saling menyukai! Kami hanya memasang gimik saja didepan kedua keluarga kami, agar kedua keluarga kami percaya kalau kami sudah bisa saling menyukai!”, ungkapan Yusra mengagetkan semuanya termasuk Yandra kecuali Clara.
“Benar Omah, bila nantinya kami dinikahkan! Maka pernikahan Yusra sebelumnya akan terjadi kembali! Pernikahan Yusra bersama Yandra, sudah saling menemukan cinta diakhirnya! Dan itu tidak mungkin terjadi pada pernikahan kami berdua, karna kami tidak mungkin menemukan cinta diakhirnya sementara kami sudah memiliki cinta masing-masing!”, sambung Clara lebih menjelaskannya.

Badung Location. . . . Season 2
“Pernikahan Diatas Matrai”

Semua yang memusatkan perhatiannya ke Clara, mulai merasa lega karna mendengar penjelasan darinya tadi. Begitupun Yusra yang langsung duduk kembali dengan memeluk Yandra karna merasa sudah berhasil memerangi keangkuhan Omah. “Aku, tidak mau berpisah lagi denganmu!”, bisik Yusra seketika masih memeluknya. Omah yang semakin melihat keduanya terngiang ditelinganya, “Kembalikan Yusra pada keluarga kecil Yusra, mamah!”, perkataan Yusra didalam mimpinya waktu itu.
“Baiklah, dari sekian banyak penjelasan yang sudah saya dengar dan saya terima! Ada baiknya Yusra dan Yandra bersatu saja, saya tidak ingin cicid kecil saya tumbuh didalam keluarga broken home! Termasuk calon cicid kedua saya yang baru saja ketahuan hadirnya!”, Omah memutuskan tiba-tiba. Yusra dan Yandra melepaskan pelukannya dengan serentak berdiri melihat ke Omah. ibu mertuanya, Yuska juga kakak iparnya menjadi tersenyum menyetujui keduanya untuk bersatu kembali.
Sementara Clara berjalan menghampiri Yandra. Sesampainya dengan berdiam dibelakang Yandra, Clara memasangkan kalung yang sudah lama dipinjamnya dari Yusra kepadanya. Yandra yang menerimanya menjadi teringat kembali ketika Yusra memakaikan kalung tersebut kepada dirinya dihari resepsi pernikahannya dulu. “Hak diriku hanya meminjamnya saja, bukan untuk memilikinya!”, bisik Clara usainya memakaikan kalung tersebut dileher Yandra.
Kemudian Yandra menghadap kedepan dengan melihat ke Clara memberi senyum. Dan suasana kekeluargaan pun mulai terasa pada kebersamaan mereka diruang keluarga itu, bahkan sangat terasa suasana kekeluargaannya saat ketika Omah merebut bayi Cillo dari dekapan ibu mertuanya. Karna perilaku dari Omah yang demikianlah membuat semua menjadi tertawa bahagia secara spontan melupakan perdebatan, pembicaraan yang amat panjang tadi.
Dan kemudian ditambah lagi dengan Yuska yang baru saja menggendong Cheris dan Ferish secara bersamaan berdiam didekat Omah menambah keceriaan.

Selang beberapa bulan kemudian. . . .

Setelah melewati beberapa bulan lamanya mengandung, kini Yandra menjalani persalinan melalui operasi Caesar. Sebab Yandra telah mengandung dua orang anak kembar berjenis kelamin perempuan, menurut hasil pemeriksaan Dokter kandungan yaitu Yuska yang sebagai kakak iparnya. Persalinan yang sedang dijalaninya memakan waktu dua setengah jam. Dan kini operasi Caesar yang sedang dijalaninya tadi sudah selesai.
Dokter yang mengoperasinya pun keluar dari ruang operasi memberitahukan kepada Yusra beserta keluarga besarnya jika keadaan Yandra dan kedua orang bayi kembarnya dalam kondisi sehat. Yusra dan mereka keluarga besarnya turut bahagia ketika mendengar kabar tersebut dari Dokter yang mengoperasi Yandra setelah dua setengah jam lamanya menunggu proses persalinannya.

Dan setelah beberapa saat kemudian. . . .

Yusra kini sedang berada didepan jendela ruangan bayi, ia sedang mengambil potret dari kedua putri kembarnya dari luar jendela ruangan bayi tersebut dimana posisi tempat tidur kedua putri kembarnya sangat dekat menghadap kejendela ruangan bayi tersebut. jadi dengan mudahnya Yusra mengambil potret dari kedua putri kembarnya yang sedang tertidur memakai kacamata kecil agar tidak terusik dengan cahaya lampu ruangan bayi tersebut yang tepat berada diatasnya.
Usainya mendapatkan potret dari kedua putri kembarnya, Yusra mengunggah potret kedua putri kembarnya itu keakun instagram juga akun path miliknya. Yusra memberi caption pada potret kedua putri kecilnya, “Cillola, Cilloli, selamat datang dan semoga melengkapi kebahagian kami semua”. Setelahnya melakukan yang demikian, Yusra pun beralih menuju keruangan dimana Yandra telah menunggu kedatangannya.
Setelah sepuluh menit Yusra meninggalkan ruangan bayi itu, kini bergantian rombongan keluarganya memasuki ruangan bayi itu dan kini sudah berdiam didepan tempat tidur kedua putri kecilnya. Mereka yang terdiri dari, mamah yang menggendong Cillo, Omah, Yuska dan istrinya serta kedua anak kembarnya bersama menatapi kedua putri kecil dari Yusra yang masih tertidur. Mereka pun mulai berbincang-bincang kecil tidak berisik mengomentari tentang kedua putri kecil dari Yusra.
Sementara disana, Yusra sudah duduk dikursi tempat disamping Yandra yang masih lemah belum bisa bergerak seperti biasanya. Yusra yang melihat keadaannya belum sepenuhnya pulih, memberikan kata sebagai penghibur untuknya. “Selamat, untuk kedua kalinya kamu menjadi seorang ibu kembali, dan untuk pertama kalinya kamu menjadi seorang ibu dari kedua putri kecil alias kembar!”, kata Yusra menghibur sembari merayunya. Yandra menjadi tertawa begitu tersanjung menatapnya.
Kemudian secara tiba-tiba ada yang baru saja mendatangi mereka berdua, masih didalam ruangan dimana Yandra telah dirawat. Mereka adalah Mirza, Eisya juga Mora. Dan mereka bertiga kini telah berada bersama mereka berdua, dengan Mirza berdiam disamping Yusra dan Eisya juga Mora berdiam disamping kanan dari Yandra. Mereka bertigapun mengucapkan selamat kepada Yusra dan Yandra yang kembali menjadi orangtua memakai canda.
Dan kemudian Mirza mempertontonkan sebuah video yang sengaja dikirim oleh Fachri bersama Qiera yang mengucapkan selamat kepada mereka berdua yang sudah menjadi orangtua kembali dari London. Sebab Fachri menetap tinggal di London setelah menikahi Qiera beberapa bulan lalu. Yusra dan Yandra menjadi terhibur seketika. Kisah mereka berlimapun sudah berakhir sampai disini. Dimana pada mereka berlima sudah menemukan titik kebahagiaannya masing-masing.
Yusra sudah menemukan Yandra. Mirza sudah berhasil menyambung tali kasihnya ke Eisya. Sementara Mora akan segera menjemput pangerannya, dan itu tidak akan lama lagi. Dari awal, mereka berlima yang telah memulai kisahnya. Jadi pada akhirnya, mereka berlima pula yang menutup kisahnya, “Pernikahan diatas MATRAI”. Pembelajaran yang bisa kita ambil dari kisah mereka berlima adalah, kesetiaan dalam berkawan, cinta serta menjaga teguh keharmonisan dalam keluarga.   

Badung Location. . . . Season 2
“Pernikahan Diatas Matrai

Badung Location. . . . Season 2 #41

Kini Yusra telah sampai pada tujuannya, tujuannya untuk menemui Omah dan baru saja ditemuinya bahwa Omah sedang duduk diruang keluarga bersama Yuska disampingnya. Yusra berdiri diam menatapi Omah yang sedang menatapi jendela disampingnya, jendela itu tepat berada didepan Yusra. Kemudian Yuska yang masih duduk bersama Omah, baru saja terpandang ke Yusra disisi kiri tak jauh dari duduknya.
Yusra yang sudah mengetahui kalau Yuska telah melihat dirinya, meminta Yuska untuk berdiam dulu. Dan Yuska menurutinya masih melihat padanya, sedangkan Yusra akan berkata sesuatu kembali menatapi Omah yang belum mengetahui keberadaannya. “Omah terlihat lucu dan sangat menggemaskan ketika masih memalingkan diri Omah dari Yusra! Rasanya, Yusra mau ikutan ngambek juga seperti yang Omah lakukan kini!”, Yusra mencoba menggodanya.
Omah menggeleng mendiamkannya karna masih menyimpan kesal. Melhat Omah yang masih sama, Yusra beralih melihat ke Yuska dan Yuska yang sedari tadi sudah melihat padanya mulai memberikan sebuah tatapan isyarat untuk Yusra. Yuska mengisyaratkan untuk segera membawa Yandra keruang keluarga untuk memberikan kesaksian lagi pada Omah tentang Mirzara. Yusra pun menganggukkan kepalanya lalu beranjak menuju kekamar dimana Yandra masih berada didalamnya.
Sementara Yandra didalam kamar yang sedang dituju Yusra, sedang berdiri disisi kanan tempat tidur sambil  menatapi lukisan menara Eiffel didepannya didalam bekas kamarnya dulu. Ia mulai teringat tentang masa-masa dulu sewaktu masih tinggal dirumah kediaman Yusra dan beristirahat dikamar tersebut. Kemudian terpandang ke foto Cherish dan Ferish saat ketika menoleh kearah kirinya. Lalu ia mendapati tulisan “Open!!!!”, diselembar kertas memo tepat dibawah foto tersebut terpajang.
Dan Yandra pun mulai melangkah mendekati foto tersebut lalu memegang foto tersebut dengan kedua tangannya. Yandra telah mengambil foto tersebut, lalu terlihatlah sebuah tulisan yang membuatnya sedikit kaget merasa aneh. Kemudian secara tiba-tiba ia mendengar suara langkah kaki dari seseorang seperti akan memasuki kamar yang masih didiaminya. Secara reflek Yandra langsung membalikkan dirinya membelakangi tulisan yang sudah ditemuinya.
Dengan langsung menatapi pintu kamar yang tertutup. Kedua tangannya masih memegang foto cherish dan Ferish, bahkan kini telah mendekapnya menahan rasa cemas yang mulai timbul pada dirinya. Tak berapa lama menatapi pintu kamar yang tertutup itu, kini mulai terbuka dan dibuka oleh Yusra yang langsung memasuki kamar tersebut sembari melihat padanya, berjalan menghampiri dirinya. Yandra yang sudah melihatnya menatapinya menahan cemasnya, berdiam menunggu Yusra berbicara.
“Kau tampak gugup karna apa?”, Yusra langsung menanyakan seketika sudah berhenti sangat dekat dihadapan Yandra. Yandra menggeleng seolah tidak terjadi apa-apa namun tatapannya terlihat jelas kalau ia sedang menahan cemas. “Katakan? Disini hanya kita berdua! Tidak ada yang mendengar kecuali, Tuhan dan aku!”, Yusra memberi perintah sedikit paksa demi membuat Yandra untuk segera berbicara mengungkap apa yang sedang dipendamnya.
“Tulisan didinding tepat dibalik diriku, dibalik foto yang masih aku dekap ini! Apakah sebuah isyarat darimu untuk mengambil hak asuh Cillo dariku?”, Ungkap Yandra menanyakannya. Yusra memilih berdiam dulu ingin mendengarkan ungkapan darinya lagi. “Yusra, aku sudah melakukan yang pada waktu itu telah kau perintahkan padaku! Bagaimana bisa kau melakukan apa yang sudah lama aku takuti itu?”, Yandra menyambung katanya dengan mengeluhkan. Menatap mengeluhkan pula.
“Jadi ketakutan sudah kau rasakan? Sudah memang sepantasnya kau merasa takut Yandra!”, Yusra menyahut bernada sedikit geram. Menatap sedikit jahat. Yandra merasa semakin aneh tidak bisa menatap positif ke Yusra. Yusra masih dengan tatapannya sedikit jahat, lalu menyentuh wajah Yandra dengan kedua tangannya. “Lebih mengerikan mana, kehilanganku atau kehilangan hak asuh dari bayi Cillo?”, Yusra memberi dua pertanyaan sebagai pilihan untuknya.
Spontan Yandra mulai merasa dilema, karna Yusra telah menjatuhkan dua pertanyaan sebagai pilihan untuknya. “Kalau boleh aku meminta?! Aku tidak ingin kehilangan keduanya! Kemarin kau sudah mengatakan cinta padaku, ya, aku juga mencintaimu misterius man!!!!”, Yandra memberanikan diri mengungkap memakai kejujurannya. Sangat menegaskannya begitupun dengan tatapannya. Yusra pun menjadi tersenyum kecil menatapnya masih memegang wajah dirinya.

Badung Location. . . . Season 2
“Pernikahan Diatas Matrai”

Seketika Yandra merasa bingung akan sikapnya itu, lalu memejamkan kedua matanya saat Yusra akan menciumnya. Dan kini Yusra telah mencium bibirnya lembut, menyampaikan hasratnya ingin bersama kembli yang sudah lama terpendam kepada Yandra. Kemudian Yandra melepaskan ciuman dari Yusra lalu berkata, “Daripada kau semakin terhanyut dalam menciumku, lebih baik kita temui Omah sekarang!”, ajak Yandra menatap meyakinkan.
Dan Yusra memegang tangan Yandra mengajaknya keluar dari kamar tersebut akan segera menemui Omah, Yandra pun mengikutinya dengan menaruhkan foto yang didekapnya tadi dikasur tempat tidur kamar tersebut. Dan kini mereka berdua sudah berada dilantai bawah dan akan mendekati ruang keluarga. Namun ketika sudah lebih mendekati ruang keluarga Yusra melepaskan pegangannya dari tangan Yandra sambil mengatakan, “Tahan dirimu dengan berdiam disini dulu”.
Secara terpaksa Yandra menghentikan langkahnya sendiri menatapi Yusra yang baru saja berhenti tak jauh darinya, didepannya. Sementara Omah dan Yuska menjadi terpandang seketika kepada Yusra yang sudah berhenti dengan berdiri menatapi keduanya.
“Demi memperbaiki hubungan dari Omah dengan seorang cucunya, maka aku akan membawa seorang saksi yang tak lain dialah orangnya! Mirzara! Tapi Omah harus berjanji dulu padaku?”, Yusra memberi kesaksian sembari menuntut sesuatu.
“Hadirkan segera siapa yang telah kau maksudkan, Yusra! Sebelum Omah merasa bosan karna harus menunggumu diruang keluarga ini!”, perintah Yuska memberitahukan. Yusra menjadi tersenyum melihat ke Yuska. Lalu melihat kearah kanannya mengarah ke Yandra yang masih berdiri tak berkawan sambil mengatakan, “Kemarilah, sudah saatnya kita berdua untuk memerangi keangkuhan dari Omah! Mirzara!”. Yandra yang sudah mendengar perintahnya mulai melangkah pelan menghampirinya.
Dan Yusra yang sudah melihat langkah Yandra semakin dekat, memalingkan pandangannya melihat ke Omah kembali, menatap diam. Yuska yang sudah mengetahui apa yang akan dilakukan Yusra, memberi senyum semangat masih menatap ke Yusra. Kemudian secara tiba-tiba Omah melihat Yandra mendatangi Yusra yang baru saja berdiri bersejajar disamping Yusra melihat kepadanya. Sontak Omah menjadi terkejut, terdiam seketika menatapi kehadirannya.
“Dimana Mirzara? Mengapa yang mendatangi Yusra adalah Yandra? Bukankah pertanyaan itu yang mulai terbesit dari pemikiran Omah?”, Yusra langsung berkata memberi sindiran ke Omah. Omah mengalihkan tatapannya ke Yusra. Yuska semakin menatapinya menunggunya mengungkap kebenaran. “Mirzara, dia dulu pernah menikah denganku! Kemudian secara diam-diam telah mengandung juga melahirkan putraku disaat kami terpisah berjarakkan antar Negara!”, Yusra mulai mengungkapnya.
“Tidak usah mengulur waktu! Katakan saja dimana Mirzara, apa kau sudah membawa dirinya ke Omah sekarang! Dan siapa seorang putra yang sudah kau maksudkan tadi, Yusra!”, Omah langsung memintanya untuk mengatakan siapa itu Mirzara dan seorang putra dari Yusra. Bukan menceritakan kejadian sebelumnya. Sebab Yuska sudah menceritakannya namun tidak memberitahukan siapa itu Mirzara dan putra dari Yusra. Yuska pun menghela nafasnya resah dengan melihat ke Omah.
Yandra mulai merasa tidak percaya diri menatap ke Omah namun harus bertahan menatap padanya. Sementara Yusra akan mengungkap habis tentang kebenaran dari Mirzara. “Mirzara, alias Yandra! Putraku, adalah bayi Cillo yang Omah sendiri sudah melihatnya pada hari kemarin! Bahkan mamah sangat menyukainya saat ketika melihat bayi Cillo dihari yang sama!”, ungkap Yusra menatap yakin ke Omah. Dan Omah yang sudah melihat ke Yandra begitu terkejut tak menduganya.

Badung Location. . . . Season 2
“Pernikahan Diatas Matrai”

Kemudian secara tiba-tiba Yandra kehilangan keseimbangan yang membuat dirinya menjadi sempoyongan dan akan terjatuh, tetapi untung saja Yusra dengan sigap memegang lengan kanan-kiri dirinya sehingga Yandra tidak sempat terjatuh. Omah yang sudah melihatnya meminta Yusra untuk membawa Yandra duduk dikursi didepannya, dan Yusra pun menurutinya karna demi kebaikan bersama. Kemudian Omah meminta Yuska untuk segera memeriksa kesehatan dari Yandra.
Karna Yuska sebagai seorang Dokter kandungan, maka sangat paham dengan kondisi kesehatan para kaum hawa. Dan kini Yuska mulai memeriksa Yandra dengan memeriksa suhu tubuhnya, nafasnya dan denyut nadinya menggunakan media tangan dirinya sendiri. Namun ketika Yuska mulai memeriksa perutnya, ada sesuatu yang membuatnya bertanya-tanya. Dan Yuska mengalihkan rasa ingin bertanyanya itu dengan berdiri sembari memerintahkan sesuatu ke Yandra.
“Ada baiknya kau pergi dulu keruang kerjaku, tepatnya disebelah ruang kerja Yusra dilantai atas! Dan selanjutnya kau ambil saja satu buah barang yang terletak dilemari obat-obatan, warnanya biru bercampur putih! Kau harus melakukan tes kesehatan seorang diri dengan mengikuti petunjuk dari bungkus dari barang yang sudah aku maksudkan tadi! Dan sekarang bergegaslah, jangan lupa tunjukkan hasilnya pada kami disini!”, perintah Yuska mempersilahkan Yandra untuk pergi keruang kerjanya.
Yandra yang sudah mendengar sembari mendapat perintah darinya, menjadi berdiri lalu beranjak bergegas pergi menuju keruangan kerja Yuska demi melakukan perintah darinya. Sementara Yuska yang sudah melihatnya pergi kembali menghampiri Omah sembari duduk bersamanya kembali. Omah dan Yusra tidak mencurigai sikap Yuska mengapa harus meminta Yandra untuk melakukan sebuah tes kesehatan seorang diri tanpa harus disaksikan secara bersama-sama. 
“Yuska, dimana mamahmu serta istrimu juga kedua anakmu? Mengapa keadaan rumah kini seperti sepi sekali?”, tanya Omah mulai mencari keberadaan mereka menatap ingin tahu ke Yuska. Yuska tertawa kecil kepadanya lalu melihat ke Yusra. Yusra yang baru saja melihat ke Yuska, menjadi tersenyum sedkit heran. Kemudian mereka berdua serentak melihat ke Omah.
“Yuska, Yusra, jangan mencoba menggoda Omah untuk saat ini!”, Omah langsung berkata tegas memerintahkan bercampur bingung melihat keduanya.
“I love you, Omah! Yusra happy karna Omah baru saja memanggil nama, “Yusra”, lagi!”, Yusra menggoda menyimpang sedikit dari perintah Omah tadi.
Omah yang sudah melihat Yusra juga sudah mendengar sahutan darinya, memalingkan wajahnya melihat kearah lain. Sementara mereka berdua menjadi tertawa berbisik dan entah apa yang telah mereka berdua pikirkan.

Beberapa saat kemudian. . . .

Disaat suasana diruang keluarga menjadi hening, karna mereka bertiga kompak untuk berdiam diri tidak berbisik. Yusra dan Yuska yang masih menatapi Omah, menjadi berpaling melihat kearah lain secara bersamaan, keduanya beralih melihat ke Yandra yang sudah datang bersama mereka kembali. Yandra sedang berdiri menghadap mereka bertiga berwajahkan pucat seperti menahan sebuah ketakutan. Sementara Omah masih melihat kearah lain membelakangi Yandra.
“Bagaimana hasilnya, positif atau negatif!”, Yuska langsung menanyakan dengn masih duduk ditempatnya. Yandra melihat padanya semakin mengetahui kalau Yuska telah mencurigai sesuatu pada dirinya sendiri. Dan Yusra menyambung, “Memangnya kamu positif tentang apa? Kalau positif terkena penyakit serius, ayo ke Dokter sebelum terlambat!”, tanya Yusra bersambung sebuah ajakan masih duduk ditempatnya. Yandra masih melihat ke Yuska belum berani tuk mengungkap sesuatu.
Sementara Omah yang sudah mendengar dua buah pertanyaan terhadap Yandra dari Yuska dan Yusra, baru menolehkan kepalanya melihat ke Yandra. Lalu secara tiba-tiba Omah teringat pada mimpinya pada waktu itu, dimana telah diceritakan didalam mimpinya bahwa Yandra telah mengandung lagi. Namun Omah tidak menanyakannya melainkan menyuruhnya untuk duduk kembali bersama Yusra. Dan Yandra mematuhi perintahnya berpikir kalau Omah belum mengetahui sesuatu yang sudah terjadi.

Badung Location. . . . Season 2

“Pernikahan Diatas Matrai”

Badung Location. . . . Season 2 #40

Pada malam harinya, pembahasan yang sudah dilakukan tadi siang berlanjut pada malam harinya. Kali ini hanya Yusra dengan keluarganya saja, namun tidak diikuti kakak iparnya juga kedua keponakan kembarnya. Yang mengikuti pembahasan dimalam harinya adalah Omah, mamah, Yuska dan tentu dirinya juga, Yusra. Dan kini mereka sedang duduk bersama diruang keluarga, duduk secara berhadapan yaitu Omah bersama mamahnya dan Yuska bersama Yusra.
Setelah dirasa semuanya sudah duduk rapih dan amat manis, Omah pun akan memulai pembahasannya dengan melihat ke Yusra. “Bahkan pada malam ini, Omah harus menyinggung dirimu lagi tentang Mirzara!”, Omah memulai dengan membahas tentang Mirzara lagi. Sebab Omah begitu merasa penasaran terhadap Mirzara yang belum diketahui olehnya. Yuska menatap diam ke Omah, dan mamahnya menatap ke Yusra tanya.
“Sangat perlu mengingat pembahasan yang sudah dilakukan pada siang tadi! Dan tentu saja Omah masih mengingat apa yang sudah disampaikan oleh Yusra, juga Yandra perihal tentang Mirzara bukan?”, Yusra menyahut dengan meminta Omah tuk mengingat pembahasan yang sudah dilakukan pada siang tadi membahas tentang Mirzara.
“Katakan, nak! Apakah Mirzara sangat berperan penting dalam hidupmu kini, setelah kau mengenal Yandra dan Clara?”, sambung mamahnya menanyakan yang bagi Yusra sedikit mematikannya. Masih menatap tanya.
“Bahkan sangat berperan penting dalam hidupku! Tapi yang sangat disayangkan, Yusra tidak bisa membawanya kesini karna Yusra masih menghargai sebuah ambisi dari Omah! sebuah ambisi dari Omah yang baru saja Yusra sadari, kalau ambisi itu merupakan sebuah obsesi! Omah terobsesi untuk menjodohkan Yusra dengan Clara, dan itu yang kadang menjadi derita untuk diri Yusra sendiri!”, Yusra membuat pengakuan menatap begitu serius ke mamahnya. Yuska menunduk melihat kebawah.
“Jadi maksud darimu kini kau telah mempersalahkan Omah dengan tutur bahasamu yang telah membuat pengakuan itu?!”, tanya Omah sedikit bernada tinggi menatap kesal ke Yusra. Dan mereka bertiga dengan bersamaan menatap sedikit kaget ke Omah. “Sadar atau tidak, kau sudah menghianati dua orang wanita yang sangat masih dekat denganmu! Kau belum menyelesaikan perceraianmu dengan Yandra, belum juga kau menikah dengan Clara! dan sekarang kau menambah seorang lagi!?”.
Sambung Omah dengan membentak keras Yusra sehingga membuat mereka bertiga menjadi tercengang seketika. Dan Yusra berbisik dihatinya, “Bukan dua orang wanita! Tetapi hanya satu wanita saja, Clara!”, masih menatap tercengang mendadak bungkam ke Omah. “Jangan membuat Omah beserta keluarga besarmu menjadi sangat memalukan hanya karna kebodohan yang sudah kau lakukan itu! Sebelum pernikahanmu ditetapkan, bawa Mirzara kepada kami semua!”, Omah memberi perintah.
Omah memberi Yusra sebuah perintah seperti itu, agar tidak terjadi kesalah pahaman yang bisa memalukan Yusra, Omah beserta keluarga besarnya ketika pernikahan Yusra dan Clara sudah ditetapkan. Karna Yusra telah memiliki seorang wanita idaman lain yang bernama Mirzara. Isi dari pemikiran Omah seketika tadi saat masih berbicara. Setelah mendengar kata-kata dari Omah yang berupa amarah padanya.
Yusra meneteskan airmatanya seakan ingin mengatakan kalau semua itu tidak benar. Namun Yusra melanjutkan bungkamnya dengan menutupi wajahnya menyapu airmatanya yang semakin deras bercucuran, sebab dihatinya ia sedang menangis begitu lirih namun tak bersuara. Mamahnya dan Yuska yang sudah melihat dirinya, hanya berdiam terpaksa membiarkannya. Karna jikalau mereka berdua ikut berbicara, maka Omah akan lebih panjang dalam berbicara membahasnya semakin keras.
Kemudian Omah berkata lagi memberi perintah berupa mengusir Yusra secara halus. “Sekarang kamu pergi kekamarmu! Omah tidak mau melihat wajahmu, sebelum Mirzara dapat kau bawa kepada kami semua disini!”, perintah Omah begitu menyakiti Yusra. Dan Yusra yang sangat merasa sakit karna perintahnya, bahkan semakin merasa sakit langsung beranjak dengan berlari meninggalkan Omah dan mereka berdua. Ketegangan malam ini pun terhenti, namun tetap berlanjut sebelum Mirzara terungkap.

Badung Location. . . . Season 2
“Pernikahan Diatas Matrai”

Esok harinya, Yusra berdiam diri didalam kamarnya. Ia sedang mencoba menjalani perintah dari Omah yang dipikirnya sebagai hukuman untuk dirinya sendiri. Hukuman yang dimaksud Yusra adalah tidak akan menunjukkan wajahnya kepada Omah, sebelum dirinya sendiri membawa Mirzara kepada Omah. Dan kini Yusra berjalan menuju kejendela kamarnya, lalu melihat-lihat pemandangan diluar jendela kamarnya yang tampak kosong ketika sudah berdiri tegak didepan jendela kamarnya.
Namun ketika melihat kebawah dari luar jendela kamarnya tersebut, tanpa disengaja melihat Omah sedang bersantai menyirami bunga-bunga ditaman samping rumahnya. Yusra pun mulai menatapinya hening, meski dibenaknya ingin sekali menyapa. Kemudian terpikirkan olehnya, jika ia harus menghubungi Yandra untuk datang segera kerumah kediamannya sendiri demi memperbaiki hubungannya dengan Omah agar tidak berlanjut panjang.
Dan Yusra pun langsung beralih menuju ketempat tidurnya untuk mengambil ponselnya. Sesampainya ditempat tidurnya, Yusra langsung mengambil ponselnya lalu menghubungi Yandra. Nasib baik kini sedang ada padanya, tanpa menunggu waktu yang lama Yandra langsung mengangkat telepon darinya dan Yusra langsung memberitahukan maksudnya tadi. Yusra memintanya untuk segera datang kerumah kediamannya sendiri karna ada sesuatu yang harus dikembalikan darinya, untuk Yandra.
Dan kini Yusra tinggal menunggu kedatangan Yandra dirumah kediamannya sendiri, sebab Yandra sudah berkata “Iya” tadi disaat masih berbicara melalui telepon.

Beberapa saat kemudian. . . .

Kini Yusra berada dibalkon depan atas rumahnya, ia sedang menunggu kedatangan Yandra dengan berdiri tegak didepan pagar dibalkon atas rumahnya. Tak berapa lama menunggu, Yusra pun melihat Yandra memasuki rumahnya dengan melewati pintu gerbang rumahnya. Dan ketika dilihatnya Yandra sudah berjalan memasuki sekitar taman samping kiri-kanannya, Yusra memanggil namanya pelan sehingga hanya Yandra saja yang dapat mendengar panggilannya itu.
Yandra pun menjadi terhenti lalu mendongangkan kepalanya perlahan keatas mengarah kebalkon atas rumah kediaman Yusra, lalu dilihatnya Yusra sedang tersenyum kecil padanya. Kemudian Yusra mengisyaratkan pada Yandra untuk segera pergi kebalkon atas depan rumahnya melalui pintu masuk rumah, dan Yandra langsung beranjak memasuki pintu rumah bergegas akan menemuinya dibalkon depan atas rumah kediaman Yusra.
Yusra yang masih berdiam ditempatnya, menggerakkan kedua tangannya untuk membuka sesuatu dilehernya. Ia sedang berusaha membuka sebuah kalung dilehernya, dan ketika berhasil membukanya Yusra berlanjut memegang kalung tersebut dengan masih menggunakan kedua tangannya, mendiamkannya dihadapan wajahnya sendiri. Tangan kirinya memegang sisi kiri kalung tersebut begitupula dengan tangan kanannya memegang sisi kanan kalung tersebut.   
Sementara dibawah balkon depan atas rumahnya, Omah tidak sengaja melihat Yusra dalam keadaan seperti itu. Dan seketika Omah teringat pada mimpinya tentang Yusra yang telah bersikap sama. “Yusra? Satu dalam cerita yang terjadi didalam mimpiku baru menjadi nyata!”, bisik Omah tanya baru menyadari menatapi Yusra yang melamun menatapi kalung tersebut. Kemudian dilihatnya kehadiran Yandra yang baru saja mendatangi Yusra berdiam tepat disamping kiri Yusra.

Badung Location. . . . Season 2
“Pernikahan Diatas Matrai”

Omah yang mulai terkejut karna kehadiran Yandra secara tiba-tiba dengan berdiam tepat disamping Yusra, bergegas memasuki rumah mengalihkannya. Sementara Yusra masih belum menyadari bahwa Yandra sudah berada disampingnya kini, bahkan mengetahui Omah yang sudah melihat padanya sedari tadi pun belum sempat disadarinya. “Yusra? Apa yang mau kamu kembalikan padaku?”, tegur Yandra berbisik lembut. Yusra melirikkan matanya kesamping bawah mengarah ke Yandra.
“Kedua tanganku sedang memegang apa?”, tanya Yusra masih melirikkan matanya kesamping bawah mengarah ke Yandra.
“Sebuah kalung!”, Yandra menjawabnya dengan melihat ke kalung tersebut lalu melihat ke Yusra. Yusra melirikkan matanya melihat ke kalung tersebut.
“Ternyata kau masih buta, kau tidak melihat ada sesuatu yang lain pada kalung ini!”, Yusra mengatakan sebuah teka-teki menegaskan kecil.
“Kalung itu milikmu, tidak alasan bagimu untuk mengembalikannya padaku!”, Yandra berkata menolak dengan menjelaskannya karna ketidak mengertiannya.
Mendengar kata penolakan darinya itu, Yusra menjatuhkan kalung yang dipegangnya dengan memundurkan dirinya satu langkah kebelakang. Dan kalung itupun jatuh terhempas, Yandra yang sudah melihat kalung itu jatuh terhempas menjadi terkejut. Sebab baru dilihatnya ada sebuah cincin pernikahannya dengan Yusra dulu, milik Yusra terikat ditali kalung tersebut.
“Bagaimana ini? Apa yang terlintas dipikiranmu setelah melihatnya yang sudah jatuh terhempas?”, Yusra berkeluh memancingnya untuk berkata.
“Kau jatuhkan dan hempaskan cincin itu, sama seperti aku yang merasa telah kau jatuhkan lalu kau hempaskan! Rasanya retak, tapi gak berbeling!”, kata Yandra mengomentari dengan memakai perasaannya sendiri berbahasa sedkit geram mengeluhkan. Yusra menjadi melihat padanya terkejut tak menyangka bahwa Yandra akan berkata seperti itu.
“Lalu bagaimana dengan aku, yang secara sembunyi-sembunyi masih memakai cincin dari pernikahan kita dengan menaruhnya didalam bajuku! Tali dari kalung itu memang sering tertunjuk, tetapi pada buah kalungnya selalu berusaha untuk aku sembunyikan agar tidak tertunjuk secara terang-terangan! Sebab dan karnanya pada buah kalung itu merupakan sebuah cincin pernikahan kita dulu!”, Yusra langsung mengeluhkan balik mengutarakan yang sebenarnya.
Yandra menjadi sedikit luluh mendengar perkataannya lalu melihat ke Yusra setelah mendengarkan. Kemudian dilihatnya Yusra mengmbil kalung yang masih mengikat cincin pernikahannya. Usainya mengambil kalung yang masih mengikat cincin pernikahannya itu, Yusra berkata kembali dengan berdiri tegak menghadap ke Yandra. “Harga cincin ini sangat tidak berharga! Yang berharga, saat kau melingkarkannya dijemariku dihari bahagia kita dulu!”, pengakuan Yusra menatap meyakinkannya.
“Sekarang, pergilah kekamarmu yang dulu pernah menjadi tempat istirahatmu! Karna sesuatu yang akan aku berikan padamu telah ada dikamarmu didalam sana! Ikuti saja perintahku dan kumohon jangan banyak bertanya!”, sambung Yusra memberi perintah. Usainya memberi perintah kepadanya, Yusra mengajak Yandra memasuki kedalam rumah dengan tujuan yang berbeda. Tujuan dari Yusra pergi kelantai bawah akan menemui Omah.
Sedangkan tujuan dari Yandra akan segera memasuki bekas kamarnya dulu. Dan ketika sudah sampai memasuki kedalam bekas kamarnya dulu, Yandra mendapat petunjuk yang akan menemukan sebuah tulisan rahasia didinding didalam  bekas kamarnya dulu.

Badung Location. . . . Season 2
“Pernikahan Diatas Matrai”

Badung Location. . . . Season 2 #39

Lima hari kemudian. . . .
   
Pertemuan yang diinginkan Omah pun telah tiba, tepatnya pada hari ini. Pertemuan itu dilakukan dikolam renang tepatnya berlokasi dibelakang rumah kediaman Yusra. Posisi tempat duduk Omah membelakangi pintu masuk rumah menghadap kekolam renang didepannya. Tepatnya disebuah kursi persegi panjang bersama mamah dari Yusra. Dan kini Omah dan mamah dari Yusra sudah duduk bersama dikursi tempatnya tersebut sambil menunggu kedatangan Yusra dan kawan-kawan.
“Omah, apa yang akan kita bahas dalam pertemuan ini?”, tanya mamah dari Yusra melihat lurus kedepan.
“Banyak! Saya tidak bisa memberitahukannya satu-persatu!”, sahut Omah masih merahasiakan.
“Apakah yang akan kita bahas dalam pertemuan ini, hanya tentang Yusra, Clara dan Yandra saja?”, tanya mamah dari Yusra ingin mengetahui lebih jelas.
“Bukan hanya tentang anakmu, Clara dan Yandra! Tapi tentang mereka bertiga lagi, Mirza, Mora juga Eisya!”, Omah tidak menampik tetapi menambahkannya.
Mamah dari Yusra pun menoleh melihat ke Omah disebelahnya, menatap tanya karna belum mengetahui secara jelas. Kemudian mendengar suara jejak sepatu dari arah belakang mereka berdua, mereka berduapun berdiri ditempat menolehkan kepalanya serentak melihat kebelakang. Dan ternyata suara jejak kaki yang mengusik mereka berdua itu adalah kedatangan mereka berenam. Clara, Yusra, Yandra dan kawan-kawan.
Mereka berenam pun kini berdiri menatap diam secara bersejajar melihat Omah dan mamah dari Yusra. “Kalian sudah datang? Ayo silahkan duduk!”, mamah dari Yusra langsung mempersilahkan menatap ceria. Omah langsung menyambung, “Yusra, Clara, dan Yandra duduk dikursi persegi panjang yang telah saya sediakan disisi kanan dari saya!”, Omah memerintah melihat ke Yusra, Clara dan Yandra secara bergantian.
“Dan kalian, Mirza, Eisya dan Mora duduk dikursi persegi panjang yang telah saya sediakan disisi kiri saya!”, sambung perintahnya melihat ke Mirza, Eisya dan Mora secara bergantian pula. Dan kini ketetapan mereka berenam mulai terpecah beralih untuk duduk sesuai dengan formasi yang telah diperintahkan oleh Omah. Usainya memberi perintah, Omah dan mamah dari Yusra duduk kembali dengan bersamaan.
Begitupun dengan mereka berenam yang sudah duduk manis bersama melihat ke Omah dan mamah dari Yusra.

Badung Location. . . . Season 2
“Pernikahan Diatas Matrai”

Melihat mereka semua yang sudah duduk manis menunggu Omah untuk memulai pembicaraan, Omah pun akan memulai pembahasannya pada pertemuan hari ini. Omah akan memulai pembicaraan dengan mengulang yang telah lama berlalu, akan menyindir kecil. Dan kini Omah melihat ke Mirza, Eisya dan Mora akan berbicara menanyakan. “Sebelumnya, siapa diantara kalian bertiga yang sudah mempunyai ide untuk melakukan sebuah pernikahan sandiwara! Atau lebih tepatnya lagi sebuah pernikahan diatas matrai?!”, tanya Omah mengulang yang telah lama berlalu. Menatap tegas.
“Saya, Omah!”, Mirza langsung mengaku menatap segan.
“Kami berdua juga membantu dalam melakukan itu, Omah!”, Mora menyambung mengakuinya juga menatap segan. Eisya mengangguk menatap segan mengakuinya pula.
“Jadi sekarang saya sudah bersikap adil bukan! Bukankah kalian bertiga dulu telah meminta cucu saya untuk menikahi Yandra! Begitupula saya meminta cucu saya untuk segera menikahi Clara!”, sahut Omah mengatakan keadilannya menatap menyindir ke mereka bertiga.
Mereka bertiga menjadi terdiam semakin menatap segan ke Omah. Sementara Omah beralih melihat ke Yandra yang sedang terbawa dalam lamunan menatapi kolam renang. Yandra sedang mengingat kenangannya dulu saat bercengkrama dengan Yusra dikolam renang itu. Kemudian Omah yang sudah mengetahui keadaan Yandra yang seperti itu, akan berkata menanyakan sesuatu kepadanya dengan berpikir kalau Yandra tidak akan mendengarnya karna masih terbawa dalam lamunan.
“Yandra, jelaskan pada saya! Mereka bertiga telah menjanjikanmu apa, sehingga kau mau menikah dengan cucu saya?”, Omah menanyakannya menatap tegas. Semua pun kini beralih melihat ke Yandra sedikit serius. Dan Yandra baru mengalihkan pandangannya dengan langsung melihat ke Omah begitu sudah mendengarnya, menatap tenang. “Mereka hanya menjanjikan tanggung jawab mereka untuk saya, Omah! dan tidak lebih daripada itu!”, sahutnya menjawab tentang kebenarannya.
Omah baru tersadar bahwa pemikirannya tadi telah salah terhadap Yandra. Sementara Yandra beralih melihat ke Yusra, dan Yusra yang melihat padanya lebih dulu langsung memalingkan wajahnya dengan menunduk kebawah. Karna sesuai denagn janjinya, jika salah-satu dari mereka tidak boleh saling bertatapan ataupun saling melihat satu sama lain. Kemudian Omah berkata untuk menjeda pembicaraan dalam pertemuan dalam beberapa saat.
Mereka berenam yang sudah mendengarnya pun mulai bernafas lega, karna suasana yang tadinya dirasa tegang kini dapat dilepaskan sejenak. Dan asisten rumah kediaman Yusra mendatangi mereka semua sembari memberi minuman jus mangga dan minuman jus jeruk. Suasana bersahabat diantara mereka semua pun mulai dirasa, karna merasa bebas untuk berbicara apapun sesuai kehendak masing-masing. Dan itu dapat dilihat dari Mirza, Eisya dan Mora yang mulai saling berbisik kecil.
Setelah beberapa saat mereka bersantai menikmati waktu istirahat yang singkat, mereka semua akan melanjutkan pembahasannya lagi. Mereka masih berdiam ditempatnya masih pula bersikap santai, dan kemudian mamah dari Yusra akan memberi pertanyaan ke Yusra dengan langsung melihat ke Yusra. “Yusra, katakan pada mamah! Adakah seorang wanita lain selain Yandra dan Clara yang kini masih duduk bersamamu?”, mamah dari Yusra menanyakan itu padanya bermaksud akan mendapat kejelasan.
Clara dan Yandra menjadi terkejut menatap mamah dari Yusra, terdiam seketika. Sementara Yusra hanya terkejut bingung lalu berbisik, “Mamah sedang berbicara apa?”, tanyanya berbisik dihati menatap diam ke mamahnya. Mamahnya yang melihat Yusra memilih diam dan hanya menatapinya pun beralih menoleh melihat ke Omah, memberi isyarat kepada Omah untuk menanyakan lagi pada Yusra tentang pertanyaan darinya tadi.
Dan Omah yang sudah mengerti dengan tatapan dari mamahnya itu akan menanyakannya lagi ke Yusra. “Yusra, katakan kepada mamahmu! Adakah seorang wanita lagi selain mereka berdua yang sampai kini masih bersamamu?”, Omah mengulang petanyaan dari mamahnya memakai bahasanya sendiri. Yusra yang sudah mendengar dua buah pertanyaan yang bermaksud sama, namun berbeda dalam bahasa penyampaiannya hanya menggeleng benar-benar tidak mengerti.
“Baiklah, kalau begitu biarkan saja mamah yang memulainya! Katakan dan jelaskan pada kami semua, siapa itu Mirzara?”, mamahnya mulai memberitahukan maksud dari pertanyaannya tadi. Mirza, Eisya juga Mora menjadi terkejut menatap padanya. Begitupun Yandra dan Clara, sementara Yusra masih merasa bingung harus menjawab apa. Kemudian Yusra akan membuat pernyataan dari Mirzara yang akan membuat mereka menjadi terkejut karna sebelumnya mereka semua belum mengetahuinya.

Badung Location. . . . Season 2
“Pernikahan Diatas Matrai”

“Mirzara, dia adalah seorang wanita! Dia pernah merawatku, ketika keluargaku sedang tidak bersamaku disini! Namun karna ada suatu hal, dia harus pergi jauh-jauh dari kehidupanku! Dan suatu ketika dia telah kembali, dia datang dengan mendonorkan darahnya ke Omah! Aku tau, dia pasti merasa bahagia kini karna bisa melihat Omah sudah sembuh seperti sedia kala!”, pernyataan Yusra mengejutkan semuanya hingga membuat mereka menjadi terdiam mendengarkan saja.
Mamahnya yang baru mendengar pernyataan tentang Mirzara dari Yusra, beralih melihat ke Omah dari melihat Yusra. Sedangkan Omah menjadi terkesan berhasrat ingin bertemu dengan Mirzara, menatap Yusra sedikit sedih. Sementara Yandra merasa nafasnya sedikit ngos-ngosan dan wajahnya tampak sedikit pucat, ia seperti menahan rasa gelisah setelah apa yang sudah didengarnya dari pernyataan Yusra tentang Mirzara.
“Lalu mengapa kau merahasiakannya dari kami? Apa karna hanya dia, kau mengesampingkan kami berdua yang sebagai keluargamu?”, mamahnya bertanya lagi. Omah memilih diam menahan hasratnya masih memakai wajah sedikit sedih.
“Bukan begitu mamah! Justru sebaliknya, Mirzara ingin Yusra kembali kepada keluarga besarnya! Karna Mirzara sangat mengetahui, kalau Yusra begitu merasa kesepian ketika keluarga besarnya sedang tidak bersamanya disini!”, Yandra langsung menyambung menjelaskannya beralasan mewakili Mirzara.
Mamah dari Yusra menjadi bingung akan menanyakan sesuatu kepada Yandra, berharap bisa menuntaskan beberapa hal yang menjadi tanya dihatinya. “Katakan padaku, Yusra mengenal Mirzara sebelum mengenal kamu atau sesudah mengenal kamu!”, tanya mamah dari Yusra sedikit menegaskan hingga semua kini perhatiannya berpusat ke Yandra. Yandra pun menarik nafasnya lalu menghembuskannya mengatakan, “Setelah Yusra mengenalku, mamah!”.
Setelah menjawab pertanyaan darinya, Yandra beralih melihat ke Yusra dan secara tidak sadar mereka berdua saling bertatapan. Lalu terhenti saat ketika mengetahui ada Yuska, kakak iparnya juga kedua keponakannya baru saja datang menghampiri mereka semua. Anehnya, Yuska sedang menggendong bayi Cillo dan mereka berdiam dibelakang Omah dan mamah Yusra. Mirza, Eisya juga Mora melihat ke Yuska sambil berpikir bagaimana bisa Yuska membawa bayi Cillo.
Begitupula Yandra bepikir yang sama seperti pemikiran dari mereka bertiga. Lain dengan mamah dari Yusra yang sudah mengetahui tentang bayi Cillo akan mengutarakannya ke Omah. “Dia adalah Cillo, anak dari Mirzara yang tak lain adalah seorang adik perempuan dari Mirza!”, mamah dari Yusra mengutarakannya sedikit girang melihat ke Omah. Omah menjadi semakin berhasrat ingin bertemu dengan Mirzara. Mirza, Eisya juga Mora saling berpandangan satu sama lain menatap tanya.
Kemudian Omah mengatakan Sesuatu kepada mereka semua,”Saya rasa, cukup sampai disini! Dan sekarang, kalian semua boleh pergi meninggalkan rumah ini!”. Omah memberi perintah melihat ke Mirza, Eisya dan Mora. lalu beralih melihat ke Yuska akan menanyakan sesuatu. “Siapa yang telah memerintahkanmu untuk membawa Cillo kesini?”, tanya Omah menatap tanya. Mamah dari Yusra baru tersadar melihat ke Mirza diam, dan Mirza menggeleng tidak mengetahui kepadanya.
Kemudian Yandra menjawab pertanyaan dari Omah ke Yuska, “Saya Omah!”, Yandra membuat pengakuan palsu. Yusra yang masih disampingnya hanya berdiam karna dirinyalah sendiri yang meminta Yuska untuk membawa Cillo kerumahnya. Dan Yuska juga kakak iparnya hanya berdiam pula mengikuti apa yang telah dilakukan Yusra. “Adakah alasan yang ingin kau sampaikan, mengapa kau meminta Yuska untuk membawa Cillo kesini!”, tanya mamah dari Yusra merasa bingung.
“Itu semua karna, perintah dari Yusra!”, Yandra mejawab sedikit gugup. Dan semua pun memusatkan perhatiannya ke Yandra. Lain dengan Yusra yang langsung menoleh ke Yandra menatap tanya. “Sudahlah, semua ini kau yang telah merencanakannya bukan! Aku sudah menyelamatkanmu hari ini!”, Yandra berbisik amat pelan menatapnya biasa. Yusra baru mengerti maksud darinya. Kemudian mereka berdua berpaling melihat ke Omah lagi.

Badung Location. . . . Season 2
“Pernikahan Diatas Matrai”

Dan kini mereka semua yang masih terduduk menjadi berdiri dengan serentak, saling berpandangan antara satu ke yang lainnya. Tak lupa juga senyum berupa kelegaan mereka tunjukkan, kemudian Yusra berjalan menghampiri Yuska berniat akan mengambil bayi Cillo darinya. Dan sesampainya didekat Yuska, Yusra langsung mengambil bayi Cillo memakai senyuman bahagia hingga membuat Yuska sedikit menjadi kaget sesaat.
Mamah dan Omahnya pun ikut bahagia melihatnya tanpa mengetahui sesuatu. Mirza, Eisya juga Mora sedikit merasa tersentuh haru begitu melihatnya. Begitupun dengan Clara dan Yandra yang masih berdiam ditempat. Dan kemudian Mirza, Eisya juga Mora serta Yandra memutuskan untuk pulang. Mereka berempat kini sedang berjalan mendekati Yusra yang masih bermain, memanjakan bayi Cillo. Sementara Yusra baru tersadar kalau dirinya harus memberikan bayi Cillo kepada mereka berempat.
Sesaat ketika baru saja terpandang kepada mereka berempat yang sudah berhenti didekatnya. Yusra pun menjadi hening seketika menatapi keempatnya, begitupula mereka semua menjadi hening melihat padanya. “Yandra, aku mau kamu yang mengambil bayi Cillo dan membawanya pulang! Karna aku tau, kamu sangat menyayangi anak kecil bukan?”, perintah Yusra melihat ke Yandra sambil menahan ketidak relaannya jika bayi Cillo harus pergi dari rumahnya.
Dan Yandra menurutinya dengan berjalan gugup lalu mengambil bayi Cillo dari dirinya, menatap menahan haru. Setelah Yandra mengambil bayi Cillo dari Yusra, Yandra melihat ke Omah dan mamah dari Yusra sembari berkata pamit. Dan mereka berdua langsung mempersilahkannya memakai wajah gembira. Ketika sudah mengetahui itu, mereka berempat pun beranjak pergi dengan melewati pintu samping rumah yang jalannya tembus sampai kehalaman depan rumah kediaman Yusra.
“Melihat mereka, mamah jadi ingin memiliki seorang cucu lagi!”, ungkap keinginan mamahnya melihat ke Yusra. Sedangkan Yusra baru saja melihat padanya balik. “Ah, mamah! Bisanya menggoda Yusra saja!”, sahut Yusra memakai canda. Clara menjadi tertawa kecil mendengarnya, sementara mamah dan Omah serta Yuska juga istrinya dan kedua anak kembarnya beralih memasuki rumah dengan tertawa berbisik meninggalkan.
Dan kini hanya tinggal mereka berdua saja dikolam renang tersebut. “Yusra, aku ingin mengetahui Mirzara? Andai saja dirinya dapat kau hadirkan juga disini tadi!”, Clara berkata menyinggung. Yusra baru saja melihat padanya dari menatapi keluarganya yang sudah memasuki rumah.
“Sedari tadi kau hanya diam mendengarkan perdebatan kami saja! Bahkan dirimu tidak sempat say “hai” dengan istriku sebelum benar digantikan oleh dirimu!”, Yusra mengalihkan perkataan dari Clara. menatapnya biasa dan santai.
“Yusra, aku ingin mengetahui Mirzara! Andai saja dirinya dapat kau hadirkan juga disini tadi!”, Clara mengulangi katanya semakin menyinggungnya dengan berjalan mendekati Yusra lalu berhenti didepannya. Menatap begitu tegas ingin mengetahui.
“Bukankah sudah kau dengar kalau Yandra sudah berkata tentang Mirzara tadi? Secara sengaja Yandra telah berkata tentang dirinya sendiri! Hanya kalian saja yang kurang mengetahui sesuatu!”, Yusra memberi penjelasan yang membuat Clara menjadi bingung karna belum mengerti.
“Kalau begitu pertemukan kami yang belum mengetahui sesuatu dari Mirzara, dengan Mirzara secara langsung! Agar tidak ada kesalah pahaman tentang siapa itu Mirzara!”, Clara memintanya tegas memohon kecil. Yusra menjadi terdiam menatapnya. “Dan lagi, aku tidak mau pernikahan kita berdua sampai terjadi! Mungkin Yandra akan segera menjadi mantan istrimu, tapi bukan berarti aku yang kan mengganti posisinya!”, sambung Clara berbisik amat kecil menolaknya.
Yusra semakin menjadi terdiam menatapnya, kemudian Clara menarik tangannya membawanya kedalam memasuki rumah untuk bergabung kembali dengan keluarga besar dari Yusra. Yusra yang secara diam-diam sudah mengetahui jalan pemikiran dari Clara, menurutinya saja tanpa mengomentari,

Badung Location. . . . Season 2
“Pernikahan Diatas Matrai”

Badung Location. . . . Season 2 #38

Disaat dirinya masih seperti menebarkan pesonanya, tak sengaja melihat Yusra yang muncul dari tikungan taman dimana seorang anak kecil perempuan tadi telah bergegas pergi meninggalkannya dengan  melewati tikungan yang sama. Yandra pun menjadi hening melihatnya, sementara Yusra baru terpandang padanya lalu langkahnya menjadi terhenti seketika. Kemudian Yandra memalingkan wajahnya melihat kearah lain, seperti sedang membuang muka.
Sebab Yandra teringat dengan perkataannya sendiri pada waktu itu, karna dilandasi amarahnya ia berkata bahwa tidak mau melihat wajah dari Yusra lagi. Begitupula dengan Yusra seperti terngiyang kembali pada  perkataan dari Yandra pada waktu itu yang mengatakan bahwa Yandra tidak mau melihat wajahnya lagi. Kemudian Yusra berbalik pergi kembali kejalan sebelumnya ia lewati demi menghindari Yandra sebelum melihat kepadanya lagi.
Dan Yandra mulai bernafas lega meresapinya saat ketika merasa kalau Yusra sudah pergi dengan berbalik arah jalan kebelakang tidak mengusiknya, pikirnya. Saat ini mereka berdua saling menghindari, namun dibalik sifat saling menghindari itu ada satu momen masih ditaman itu yang akan membuat mereka berdua saling mengungkap yang sebenarnya mereka ingini.

Sementara ditempat lain. . . .

Masih ditaman itu, disebuah tempat lain ada seorang wanita muda sedang duduk sendiri menghadap kedanau kecil didepannya. Seorang wanita itu adalah Clara, ia terduduk manis pada sebuah bangku persegi panjang seperti menantikan kedatangan seseorang. Sementara dibalik dirinya dikejauhan, terlihat Yusra sedang berjalan seperti akan menghampiri dirinya perlahan. Dari sekian banyak pengunjung yang terlihat, hanya Yusra saja yang terlihat seperti akan segera menghampirinya.
Dan kini Yusra telah berhasil menghampiri Clara dengan langsung duduk disampingnya hingga membuat Clara menjadi terusik. Karna terkejut dengan sikap Yusra yang sudah duduk secara tiba-tiba tanpa berkata permisi dahulu.
“Darimana saja? Limabelas menit telah terbuang sia-sia!”, tanya Clara sedikit tegas melihat ke Yusra disampingnya. Sedangkan Yusra baru saja menolehkan kepalanya melihat Clara.
“Pada hari esok, Omah memintamu untuk datang kerumah!”, Yusra langsung mengatakan tujuannya.
“Jadi kamu mengajakku untuk bertemu ditaman ini! Hanya untuk mengatakan itu?”, tanya Clara setelah mendengarnya. Menatap ingin mengetahuinya lagi. Yusra mengangguk menatapnya. “Lalu kalung liontin ini, bagaimana Yusra?”, sambung Clara sambil menunjukkan kalung liontin  didadanya ke Yusra.
“Terserah! Karna pada hari esok, bukan kamu saja yang dipersilahkan untuk mendatangi rumahku! Tetapi ada Mirza, Eisya juga Mora serta Yandra!”, penjelasan Yusra menyerahkannya ke Clara.
Clara pun menjadi tersenyum berpaling melihat lurus kedepan, begitupula Yusra yang mengikutinya. Dan kemudian dikejauhan tepatnya diarah kanan dari Yusra, Yandra yang secara kebetulan melewati disekitar tempat itu menjadi terhenti langkahnya sebab melihat mereka berdua sedang duduk bersama. Dan kini Yandra menjadi melihat hening pada mereka berdua dikejauhan, lalu berbisik sesuatu menatapi Yusra yang mulai berbincang-bincang dengan Clara.
“Mungkin memang tidak seharusnya aku melihat wajahnya lagi! Entah, sakit apakah ini? Aku tidak bisa melihat keberadaan seorang temannya tepat disampingnya kini disana, Clara!”, bisiknya sedikit lirih masih menatapi Yusra bahkan sangat menatapinya. Sementara Yusra baru saja terpandang ke Yandra yang masih berdiam hening namun sudah melihat kearah lain dikejauhan, diarah kanan dirinya sendiri.
“Sedang apa dia disana? Jujur saja, untuk saat ini aku merasa ingin sekali ditatapnya!”, Yusra berbisik dihatinya. Kemudian dilihatnya Yandra dikejauhan memilih beranjak dari tempat itu demi menghindari Yusra yang belum diketahui olehnya kalau Yusra sudah melihat dirinya. Sementara Yusra hanya berdiam melihat dirinya pergi lagi dan lagi, namun tidak menceritakannya pada Clara kalau baru saja ia melihat Yandra disekitar keduanya.

Badung Location. . . . Season 2
“Pernikahan Diatas Matrai”

Pada malam harinya, usainya melakukan makan malam bersama dirumahnya. Yusra baru saja akan mengirim pesan siaran kepada Mirza, Eisya dan Mora saat dirinya sudah berada didalam kamarnya dengan berdiri didepan jendela kamarnya. Namun ketika sudah mengeik pesannya, hanya tinggal mengirimnya saja tiba-tiba ada yang membuka pintu kamarnya. Dan Yusra pun membalikkan tubuhnya membelakangi jendela kamarnya, melihat ke siapa yang telah membuka pintu kamarnya.
“Mamah?”, sapanya seketika baru mengetahui. Sementara mamahnya masih berjalan menghampirinya lalu berhenti berjarak tiga langkah didepannya. “Ada kabar baik untukmu, sayang!”, mamahnya langsung berkata berwajahkan gembira. Yusra mulai menatap tanya berharap mamahnya akan menyambung katanya lagi. Dan mamahnya pun menyambung katanya lagi, “Omah, memundurkan waktu pertemuan Clara dengan Yandra, serta ketiga temanmu tepatnya pada lima hari kemudian!”.
Yusra masih menatap tanya mulai merasa bingung mengapa Omah tidak tetap pada pendiriannya. “Segera kabarkan kepada mereka semua! Jika mereka semua harus datang kerumah ini pada lima hari kemudian dimulai pada hari esok!”, mamahnya berkata lagi memberi perintah lalu berbalik pergi beranjak keluar dari kamar Yusra meninggalkannya usainya memberi berita tersebut. Dan kini Yusra meralat sedikit pesannya usainya melihat mamahnya pergi meninggalkan.
 Yusra meralat pesannya, “Omah mengundang kalian semua pada lima hari kemudian untuk bertamu kesini! Jangan tanya padaku alasannya apa, bagaimana, dan kenapa! Karna yang bisa menjawab hanya Omah, sebab beliaulah yang telah merencanakan ini!”, usainya meralat pesannya Yusra pun mengirimnya kepada Clara serta kepada ketiga temannya. Kemudian berbalik menghadap kejendela kamarnya kembali yang masih terbuka.
Lalu mencoba menghubungi Yandra tuk memberi berita yang demikian tadi, malam ini Yusra menspesialkan Yandra dengan menghubunginya demi membertahukan berita yang demikian tadi. Sementara Yandra disana sedang duduk dikursi goyang dikamarnya, sambil melihat keluar dari jendela kamarnya yang terbuka. Kemudian ponselnya berdering dan secara kebetulan ponsel miliknya sedang berada digenggaman tangannya.
Lalu mengangkatnya karna sudah mengetahui jika Yusra yang telah meneleponnya. “Iyaaa?”, sapanya ketika baru saja mengangkatnya dengan menghidupkan spiker ponselnya. Yusra disana langsung bersapa balik, “Hey, dengan cara begini kita berbicara tidak perlu takut untuk saling menatap bukan?”, sapanya dengan tertegun. Yandra menyahutnya, “Mungkin baiknya begini!? Katakan saja!”, Yandra memintanya untuk berkata apa yang ingin disampaikan darinya.
Yusra langsung menjawab, “Aku mencintaimu!”, dengan bernada meyakinkannya namun sedikit menjadi terdiam. Begitupula Yandra disana yang menjadi terdiam juga, hening seketika menatapi ponselnya. Kemudian Yusra berkata lagi mengatakan alasannya mengapa menghubunginya,“Kamu, dan mereka diundang kerumahku pada lima hari kemudian, dimulai dari hari esok! Omah yang mengundang kamu dan mereka, aku berjanji, aku tidak akan melihatmu jika kau lebih dulu melihatku!”.
“Kau berjanji untuk itu? Tapi setidaknya antara kau dan aku, bisa melakukan curi-curi pandang seperti anak ABG? Itu adalah maksud dari perkataanmu tadi bukan, yang belum sempat kamu meluruskannya!”, Yandra langsung menyambung maksud dari perkataan Yusra tadi. Yusra yang merasa jika Yandra sudah mengtahui isi pemikirannya langsung memutuskan teleponnya karna merasa malu seketika. Sementara Yandra merasa belum puas lalu menghubunginya balik.
Yandra mengambil kesempatan untuk menghubunginya balik karna nomor ponselnya tak lagi diblokir oleh Yusra. Dan kini Yusra mengangkat teleponnya dengan bungkam tak bersuara. Yandra yang sudah merasa telepon darinya sudah diangkat namun Yusra memilih bungkam tak bersuara, akan memberikan keluhan kepadanya. “Yusra, jika kau memang mencintaku! Bagaimana bisa kau membiarkan dirimu bertunangan dengan Clara!?”, keluhnya menggetarkan Yusra.
“Karna itu aku seperti membenci Clara! karna Clara telah merebut apa yang masih menjadi hak ku, dan juga hak anakku! Dan kini, semua terserah padamu, keluargamu juga Clara!”, sambung Yandra memberi keluhan bernada haru lalu menutup telponnya. Yusra disana yang sudah mendengar keluhannya pun menjadi terdiam, namun merasa sudah hampir berhasil membuat Yandra kembali kepadanya. Entah apa yang sedang dipikirkan Yusra kini, sebab ia masih terus saja merahasiakannya.

Badung Location. . . . Season 2
“Pernikahan Diatas Matrai”

Badung Location. . . . Season 2 #37

Masih dirumah kediaman Mirza, Yandra baru saja membuka pintu kamar Mirza sembari memasukinya secara diam-diam setelah beberapa saat sebelumnya ia sibuk sendiri bermain dikolam renang rumahnya. Yandra memasuki kamar Mirza hanya untuk mengambil bayi Cillo yang sedari tadi bersama Mirza seorang. Namun tidak ditemuinya bayi Cillo sedang berada dikamar itu,  tetapi ia menemukan ponsel milik Mirza dikasur tempat tidurnya.
Menemukan ponsel milik Mirza itu, Yandra langsung duduk ditempat tidur Mirza sembari mengambil ponsel milik Mirza mulai bingung harus melakukan apa pada ponsel milik Mirza itu. Terlebih lagi ponsel milik Mirza sudah ada digenggaman tangannya. Kemudian terpikirkan olehnya untuk menghubungi Yusra saja memakai nomor ponsel milik Mirza, sebab bisa saja Yusra akan segera mengangkatnya dan dirinya bisa memberitahukan sesuatu pada Yusra.
Dan Yandra yang sudah menyadari pemikirannya itupun, mulai membuka daftar nomor telepon diponsel milik Mirza tersebut. Ketika Yandra menemui nama kontak dari Yusra segera akan menghubunginya lebih dulu, namun tiba-tiba saja Yusra telah menelepon lebih dulu daripada dirinya hingga membuatnya menjadi panik sesaat. Tetapi itu tidak berlangsung lama, Yandra mengangkatnya dengan menaruhkan ponsel milik Mirza ditelinganya. Mencoba mendengarkannya dulu.
“Mirza, lo dimana gue udah stay dilobby bandara nih!”, Yusra langsung menanyakan menyangka bahwa Mirza yang telah mengangkat teleponnya. Dan Yandra langsung menyahutnya dengan sahutan yang berbalik dari tanyanya.
“Haaloo Tuan Yusra! Saya sudah melakukan sesuatu yang pernah anda perintahkan! Walaupun anda masih blokir nomor ponsel saya, saya tetap bisa menghubungi anda bukan meski harus mencuri ponsel milik Mirza!”, sahutnya menyindir halus. Yusra serius mendengarkannya memilih bungkam, melihat kebawah hening. Mencoba memikirkan sesuatu. Sementara Yandra akan berbicara lagi dengan semakin menyindirnya secara terbuka.
“Dan kini, tidak ada celah bagimu untuk mengambil hak asuh bayi Cillo dariku! Kalaupun kau masih menuntutnya, maka aku akan menuntut balik dengan memberi kesaksian berupa alasan kau telah memintaku untuk melakukan program bayi tabung! Pilihan untuk diriku mempertahankan hak asuh bayi Cillo! Karna dipengadilan, kecurangan tidak akan pernah menang Yusra!”, sambung Yandra semakin menyindirnya secara terbuka membuat Yusra bungkam tanpa kata.
Yusra disana yang sudah mendengarkan, berbalik melihat keparkiran mobil yang tertampak, berharap Mirza sudah tiba untuk menjemputnya. Masih berwajah serius mendiamkan Yandra yang sudah dua kali berbicara padanya. “Sepertinya kau tidak perlu berlama-lama menunggu kedatangan Mirza dibandara hanya tuk menjemputmu saja! Dan sekarang perhatikan sekelilingmu, karna Mirza akan ada disitu tepat didepan matamu!”, perkataan Yandra yang terakhir lalu memutuskannya.
Semetara Yusra baru menoleh kearah kanannya dan seperti yang sempat dikatakan Yandra tadi, Mirza telah tiba untuk menjemputnya masih berjalan menghampiri dirinya. Yusra yang sudah menyadari, baru mengertipun memasukkan ponselnya kedalam saku jasnya. Dan kini Mirza telah berhenti didepannya, mereka berdua akan berbicara singkat.
“Dimana ponselmu, Mirza?”, Yusra langsung menanyakan dengan melihat Mirza secara keseluruhan.
“Ada, dirumah!”, sahut Mirza singkat melihat santai ke Yusra.
“Jadi kau hanya memasang alarm untuk menjemputku! Tanpa membawa ponselmu kemari!?”, Yusra menanyakan lagi menatap tanya ke Mirza. Mirza mengangguk masih melihat santai. “Sepertinya kau harus memeriksa keberadaan ponsel milikmu lagi, dirumah kediamanmu sendiri sepulang kau usai menjemputku! Sebab baru saja kudengar kalau ada seorang yang mengaku telah mencoba mencuri ponselmu, hanya untuk berbicara padaku!”, Yusra menjelaskan namun menyembunyikan seorang itu.
Mirza yang belum mengerti apa yang telah Yusra katakan memilih diam sembari memikirkan, lalu menerima ajakan Yusra beralih pergi menuju keparkiran untuk mengantarkan Yusra pulang kerumah kediamannya.

Badung Location. . . . Season 2
“Pernikahan Diatas Matrai”

  Dan kini Mirza sudah berada dirumah kediamannya sendiri, usainya menjemput Yusra dibandara. Didalam rumah kediamannya, Mirza langsung menuju kekamarnya sendiri. Sesampainya didalam kamarnya sendiri Mirza menuju ketempat tidurnya, karna sebelum bergegas pergi dirinya telah meninggalkan ponselnya ditempat tidurnya. Dan perkiraannya pun terbilang sangat benar, kemudian mengambil ponsel tersebut lalu memeriksanya.
Sebab Mirza masih ingat dengan perkataan dari Yusra tadi, yang mengatakan bahwa ada seorang yang telah mengaku mencoba mencuri ponsel miliknya hanya untuk berbicara dengannya, Yusra. Setelah memeriksa pada daftar panggilan, tertulis bahwa dirinya telah mencoba menelepon Yusra tadi. Tanggal membuktikan tanggal pada hari ini, namun pada waktunya membuktikan bahwa Mirza sudah tiba dibandara.
Sejenak Mirza kembali berpikir siapakah yang telah berani berbuat yang demikian itu. Tak butuh waktu lama untuk berpikir, Mirza sudah mengetahui siapa yang telah berani berbuat yang demikian itu. Pikirannya kini tertuju pada Yandra, lalu dipikirnya lagi kalau Yandra tidak mempunyai pulsa yang cukup untuk menghubungi Yusra. “Ya, bisa saja seperti itu!”, bisik Mirza ketika baru mengetahui menatapi ponselnya.
Sementara disana dikediaman Yusra, Omah sedang duduk dibalkon belakang atas rumahnya. Omah sedang menikmati pemandangan didepannya, pemandangan dibelakang rumahnya seorang diri dimana dibawahnya telah ada kolam renang. Omah berdiam ditempat itu sambil menunggu Yusra mendatanginya, sementara Yusra baru saja keluar dari kamarnya usainya mengganti pakaian. Dan kini Yusra akan pergi menuju kebalkon belakang atas rumahnya, berniat akan menemui Omah.
Omah masih menunggu dirinya, lalu teringat kembali tentang mimpi jika hari bahagia Yusra telah tiba. Didalam mimpi itu Omah melihat mereka yang sangat dekat dengan Yusra tampak tidak siap, ada yang mengeluh pesimis dan juga ada yang marah namun tidak dimengerti oleh Omah. omah berpikir menanggapinya, semua itu hanyalah bunga tidur semata. Tidak akan ada satu kejadian dari mimpi itu yang akan benar terjadi menjadi nyata. Maka dari itu Omah berniat akan meminta sesuatu pada Yusra.
Dan kini Yusra telah muncul dibaliknya, berjalan pelan tidak berisik lalu mendekap Omah dari belakang. Omah yang sudah merasakan dekapannya pun menjadi senang seketika terlepas dari pemikirannya tadi. Kemudian Yusra melepaskan dekapannya dengan langsung duduk disampingnya. “Omah? Mengapa Omah berdiam sendiri disini? Sebelumnya Yusra menanyakan keberadaan Omah, karna Omah tidak berada bersama mereka didalam!”, Yusra menanyakan menatap tanya ke Omah.
Omah menjadi tersenyum seketika lalu menoleh melihat ke Yusra. “Omah mau, kamu mempertemukan Clara dengan Yandra! Sebelum perceraian kamu dilaksanakan, juga sebelum hari bahagiamu dengan Clara tiba!”, pinta Omah seperti menuntutnya kembali. Yusra menjadi terkejut hingga reflek berdiri masih menatap Omah terkejut. Omah pun ikut berdiri mulai menatap tanya, menunggu Yusra menyahut kata permintaannya tadi.
“Entah mengapa, Yusra merasa tidak percaya diri Omah! Bagaimana kalau, mereka berdua dipertemukan saja tanpa menghadirkan aku diantara keduanya!”, Yusra menyahut menolak halus. Sebab Yusra tidak ingin melihat tatapan dari Yandra yang mungkin tidak mengenakan terhadapnya ketika apa yang Omah pinta padanya itu benar-benar terjadi. Omah tersenyum kembali akan memberikan usul.
“Kalau begitu, hadirkan pula Mirza, Eisya juga Mora pada pertemuan itu agar kamu bisa merasa percaya diri!”, Omah meminta kedua kalinya menatap sedikit girang karna berpikir sudah memberi cara untuk membuat Yusra merasa percaya diri ketika pertemuan itu terjadi. Namun tidak bagi Yusra, justru ia merasa semakin tidak akan percaya diri. Dibalik Omah, Yusra telah merasa kalau ketiga orang temannya sangat tidak menyetujui hubungannya dengan Clara.
“Kabarkan pada mereka segera, dua hari yang akan datang mereka harus datang kerumah ini!”, pinta Omah lagi seperti semakin saja menuntutnya. Dan Yusra hanya tersenyum kecil menegarkan dirinya sendiri lalu berpaling melihat kesamping menatapi pepohonan dibelakang rumahnya. Sedangkan Omah sudah merasa puas mulai beranjak beralih memasuki kedalam rumah.
“Tuhan, aku baru saja pulang! Tetapi mengapa aku disambut dengan tuntutan yang begitu memberatkanku!”, bisik Yusra keluhnya dihati masih menetap ditempatnya.   

Badung Location. . . . Season 2
“Pernikahan Diatas Matrai”

Esok harinya tepat pukul delapan pagi, Yusra kembali bekerja seperti biasa dikantor perusahaannya sendiri. Dan kini Yusra sedang duduk dikursi kerjanya sambil mengisi data pada beberapa berkas kerjanya yang terhampar sedikit berantakan dimeja kerjanya. Kemudian ada seorang wanita yang membuka pintu ruangannya. Seorang wanita itu adalah asisten dirinya yang memiliki ruang tersendiri untuk mengoleksi semua bahan-bahan kerja yang akan diperlukan Yusra pada setiap saat.
Maka dari itu ruang kerja Yusra tertampak tidak banyak menyimpan bahan-bahan kerjanya yang mungkin bisa membuat ruangannya terlihat ramai dan bisa pula tampak berantakan walau hanya sedikit saja. Sangat disadari Yusra jika dirinya telah melakukan sesuatu sedikit spesial terhadap asistennya itu. Kembali pada Yusra, kini ia telah menyerahkan beberapa berkas kepada asistennya karna sudah mengisi data pada setiap berkasnya.
“Pak Yusra kenapa? Sepertinya mood kerja pak Yusra hari ini sangat buruk daripada hari sebelumnya!?”, asisten itu menanyakan berbahasa akrab sambil menyatukan beberapa berkas yang diterimanya. Melihat ke Yusra sesekali. Yusra baru menyahutnya sembari mengingatkan. “Sangat buruk dari hari sebelumnya, kapan? Bukankah selama tiga hari sebelumnya saya tidak berada disini?”, menatap canda.
“Iya sih, tapi alangkah baiknya pak Yusra bercerita kepada saya! Siapa tau saja saya bisa membantu!”, bujuk asistennya menatap meyakinkannya. Yusra tertawa kecil masih menatapnya. Dan Yusra menyahutnya kembali, “Saya cukup tau, kalau kamu bisa membantu! Tapi tidak untuk masalahku yang sekarang! Karna masalahku yang sekarang, meminta diriku sendiri untuk menyelesaikannya!”, katanya bijak mencoba menolak halus untuk menceritakannya.
Asistennya itupun sudah mengerti maksud dari Yusra, lalu menjadi tertawa kecil menatap sedikit kagum. “Saya bangga mempunyai seorang Bos seperti pak Yusra!”, puji asisten itu kepadanya dengan bangga. Kemudian Yusra mencoba menggodanya, “Kalau begitu, kamu lebih kagum dengan pacarmu atau dengan saya?”, tanya Yusra memberi pilihan sok serius. Lalu menjulurkan lidahnya kebawah mengejeknya. Asistennya itupun membalasnya, “Terimakasih pak Yusra, terhormat!”.
Katanya menyindir sambil mengedipkan mata kanannya. Setelah membalasnya asistennya itu berbalik pergi akan keluar dari ruangan Yusra, membawa beberapa berkas yang telah diserahkan Yusra tadi kepadanya. Dan kini Yusra merasa hatinya sedikit terhibur, namun tetap saja terbayang-bayang dengan permintaan Omah yang sama saja berupa sebuah tuntutan padanya. Kemudian terbesit dipemikirannya kalau dirinya harus segera memerangi keangkuhan Omah bersama Yandra.
Sore harinya, Yandra sedang berjalan-jalan ditaman yang sudah biasa ia kunjungi sebelumnya. Yandra memilih menikmati waktu luangnya untuk berjalan-jalan dari sudut kesudut taman itu saja seorang diri. Usianya masih muda sehingga membuatnya lebih sering menikmati kesenangannya sendiri, tidak terlalu mementingkan buah hatinya dirumah kediamannya. Dan kini Yandra mejadi terhenti dari langkahnya, karna ada seorang anak kecil perempuan yang berhenti didepannya secara tiba-tiba.
Lalu anak kecil perempuan itu memberikan mahkota dari rangkaian bunga berbentuk lingkaran berukuran sedang. “Ambil mahkota rangkaian bunga ini, tante! Mamah ku disana juga memakainya!”, pinta anak kecil perempuan itu menatap polos. Yandra menjatuhkan kedua lututnya ketanah pelan, berlanjut duduk bersimpuh. “Jikalau begitu, pakaikan saja mahkota itu dikepala tante!”, perintah Yandra menerimanya menatap senang.
Anak kecil itupun memakaikan mahkota rangkaian bunga itu dikepala Yandra, lalu bergegas berbalik pergi dengan tawanya melewati tikungan taman tempat Yandra berdiam. Semakin sore pengunjung taman tersebut semakin ramai saja, dan itu membuat Yandra semakin merasa ingin berlama-lama berdiam ditaman tersebut. Mahkota rangkaian bunga yang sudah terpakai dikepalanya, ia seperti menebarkan pesonanya untuk kesenangannya sendiri.

Badung Location. . . . Season 2
“Pernikahan Diatas Matrai”