Minggu, 27 Maret 2016

Badung Location. . . . Season 2 #36

          Menjelang satu hari pernikahan dari Yusra dengan Clara, semua keluarga Yusra menjadi sedikit sibuk mempersiapkan semuanya dipagi hari. Bagaimana mereka yang sebagai keluarga besarnya tidak menjadi sedikit sibuk, karna tepat pada hari esok akan dilaksanakannya sebuah pernikahan dari Yusra dikediaman Yusra sendiri. Kesibukkan semakin tertampak dikediamannya saat hari sudah berganti menjadi siang, sore dan bahkan memasuki malam.
Dan kini malam pun tiba, kakak ipar dari Yusra membantu memasak hidangan untuk disediakan pada hari esok bersama beberapa pembantu tambahan. Makanan yang akan disediakan pada hari esok ada empat buah macam makanan. Yaitu makanan nasi lengkap, ayam kremes, pecel lele dan siomay. Dan separuh dari keempat buah macam makanan tersebut sudah tersimpan dimeja didalam dapur. Aroma sedap dari keempat buah macam makanan tersebut pun mulai tercium pada setiap sudut rumah.
Tidak hanya kakak iparnya saja, Omah juga ikut melakukan persiapan dengan membuat kerajinan tangan kecil sebagai souvenir untuk acara pada hari esok. Omah membuat kerajinan tangan kecil tersebut diruang keluarga, hanya seorang diri tidak tertampak Cherish dan Ferish yang mungkin bisa mengganggunya. Karna Cherish dan Ferish sedang bersama Yuska, kakak kandung Yusra. Mereka sedang melakukan sesuatu dihalaman rumah.
Sementara itu, dimanakah Yusra sedang berdiam. Tampak tidak ada Yusra berkeliaran didalam rumah. Diruang tamu, ruang keluarga, ruang dapur bahkan didalam kamarnya sendiri pun tidak tertampak dirinya. Dan ternyata Yusra sedang berada dibalkon atas depan rumahnya, berpakaian kaos oblong dengan celana pendek melihat kesibukkan kak Yuska bersama Cherish dan Ferish. Dilihatnya mereka bertiga bergembira saat masih memasang janur kuning.
Ditambah lagi dengan Cherish dan Ferish yang tertawa girang dalam guraunya. Yusra sudah menyadari betul, kalau semua orang dirumahnya telah sibuk bersama demi menyambut hari bahagianya besok tetapi tidak untuk dirinya. “Kalau saja pada pernikahanku dulu sibuknya seperti ini, maka akan terasa suasana kekeluargaannya!”, bisiknya menatapi kak Yuska bersama Cherish dan Ferish. Kemudian Yusra menggenggam buah kalungnya yang berupa sebuah cincin pernikahannya dengan Yandra.
Lalu tidak sengaja melihat sebuah cincin tunangannya dengan Clara dijemarinya pada tangan yang telah menggenggam sebuah cincin pernikahannya dengan Yandra dulu. “Aku tidak tau, harus melepaskan yang mana? Karna cincin yang kugenggam kini, adalah seorang yang paling aku cintai sejak lama! Dan cincin yang masih melingkar dijemariku, adalah seorang dari ambisi Omah!”, bisiknya lagi menatapi kedua buah cincin tersebut. usainya berbisik, Yusra beralih memasuki kedalam rumah.
Dan kini Yusra telah berada dikamarnya, ia sedang duduk disisi kiri tempat tidurnya dengan kedua kakinya menggantung menghadap kejendela kamarnya. Ia tidak berani menunjukkan dirinya kepada siapapun, sebab ia begitu sedang bersedih menyambut hari bahagianya esok dan memilih menyendiri demi menenangkan dirinya sendiri. Kemudian dirasanya ada yang membelai rambutnya dari sisi kanan dirinya, hingga membuat dirinya menolehkan kepalanya akan segera mengetahui.
Ternyata yang membelai rambutnya itu adalah mamahnya sendiri yang sudah duduk bersamanya menatap kasih padanya. “Esok, adalah hari bahagiamu! Dan siapa yang membuatmu begitu terbebani seperti ini, Yusra?”, tanya mamahnya menaruh curiga masih membelai rambutnya. Seketika tangisan Yusra pun menjadi pecah, nafasnya menjadi terengah-engah mulai dibanjiri cucuran airmata diwajahnya. Itu karna Yusra sudah tidak sanggup menahan gejolaknya ingin menangis.
“Kembalikan Yusra pada keluarga kecil Yusra, mamah! Kembalikan Yusra pada mereka!”, pintanya begitu memohon mulai histeris. Dua kalimat itu terus diulangnya hingga tak peduli kalau mamahnya sudah mendekapnya tuk menenangkannya. Yusra masih saja mengulang dua kalimat tadi, dan kini membuat mamahnya menjadi terdiam hingga meneteskan airmatanya masih mendekapnya. Namun sayangnya mamahnya belum mengerti maksud dari dua kalimat yang masih dikatakan Yusra.

Badung Location. . . . Season 2
“Pernikahan Diatas Matrai”

sementara disana, Mirza dan Eisya menjemput Mora di gereja. Mereka berdua sedang menunggu Mora dengan tatapan lesuh memendam sesuatu. Tak berapa lama menunggu, Mora pun terlihat baru saja keluar dari pintu masuk gereja dengan berjalan akan menghampiri keduanya. Sesampainya Mora didepan mereka dengan berhenti seketika, Mirza langsung bercurahkan sesuatu.
“Aku tidak siap, untuk menghadiri acara pada hari esok! Terlebih lagi, tante yang sebagai mamah dari Yusra memintaku untuk membawa keponakanku, Mirzara dan juga Yandra!”, ungkap Mirza sambil meneteskan airmatanya melihat Eisya dan Mora.
“Bagaimana kalau Yusra telah melihat kedatangan kita bertiga, yang membawa mereka menghadiri hari bahagianya?”, tanya Eisya menyambungnya melihat Mirza dan Mora.
Mirza dan Eisya mulai merasa bingung, bahkan bimbang dibenak mereka berdua mulai membuncah diri keduanya sedikit keras perlahan. Mirza dan Eisya memang sudah tidak bisa menghalaunya lagi, namun tidak bagi Mora. Mora mengatakan firasatnya pada mereka, “Aku yakin semuanya akan berbalik pada hari esok! Yusra akan menyebutkan sebuah nama dari orang lain! Percayalah pada firasatku ini!”, memakai tatapan dan bahasa begitu meyakinkan terhadap keduanya.
Sementara dirumah kediaman Mirza, Yandra sedang duduk dikursi sofa didalam kamarnya. Ia sedang merenung sambil berbisik lirih, “Belum lama aku melahirkan seorang putranya, dan kini alat ini telah menunjukkan hasil positif padaku!?”, bisik lirih Yandra baru mengetahui berusaha tuk mengerti seorang diri.

Esok harinya. . . .

Hari bahagia yang telah dinanti-nanti keluarga besar Yusra pun tiba, tepatnya pada hari ini. Kini semua tamu undangan sudah hadir, suasana rumah menjadi ramai serta hangat sebab sebentar lagi akan dilakukannya sebuah ijab qabul dari pengantin pria. Dan kinipula kedua pengantin, Yusra dan Clara sudah duduk berdampingan didepan pak penghulu. Sebuah kain putih telah ditudungkan pada keduanya, hanya tinggal mengucapkan ijab qabul saja dengan memakai satu nafas.
Susana mulai menjadi hening, hikmat dan semua orang tertuju pada mereka berdua yang sebagai sepasang pengantin pada hari ini. Namun saat ijab qabul baru saja dilakukan dengan pak penghulu yang dahulu menuntunnya untuk mengucapkan ijab qabul, Yusra mengikuti apa yang telah pak penghulu ucapkan sebelumnya secara terbalik. Yusra telah sengaja mengucapkan, “Saya terima nikahnya Yandra alias Mirzara dengan seperangkat alat sholat, kembali!”.
Sontak Clara menjadi terkejut langsung menolehkan kepalanya melihat Yusra tak menyangkanya. Begitupun dengan keluarga dari mereka berdua, para tamu undangan dan tak tertinggal dengan ketiga temannnya kecuali Yandra. Sebab Yandra tidak bisa menghadiri pernikahannya karna ada suatu hal yang lain bahkan lebih penting daripada yang demikian itu. Semua mata kini tertuju padanya seolah-olah mereka sedang bertanya-tanya mengapa Yusra bisa melakukan yang demikian itu.
Sementara Yusra hanya berdiam melihat hening kebawah, tak peduli dengan Clara yang masih menatap tanya padanya. Dan kemudian Omah yang tidak sanggup menahan rasa malunya karna Yusra, menjadi pingsan seketika. Omah telah mengalami shock berat setelah menyaksikan ijab qabul yang tak seharusnya terjadi seperti itu. Apa yang sudah terlanjur terjadi, maka biarkanlah terjadi. Sebab apa yang sudah terlanjur terjadi tidak bisa dicegah dan akan menjadi satu kenangan pahit atau manis sekalipun.
Dan kini setelah menyaksikan kejadian itu, Omah menjadi terbangun dengan terduduk seketika berwajahkan sedikit pucat. Ia masih shock dengan kejadian yang telah terlanjur menimpanya sembari disaksikannya tadi. Kemudian mulai melihat-lihat disekitarnya, lalu melihat baju yang tengah ia kenakan. “Baju tidur….?”, tanyanya dan baru saja mengetahui kalau apa yang sudah terjadi padanya juga disaksikannya tadi adalah sebuah mimpi dari tidurnya saja. Waktu kini menunjukkan pukul lima pagi.

Badung Location. . . . Season 2
“Pernikahan Diatas Matrai”

Omah masih terbayang-bayang dengan kejadian apa yang telah disaksikannya dari mimpinya tadi. Bahkan saat melakukan sarapan pagi bersama, Omah sesekali melihat ke kursi tempat duduk Yusra dengan perasaan luluh berhasrat ingin menanyakan sesuatu padanya ketika sudah pulang nanti. Sebab Omah kini mulai merasa bingung bercampur aneh terhadap Yusra, karna orang-orang terdekat Yusra yang sudah dikenalnya seperti menceritakan sesuatu yang sebenarnya terjadi didalam mimpinya.
 Terlebih lagi pada Yandra yang menceritakan bahwa dirinya seperti sudah melahirkan dan kini mengandung lagi. Semakin Omah terpaut dalam bayang-bayangan itu, sedikit demi sedikit Omah merasa tidak percaya diri untuk segera menikahkan Yusra dengan Clara. Dan karna itu juga Omah semakin merasa ada sesuatu yang aneh menjadi-jadi saja menghampiri dirinya. Namun Omah bisa menahan lisannya untuk mengungkap, meski perasaannya selalu bertanya-tanya bercampur harap.
Ketika hari sudah memasuki siang, mamah dari Yusra berkunjung kerumah Mirza. Ada sesuatu yang ingin ia sampaikan pada Mirza. Dan kebetulan hari ini Mirza sedang bebas kerja, maka dari itu mamah dari Yusra membuat janji untuk bertemu dirumah kediaman Mirza saja. Sementara Mirza dirumah kediamannya, sedang menimang-nimang bayi Cillo diteras tepat didepan pintu masuk rumahnya.
Ia berdiam ditempat itu sambil menunggu kedatangan mamah dari Yusra yang masih didalam perjalanan. Tak berapa lama Mirza bertahan ditempat itu, mamah dari Yusra pun telah datang dengan langsung keluar dari mobil kendaraannya memasuki pintu gerbang berjalan menghampiri Mirza yang masih menetap ditempatnya. Kemudian Mirza beralih menggendong bayi Cillo dengan menempelkan tubuh bayi Cillo didadanya menghadapkannnya kebelakang.
Agar wajahnya tidak dapat dilihat secara langsung oleh mamah dari Yusra. Mirza melakukan itu ketika baru saja teringat jika bayi Cillo adalah seorang cucu kandung darinya. Dan untung saja Mirza masih bisa bersikap biasa, seolah-olah tidak mengetahui apa-apa sebelumnya.  Dan kini mamah dari Yusra sudah berhenti tepat didepan dirinya. Mirza menatap diam menunggu mamah dari Yusra menyapanya.
“Bagaimana kabarmu hari ini , Mirza?”, sapanya berbahasa manja keibuan menatap Mirza.
“Alhamdulillah baik, bahkan sangat baik daripada hari kemarin tante!”, sahutnya sopan memakai tawa kecil. Menatap gugup.
“Tante kesini, hanya ingin bertanya apakah ada seorang wanita lagi didalam kehidupan Yusra selain Yandra?”, mamah dari Yusra langsung mengatakan tujuannya. Mirza memilih berdiam sejenak memikirkan yang telah disampaikan mamah dari Yusra padanya.
Sementara Yandra yang hampir saja keluar dari samping rumah menuju halaman, menjadi berhenti seketika karna tak sengaja melihat keduanya. Lalu beralih untuk mengintip mereka secara diam-diam dengan bersembunyi dibalik tiang samping rumahnya. “Mirza, apa kau sudah mengingat sesuatu?”, sambung lagi mamah dari Yusra menanyakan. Mirza menggeleng karna benar-benar tidak mengetahui. “Mirzara?”, sambung lagi mamah dari Yusra berbahasa tegas menatap Mirza.
Mirza menjadi terkejut seketika, sedangkan bayi Cillo masih tenang dalam pelukannya. Yandra mulai merasa tegang sebab baru saja didengarnya kalau nama dirinya telah disebut oleh mamah dari Yusra. “Terakhir, Yusra mengatakan Mirzara padaku? Apakah Yusra pernah bercerita tentang Mirzara padamu?”, sambungnya lagi semakin menanyakannya. Mirza merasa hampir kehabisan akal untuk menjawab beberapa buah pertanyaannya tadi. Kemudian memberanikan untuk menjawabnya.

Badung Location. . . . Season 2
“Pernikahan Diatas Matrai”

“Tidak tante, Yusra tidak pernah bercerita tentang itu! Mirzara, yang aku tau itu adalah nama adikku! Adikku yang kini sudah berkeluarga dan sudah mempunyai anak!”, Mirza berkata menolak halus menyembunyikan yang sebenarnya. Mamah dari Yusra pun langsung merasa puas dengan jawaban yang baru saja didengarnya dari mIrza. Lalu tangan kanannya membelai kepala belakang bayi Cillo yang masih digendong Mirza membelakanginya.
“Kalau begitu, biar tante saja yang mencaritahu sendiri!”, katanya lagi dengan melepaskan belaiannya. Menatap lega. Begitupun Mirza yang sudah beranafas lega setelah diberi beberapa buah pertanyaan darinya yang bagi dirinya begitu menegangkan hingga menjadi kaku untuk memberi jawaban. Kemudian mamah dari Yusra berkata pamit, lalu berbalik pergi menuju ke mobil kendaraannya yang terparkir didepan pintu gerbang.
“Mamah, sudah berhasil menyentuh kepala belakang anakku! Secara tidak sengaja dan tidak disadari olehnya, mamah sudah berhasil berkontak langsung dengan cucu kandungnya!”, bisik Yandra setelah melihatnya tadi. Lalu menatapi mamah dari Yusra yang masih terlihat sedang berjalan menghampiri mobil kendaraannya. Kemudian beralih menghampiri Mirza yang masih berdiri ditempatnya, usainya melihat mamah dari Yusra sudah pergi dengan kendaraannya.
Kemudian berkata, “Jangan sampai mamah melihat wajah dari Cillo! Wajah Cillo sangat mirip dengan wajah kecil Yusra dulu, Mora yang telah lama memberitahuku tentang itu!”, tegurnya tegas menatap Mirza ketika sudah berhenti disampingnya. Mirza baru melihat kepadanya. “Kak Mir jangan terpedaya dengan kata-katanya tadi! Karna mamah berkata seolah-olah tidak mengetahui, tapi sebenarnya dia begitu mengetahui!”, sambung Yandra mengutarakan isi pemikirannya.
Mirza menggelengkan kepalanya menatap diam, mengisyaratkan kalau apa yang telah dikatakannya tadi adalah salah. “Kak Mir, darimana mamah tau tentang Mirzara kalau bukan Yusra yang memberitahu! Mamah telah berbohong, sesungguhnya dia sudah mengetahui kalau Mirzara itu, aku!  Dan alasannya kesini hanya ingin memastikannya langsung ke kak Mir! Bukankah sangat bohong, kalau Yusra tidak menceritakan jika Mirzara itu adalah aku, seorang adik dari Mirza!”, penjelasan Yandra tegas.
“Kakak tidak mau percaya, saat ini kakak tidak mau mempercayai kata-katamu!”, Mirza mulai berbicara dengan membentak kecil. “Dan kakak mohon, kamu jangan tanyakan ataupun berbicara tentang ini lagi! Sebab kakak tidak ingin mendengarkannya apalagi menyahutnya!”, Mirza menunjukkan ketidak sukaannya dengan berbicara pelan namun menegaskan.
“Kakak jahat, ternyata kakak lebih sayang pada Yusra daripada adiknya sendiri! Mirzara tidak menyesal karna telah kembali kesini, tapi Mirzara sesal dengan persahabatan kakak sama Yusra!”, Yandra mengutarakan rasa cemburunya menatap sedih.
Mirza yang sudah mendengarnya juga melihatnya, bersikap pura-pura marah besar dengan langsung memasuki kedalam rumah membawa bayi Cillo. Yandra yang yang sudah meihatnya bersikap seperti itu menjadi menangis kecil meratapinya, karna tidak mengetahui kalau Mirza hanya berpura-pura. Kemudian terdengar suara pesawat sedang melintas diudara melewati kediamannya, secara reflek Yandra pun melihat ke pesawat itu dengan terpana, mendadak terdiam tanpa sebab.
Kemudian teringat pada Yusra yang belum mengabarinya, sehingga Yandra tetap bertahan untuk tidak memberitahu Yusra kalau dirinya sudah melakukan program bayi tabung kemarin. Yandra terpaksa memilih bertahan untuk tidak memberitahunya sebelum Yusra pulang kembali ke Jakarta, sebab nomor ponselnya masih diblokir oleh Yusra. “Miss komunikasi! Sepertinya harus ada sesuatu yang akan aku lakukan setelah itu!”, bisiknya kecil masih melihat pesawat itu sambil tersenyum optimis.

Badung Location. . . . Season 2

“Pernikahan Diatas Matrai”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar