Minggu, 27 Maret 2016

Badung Location. . . . Season 2 #31

Disudut sana, keluarga besar Yusra dan keluarga besar Clara sedang berbincang-bincang. Entah apa yang sedang mereka perbincangkan, yang pasti terlihat suasana begitu kekeluargaan dari kedua keluarga besar itu. Ditengah perbincangan kedua keluarga itu masih berlangsung, Omah berkata permisi untuk pergi ketempat lain berniat akan mengambil sesuatu. Merekapun mengizinkan dan Omah sudah beranjak perlahan meninggalkan.
Dan kini Omah telah sampai pada tempat tujuannya, ternyata Omah hanya ingin mengambil minuman. Namun ketika sudah mengambil minuman akan beranjak, tiba-tiba Omah menabrak seorang pelayan sehingga air yang sudah siap pun menjadi terjatuh habis kelantai. Pelayan itupun langsung meminta maaf padanya, dan Omah masih dengan rasa sabarnya langsung memaaafkan bersikap lembut. Dan kini lagi Omah harus mengambil minumannya.
Namun ternyata air yang dimaksud sudah habis, dengan berat hati Omah menerimanya. Namun ketika akan mengambil gelas dengan berisi air minuman lain, ada yang memberikannya sebuah gelas dengan berisi air minuman yang dimaksudnya tadi. Omah pun langsung tersenyum sembari mengambilnya dari tangan seorang yang telah memberikannya. Kemudian melihat kewajah orang yang telah memberikannya berniat akan mengucapkan terima kasih.
Namun menjadi terhenti sejenak karna begitu merasa kaget. Sebab seorang yang telah memberikannya segelas minuman padanya tadi adalah Yandra. “Yandra?”, tegur Omah menatap kaget. Yandra memberi senyuman. “Siapa yang telah membawamu kesini?”, tanya Omah sekali lagi mencurigai Yusra yang telah membawa Yandra. Yandra menjadi tersenyum sembari menggelengkan kepalanya. “Yusra tidak membawaku! Temanku-temanku yang membawaku kesini!”, penjelasan Yandra santai.
Omah yang sudah mendengar penjelasannya pun menjadi bisa untuk bernafas lega. Sebab kecurigaannya tadi sungguh tidak benar. Kemudian berpaling pergi meninggalkan Yandra dengan amat jutek, seolah-olah tidak menganggap Yandra ada bersamanya. Sedangkan Yandra hanya melihatnya pergi memakluminya. Lalu berbalik akan beranjak pergi, namun ketika sudah berbalik dan baru saja melangkah dua langkah ia merasa seperti telah menabrak tubuh seseorang yang sudah menghadapnya.
Mau tidak mau Yandra pun mengalah dengan berhenti sejenak sembari mendongangkan kepalanya sedikit demi bisa melihat wajah dari seseorang dihadapannya. Ternyata wajah dari seseorang itu adalah Yusra, dan seketika mereka berdua saling bertatapan diam sesaat. Kemudian mereka akan berbicara dengan Yusra yang memulainya lebih dulu, masih dalam bertatapan diam.
“Kau sudah bisa menghadapi Omah seorang diri! Tadinya aku tidak melihat, tetapi ketika aku melihat seacra tidak sengaja! Aku mulai menghawatirkan sehingga aku memilih tuk memperhatikan kalian berdua secara diam-diam!”, Yusra mengujar apa yang telah dilakukannya tadi.
“Iya, aku sudah bisa melawan keangkuhannya tadi, Yusra!”, Yandra menyahut sedikit merasa kagum. Tatapannya pun berubah menjadi berseri-seri kepada Yusra.
“Itu karna kamu dilandasi dengan sifat keberanian! Jika sebelumnya dilandasi dengan sifat ketakutan, maka kamu gak akan bisa menaklukan Omah seperti tadi!”, Yusra menasehatinya sembari memujinya kecil.
Yandra menjadi menatap malu padanya, karna begitu merasa tersanjung dari perkataannya. Sedangkan Yusra masih menatapinya dengan tatapannya mulai berbinar-binar. Yandra pun menjadi tidak sanggup dengan memalingkan wajahnya kearah kanannya sambil tersenyum malu. Lalu Yusra mulai berbisik, “Aku ingin berdoa, semoga ada waktu untuk kita memerangi Omah! melawan keangkuhan dirinya seperti katamu tadi!”, bisiknya penuh harap. Yandra semakin tersenyum malu.

Badung Location. . . . Season 2
“Pernikahan Diatas Matrai”

Kemudian secara tiba-tiba listrik menjadi padam dan seluruh ruangan menjadi gelap gulita seketika. Dan disaat yang bersamaan, Yandra spontan menghadapkan wajahnya kedepan masih dihadapan Yusra hingga bibirnya menyentuh bibir Yusra. Keduanya sama-sama merasa terkejut memilih diam dengan membiarkan bibir mereka berdua bersentuhan. Apa yang baru saja terjadi pada keduanya sama percis dengan apa yang pernah terjadi pasa sesi pemotretan, melakukan foto pre-wedd dulu.
Setelah beberapa menit mereka berdua bertahan dalam keadaan yang seperti itu, keduanya pun kini saling melepaskan sentuhan bibir mereka masing-masing bersamaan dengan seluruh ruangan yang kembali terang benderang. Dan hanya berbeda satu detik sebelum lampu seluruh ruangan kembali hidup menjadi terang benderang seperti semula. “Sepertinya, kita harus segera berpisah dengan kembali ketempat semula!”, ungkap Yandra menatap segan ke Yusra.
Yusra mengangguk mengiyakannya. Yandra menyambung katanya, “Kamu, kembali ke Clara! Dan aku, kembali ke Mirza yang masih bersama Eisya juga Mora!”. Yusra merasa sedikit tertegun menatapnya. Kemudian mereka berdua menjadi tersenyum secara bersamaan, kemudian beranjak menuju ketujuannya masing-masing.

Beberapa saat kemudian. . . .

Yusra dan Yandra sudah sampai ketujuannya masing-masing. Yusra kembali kepada Clara, begitupun Yandra kembali ke Mirza bersama Eisya juga Mora. Mengetahui Yusra yang baru saja kembali padanya, Clara menjadi tertawa kecil mengarah ke bibir Yusra. Sebab telah dilihatnya ada noda lipstick dibibir Yusra. Sedangkan Yusra belum menyadari, melihat aneh ke Clara yang masih tertawa kecil terhadapnya.
“Yusra, sedang bersama siapa kau tadi? Kelihatannya, kau baru saja melakukan sebuah pertemuan intim dengan seorang wanita!”, tanya Clara mengejeknya.
“Seberapa lucukah diriku? Sehingga kau menjadi tertawa kecil, seperti menertawaiku saja!”, Yusra bertanya benar-benar belum menyadari.
Clara semakin tertawa kecil alias menertawainya dengan mengambil tisu lalu menghapus noda lipstick dibibir Yusra. Lalu menunjukkan noda lipstick pada tisu itu ke Yusra, dan Yusra yang baru menyadarinya mulai merasa malu menatap Clara sedikit kacau. Sementara Yandra disana yang sudah melihat keduanya, menjadi tertawa sendiri karna baru tersadar kalau dirinya telah melihat lipstick dibibirnya sendiri telah melekat dibibir Yusra.
Yandra masih tertawa sendiri hingga berbalik melihat ke Mirza, Eisya juga Mora yang mulai melihat hening padanya.”Eeemb, aku merasa geli saja ketika melihat Clara membersihkan noda lipstick dibibirnya Yusra!”, ungkap Yandra menceritakannya.
“Jadi kalian berdua sempat berciuman?”, Mora langsung menanyakannya dengan berbisik.
“Hayo Mirzara! Mengambil kesempatan dalam kesempitan!”, Mirza menambahkannya dengan berbisik mengejek.
“Jangan-jangan kalian berdua, memanfaatkan momen dimana ruangan telah menjadi gelap gulita tadi?”, tanya Eisya mencurigainya.
Sudah cukup bagi Yandra mendengar kata dari mereka bertiga yang menerka-nerka, mengira-ngira saja. Lalu Yandra menghajar kata-kata dari mereka bertiga, “Bibir kami hanya bersentuhan! Sewaktu kami sama-sama menjadi terkejut karna ruangan yang secara tiba-tiba menjadi gelap gulita! Karna sebelumnya kami sedang berbicara secara empat mata membincangkan sesuatu! Jadi fix, apa yang kalian bertiga khayalin itu salah!”, pengakuannya. Dan mereka bertiga mengalah mempercayainya.

Badung Location. . . . Season 2
“Pernikahan Diatas Matrai”

                Esok harinya, Yusra sedang melakukan sarapan pagi bersama keluarganya. Yusra dan mereka keluarganya begitu menikmati sarapan pada pagi ini. Begitupun dengan Omah yang secara tiba-tiba menjadi terpana melihat Yusra yang masih megunyah makanannya. Lalu terbesit dipikirannya akan menanyakan sesuatu pada Yusra. Omah memulainya dengan menyinggung Yusra lebih dulu, dan setelahnya Omah akan meminta sesuatu padanya pula.       
“Sampai kapan kamu memanfaatkan Yandra yang sudah kembali ke Jakarta, yang mungkin tak jarang kamu akan membuat waktu untuk bertemu dengannya tanpa mengjajak kami disini?!”, Omah berkata menanyakan tegas secara tiba-tiba hingga membuat Yusra menjadi terhenti dari makannya sesaat. Yusra yang sedikit merasa kalau Omah telah menyinggungnya, baru menatap ke Omah berdiam dulu. Begitupula dengan keluarganya yang lain juga memusatkan perhatiannya ke Omah.
“Sampai Omah mengizinkan Yusra untuk membawanya kerumah ini lagi! Karna dimulai dari hari ini, Yusra tidak akan membawa siapapun dengan permisi meminta izin dulu! Namun Yusra akan membawa siapapun itu dengan hanya menunggu perintah saja! Bukankah apa yang sudah Yusra katakan sama dengan ambisi dari Omah yang tiada habisnya seperti….?”, belum sepenuhnya Yusra mengungkap sembari akan menjelaskannya. Mamahnya langsung memotongnya.
“Hentikan Yusra! Mamah tidak pernah mengajarkanmu untuk berdebat panjang berujung pada sebuah penghakiman dengan yang lebih tua daripada kamu!”, sanggah mamahnya sangat tegas menatap ke Yusra berharap Yusra bisa mendengarkannya. Sedangkan Yusra baru melihat padanya setelah mendengarkan kata sanggahannya. Suasana tiba-tiba berubah menjadi tegang, sebab mereka yang masih duduk bersama hanya membisu mendengarkan.
Tak ingin mendengar tanya lagi dari mereka, Yusra mengelap bibirnya lalu bergegas pergi mengalihkannya. Namun ada satu yang telah lupa dilakukannya, ia telah lupa untuk meminum segelas susu. Dan itu baru terpikirkan saat sudah sampai kehalaman rumah akan memasuki mobilnya. Langkahnya sudah terhenti, rasa gengsi pada dirinya pun mulai timbul apakah harus memasuki kedalam rumahnya kembali atau tidak demi hanya meminum segelas susu saja.
Kemudian ia teringat pada Yandra yang meminumkan segelas susu untuknya saat ketika benar lupa meminumnya seketika akan melewati pintu masuk rumah dulu. Dan sejenak dirinya menjadi hening terbawa kedalam kenangan itu. Dan tiba-tiba saja ada yang menegurnya dari arah samping kanannya menyuruhnya untuk meminum segelas susu. Yusra pun menolehkan kepalanya kearah samping kanannya, baru dilihatnya jika mamahnya telah mengantarkan segelas susu untuknya.
“Anak mamah sedang teringat dengan siapa? Mulai berharap dengan siapa? Apakah anak mamah yang telah lupa meminum segelas susu sebelum bergegas kekantor, teringatkan lagi pada siapa itu?”, mamahnya langsung menanyakan serius namun memakai nada sedikit memanjakannya. Yusra yang menatapnya kaget sedari tadi, mendekatkan bibirnya kepermukaan gelas berisi susu tersebut sembari melihat susu yang masih utuh.
Mamahnya yang sudah mengerti melihatnya, perlahan meminumkannya ke Yusra sebagai ungkapan rasa kasih seorang ibu memanjakan buah hatinya. Dan usainya Yusra menghabiskan segelas susunya, ia berkata “Bukan Yandra, tapi Mirzara!”, katanya amat serius dengan tatapannya membingungkan pemikiran mamahnya. Kemudian beralih memasuki mobilnya kembali mengalihkannya. Sementara mamahnya masih berdiam ditempat hingga Yusra beranjak pergi mengendarai mobilnya.
“Mirzara? Apakah Yandra adalah nama samaran dari Mirzara? Atau Mirzara adalah nama samaran yang dibuat sendiri oleh Yusra? Mirzara dan Yandra, keduanya adalah nama untuk satu orang yang sama atau dua orang yang berbeda?”, bisiknya bertanya-tanya sendiri setelah melihat pintu gerbang rumah kembali tertutup. Dan bisikkan tanyanya ini cukup  menjadi rahasia untuk dirinya sendiri, dan kalaupun harus menanyakannya maka Yusra lah yang paling tepat tuk ditanyakan olehnya.

Badung Location. . . . Season 2
“Pernikahan Diatas Matrai”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar