Kemudian Yusra menarik tangan
Yandra membawanya keparkiran mobilnya. Sesampainya disana, Yusra baru
memberitahu kalau dirinya akan menuruti keinginannya. Yandra pun langsung
merasa senang, mempercayakan keinginannya pada Yusra namun telah menyiapkan
sebuah siasat untuk mencoba menjebak Yusra. Dan itu akan dilakukannya saat
ketika sudah tiba disebuah taman tempat tujuan mereka berdua.
Beberapa saat kemudian. . . .
Kini mereka berdua telah sampai
disebuah taman, sebuah taman biasa yang pernah mereka kunjungi beberapa kali
dulu. Ditaman itu mereka berjalan bersama, melihat-lihat pemandangan yang ada
sembari menikmatinya. Dan sepertinya mereka telah melupakan seorang lagi, yaitu
bayi Cillo yang masih berdiam dirumah kediaman Mirza. Tampak keduanya seperti
dua orang yang belum pernah menikah sebelumnya sebab ditaman itu keduanya sedang
berjalan bersama layaknya anak ABG.
Aktivitas yang baru mereka berdua
lakukan pun sangat teramat wajar, membeli jajanan serta mengunjungi tempat
disekitar taman itu secara kompak seperti teman biasa. Yandra bertugas mengajak
Yusra kemanapun yang dirinya mau kunjungi ditaman itu, dan Yusra hanya
mengikuti dirinya saja tidak mengomentari ajakkan darinya. Karna dipikirnya ada
baiknya menuruti apa yang diinginkan Yandra kepadanya sekaligus memanfaatkan
waktu luangnya.
Namun ketika sudah lama
berjalan-jalan bersama, Yandra menjadi terhenti lalu diikuti Yusra yang menjadi
berhenti seketika. Yandra telah melihat sebuah tempat ditaman itu yang sangat
jarang didatangi pengunjung taman, dan lagi Yandra mengajak Yusra untuk
mengunjungi tempat itu. Yusra pun menurutinya lagi dengan mengiyakan mulai
beranjak berjalan bersama lagi menuju ketempat itu. Tak perlu membuang waktu
yang banyak menuju ketempat itu.
Mereka berduapun kini sudah sampai
ditempat itu. Yandra begitu lega karna sudah berhasil mengajak Yusra pergi
ketempat itu. Mereka berdia masih berjalan bersama, namun secara perlahan
Yandra mendekati sebuah tebing ditempat itu lalu berhenti seketika. Sementara
Yusra yang tidak sengaja telah melewati dirinya dua langkah didepannya,
menghentikan langkahnya dengan berbalik menghadap ke Yandra. Dan seketika pun
mereka berdua saling berpandangan.
Yandra memandangi Yusra curiga,
sedangkan Yusra memandanginya tanya mengapa harus berhenti ditempat seperti
ini. “Perlu aku jelaskan, aku mengajakmu kesini karna aku telah menyiapkan
sebuah siasat terhadapmu!”, Yandra mencoba menyerang Yusra. Yusra menjadi
menatap tegang, tanya. “Mendekatlah Yusra, aku ingin mengajakmu bermesraan
lebih dulu! Jangan tegang seperti itu sayang!”, sambung Yandra berkata manja
menjalankan siasatnya.
Namun tanpa diketahui Yandra,
Yusra sangat pintar mensigapi sikapnya itu. Secara diam-diam Yusra berlagak
mengikuti perintahnya masih memakai tatapan tegangnya, tanya dengan berjalan
mendekatinya perlahan. Sehingga Yandra menjadi percaya diri melihat Yusra yang
menuruti perintahnya, dan Yusra semakin berusaha untuk membuat Yandra percaya
kalau dirinya sudah memasuki tipu daya darinya. Dan kini Yusra telah berada
begitu dekat dihadapannya.
Yandra yang merasa suasana sudah
tepat untuk menyerang Yusra agar bisa berkata jujur kepadanya, akan melakukan
perbincangan yang berbalik dari apa yang telah dikatakannya tadi. Sementara
Yusra akan konsisten pada sikapnya tadi. Secara tidak sengaja mereka telah
sama-sama saling menipu satu sama lain.
Badung Location. . . . Season 2
“Pernikahan Diatas Matrai”
“Dari siapa kau mengenal Dokter
Xiau?”, Yandra memberi pertanyaan berpikir akan mencoba menjebak Yusra.
“Aku mengenal Dokter Xiau, sejak
awal aku bertemu dengannya lalu dia telah memberi berita bohong padaku! Kau
telah menyuruhnya untuk menyampaikan berita bohong itu, berita tentang dirimu
yang sudah mengalami keguguran! Dia memang baik padamu, tetapi dia tidak baik
padaku!”, Yusra memberi penjelasan membuat Yandra terjebak dari jebakkannya
sendiri. Menatap geram begitupun bahasanya. Yandra memalingkan tatapannya
kesamping menahan rasa geramnya terhadap Yusra.
“Sungguh, ini sebuah kebodohan
yang kau lakukan! Awalnya, kau merasa percaya diri karna berandai-andai akan
berhasil menjebakku, lalu menyerangku! Tetapi sekarang, semuanya telah berbalik
drastis! Tidak ada celah lagi bagimu untuk menyerangku! Karna seekor macan
betina telah terjebak kedalam jebakkannya sendiri!”, Yusra berkata begitu
memalukan Yandra. Yandra berpikir harus memulai darimana untuk menyerangnya
balik. Dan ide cemerlang pun muncul dipikiran Yandra.
“Tertawalah sekarang Yusra, karna
aku akan membayarnya dengan keputusanku, me-no-lak melakukan penyuntikan cairan
sperma alias melakukan program bayi tabung!”, Yandra mengungkap ide cemerlang
yang baru muncul dipikirannya dengan kembali menatap mengejek ke Yusra. Yusra
memilih diam sesaat menatap diam pula, lalu beralih dengan menyandarkan dirinya
ditebing melihat kearah lain. Yandra yang sudah melihat dirinya mulai merasa
bingung menatapinya.
“Sebelum senja datang, ungkapkan
apa yang ingin kau bicarakan padaku! Aku akan mendengarkannya selagi masih ada
waktu!”, Yusra berkata tegas menyerah melihat lurus kedepan. Tanpa menanyakan
maksud dari perkataan Yusra, Yandra langsung mengungkap rasa tidak terimanya mengenai
program bayi tabung dari kerjasama antara Yusra dan Dokter Xiau. Yandra
mengungkapnya dengan masih menatapi Yusra lalu membelakangi Yusra melihat lurus
kedepan pula.
Sementara Yusra mulai terusik
dengan ungkapannya yang tidak habis-habis. Sehingga membuat dirinya bergerak
mondar-mandir ditempat dan sesekali melihat Yandra yang masih mrngungkapnya.
Semakin lama Yusra mendengarkan ungkapannya, semakin Yusra merasa tidak bisa
menahan emosinya. Sebab Yandra mengungkapnya dengan menyinggung Yusra
terus-menerus. Kemudian Yusra terpaksa menghentikan Yandra yang masih
mengungkapnya dengan menarik Yandra sembari memeluknya keras.
Tidak hanya itu saja yang
dilakukannya, Yusra juga terpaksa mencium bibirnya beberapa saat sebagai
tindakan yang terakhir dalam menghentikan pengungkapan Yandra. Yandra merasa terbebani
dengan sikap Yusra yang demikian itu, kemudian Yusra melepaskan ciumannya seketika
masih memeluknya beralih menatapnya.
“Kau sudah terlalu banyak bicara!
Aku terpaksa menghentikanmu dengan sikapku yang sedemikian itu! Karna aku tidak
mau merasa kecewa karnamu sebelum aku pergi!”, Yusra berbisik menegaskannya.
Yandra menjadi sedikit terdiam menatapnya, namun memberanikan diri untuk
berkata menyahut.
“Aku tidak terima saja dengan
kerjasama yang kau lakukan bersama Dokter itu!”, ungkap Yandra lagi berbisik
mengharukan.
“Aku juga tidak terima dengan
kerjasama yang kau lakukan dulu, bersamanya pula!”, Yusra mengungkap balik
mengharukan pula.
Namun Yandra menatap geram sembari
mendorong Yusra kebelakang sehingga menjadi termundur tiga langkah kebelakang.
“Aku tidak mau bertemu denganmu lagi, bahkan kurasa saat inipun aku memutuskan tidak mau lagi melihat wajahmu!”, Yandra
mengutarakan sedikit berteriak menegaskannya. Lalu berbalik membelakanginya. Hanya
dalam hitungan detik, Yandra bisa berkata seperti itu yang begitu menyakitinya,
pikir Yusra menatap diam amat terkejut.
Dan Yusra membalas mencoba mengancamnya,
“Jikalau kau tidak melakukannya! Maka aku akan membuat ketakutanmu terhadap hak
asuh bayi Cillo, akan aku buat menjadi nyata!”, kata ancamannya berhasil membuat
Yandra begitu terguncang sehingga Yandra menjadi berbalik menghadap padanya
lagi. Dan dilihatnya Yusra beranjak pergi melewati dirinya meninggalkan amat
acuh. Perdebatan merekapun berakhir dengan diakhiri membawa rasa sesalnya
masing-masing.
Badung Location. . . . Season 2
“Pernikahan Diatas Matrai”
Kini senja telah datang,
memerintahkan sang mentari untuk terbenam dengan digantikan sang rembulan yang
akan mengubah langit-langit berwarna gelap. Dan tepatnya selepas maghrib,
Fachri dan Qiera baru saja tiba dibandara yang kini baru saja duduk bersama dilobby
bandara tersebut. Keduanya sedang menunggu kedatangan seorang lagi untuk bersama
mereka berdua. Kedatangan Qiera ke Indonesia tepatnya di Jakarta hanya untuk
menjemput Yusra.
Karna Yusra ikut terlibat dalam
kerjasama dengan pak Mirzain yang sedang berusaha memajukan rumah sakit
miliknya di Negeri orang. Hanya dalam hitungan jam saja Qiera datang ke
Indonesia, setelahnya ia pergi kembali ke Negeri orang dengan membawa Yusra.
Dan untuk pergi kembali dari Indonesia ke Negeri orang Yusra yang menanggung tiket
keberangkatannya. Itu karna Yusra terdorong untuk bersikap adil juga tidak
terlalu membebani Qiera yang harus menanggung semuanya.
Dan kini seorang lagi yang masih
ditunggu mereka berduapun telah datang juga sudah bersama mereka berdua,
seorang lagi itu tak lain adalah Yusra. Dengan senang Qiera pun berdiri dari
duduknya. “Mari Yusra, kita harus segera melakukan check-in lebih dulu!”, ajak
Qiera memegang kopernya. Yusra mengangguk memegang dua buah kopernya. “Dua buah
koper? Apa saja yang akan kau bawa Yusra?”, Qiera langsung menanyakan seketika
baru terpandang kedua buah koper yang akan dibawa Yusra.
“Ini milik Pangeran Qie!”, Yusra
langsung menjawab santai mengejek kecil ke Qiera dengan berjalan lebih dulu
untuk melakukan check-in. Sedangkan Qiera melihat ke Fachri, berwajahkan tanya.
“Aku juga ikut terlibat dalam kerjasama dengan pak Mirzain! Maka dari itu aku
menitipkan koper milikku pada Yusra agar Permaisuri Fach tidak mencurigai!”,
Fachri memberi penjelasan dengan berdiri dari duduknya. Berwajahkan serius
mengungkapnya.
Spontan Qiera menjadi tersenyum
malu padanya, lalu memalingkannya dengan menyusul Yusra untuk melakukan
check-in. Telah disadarinya, telah juga baru diketahuinya, jika Fachri telah
memberikannya sebuah kejutan yang kedua. Dan Qiera tidak tau harus memandang
Fachri sebagai seorang pria yang romantis, manis atau sebagainya. Sebab yang
Qiera tau bahwa Fachri serius padanya, bersedia untuk melakukan apapun asalkan
bisa berjalan bersama menuju kejenjang pernikahan nanti.
Setelah Qiera dan Yusra selesai
melakukan check-in, mereka berdua menyusul Fachri yang masih berada dilobby
untuk segera memasuki kedalam bandara karna pesawat yang menjadi penerbangan mereka
bertiga sudah dibuka akan melakukan penerbangan segera. Dan kini mereka bertiga
telah duduk bersama didalam pesawat. Posisi mereka didalam pesawat, Yusra
didekat jendela pesawat, Qiera ditengah dan Fachri disampingnya. Dan kini
pesawat yang mereka tumpangi baru saja lepas landas.
Sementara disana, dikediaman Mirza
tepatnya dikamar bayi Cillo. Yandra sedang memberi asi pada bayi Cillo dengan
duduk dijendela kamar tersebut. Kemudian terdengar suara dari mesin pesawat
sedang terbang melewati rumah kediamannya. Yandra pun menyempatkan dirinya
untuk melihat kepesawat itu yang masih terbang melintasi rumah kediamannya.
Sementara juga didalam pesawat itu,Yusra terdorong untuk melihat keluar jendela
yang mengarah kekediaman Yandra.
Ternyata tanpa diketahui Yandra,
jika pesawat yang sedang dilihatnya itu adalah pesawat dimana Yusra telah berada
didalamnya. Begitupun Yusra yang tidak mengetahui kalau ia sedang melihat
keluar jendela pesawat mengarah kekediaman Yandra. Namun Yusra sudah mengetahui
betul kalau dirinya sudah meninggalkan dua orang terkasihnya, Yandra dan bayi
Cillo. Lain dengan Yandra hanya merasa bahwa ada sesuatu yang mengingatkannya
dengan seseorang setelah melihat pesawat itu.
Badung Location. . . . Season 2
“Pernikahan Diatas Matrai”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar