Minggu, 27 Maret 2016

Badung Location. . . . Season 2 #33

       “Sore ini kau sudah terlalu banyak berbicara! Sekarang pulanglah, sebelum ada orang yang memintamu untuk menjadi jubir mereka!”, Yusra berkeluh melihat lurus kedepan. Yandra yang sudah mendengar perintahnya, baru menolehkan kepala melihat padanya. “Tapi aku masih ingin berjalan-jalan disebuah taman!”, bantah Yandra. Yusra melihat padanya, berdiam. “Denganmu, aku ingin menikmati sore ini hanya denganmu seorang!”, sambungnya lagi menatap begitu menginginkannya. 
Kemudian Yusra menarik tangan Yandra membawanya keparkiran mobilnya. Sesampainya disana, Yusra baru memberitahu kalau dirinya akan menuruti keinginannya. Yandra pun langsung merasa senang, mempercayakan keinginannya pada Yusra namun telah menyiapkan sebuah siasat untuk mencoba menjebak Yusra. Dan itu akan dilakukannya saat ketika sudah tiba disebuah taman tempat tujuan mereka berdua.

Beberapa saat kemudian. . . .

Kini mereka berdua telah sampai disebuah taman, sebuah taman biasa yang pernah mereka kunjungi beberapa kali dulu. Ditaman itu mereka berjalan bersama, melihat-lihat pemandangan yang ada sembari menikmatinya. Dan sepertinya mereka telah melupakan seorang lagi, yaitu bayi Cillo yang masih berdiam dirumah kediaman Mirza. Tampak keduanya seperti dua orang yang belum pernah menikah sebelumnya sebab ditaman itu keduanya sedang berjalan bersama layaknya anak ABG.
Aktivitas yang baru mereka berdua lakukan pun sangat teramat wajar, membeli jajanan serta mengunjungi tempat disekitar taman itu secara kompak seperti teman biasa. Yandra bertugas mengajak Yusra kemanapun yang dirinya mau kunjungi ditaman itu, dan Yusra hanya mengikuti dirinya saja tidak mengomentari ajakkan darinya. Karna dipikirnya ada baiknya menuruti apa yang diinginkan Yandra kepadanya sekaligus memanfaatkan waktu luangnya.
Namun ketika sudah lama berjalan-jalan bersama, Yandra menjadi terhenti lalu diikuti Yusra yang menjadi berhenti seketika. Yandra telah melihat sebuah tempat ditaman itu yang sangat jarang didatangi pengunjung taman, dan lagi Yandra mengajak Yusra untuk mengunjungi tempat itu. Yusra pun menurutinya lagi dengan mengiyakan mulai beranjak berjalan bersama lagi menuju ketempat itu. Tak perlu membuang waktu yang banyak menuju ketempat itu.
Mereka berduapun kini sudah sampai ditempat itu. Yandra begitu lega karna sudah berhasil mengajak Yusra pergi ketempat itu. Mereka berdia masih berjalan bersama, namun secara perlahan Yandra mendekati sebuah tebing ditempat itu lalu berhenti seketika. Sementara Yusra yang tidak sengaja telah melewati dirinya dua langkah didepannya, menghentikan langkahnya dengan berbalik menghadap ke Yandra. Dan seketika pun mereka berdua saling berpandangan.
Yandra memandangi Yusra curiga, sedangkan Yusra memandanginya tanya mengapa harus berhenti ditempat seperti ini. “Perlu aku jelaskan, aku mengajakmu kesini karna aku telah menyiapkan sebuah siasat terhadapmu!”, Yandra mencoba menyerang Yusra. Yusra menjadi menatap tegang, tanya. “Mendekatlah Yusra, aku ingin mengajakmu bermesraan lebih dulu! Jangan tegang seperti itu sayang!”, sambung Yandra berkata manja menjalankan siasatnya.
Namun tanpa diketahui Yandra, Yusra sangat pintar mensigapi sikapnya itu. Secara diam-diam Yusra berlagak mengikuti perintahnya masih memakai tatapan tegangnya, tanya dengan berjalan mendekatinya perlahan. Sehingga Yandra menjadi percaya diri melihat Yusra yang menuruti perintahnya, dan Yusra semakin berusaha untuk membuat Yandra percaya kalau dirinya sudah memasuki tipu daya darinya. Dan kini Yusra telah berada begitu dekat dihadapannya.
Yandra yang merasa suasana sudah tepat untuk menyerang Yusra agar bisa berkata jujur kepadanya, akan melakukan perbincangan yang berbalik dari apa yang telah dikatakannya tadi. Sementara Yusra akan konsisten pada sikapnya tadi. Secara tidak sengaja mereka telah sama-sama saling menipu satu sama lain.

Badung Location. . . . Season 2
“Pernikahan Diatas Matrai”

“Dari siapa kau mengenal Dokter Xiau?”, Yandra memberi pertanyaan berpikir akan mencoba menjebak Yusra.
“Aku mengenal Dokter Xiau, sejak awal aku bertemu dengannya lalu dia telah memberi berita bohong padaku! Kau telah menyuruhnya untuk menyampaikan berita bohong itu, berita tentang dirimu yang sudah mengalami keguguran! Dia memang baik padamu, tetapi dia tidak baik padaku!”, Yusra memberi penjelasan membuat Yandra terjebak dari jebakkannya sendiri. Menatap geram begitupun bahasanya. Yandra memalingkan tatapannya kesamping menahan rasa geramnya terhadap Yusra.
“Sungguh, ini sebuah kebodohan yang kau lakukan! Awalnya, kau merasa percaya diri karna berandai-andai akan berhasil menjebakku, lalu menyerangku! Tetapi sekarang, semuanya telah berbalik drastis! Tidak ada celah lagi bagimu untuk menyerangku! Karna seekor macan betina telah terjebak kedalam jebakkannya sendiri!”, Yusra berkata begitu memalukan Yandra. Yandra berpikir harus memulai darimana untuk menyerangnya balik. Dan ide cemerlang pun muncul dipikiran Yandra.
“Tertawalah sekarang Yusra, karna aku akan membayarnya dengan keputusanku, me-no-lak melakukan penyuntikan cairan sperma alias melakukan program bayi tabung!”, Yandra mengungkap ide cemerlang yang baru muncul dipikirannya dengan kembali menatap mengejek ke Yusra. Yusra memilih diam sesaat menatap diam pula, lalu beralih dengan menyandarkan dirinya ditebing melihat kearah lain. Yandra yang sudah melihat dirinya mulai merasa bingung menatapinya.
“Sebelum senja datang, ungkapkan apa yang ingin kau bicarakan padaku! Aku akan mendengarkannya selagi masih ada waktu!”, Yusra berkata tegas menyerah melihat lurus kedepan. Tanpa menanyakan maksud dari perkataan Yusra, Yandra langsung mengungkap rasa tidak terimanya mengenai program bayi tabung dari kerjasama antara Yusra dan Dokter Xiau. Yandra mengungkapnya dengan masih menatapi Yusra lalu membelakangi Yusra melihat lurus kedepan pula.
Sementara Yusra mulai terusik dengan ungkapannya yang tidak habis-habis. Sehingga membuat dirinya bergerak mondar-mandir ditempat dan sesekali melihat Yandra yang masih mrngungkapnya. Semakin lama Yusra mendengarkan ungkapannya, semakin Yusra merasa tidak bisa menahan emosinya. Sebab Yandra mengungkapnya dengan menyinggung Yusra terus-menerus. Kemudian Yusra terpaksa menghentikan Yandra yang masih mengungkapnya dengan menarik Yandra sembari memeluknya keras.
Tidak hanya itu saja yang dilakukannya, Yusra juga terpaksa mencium bibirnya beberapa saat sebagai tindakan yang terakhir dalam menghentikan pengungkapan Yandra. Yandra merasa terbebani dengan sikap Yusra yang demikian itu, kemudian Yusra melepaskan ciumannya seketika masih memeluknya beralih menatapnya.
“Kau sudah terlalu banyak bicara! Aku terpaksa menghentikanmu dengan sikapku yang sedemikian itu! Karna aku tidak mau merasa kecewa karnamu sebelum aku pergi!”, Yusra berbisik menegaskannya. Yandra menjadi sedikit terdiam menatapnya, namun memberanikan diri untuk berkata menyahut.
“Aku tidak terima saja dengan kerjasama yang kau lakukan bersama Dokter itu!”, ungkap Yandra lagi berbisik mengharukan.
“Aku juga tidak terima dengan kerjasama yang kau lakukan dulu, bersamanya pula!”, Yusra mengungkap balik mengharukan pula.
Namun Yandra menatap geram sembari mendorong Yusra kebelakang sehingga menjadi termundur tiga langkah kebelakang. “Aku tidak mau bertemu denganmu lagi, bahkan kurasa saat inipun aku  memutuskan tidak mau lagi melihat wajahmu!”, Yandra mengutarakan sedikit berteriak menegaskannya. Lalu berbalik membelakanginya. Hanya dalam hitungan detik, Yandra bisa berkata seperti itu yang begitu menyakitinya, pikir Yusra menatap diam amat terkejut.
Dan Yusra membalas mencoba mengancamnya, “Jikalau kau tidak melakukannya! Maka aku akan membuat ketakutanmu terhadap hak asuh bayi Cillo, akan aku buat menjadi nyata!”, kata ancamannya berhasil membuat Yandra begitu terguncang sehingga Yandra menjadi berbalik menghadap padanya lagi. Dan dilihatnya Yusra beranjak pergi melewati dirinya meninggalkan amat acuh. Perdebatan merekapun berakhir dengan diakhiri membawa rasa sesalnya masing-masing.

Badung Location. . . . Season 2
“Pernikahan Diatas Matrai”

Kini senja telah datang, memerintahkan sang mentari untuk terbenam dengan digantikan sang rembulan yang akan mengubah langit-langit berwarna gelap. Dan tepatnya selepas maghrib, Fachri dan Qiera baru saja tiba dibandara yang kini baru saja duduk bersama dilobby bandara tersebut. Keduanya sedang menunggu kedatangan seorang lagi untuk bersama mereka berdua. Kedatangan Qiera ke Indonesia tepatnya di Jakarta hanya untuk menjemput Yusra.
Karna Yusra ikut terlibat dalam kerjasama dengan pak Mirzain yang sedang berusaha memajukan rumah sakit miliknya di Negeri orang. Hanya dalam hitungan jam saja Qiera datang ke Indonesia, setelahnya ia pergi kembali ke Negeri orang dengan membawa Yusra. Dan untuk pergi kembali dari Indonesia ke Negeri orang Yusra yang menanggung tiket keberangkatannya. Itu karna Yusra terdorong untuk bersikap adil juga tidak terlalu membebani Qiera yang harus menanggung semuanya.
Dan kini seorang lagi yang masih ditunggu mereka berduapun telah datang juga sudah bersama mereka berdua, seorang lagi itu tak lain adalah Yusra. Dengan senang Qiera pun berdiri dari duduknya. “Mari Yusra, kita harus segera melakukan check-in lebih dulu!”, ajak Qiera memegang kopernya. Yusra mengangguk memegang dua buah kopernya. “Dua buah koper? Apa saja yang akan kau bawa Yusra?”, Qiera langsung menanyakan seketika baru terpandang kedua buah koper yang akan dibawa Yusra.
“Ini milik Pangeran Qie!”, Yusra langsung menjawab santai mengejek kecil ke Qiera dengan berjalan lebih dulu untuk melakukan check-in. Sedangkan Qiera melihat ke Fachri, berwajahkan tanya. “Aku juga ikut terlibat dalam kerjasama dengan pak Mirzain! Maka dari itu aku menitipkan koper milikku pada Yusra agar Permaisuri Fach tidak mencurigai!”, Fachri memberi penjelasan dengan berdiri dari duduknya. Berwajahkan serius mengungkapnya.  
Spontan Qiera menjadi tersenyum malu padanya, lalu memalingkannya dengan menyusul Yusra untuk melakukan check-in. Telah disadarinya, telah juga baru diketahuinya, jika Fachri telah memberikannya sebuah kejutan yang kedua. Dan Qiera tidak tau harus memandang Fachri sebagai seorang pria yang romantis, manis atau sebagainya. Sebab yang Qiera tau bahwa Fachri serius padanya, bersedia untuk melakukan apapun asalkan bisa berjalan bersama menuju kejenjang pernikahan nanti.
Setelah Qiera dan Yusra selesai melakukan check-in, mereka berdua menyusul Fachri yang masih berada dilobby untuk segera memasuki kedalam bandara karna pesawat yang menjadi penerbangan mereka bertiga sudah dibuka akan melakukan penerbangan segera. Dan kini mereka bertiga telah duduk bersama didalam pesawat. Posisi mereka didalam pesawat, Yusra didekat jendela pesawat, Qiera ditengah dan Fachri disampingnya. Dan kini pesawat yang mereka tumpangi baru saja lepas landas.
Sementara disana, dikediaman Mirza tepatnya dikamar bayi Cillo. Yandra sedang memberi asi pada bayi Cillo dengan duduk dijendela kamar tersebut. Kemudian terdengar suara dari mesin pesawat sedang terbang melewati rumah kediamannya. Yandra pun menyempatkan dirinya untuk melihat kepesawat itu yang masih terbang melintasi rumah kediamannya. Sementara juga didalam pesawat itu,Yusra terdorong untuk melihat keluar jendela yang mengarah kekediaman Yandra.
Ternyata tanpa diketahui Yandra, jika pesawat yang sedang dilihatnya itu adalah pesawat dimana Yusra telah berada didalamnya. Begitupun Yusra yang tidak mengetahui kalau ia sedang melihat keluar jendela pesawat mengarah kekediaman Yandra. Namun Yusra sudah mengetahui betul kalau dirinya sudah meninggalkan dua orang terkasihnya, Yandra dan bayi Cillo. Lain dengan Yandra hanya merasa bahwa ada sesuatu yang mengingatkannya dengan seseorang setelah melihat pesawat itu.

Badung Location. . . . Season 2

“Pernikahan Diatas Matrai”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar