Minggu, 27 Maret 2016

Badung Location. . . . Season 2 #37

Masih dirumah kediaman Mirza, Yandra baru saja membuka pintu kamar Mirza sembari memasukinya secara diam-diam setelah beberapa saat sebelumnya ia sibuk sendiri bermain dikolam renang rumahnya. Yandra memasuki kamar Mirza hanya untuk mengambil bayi Cillo yang sedari tadi bersama Mirza seorang. Namun tidak ditemuinya bayi Cillo sedang berada dikamar itu,  tetapi ia menemukan ponsel milik Mirza dikasur tempat tidurnya.
Menemukan ponsel milik Mirza itu, Yandra langsung duduk ditempat tidur Mirza sembari mengambil ponsel milik Mirza mulai bingung harus melakukan apa pada ponsel milik Mirza itu. Terlebih lagi ponsel milik Mirza sudah ada digenggaman tangannya. Kemudian terpikirkan olehnya untuk menghubungi Yusra saja memakai nomor ponsel milik Mirza, sebab bisa saja Yusra akan segera mengangkatnya dan dirinya bisa memberitahukan sesuatu pada Yusra.
Dan Yandra yang sudah menyadari pemikirannya itupun, mulai membuka daftar nomor telepon diponsel milik Mirza tersebut. Ketika Yandra menemui nama kontak dari Yusra segera akan menghubunginya lebih dulu, namun tiba-tiba saja Yusra telah menelepon lebih dulu daripada dirinya hingga membuatnya menjadi panik sesaat. Tetapi itu tidak berlangsung lama, Yandra mengangkatnya dengan menaruhkan ponsel milik Mirza ditelinganya. Mencoba mendengarkannya dulu.
“Mirza, lo dimana gue udah stay dilobby bandara nih!”, Yusra langsung menanyakan menyangka bahwa Mirza yang telah mengangkat teleponnya. Dan Yandra langsung menyahutnya dengan sahutan yang berbalik dari tanyanya.
“Haaloo Tuan Yusra! Saya sudah melakukan sesuatu yang pernah anda perintahkan! Walaupun anda masih blokir nomor ponsel saya, saya tetap bisa menghubungi anda bukan meski harus mencuri ponsel milik Mirza!”, sahutnya menyindir halus. Yusra serius mendengarkannya memilih bungkam, melihat kebawah hening. Mencoba memikirkan sesuatu. Sementara Yandra akan berbicara lagi dengan semakin menyindirnya secara terbuka.
“Dan kini, tidak ada celah bagimu untuk mengambil hak asuh bayi Cillo dariku! Kalaupun kau masih menuntutnya, maka aku akan menuntut balik dengan memberi kesaksian berupa alasan kau telah memintaku untuk melakukan program bayi tabung! Pilihan untuk diriku mempertahankan hak asuh bayi Cillo! Karna dipengadilan, kecurangan tidak akan pernah menang Yusra!”, sambung Yandra semakin menyindirnya secara terbuka membuat Yusra bungkam tanpa kata.
Yusra disana yang sudah mendengarkan, berbalik melihat keparkiran mobil yang tertampak, berharap Mirza sudah tiba untuk menjemputnya. Masih berwajah serius mendiamkan Yandra yang sudah dua kali berbicara padanya. “Sepertinya kau tidak perlu berlama-lama menunggu kedatangan Mirza dibandara hanya tuk menjemputmu saja! Dan sekarang perhatikan sekelilingmu, karna Mirza akan ada disitu tepat didepan matamu!”, perkataan Yandra yang terakhir lalu memutuskannya.
Semetara Yusra baru menoleh kearah kanannya dan seperti yang sempat dikatakan Yandra tadi, Mirza telah tiba untuk menjemputnya masih berjalan menghampiri dirinya. Yusra yang sudah menyadari, baru mengertipun memasukkan ponselnya kedalam saku jasnya. Dan kini Mirza telah berhenti didepannya, mereka berdua akan berbicara singkat.
“Dimana ponselmu, Mirza?”, Yusra langsung menanyakan dengan melihat Mirza secara keseluruhan.
“Ada, dirumah!”, sahut Mirza singkat melihat santai ke Yusra.
“Jadi kau hanya memasang alarm untuk menjemputku! Tanpa membawa ponselmu kemari!?”, Yusra menanyakan lagi menatap tanya ke Mirza. Mirza mengangguk masih melihat santai. “Sepertinya kau harus memeriksa keberadaan ponsel milikmu lagi, dirumah kediamanmu sendiri sepulang kau usai menjemputku! Sebab baru saja kudengar kalau ada seorang yang mengaku telah mencoba mencuri ponselmu, hanya untuk berbicara padaku!”, Yusra menjelaskan namun menyembunyikan seorang itu.
Mirza yang belum mengerti apa yang telah Yusra katakan memilih diam sembari memikirkan, lalu menerima ajakan Yusra beralih pergi menuju keparkiran untuk mengantarkan Yusra pulang kerumah kediamannya.

Badung Location. . . . Season 2
“Pernikahan Diatas Matrai”

  Dan kini Mirza sudah berada dirumah kediamannya sendiri, usainya menjemput Yusra dibandara. Didalam rumah kediamannya, Mirza langsung menuju kekamarnya sendiri. Sesampainya didalam kamarnya sendiri Mirza menuju ketempat tidurnya, karna sebelum bergegas pergi dirinya telah meninggalkan ponselnya ditempat tidurnya. Dan perkiraannya pun terbilang sangat benar, kemudian mengambil ponsel tersebut lalu memeriksanya.
Sebab Mirza masih ingat dengan perkataan dari Yusra tadi, yang mengatakan bahwa ada seorang yang telah mengaku mencoba mencuri ponsel miliknya hanya untuk berbicara dengannya, Yusra. Setelah memeriksa pada daftar panggilan, tertulis bahwa dirinya telah mencoba menelepon Yusra tadi. Tanggal membuktikan tanggal pada hari ini, namun pada waktunya membuktikan bahwa Mirza sudah tiba dibandara.
Sejenak Mirza kembali berpikir siapakah yang telah berani berbuat yang demikian itu. Tak butuh waktu lama untuk berpikir, Mirza sudah mengetahui siapa yang telah berani berbuat yang demikian itu. Pikirannya kini tertuju pada Yandra, lalu dipikirnya lagi kalau Yandra tidak mempunyai pulsa yang cukup untuk menghubungi Yusra. “Ya, bisa saja seperti itu!”, bisik Mirza ketika baru mengetahui menatapi ponselnya.
Sementara disana dikediaman Yusra, Omah sedang duduk dibalkon belakang atas rumahnya. Omah sedang menikmati pemandangan didepannya, pemandangan dibelakang rumahnya seorang diri dimana dibawahnya telah ada kolam renang. Omah berdiam ditempat itu sambil menunggu Yusra mendatanginya, sementara Yusra baru saja keluar dari kamarnya usainya mengganti pakaian. Dan kini Yusra akan pergi menuju kebalkon belakang atas rumahnya, berniat akan menemui Omah.
Omah masih menunggu dirinya, lalu teringat kembali tentang mimpi jika hari bahagia Yusra telah tiba. Didalam mimpi itu Omah melihat mereka yang sangat dekat dengan Yusra tampak tidak siap, ada yang mengeluh pesimis dan juga ada yang marah namun tidak dimengerti oleh Omah. omah berpikir menanggapinya, semua itu hanyalah bunga tidur semata. Tidak akan ada satu kejadian dari mimpi itu yang akan benar terjadi menjadi nyata. Maka dari itu Omah berniat akan meminta sesuatu pada Yusra.
Dan kini Yusra telah muncul dibaliknya, berjalan pelan tidak berisik lalu mendekap Omah dari belakang. Omah yang sudah merasakan dekapannya pun menjadi senang seketika terlepas dari pemikirannya tadi. Kemudian Yusra melepaskan dekapannya dengan langsung duduk disampingnya. “Omah? Mengapa Omah berdiam sendiri disini? Sebelumnya Yusra menanyakan keberadaan Omah, karna Omah tidak berada bersama mereka didalam!”, Yusra menanyakan menatap tanya ke Omah.
Omah menjadi tersenyum seketika lalu menoleh melihat ke Yusra. “Omah mau, kamu mempertemukan Clara dengan Yandra! Sebelum perceraian kamu dilaksanakan, juga sebelum hari bahagiamu dengan Clara tiba!”, pinta Omah seperti menuntutnya kembali. Yusra menjadi terkejut hingga reflek berdiri masih menatap Omah terkejut. Omah pun ikut berdiri mulai menatap tanya, menunggu Yusra menyahut kata permintaannya tadi.
“Entah mengapa, Yusra merasa tidak percaya diri Omah! Bagaimana kalau, mereka berdua dipertemukan saja tanpa menghadirkan aku diantara keduanya!”, Yusra menyahut menolak halus. Sebab Yusra tidak ingin melihat tatapan dari Yandra yang mungkin tidak mengenakan terhadapnya ketika apa yang Omah pinta padanya itu benar-benar terjadi. Omah tersenyum kembali akan memberikan usul.
“Kalau begitu, hadirkan pula Mirza, Eisya juga Mora pada pertemuan itu agar kamu bisa merasa percaya diri!”, Omah meminta kedua kalinya menatap sedikit girang karna berpikir sudah memberi cara untuk membuat Yusra merasa percaya diri ketika pertemuan itu terjadi. Namun tidak bagi Yusra, justru ia merasa semakin tidak akan percaya diri. Dibalik Omah, Yusra telah merasa kalau ketiga orang temannya sangat tidak menyetujui hubungannya dengan Clara.
“Kabarkan pada mereka segera, dua hari yang akan datang mereka harus datang kerumah ini!”, pinta Omah lagi seperti semakin saja menuntutnya. Dan Yusra hanya tersenyum kecil menegarkan dirinya sendiri lalu berpaling melihat kesamping menatapi pepohonan dibelakang rumahnya. Sedangkan Omah sudah merasa puas mulai beranjak beralih memasuki kedalam rumah.
“Tuhan, aku baru saja pulang! Tetapi mengapa aku disambut dengan tuntutan yang begitu memberatkanku!”, bisik Yusra keluhnya dihati masih menetap ditempatnya.   

Badung Location. . . . Season 2
“Pernikahan Diatas Matrai”

Esok harinya tepat pukul delapan pagi, Yusra kembali bekerja seperti biasa dikantor perusahaannya sendiri. Dan kini Yusra sedang duduk dikursi kerjanya sambil mengisi data pada beberapa berkas kerjanya yang terhampar sedikit berantakan dimeja kerjanya. Kemudian ada seorang wanita yang membuka pintu ruangannya. Seorang wanita itu adalah asisten dirinya yang memiliki ruang tersendiri untuk mengoleksi semua bahan-bahan kerja yang akan diperlukan Yusra pada setiap saat.
Maka dari itu ruang kerja Yusra tertampak tidak banyak menyimpan bahan-bahan kerjanya yang mungkin bisa membuat ruangannya terlihat ramai dan bisa pula tampak berantakan walau hanya sedikit saja. Sangat disadari Yusra jika dirinya telah melakukan sesuatu sedikit spesial terhadap asistennya itu. Kembali pada Yusra, kini ia telah menyerahkan beberapa berkas kepada asistennya karna sudah mengisi data pada setiap berkasnya.
“Pak Yusra kenapa? Sepertinya mood kerja pak Yusra hari ini sangat buruk daripada hari sebelumnya!?”, asisten itu menanyakan berbahasa akrab sambil menyatukan beberapa berkas yang diterimanya. Melihat ke Yusra sesekali. Yusra baru menyahutnya sembari mengingatkan. “Sangat buruk dari hari sebelumnya, kapan? Bukankah selama tiga hari sebelumnya saya tidak berada disini?”, menatap canda.
“Iya sih, tapi alangkah baiknya pak Yusra bercerita kepada saya! Siapa tau saja saya bisa membantu!”, bujuk asistennya menatap meyakinkannya. Yusra tertawa kecil masih menatapnya. Dan Yusra menyahutnya kembali, “Saya cukup tau, kalau kamu bisa membantu! Tapi tidak untuk masalahku yang sekarang! Karna masalahku yang sekarang, meminta diriku sendiri untuk menyelesaikannya!”, katanya bijak mencoba menolak halus untuk menceritakannya.
Asistennya itupun sudah mengerti maksud dari Yusra, lalu menjadi tertawa kecil menatap sedikit kagum. “Saya bangga mempunyai seorang Bos seperti pak Yusra!”, puji asisten itu kepadanya dengan bangga. Kemudian Yusra mencoba menggodanya, “Kalau begitu, kamu lebih kagum dengan pacarmu atau dengan saya?”, tanya Yusra memberi pilihan sok serius. Lalu menjulurkan lidahnya kebawah mengejeknya. Asistennya itupun membalasnya, “Terimakasih pak Yusra, terhormat!”.
Katanya menyindir sambil mengedipkan mata kanannya. Setelah membalasnya asistennya itu berbalik pergi akan keluar dari ruangan Yusra, membawa beberapa berkas yang telah diserahkan Yusra tadi kepadanya. Dan kini Yusra merasa hatinya sedikit terhibur, namun tetap saja terbayang-bayang dengan permintaan Omah yang sama saja berupa sebuah tuntutan padanya. Kemudian terbesit dipemikirannya kalau dirinya harus segera memerangi keangkuhan Omah bersama Yandra.
Sore harinya, Yandra sedang berjalan-jalan ditaman yang sudah biasa ia kunjungi sebelumnya. Yandra memilih menikmati waktu luangnya untuk berjalan-jalan dari sudut kesudut taman itu saja seorang diri. Usianya masih muda sehingga membuatnya lebih sering menikmati kesenangannya sendiri, tidak terlalu mementingkan buah hatinya dirumah kediamannya. Dan kini Yandra mejadi terhenti dari langkahnya, karna ada seorang anak kecil perempuan yang berhenti didepannya secara tiba-tiba.
Lalu anak kecil perempuan itu memberikan mahkota dari rangkaian bunga berbentuk lingkaran berukuran sedang. “Ambil mahkota rangkaian bunga ini, tante! Mamah ku disana juga memakainya!”, pinta anak kecil perempuan itu menatap polos. Yandra menjatuhkan kedua lututnya ketanah pelan, berlanjut duduk bersimpuh. “Jikalau begitu, pakaikan saja mahkota itu dikepala tante!”, perintah Yandra menerimanya menatap senang.
Anak kecil itupun memakaikan mahkota rangkaian bunga itu dikepala Yandra, lalu bergegas berbalik pergi dengan tawanya melewati tikungan taman tempat Yandra berdiam. Semakin sore pengunjung taman tersebut semakin ramai saja, dan itu membuat Yandra semakin merasa ingin berlama-lama berdiam ditaman tersebut. Mahkota rangkaian bunga yang sudah terpakai dikepalanya, ia seperti menebarkan pesonanya untuk kesenangannya sendiri.

Badung Location. . . . Season 2
“Pernikahan Diatas Matrai”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar