Minggu, 27 Maret 2016

Badung Location. . . . Season 2 #3

                Esoknya tepatnya pada malam hari, pertemuan keluarga Yusra dengan keluarga calon istri yang telah dijodohkan Omah benar diadakan disebuah restaurant. Mereka duduk bersama memakai meja bundar dengan Yusra duduk berhadapan ke calon istrinya. Seorang wanita yang diodohkan padanya kini terlihat cantik, berasal dari keluarga yang berkelas pula. Dan mereka semua mulai berbincang-bincang sebagai awal pengenalan dari kedua keluarga.
Seorang wanita yang dijodohkan dengannya pergi bersama mama dan papanya. Sedangkan Yusra pergi bersama mamah dan Omah sebab kakaknya tidak ikut pulang ke Indonesia seperti mamah dan Omah. Kini Yusra sedang memandangi wanita dihadapannya itu memberi senyuman ketika wanita itu memandang dirinya. Dan wanita itupun memberi senyuman balik padanya. Keduanya bertatapan sedikit canggung, karna baru pertama kali bertemu bertatap muka.
Kemudian papa dari wanita itu meminta Yusra untuk mengajak putrinya berdansa sembari memberi kesempatan mereka berdua untuk saling berbicara secara empat mata. Yusra yang sudah mendengarnya langsung beranjak dari duduknya menghampiri wanita itu. Sedangkan wanta itu masih duduk melihat Yusra yang sudah berdiri sembari mengulurkan tangannya mengajaknya untuk berdansa bersama. Mereka berdua kembali bertatapan hingga wanita itu menggapai tangan Yusra.
Dan lalu mereka bersama beranjak dari tempatnya dengan Yusra menuntunnya layaknya seorang Pangeran membawa Cinderella mengajaknya untuk berdansa bersama. Kedua keluarga yang melihat keduanya pun mulai terkagum-kagum sendiri. sementara mereka berdua yang sudah berhenti, Yusra menghadapkan dirinya ke wanita itu dengan memegang pinggulnya menatap biasa. Dan wanita itu dengan rasa canggungnya menaruhkan kedua tangannya didada Yusra.
Mereka mulai berdansa kecil, menggunakan gerakan kekanan dan kekiri sambil berbicara melakukan sebuah pengenalan. “Hei cantik! Siapa namamu?”, Yusra memulainya dengan memujinya dahulu lalu menanyakan nama darinya.
“Aku, Clara! Dan kamu?”, sahut wanita itu yang mengaku namanya adalah Clara. Masih menatap canggung, menanyakan balik.
“Apa alasan darimu menerima pertemuan dua keluarga ini?”, tanya Yusra seperti mewawancarainya saja. Masih menatap biasa.
“Agar mama dan papa, bisa mengenal Omah dan mama darimu secara leluasa! Mereka merencanakan pertemuan dua keluarga ini sudah lama, tetapi baru bisa tercapai dan mewujudkannya sekarang! Apa, kamu bahagia dengan ini?”, Clara memberi penjelasan. Berlanjut menanyakannya.
“Entahlah, setidaknya aku bisa berpura-pura bahagia! Karna belajar menerima, itu memerlukan waktu!”, keluh Yusra dalam menjawabnya. Namun ketika Yusra akan mengungkapnya panjang lebar, Clara memotongnya.  
“Tidak bisa secara spontan, karna kita belum pernah saling mengenal sebelumnya!”, Clara meluruskan ungkapan darinya.
Yusra yang mendengarnya menjadi tersenyum, karna apa yang akan diungkapnya lagi telah dikatakan oleh Clara. “Yusra? Sekarang aku memiliki teman baru yang bernama Yusra!”, sambung lagi Clara memakai senyuman. Yusra berhenti dari dansanya, begitupun Clara. Kemudian Yusra berbisik ditelinga Clara mengatakan, “Anggap saja aku teman barumu! Bukan seseorang yang telah dijodohkan denganmu!”, bisikkan Yusra meluluhkan hati Clara yang awalnya berprasangka negative terhadapnya.
Usainya membisikkan kata tersebut, Yusra kembali menatapnya memberi senyuman mesra. begitupula Clara baru saja memberi senyuman lalu menjadi tertawa kecil padanya, menatap bahagia. Dan mereka berdua kembali berdansa mulai menunjukkan sebuah kemesraan. Kedua keluarga mereka yang melihat keduanya menjadi semakin terkagum-kagum, mengira jika keduanya sudah saling menyukai.

Badung Location. . . . Season 2
“Pernikahan Diatas Matrai”

                Esoknya, Mora pergi kebandara tuk menjemput Mirza dan Eisya yang kabarnya pada hari ini mereka berdua akan pulang kembali ke Indonesia. Dan kinipun mereka bertiga telah bertemu dalam satu lokasi kemudian saling menyapa satu dengan yang lainnya. Disaat mereka masih saling menyapa satu dengan yang lainnya, tiba-tiba saja Mirza bertanya sesuatu pada Mora yang mengejutkannya seketika. 
“Yusra kok tidak ikut denganmu menjemput kami berdua? Apakah dia lupa atau memang tidak ingin?”. Mirza menanyakan keberadaan Yusra. Menatap tanya. Mora terdiam sesaat melihat padanya.
“Semenjak kepergian kalian berdua ke London, juga terakhir gue menjenguk dia dirumah sakit! Gue sama dia gak ada kontak lagi! Dia seperti menjauh, bahkan pada personal mesenggernya pun dia tidak menuliskan sesuatu! Statusnya cuma sibuk!”, Mora menceritakannya.
“Lalu bagaimana dengan sidang perceraian itu?”, Eisya bertanya menatap penasaran.
“Yusra telah menjatuhkan talak satu kepada Yandra! Namun Yandra menolaknya dengan akan menjatuhkan talak tiga kepada Yusra, dan itu dijanjikan oleh Yandra pada delapan bulan kemudian! Tapi yang bikin gue merasa heran, mengapa Yusra mengalihkan tuntutan perceraiannya kepada Yandra?”, Mora semakin menceritakan melihat keduanya. Mengungkap tanyanya sendiri.
“Itu berarti, sidang perceraian akan dilakukan kembali setelah Yandra melahirkan tanpa sepengetahuan Yusra dan keluarganya! Yandra cermat sekali dalam masalahnya!”, Eisya menyambung merasa aneh baru menyadari.
Melihat pembicaraan keduanya, Mirza pun menyambungnya. “Dan untuk Yusra, sepertinya dia mulai merasakan ada sesuatu yang mungkin itu adalah….?”, belum sempat Mirza meluruskan kata sambungnya tiba-tiba dipotong oleh Eisya dan Mora yang berkata serentak. Eisya dan Mora bersama berkata, “Cinta!!!!”, dengan serentak menegaskan pula melihat ke Mirza. Mirza yang sudah mendengar kata sahutan dari keduanya pun menjadi terdiam mengangguk resah, Eisya dan Mora menertawainya.

Beberapa saat kemudian. . . .

                Dikantornya, Yusra sedang memeriksa beberapa dokumen membelakangi meja kerjanya, tepaynya sedang berdiri dibelakang kursi kerjanya. Kemudian dengan tiba-tiba ada seseorang yang menutup kepalanya dengan menggunakan plastik hitam dari balik dirinya. Lalu seseorang itu menyeret dirinya secara paksa membawa dirinya duduk kembali dikursi meja kerjanya. Usainya seseorang itu menduduki Yusra dikursi kerjanya, seseorang itupun pergi melepaskannya.
Sementara Yusra masih berdiam dengan kepalanya masih tertutup plastik hitam, dirinya masih berdiam pasrah seperti tadi. Dan kini ia mulai membuka plastik hitam itu berniat akan memarahi seseorang yang telah berani perlakukan dirinya seperti tadi. Namun apa yang telah diniatinya itu menjadi terhenti, sebab pelakunya adalah Mirza. Mirza yang tertawa melihat padanya sambil melipatkan kedua tangannya didadanya.
“Surprise!!!!!”, Mirza mulai berkata masih tertawa. Sedangkan Yusra masih terdiam menahan kagetnya, melihatnya.
“Kapan lo pulang ke Indonesia?”, tanya Yusra terbangun dari kagetnya.
“Hari ini, sebelum gue ada didepan lo!”, Mirza menjawabnya masih tertawa memakai canda.
Kemudian Mirza menyambung katanya lagi sedikit memakai tatapan serius, “Nanti malem kita ngumpul dicafe biasa, ok!!!!”, ajak Mirza. Yusra mulai tertawa sambil anggukkan kepalanya. Lalu dengan tiba-tiba Mirza dengan jahilnya memberantakan beberapa dokumen dimeja kerja Yusra, kemudian berlari pergi meninggalkan ketika dilihatnya Yusra melihat dingin kepadanya karna ulahnya. Dan kini Yusra melihat-lihat beberapa dokumen yang sudah berantakan, bersiap akan merapihkannya lagi.

Badung Location. . . . Season 2
“Pernikahan Diatas Matrai”

                Malampun tiba, dicafe yang telah dijanjikan tadi oleh Mirza ke Yusra, kini sudah didatangi Yusra bersama Mirza dengan sudah duduk pada satu buah meja saling berhadapan. mereka sedang menunggu kedatangan Mora dan Eisya. Sementara Eisya dan Mora yang telah tiba dicafe tersebut masih dikejauhan, mulai saling membisikkan sesuatu melihat ke Yusra yang belum melihat kepada mereka berdua dikejauhan, begitupula Mirza yang masih menunggu kedatangan keduanya.
                Kemudian keduanya berjalan menghampiri mereka dengan berpencar, Eisya mengarah ke Mirza sementara Mora mengarah ke Yusra. Dan kini Eisya telah bersama mereka berdua dengan duduk disamping Mirza, begitupun Mora yang langsung duduk dipangkuan kanan dari Yusra. Seketika Yusra menjadi terkejut melihat padanya, begitupula Mora padanya sambil membisikkan sesuatu.
“Malam ini aku telah bersikap seperti Yandra atau tidak? Maksudnya apa?”, Yusra mengujar bisikkan darinya melihat dingin ke Mora. Menanyakan balik. Mora yang masih duduk dipangkuan kanannya pun menjadi kaget dibuatnya, menatap diam. “Kamu mau pindah dengan duduk disebelah gue, atau mau gue jorokin kelantai?”, sambung Yusra lagi menegurnya masih menatap dingin.
Mora pun terpaksa berdiri dari pangkuannya, lalu beralih duduk disampingnya melihat ke Eisya mengisyaratkan bahwa rencana mereka telah gagal.
“Bagaimana kalau kita bermain tanya jawab!”, Mirza berkata mengalihkan suasana. Mora dan Eisya menjadi hening melihat ke Yusra. Sementara Yusra baru saja melihat keduanya lalu berhenti melihat ke Mirza. Kemudian Yusra melihat ke Mora sambil berkata, “Sebelumnya gue minta maaf! Karna gue tadi kaget melihat lo tiba-tiba duduk dipangkuan gue!”. Mora menggeleng memberi senyuman. Dan mereka akan memulai permainan tanya jawab.
“Yusra? Siapa nama teman baru lo?”, Mirza memulai melihat ke Yusra.
“Clara!”, jawab singkat Yusra sambil tersenyum canda.
“Tunanganmu jelek apa ganteng?”, sambung Mora melihat ke Eisya.
“Samar-samar!”, jawab Eisya sambil tertawa kecil. Begitupun Mora.
“Yandra itu adalah?”, Mirza mengalihkan tawa keduanya dengan bertanya lagi ke Yusra tentang Yandra. Melihat ke Yusra.
“Cin….?”, baru saja akan terucap Yusra langsung menutup mulutnya sendiri. Mirza dan Eisya dibuat hening melihatnya. Namun tidak dengan Mora.
“Yandra itu adalah….cintanya…..?”, Mora akan meluruskan. Yusra beralih akan cepat menutup mulut Mora namun Mora menahan tangannya. “Yandra itu adalah cintanya Yusraaaaaaa!”, sambung Mora berkata dengan cepat lalu mensorakinya. Mirza dan Eisya pun menjadi tertawa terhadap mereka berdua. “Dan kamu, siapa yang sedang kamu cintai saat ini?”, balas Yusra. Mora tertawa berbisik melihat kebawah.
Dan kemudian dengan tiba-tiba ada seseoorang yang menyambung menjawab pertanyaan dari Yusra. Seseorang itu menyebut nama Mora dari jawabannya. Mirza, Eisya dan Yusra beralih pandangannya keseseorang yang telah menyambung itu. Sedangkan Mora baru saja melihat keseseorang itu, dan ternyata seseorang itu adalah Fachri. Fachri yang kini telah duduk disamping Mora. “Kamu cantik pada malam ini Mora!”, sapa Fachri dengan menatap senyum.
Mora pun tersenyum memalingkan pandangannya ke mereka bertiga. “Gue yang minta Fachri kesini! Biar makin rame aja!”, Yusra baru berkata memberitahu Mora. Mora melihat ke Yusra kembali memberi senyuman menahan rasa canggungnya karna kedatangan Fachri yang secara tiba-tiba. Dan kemudian pelayan café mendatangi mereka dengan membawa makanan yang sudah dipesan sebelumnya.
Dan kini mereka semua beralih untuk makan malam bersama meniadakan apa yang sempat terjadi tadi.

Badung Location. . . . Season 2
“Pernikahan Diatas Matrai”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar