Rabu, 14 Oktober 2015

BHARATAYUDHAseritiga (Part 49)



                Ritual Pelepasan Ilmu Spiritual pun akan dilakukan tepatnya pada hari ini disebuah taman rahasia yang telah dibangun Arun beberapa tahun yang lalu. Vin kini sudah berdiri dengan sangat siap untuk mendapatkan kebebasannya. Sedangkan Arun, Shafaq, Poosharm, Ashghari, Raj, Raf juga Vikram berdiri dengan membentuk sebuah lingkaran menghadapnya. Dan mereka semua akan segera melakukan Ritual Pelepasan Ilmu Spiritual dengan seksama.
                Pertama, mereka semua berdoa dengan memejamkan kedua matanya, dan hanya Vin saja yang berdoa dengan mata terbuka berputar sambil melihat kemereka semua dalam satu putaran. Kedua, mereka semua membuka kedua matanya dari pejamnya melihat ke Vin dan tangan mereka saling berpegangan. Sementara Vin hanya berdiri menghadap ke Arun berkonsentrasi untuk menerima sebuah serangan dari Ashghari.
                Ketiga, dengan mahkota kecil yang telah terpakai oleh Ashghari, Vikram, Raj dan Raf, mengeluarkan cahayanya berwarna tiga warna yaitu merah, kuning, dan abu-abu. Kemudian bergelombang menyerang Vin. Saat ketiga warna itu bergelombang menyerang Vin, mereka berempat semakin berkonsentrasi dengan menatap tajam demi mengeluarkan ilmu spiritual yang telah menyebabkan sebagai seorang manusia setengah abadi.
                Dan keempat, ketiga warna yang masih menyerang Vin mulai bergelombang luas menyerang ke Arun. Dan saat yang sama, Arun dan Vin mulai merasakan kesakitan sehingga membuat keduanya menahan diri untuk tidak terjatuh. Poosharm dan Shafaq yang melihatnya menjadi semakin menahan pegangannya berusaha tuk mengerti. Beberapa saat kemudian, Vin kembali berputar melihat mereka semua masih dalam serangan dengan tersenyum lalu terjatuh tak sadarkan diri.
Disaat yang sama, Arun pun terbebas dari rasa kesakitannya meskipun harus terjatuh dengan bersimpuh ketanah. Poosharm yang melihat Vin sudah terjatuh tak sadarkan diri, berlari dan terduduk meratapi ketidak berdayaannya. Begitupula dengan Shafaq yang memeluk Arun yang masih lemas akibat serangan tadi. Sedangkan Ashghari dan Vikram melihat kearah dimana suara adzan baru dikumandangkan. Dan Raf juga Raj meratapi Vin, Arun yang kini sudah terlihat benar-benar tak berdaya.
Dan Ritual Pelepasan Ilmu Spiritual pun telah berakhir, mereka semua yang memiliki kekuatan istimewa tersebut pun sudah terbebas menjadi seorang manusia yang murni.        

Pada sore harinya. . . .

                Ritual untuk mengkremasi jasad Vin dilakukan dirumah Poosharm, tepatnya ditaman belakang rumahnya. Dan kini jasadnya telah disimpan diatas tumpukan kayu bakar menghadap kebarat. Dengan posisi Ashghari, Vikram, Raizaa disisi kanannya. Shafaq, Poosharm, Mellissa disisi kirinya. Raj dan Raf disisi arah kakinya, dan Arun diarah kepalanya. Usainya mengambil posisi yang demikian, Arun berputar mengelilinginya satu putaran dengan membawa kendi berisi air suci lalu menjatuhkannya.
                Usai Arun melakukan yang demikian, mereka semua dengan bersama mengkremasikan jasad Vin dengan kayu bernyalakan api pada tangan mereka masing-masing. Dan kemudian mereka semua bersama saling meratapi api kremasi yang semakin berkobar menenggelamkan jasadnya. Tak ada suara tangis yang terdengar dari mereka, namun ekpresi wajah merasa kehilangan tentu mereka tunjukkan.

BHARATAYUDHAseritiga

                Setelah beberapa hari kepergian Vin, mereka semua berlibur bersama ditaman rahasia yang telah dibangun Arun. Taman rahasia itu kini akan segera dipublikasikan kesemua masyarakat akan dibuka untuk umum. Dan taman rahasia itu akan diberi nama Taman Bharatayudha, dimana Vin, Arun, Ashghari, Raj dan Raf juga Vikram telah mendapatkan kebebasannya. Dan yang lebih diutamakan adalah Ashgari, Raj dan Raf, karna alasan dari mereka bertigalah Taman Bharatayudha dciptakan, didirikan.
                Karna Bharatayudha sendiri artinya ialah perang saudara, begitupula dengan mereka bertiga yang bisa melakukan perang secara sendirinya karna pengaruh dari kekuatan istimewanya, dan yang bisa mencegah hanyalah mahkota kecil yang dipakai ketiganya. Dan kini mereka sedang duduk bersama diatas rerumputan menikmati bunga-bunga yang sedang bermekaran. Kemudian Ashghari akan berkata melihat ke Arun dengan duduk diantara kedua kakaknya.
                “Ayah Arun, kini Kak Raj tidak perlu khawatir tuk mendekatiku lagi disaat ketika sedang tidak memakai mahkota kecil ini!”. Ashghari berkata dengan polosnya sambil menunjukkan mahkota kecil dikepalanya.
                “Tentu saja Ashghari, berbahagialah untuk sekarang, esok, dan selamanya!”. Balas Arun dengan senyuman melihat bahagia kepadanya. Shafaq pun menjadi tertawa kecil disampingnya.
                “Poosharm, aku ingin mengatakan sesuatu kepadamu! Dan mungkin apa yang ingin aku katakan ini, sangat wajib untuk aku sampaikan, dank au patut tuk mengetahuinya!”. Mellissa menyambung kata dengan melihat ke Poosharm, sedangkan Poosharm baru saja melihat kepadanya. “Eeeemb, aku, aku baru saja mengetahui kalau, aku sedang hamil pada kemarin malam! Karna aku curiga dengan kondisi fisikku!”. Mellissa membuat pengakuan, Poosharm menjadi terkejut bahagia hingga tertawa kecil.
                “Apa? Jadi kau telah mengandung Pangeran kecil dari Vin? Ini sungguh berita yang bagus! Terimakasih Mellissa, kau telah memberi pengganti Vin kepada kami semua!”. Poosharm berkata menerimanya sangat bahagia lalu memeluknya.
                “Tante Poo, pemikiranku mengatakan semestinya bukan Tante Mellissa yang mengandung! Tapi, Raizaa atau Vikram lah yang harus memberi pengganti Om Vin!”. Raj menyambungnya dengan menyindir Vikram dan Raizaa, sedangkan Vikram dan Raizaa menjadi bersama melihat kepadanya dengan terdiam terkejut kecil. Poosharm dan Mellissa pun melepaskan pelukannya bersama melihat ke Vikram dan Raizaa. Dan ide cemerlang pun muncul dipemikiran Raizaa.
                “Kalau begitu, biar aku saja yang lebih dulu memberi pengganti Papah! Karna aku, ingin segera mempersunting seorang gadis!”. Raizaa mengutarakan ide cemerlangnya melihat ke Poosharm dan Mellissa. Vikram tertawa kecil mendengarnya sedikit mengejek melihat ke Raizaa. Sedangkan Arun dan Shafaq menjadi saling berpandangan bingung. Sementara Ashghari melihatnya diam, dan Raj juga Raf kompak menggoda Ashghari disamping kanan-kirinya. Kemudian Raizaa akan kembali berkata.
                “Aku, aku akan segera mempersunting Ashghari! Dan itu akan terjadi usai kami menuntaskan kuliah S1 kami!”, pengakuan Raizaa semakin menjelaskannya melihat segan namun serius kesemuanya, termasuk melihat ke Ashghari. Semua yang mendengarnya pun saling berpandangan satu dengan yang lainnya karna terkejut namun menyetujuinnya. Dan Ashghari pun menjadi tersenyum malu hingga tertunduk tak berdaya karna rasa kebahagiaannya. Sementara Raj dan Raf semakin menggodanya.

BHARATAYUDHAseritiga

                Masih ditengah kebersamaan mereka, Ashghari dan Vikram saling berpandangan kemudian berdiri dari duduknya dengan bersama melihat ke Arun. Lalu mereka berdua bersama berkata, “Kami berdua ingin memeluk agama Islam!”, pengakuan tentang keinginan keduanya. Dan Ashghari menyambungnya lagi seorang diri.
“Ayah Arun, inilah sebuah keinginan yang telah aku tuntut padamu! Dan ku pinta, izinkanlah aku karna aku telah membantu Ritual Pelepasan Ilmu Spiritual ini! Maafkan aku bila aku telah menjadi seorang yang pamrih! Tapi aku mohon hargailah keinginanku itu, Ayah Arun!”. Sambung Ashghari sambil menjelaskannya panjang lebar. Shafaq melihat ke Arun, dan Arun mengangguk mengiyakan kepada Ashghari. Kemudian disusul dengan Vikram yang bertanya kepada Poosharm.
“Ibunda, bolehkah aku mengikuti jejak Ashghari! Karna, ini adalah keinginanku sendiri bukan karna, dorongan dari orang lain! Aku, sungguh sangat menikmati ketika suara adzan dikumandangkan! Bahkan, pernah sekali dalam hidupku berdiam disebuah masjid hanya untuk melihat kegiatan apa yang dilakukan umat muslim!”. Sambung Vikram membuat pengakuan dengan panjang lebar, melihat ke Poosharm sedikit segan. Sementara Poosharm mengalihkan pandangannya ke Melissa.
“Kalau aku, setuju saja! Karna aku melihat, ada sebuah ketulusan dimatanya juga dari suaranya dalam mengungkap tadi!”. Jawab Mellissa lebih dulu menyetujui melihat haru ke Vikram, lalu berhenti melihat ke Poosharm. Mendengar jawabannya itu, Poosharm kembali melihat ke Vikram dengan mengangguk sembari menyetujuinya. Vikram pun menjadi bahagia melihat ke Ashghari, begitupula dengan Ashghari yang juga melihat padanya memberi senyuman kebahagiaan.
Mengetahui keadaan yang seperti itu, Raizaa berjalan menghampiri Poosharm dan Mellissa membawa dua buah lingkaran rangkaiian bunga, lalu ia memakaikan lingkaran rangkaiian bunga tersebut dikepala mereka berdua sambil mengatakan, “Selamat hari Mamah! Selamat hari Ibunda!”. Poosharm dan Mellissa pun menjadi begitu terharu sehingga mereka berdua memeluk Raizaa secara bersamaan. Dan mereka lainnya menepukkan tangan ikut berbahagia.
Esoknya, Arun mengadakan suatu perkumpulan kembali dirumahnya merayakan keberhasilan kedua Pangerannya karna sudah mendapatkan gelar S1. Suasana dirumahnya pun kini menjadi ramai, penuh suka cita, saling berbagi rasa kebahagiaan satu dengan yang lainnya. Beberapa saat kemudian, Arun dan Shafaq berdiam dibalkon depan rumahnya. Mereka berdua sedang berdiri bersama dalam pelukan melihat kearah depan.
“Semuanya sudah berakhir! Penderitaan itu sudah berakhir! Pangeran Karanu sudah bahagia karna bisa memasuki nirwana yang telah lama dinanti-nantinya!”. Shafaq bercurah sedikit kesenduan melihat keatas awan dipelukan Arun.
“Tuan Putri Purindah, sekarang dan selamanya kau akan tetap hidup bersama Pangeran Bheesmamu ini! Kita akan bersama merawat Pangeran Raf, Pangeran Raj, Putri Ashghari  hingga nafas terakhir!”. Arun mengungkap jalan hidupnya dimasa yang akan datang.
Shafaq yang telah mendengarnya semakin mengeratkan pelukannya, sedangkan Arun hanya memeluk sewajarnya lalu melirikkan kedua matanya kearah samping Shafaq. Kemudian ia menjadi tersenyum karna melihat jiwa Pangeran Karanu bersama mereka memberi senyuman padanya. Dan kehidupan mereka yang masih bernyawa akan mendapatkan kehidupan yang amat cerah dimasa depan. Karna dalam hitungan beberapa bulan Mellissa akan melahirkan.
Dua tahun kemudian Raf dan Raj akan menikah secara bersamaan. Dua tahun kemudian lagi Ashghari akan resmi dipersunting Raizaa. Dan setelah beberapa hari kemudian setelah menikah Ashghari dan Vikram akan resmi menjadi seorang muslim. Dan juga setelah itu Raizaa menyusul mengislamkan dirinya demi menjadi seorang suami yang sah secara agama islam untuk Ashghari. Sungguh kebahagiaan yang sungguh lengkap yang akan segera mereka semua jalani pada masa kehidupan mereka selanjutnya.

BHARATAYUDHAseritiga
TAMAT

BHARATAYUDHAseritiga (Part 48)



                Hari telah berganti, Arun yang sudah berada diruangan kerjanya akan memeriksa file tiba-tiba menerima sebuah kiriman video. Dan ternyata video tersebut kiriman dari Ashghari melalui email yang mengatakan jika dia sudah setuju namun setelahnya akan meminta sesuatu yang masih dirahasiakannya. Arun yang masih melihat video tersebut masih tidak percaya hingga mengulangnya beberapa kali dengan berwajahkan kaget, bertanya-tanya, juga disertai rasa menggebu-gebu.
                Sementara Ashghari kini berada disebuah taman tempat biasanya menghabiskan waktu luang, dirinya sedang berdiri menghadap kebarat merenungkan keputusannya yang telah menyetujui untuk melakukan Ritual Pelepasan Spiritual. Sementara juga tepat dibelakang dirinya dikejauhan, baru terlihat Raizaa yang sedang berjalan dengan melihat kebawah dari tikungan kearahnya. Dan Ashghari baru saja membalikkan tubuhnya kebelakang dengan tak sengaja melihat Raizaa berjalan kearahnya.
                Sekali lagi Ashghari menetap pada tempatnya melihat Raizaa yang masih berjalan kearahnya masih dengan melihat kebawah. Saat ketika sudah lima langkah lagi akan mendekati Ashghari, mendadak Raizaa menjadi terhenti karna baru saja dilihatnya ada sepasang kaki yang berhenti didepannya. Dan Raizaa pun menegakkan pandangannya demi mengetahui siapa yang telah berdiri didepannya. Setelah dirinya mengetahui, dirinya dan Ashghari menjadi saling berpandangan spontan.
                Karna keegoisan dan sifat gengsi keduanya, mereka memilih diam lalu saling membuang muka kemudian melangkah akan saling meninggalkan. Namun ketika saling melewati satu sama lain, tiba-tiba tangan mereka saling bersentuhan lalu menjadi saling menggenggam satu sama lain dengan spontan. Langkah keduanya pun terpaksa harus terhenti jatuh dalam sebuah pegangan tangan dan mereka akan saling berbicara dalam masih berpegangan dan pandangan keduanya yang masih melihat lurus kedepan. 
“Mungkin ini maksud dari Tuhan, untukku melakukan sesuatu kepadamu?”. Ashghari berkata memecahkan keheningan.
“Apalagi yang mau lo lakuin? Gue rasa udah cukup lo nyiksa gue sampai saat ini!”. Balas kata Raizaa berbahasa dingin.
“Lo gak usah mencoba berontak, mengingat dendam, gak usah juga bertanya A sampai Z! dan gue minta tutup kedua mata lo sekarang juga! Karna gue gak bisa lakuin itu kalo kedua mata lo masih terbuka!”. Ashghari memberi kata larangan berakhir dengan sebuah perintah.
“Kali ini gue gak akan mencoba berontak! Untuk sejenak gue gak akan mengingat dendam! Dan gue akan meniadakan pertanyaan A sampai Z yang seharusnya wajib untuk gue tanyain ke lo! Dan lagi, gue akan menutup kedua mata gue sekarang juga!”. Balas kembali Raizaa masih berbahasa dingin namun mengalah.
Usainya berkata, Raizaa pun menutup kedua matanya dengan melepaskan genggaman tangannya darinya. Sedangkan Ashghari menoleh melihat kewajahnya yang sudah menutupkan kedua matanya, lalu berjalan kearah depan Raizaa dan berdiam tepat dihadapannya. Kemudian telapak tangan kanannya menyentuh pipi kiri Raizaa dan bibirnya mencium pipi kanan Raizaa secara bersamaan dengan menutupkan kedua matanya.
Raizaa yang sudah merasakan sentuhannya juga ciumannya pun membuka kembali kedua matanya dengan melirkkannya langsung ke Ashghari yang masih menciumnya. Tak lama kemudian, Ashghari melepaskan ciumannya juga sentuhannya pada kedua pipi Raizaa dengan melihat ke Raizaa yang juga masih melihat padanya. Mereka berduapun kini jatuh kembali pada saling berpandangan. Dan mereka berdua akan saling bertukar pernyataan juga bertukar jawaban.

BHARATAYUDHAseritiga

                “Kini kau berikan lagi sebuah ciuman tipuan itu?”. Raizaa kembali berkata masih berbahasa dingin, begitupula dengan tatapannya.
                “Itu bukan sebuah ciuman tipuan!”. Ashghari berkata memberontak halus.
                “Sempurna, setelah kau memberikan lagi sebuah ciuman tipuan! Kau menambahnya lagi dengan memberikan sebuah sentuhan yang amat menipu!”. Raizaa menjelaskannya semakin berbahasa dingin begitupula dengan tatapannya.
                “Sentuhan itu bukanlah sebuah sentuhan yang menipu!”. Ashghari berkata keras menegaskan, begitupula dengan tatapannya.
                “Aku masih bisa menahan tiga hal yang telah aku katakan tadi!”. Balas Raizaa bernada pelan namun menegaskan dengan memalingkan pandangannya kesamping darinya.
                “Selama ini, aku telah mendustakan keluluhan hatiku padamu! Namun aku tidak pernah merindukanmu, tapi yang sebenarnya kadang kala aku merindukanmu! Dulu aku selalu menganggap, jika cinta yang kadang kala dapat aku rasakan hanya karna gejolak saja! Tapi yang sebenarnya, aku butuh perjuanganmu untuk lebih meyakinkanku, bahwa aku telah mencintaimu diluar kesanggupanku dalam mengertikannya!”. Ashghari mengungkapnya dengan menatapnya berkaca-kaca.
                “Kau sudah bertolak jauh, dan itu yang lebih menyakitimu! Dan sekarang, kau baru saja mengungkapnya setelah lama aku tersiksa karna sikapmu yang sedemikian rupa itu!”. Raizaa berkata menahan rasa terkejutnya karna mendengar ungkapan darinya, masih memalingkan pandangannya kesamping.
                Mendengar katanya itu, Ashghari menjadi teringat jika dia akan memberikan sebuah kebebasan berupa sebuah kematian untuk Vin yang sebagai Ayah kandung Raizaa. Airmatanya pun jatuh seketika menjadi menangis kecil namun tak bersuara dengan tertunduk melihat kebawah. “Bahkan aku akan memberikan lagi sebuah siksaan kepadamu!”, bisiknya didalam hati. Kemudian didengarnya Raizaa menyambung katanya kembali mengatakan, “Makasih!”.
                Ashghari pun menjadi terhenti sejenak dari tangis kecilnya dengan terbangun dari tunduknya melihat kepadanya kembali. Sementara Raizaa memberi senyuman kembali melihat kepada dirinya juga. “Makasih, kau sudah sanggup mengungkap semuanya! Kini sudah tak perlu lagi aku memperjelaskannya, karna kau sudah sepenuhnya mengerti!”, sambungnya lagi meluruskan kata-katanya. Lalu memeluk Ashghari erat menyambung kata lagi, “Hari ini aku telah terbebas dari semua siksaan yang kurasa!”.
                Dan lagi, Ashghari teringat kembali pada Vin yang mungkin sebentar lagi akan dibebaskannya yang berupa sebuah kematian. Dan ia pun kembali menangis kecil dalam pelukan Raizaa menyembunyikan bebannya. Sedangkan Raizaa masih memeluknya dan enggan tuk melepaskannya karna dorongan dari rasa cinta kasihnya yang begitu dalam untuknya.      

BHARATAYUDHAseritiga

BHARATAYUDHAseritiga (Part 47)



                Disore harinya, Arun kedatangan dua orang tamu dikantornya, tepatnya didalam ruangannya sendiri. Ternyata ia telah kedatangan dua orang tamu yang merupakan temannya, Vin bersama putranya Raizaa. Dan kini mereka berdua telah duduk didepan meja kerja Arun. Dan tiba-tiba secara tak sengaja Raizaa melihat kesebuah foto keluarga dimeja Arun disisi kirinya. Ia pun menjadi terpaku karna melihat sosok Ashghari didalam foto tersebut. Sementara Arun masih mengobrolkan sesuatu bersama Vin.
                Kemudian Raizaa berdiri dari duduknya melihat ke Arun, sambil berkata “Om, adakah kesempatan untukku memastikan sesuatu?”. Arun langsung melihat kepadanya setelah sesaat mendengarnya, begitu juga dengan Vin yang masih duduk disebelahnya.
                “Katakan saja Raizaa! Sebelum kau memotong pembicaraan Ayah bersama Om Arun sekali lagi!”, Vin langsung berkata mempersilahkan. Memakai wajah sedikit terkejut.
                “Maafkan aku, Papah!”, Raizaa berkata meminta maaf melihat ke Vin lalu melihat ke sebuah foto keluarga Arun tepatnya melihat Ashghari. “Apakah seorang gadis yang kulihat kini pada foto itu, adalah seorang gadis yang bernama Ashghari? Dan apakah juga dia adalah seorang anak gadis dari Om?”, Raizaa mempertanyakannya sedikit gugup, melihat begitu mengamati foto Ashghari.
                “Iya, dia adalah anak gadisku satu-satunya! Apakah kau sudah mengenal anak gadisku itu? Sehingga kau menanyakannya padaku dengan caramu yang sudah menhgetahui nama dirinya?”. Arun menanyakannya balik melihat ke Raizaa.
                Raizaa pun menoleh melihat ke Arun sambil berkata dalam hatinya, “Aku bukan saja telah mengenalnya lama, tapi juga aku sudah mencintainya teramat lama!”, menatap diam seolah mengatakan apa yang telah dikatakan didalam hatinya tadi. Kemudian Vin menyambung dengan mempertanyakan kepada Raizaa, “Apakah ada tujuan yang ingin kau bicarakan! Apakah ada sesuatu yang ingin kau ungkapkan pada kami?”, menatap menginginkan kejujuran darinya.
                “Aku tidak ingin melakukan keduanya, Papah!”, Raizaa berkata bertolak halus dengan melihat ke Vin. “Tetapi aku ingin meminta izin pada Om Arun!”, sambungnya masih melihat ke Vin. Sedangkan Vin berpaling melihat ke Arun, dan Arun masih melihat ke Raizaa. Dan Raizaa akan menyambung katanya lagi dengan melihat ke Arun, menundukkan kepalanya melihat kebawah. Karna dirinya begitu segan untuk mengungkap bila harus menatap Arun.
                “Jujur saja, aku telah mengenal Ashghari sejak lama! Diam-diam, aku telah mencintainya! Namun dibalik itu semua, kami berdua selalu jatuh dalam ketidakpahaman satu sama lain! Dan berhubungan dengan itu, aku meminta restu kepada Om, untuk merestui aku mencintainya! Begitupula dengan Papah, restuilah aku, restuilah kami! Sebelum Papah pergi setelah mendapatkan kebebasannya!”. Raizaa mengungkap semuanya bercampur haru bagi mereka berdua yang mendengar.
                Arun pun mejadi berdiri dari duduknya menatap kagum sedikit haru kepadanya lalu memujinya, “Putramu sungguh hebat! Dia telah berani mengungkapkan! Dia begitu mengerti akan kebebasanmu yang mungkin sudah tidak lama lagi! Vin, Pangeran Karanu temanku, peluklah Putramu, Pangeran pertamamu sekarang dengan sejuta kasihmu!”. Vin yang sudah mendengar puji juga perintah darinya untuk dirinya bersama Putranya, langsung berdiri lalu memeluk Putranya dengan sejuta rasa kasihnya.
                “Papah sudah melakukan yang terbaik untuk kami semua! Terima kasih Papah!”, Raizaa kembali mengungkap rasa bahagianya sambil menangis kecil masih dalam pelukannya. Kemudian Arun dan Vin pun seketika menjadi ikut menangis kecil karna ungkapannya yang begitu tulus dalam manja.

BHARATAYUDHAseritiga

                Esoknya disiang hari, Ashghari sedang berdiri didepan foto wisuda Arun bersama Shafaq, Vin dan Poosharm. Ia sedang mengamati foto tersebut lalu terbayang kebersamaan mereka berempat yang begitu akrab hingga sekarang. Kemudian datanglah kedua kakaknya, Raf dan Raj yang kini sudah berdiri disamping kanan-kirinya juga melihat foto tersebut. “Terimakasih, Kak Raf dan Kak Raj sudah kembali pulang kerumah ini!”, Ashghari berkata terimakasih atas kedatangan keduanya.
                Raf dan Raj pun membalas katanya, “Kami berdua menginginkan kau melakukan sesuatu, sedangkan kau sendiri tidak mau melakukan sesuatu itu!”. Ashghari mulai menolehkan kepalanya melihat keduanya bingung sedikit terkejut. Dan Raf melihat kepadanya sambil mengatakan, “Kau mungkin dianggap seorang pembunuh, dan itu hanya untuk mereka yang tidak mengerti!”. Ashghari melihat semakin bingung padanya, terdiam seketika.
                Lalu disambung dengan Raj yang baru saja melihat kepadanya, “Tapi kau akan menjadi perisai bagi kami, seorang pahlawan demi membebaskan kami semua dari penderitaan, bila kau telah melakukan sesuatu itu!”. Ashghari beralih melihat kembali ke foto tersebut, mendustai hasratnya untuk melihat ke Raj.
                “Mungkin saja mereka yang sudah mengetahui secara rinci, mereka sudah siap dan tak perlu menuduhku yang bukan-bukan?”. Belum Ashghari berkata sepenuhnya, Raf lebih dulu memotongnya masih melihat kepadanya.
                “Ayah Arun, Ibu Shafaq, Tante Poo, Om Vin, Mellissa, dan Vikram!”. Sambung Raf mengatakan kembali nama mereka yang sudah mengetahui. Lalu dipotong kembali oleh Raj.
                “Mereka berjumlah enam orang! Mereka juga sangat erat kaitannya dengan pembebasan Om Vin! Karna mereka bertiga selain keluarga kita, adalah keluarga dari Om Vin yang baru saja tercipta pada baru-baru ini!”. Raj lebih menjelaskannya masih melihat kepadanya. Kemudian Ashghari berbalik membelakangi foto tersebut melihat keduanya lalu menetap melihat ke Raj.
                “Memang benar, mereka bertiga adalah keluarga dari Om Vin! Tapi itu hanya yang terlihat saja pada rapat kemarin!”, Ashghari memberi pernyataan yang mulai membingungkan Raj. Lalu beralih melihat ke Raf. “Kak Raf, ada seorang lagi yang tidak terlihat dari mereka bertiga pada rapat kemarin! Dan seorang itulah yang menjadi bebanku!”, Ashghari berkeluhkan tentang seseorang yang belum diketahui keduanya. Dan seketika keduanya dibuat bingung atas pernyataannya.
                Setelahnya memberi pernyataan, Ashghari pun melangkah pergi akan meninggalkan. Sedangkan Raf dan Raj hanya melihatnya diam dilanda rasa kebingungan mulai bertanya-tanya. “Adik Raj, sungguh, kini aku dibuatnya menjadi bingung! Bahkan, kini aku mulai bertanya-tanya akan pernyataannya barusan!”, Raf mengungkapkan masih melihat ke Ashghari. Dan Raj menyambungnya, “Aku sama sepertimu Kaka Raf!”, juga masih melihat ke Ashghari.
                Dan kini Ashghari sudah berada dikamarnya dengan berdiri tegak didepan cermin pada meja riasnya. Ia sedang mencerminkan dirinya sendiri sambil berkata, “Aku merindukannya!”, dengan wajah sedikit memerah menahan rasa cinta dihatinya untuk seseorang. Dan disana, Raizaa sedang bersandar ditempat tidurnya. Kemudian melihat kearah kanannya sambil menyapa, “Apa kabar gadis kesukaan Raizaa?”, dengan melihat lukisan Ashghari yang telah dilukis oleh dirinya sendiri.

BHARATAYUDHAseritiga

BHARATAYUDHAseritiga (Part 46)



Beberapa hari kemudian. . . .

                Acara pernikahan Vin dan Mellissa dilaksanakan pada malam hari. Mereka hanya mengundang kerabat dekat, teman dekat, keluarga besar dari keduanya saja. Ritual pernikahan masih dilakukan, dan semua mata yang turut menikmati pernikahan keduanya, mengaku menjadi begitu haru saat keduanya berputar mengelilingi api suci. Vikram, Poosharm, Shafaq, Arun, bersama melemparkan bunga kepada kedua pengantin saat berputar yang ketujuh kalinya mengelilingi api suci dengan tersenyum haru.
                Setelah ritual pernikahan seluruhnya telah dilakukan, Shafaq dan Arun memberi selamat kepada keduanya dengan memeluk keduanya secara bergantian. Lalu disambung dengan Poosharm memberi selamat sambiil memeluk keduanya secara bergantian. Kemudian secara tiba-tiba Shafaq dan Arun melihat kearah pintu masuk dengan bersamaan, karna baru saja mereka melihat Raizaa baru saja datang memasuki dengan disambut oleh Vikram.
                Dan kemudian mereka berdua dengan bersama berjalan menuju kepada kedua pengantin dan Poosharm yang telah berdri disamping Vin. Sementara Vin, Mellissa dan Poosharm baru melihat mereka berdua setelah lima langkah mendekati. Dan kini Raizaa berdiri disamping Poosharm dan Vikram berdiri disamping Mellissa. Dan Shafaq yang melihatnya menjadi meneteskan airmata kanannya karna terharu lalu mengusapnya. Sedangkan Arun merangkul Shafaq erat sambil melihat mereka berlima.
                Sungguh tak terduga, suasana semakin menjadi bahagia, ramai, namun mengharukan saat Raizaa dan Vikram bergabung bersama Mellissa, Vin, dan Poosharm. Pada malam ini, hari esok dan seterusnya, mereka berlima akan menjadi keluarga besar yang begitu harmonis. Meskipun akan ada cerita duka karna perpisahan didalam keluarga besar mereka disuatu hari nanti.

Esok harinya. . . .

                Tepatnya pada pukul delapan pagi, Arun pergi kebandara untuk menjemput kedua mantan Pangeran kecilnya. Karna kedua mantan Pangeran kecilnya itu mendapatkan sebuah izin untuk melakukan wisuda dikota Jakarta dari beberapa Dosen Universitasnya diJogjakarta. Dan kini mereka bertigapun bertemu dibandara setelah beberapa saat Arun menunggu kedatangan kedua mantan Pangeran kecilnya itu.
                Sementara disana, Ashghari baru saja mengetahui bahwa dirinya telah lulus dan berprestasi disekolahnya. Dan itu diketahuinya dari kertas pengumuman yang ditempelkan didepan pintu ruang kelasnya. Kemudian ia berlari tuk segera meninggalkan sekolahnya menuju kesuatu tempat sambil mengacuhkan teman-temannya yang mengajaknya untuk bermain pilox. Sementara disana juga, Arora langsung menyemprotkan piloxnya kepada teman-temannya setelah mengetahui kelulusan dirinya.

BHARATAYUDHAseritiga

                Kini Arora berdiri didepan pagar sekolahnya, dirinya sedang menunggu kedatangan Raizaa yang masih berada didalam gedung sekolahnya. Kemudian tiba-tiba ia melihat Ashghari dikejauhan diarah kirinya berjalan seperti akan menuju padanya. Namun ketika masih melihatnya, tiba-tiba ada yang menyemprotkan pilox dari arah belakang dirinya. Arora pun secara spontan langsung menghadap kearah kanannya dan melihat Raizaa melompati pagar sekolah kemudian berdiri didepannya.
                “Ada seseorang dibalik gue! Baiknya lo temenin dia dulu deh!”, Arora berkata sambil menepuk pundaknya. Raizaa belum mengerti berbalik tanya, “Siapa yang lo maksud? Rahika udah pulang duluan!”. Kemudian Arora mengisyaratkan dengan menggunakan kedua matanya mengarah kebelakang dibalik dirinya sendiri. Raizaa yang masih belum mengertipun menganggukkan kepalanya lalu menunduk melihat kebawah. Sementara Arora beranjak pergi akan meninggalkannya sendiri.
                Mengetahui Arora yang sudah beranjak pergi meninggalkannya seorang diri, Raizaa pun mulai melangkah maju untuk pergi dengan mengangkat kembali kepalanya lurus kedepan lemas. Namun menjadi terhenti karna melihat Ashghari telah berdiri didepannya melihat diam kepadanya berjarak lima langkah darinya.  Dalam beberapa saat mereka saling berpandangan, lalu saling bertatapan diam, dan Raizaa mulai teringat akan tekadnya yang mengatakan, kalau dia kembali hanya untuk Ashghari.
                “Sekarang, memang benar Raizaa kembali hanya untuk Ashghari! Dan sebelum Raizaa menemui Ashghari, Ashghari yang lebih dulu menemui Raizaa! Ini, sungguh membuatku sedikit menjadi terharu! Apalagi, saat kita masih saling bertatapan seperti ini!”, Raizaa berkata mengutarakan isi dihatinya masih mempertahankan tatapannya. Sedangkan Ashghari sudah tak kuasa menahan tatapannya memilih untuk menundukkan kepalanya melihat kebawah.
                “Apa, kata cinta yang kau tunjukkan sewaktu kita masih dibandara itu memang ada! Atau, hanya sekedar tuk menghiburku saja sebelum aku terbang keluar negeri!”. Raizaa berkata sekali lagi bermaksud untuk mendapat kepastian dengan berjalan lebih dekat dengannya.
                “Kau membawa gairah untukmu berlibur bersama Arora dan Rahika! Tapi hatimu kau tinggalkan disini untukku! Aku luluh saat kau mengatakan cinta padaku sewaktu kita masih dibandara! Tapi aku masih gak yakin kalau kamu akan seperti kata cinta yang kau ungkapkan itu padaku!”. Ashghari mengutarakan keraguannya yang kembali dirasakannya dengan melihat kembali padanya.
                “Yakinin aja dulu sana! Pekain aja dulu sana! Aku gak mampu lagi untuk membuktikan dua poin itu, tapi aku berharap kau bisa berkata iya untuk keyakinan dan kepekaan itu!”. Raizaa berkata sedikit menajamkan sedikit keras.
                “Kamu egois!”, Ashghari mengahikiminya memakai amarah karna ketidakpuasannya menerima perlakuan Raizaa. Sedangkan Raizaa semakin memanaskannya karna sudah lelah akan ketidak pekaannya, “Itu sama aja lo bicarakan tentang diri lo sendiri!”. Kemudian Ashghari berbalik lalu berlari meninggalkan Raizaa karna tidak mampu menahan kekesalannya pada perkataan Raizaa tadi. Sementara Raizaa memilih untuk memandanginya saja tanpa mengeluarkan suara tuk menghentikannya.
                “Gue harap lo bisa mengerti, kalau gue capek dengan sikap lo selama ini! Semoga dengan ini, lo akan bisa lebih ngertiin gue lebih dari yang gue mau!”, katanya berbisik didalam hatinya sambil melihat sendu kepintu gerbang sekolahnya.

BHARATAYUDHAseritiga