Selasa, 13 Oktober 2015

BHARATAYUDHAseritiga (Part 32)



                Pada sore harinya, Vikram sedang bersantai diayunan dihalaman depan rumahnya. Ia sedang berayun-rayun seorang diri dengan merebahkan seluruh tubuhnya menikmati hembusan angin yang begitu ramah menyapanya. Tak lama dirinya menikmati waktu bersantainya, datanglah Poosharm yang membawa makanan kecil duduk disampingnya memakai sebuah kursi. Vikram yang menyadarinya pun langsung melihat kepadanya.
                Begitupula Poosharm yang juga melihat kepadanya tersenyum sambil menyuapi makanan yang telah dibawanya. “Ibunda, aku sudah besar! Masih pantaskah aku disuapi lagi seperti ini?”, Vikram menanyakannya usainya mengunyah makanannya. Sedangkan Poosharm hanya mengangguk pelan lalu menyuapinya sekali lagi. “Ibunda, sebeginikah Ibunda menyayangiku! Aku sudah besar Ibunda!”, Vikram kembali menanyakan sambil mengingatkannya kembali.
                “Vikram, terserah Ibunda mau menyuapimu atau tidak! Kau sebagai anakku, hanya wajib untuk menerimanya saja!”. Poosharm menasehatinya, melihatnya ceria.
                “Tapi Ibunda, aku takut jika pada nantinya Ibunda tidak akan pernah sanggup untuk tidak menyuapiku walaupun hanya sehari saja! Aku berkata seperti ini, hanya untuk memberi pengertian kepada Ibunda saja!”. Vikram mengutarakan.
                “Sampai kapanpun kau akan tetap menjadi Putraku! Kau jangan khawatirkan tentang masa depanmu! Karna Ibunda akan mengerti apa yang kau mau, tanpa kau mengutarakannya langsung kepadaku!”. Poosharm mengutarakan tekadnya agar Vikram tidak merasa khawatir tentang perhatiannya yang masih memanjakannya.
                Tiba-tiba ada sosok Raizaa yang sedang berjalan dari pintu gerbang menuju kepada mereka berdua sambil berkata, “Mulai sekarang tidak akan ada yang datang dan pergi lagi dari sisi Ibunda, dan juga dari sisi Ayahanda!”. Sedangkan Vikram dan Poosharm baru saja bersama melihat ke Raizaa yang kini sudah berdiri diantara mereka berdua. “Ibunda, suapilah Bhai Raizaa seperti Ibunda telah menyuapiku tadi!”, pinta Vikram sedikit menggoda keduanya.
                Poosharm menjadi tersenyum masih melihat ke Raizaa lalu menyuapinya. “Eeeemb, delicious Mom!”, kata sanjungannya kepada Poosharm setelah mengunyah makanannya, melihat ceria. Vikram yang melihatnya pun ikut menjadi tersenyum beralih menjadi duduk masih diayunannya, begitupula Raizaa yang kini juga sudah duduk disampingnya dalam satu buah ayunan yang sama. Melihat kedua Putranya yang sudah duduk bersama dalam satu buah ayunan, Poosharm pun beralih memasuki rumah.
                Poosharm beralih memasuki rumah berniat akan membuatkan juz buah untuk keduanya. Namun setelah beberapa saat ia kembali menemui kedua Putranya, menaddak ia telah mendapati jika kedua Putranya itu telah tertidur masih terduduk dengan kepala mereka berdua bersandar seperti berhadapan disatu buah ayunan tersebut. Poosharm yang masih melihatnya pun menjadi tersenyum sedikit terenyuh dalam kebersamaan keduanya masih memegang minuman juz ditangannya.

BHARATAYUDHAseritiga

                Hari perlombaan antara sekolah Raizaa dan sekolah Ashghari pun sudah tiba. Sekolah Raizaa yang sebagai sekolah penyelenggara lomba, masih mempersiapkan alat-alat yang akan digunakan disebuah gedung olahraga didekat gedung sekolahnya. Kali ini sekolahnya menantang sekolah Ashghari untuk merebutkan tiket melakukan pelatihan dikota Bali bagi siapa yang akan memenangkan perlombaan tersebut. Setelah pada sebelumnya sekolahnya telah menantang sekolah lain.
                Perlombaan yang telah diselenggarakan oleh sekolahnya Raizaa sudah dilakukan sebanyak dua kali setiap pada tiga bulan sekali, berarti sudah enam bulan lamanya sekolah Raizaa mengadakan perlombaan seperti tersebut. Sekolahnya telah berhasil merebut tiket tim basket dan tim cheerleaders mengalahkan sekolah lawan pada sebelumnya. Dan apakah sekolahnya akan berhasil merebut tiket kembali dari sekolah Ashghari dengan mengalahkannya juga.
                Tepatnya hari ini, dua kubu sekolah sudah berkumpul digedung olahraga, mereka sedang melakukan sebuah pemanasan kecil sebelum melakukan kompetisi masing-masing.

Beberapa saat kemudian. . . .

                Tim basket sekolah Raizaa dan Tim Basket sekolah Ashghari kini mulai memasuki lapangan pertandingan berdiri didepan ring Basket dengan saling berhadapan, kedua Tim Basket sama-sama berbaris bersejajar dengan regunya masing-masing. Tim Basket sekolah Raizaa berdiri didepan ring Basket diarah kanan, sedangkan Tim Basket sekolah Ashghari berdiri didepan ring Basket diarah kiri. Tim Basket dari dua sekolah itupun kini menjadi saling berpandangan, mengenali satu dengan yang lainnya.
                Kemudian disambung dengan dua regu cheerleaders membelakangi dua Tim Basket itu saat music telah diperdengarkan menandakan pertunjukan dua regu cheerleaders dilakukan. Dengan back song Always Kabhi Kabhi dua regu cheerleadears itupun bersama menunjukkan gerakan cheerleadearsnya masing-masing. Semua penonton, Tim Basket dan guru-guru mulai memusatkan perhatian mereka pada kedua Tim Cheerleadears yang masih menunjukkan kebolehannya.
                Dibalik itu, ada Tim Juri sebanyak tiga orang yang akan menilai gerakan Tim secara regu juga menilai secara individu dari kedua Tim Cheerleadears itu. Raizaa yang melihat Ashghari menjadi kapten dari cheerleadersnya pun tak henti-henti memperhatikannya secara keseluruhan. Sedangkan Ashghari terus memandangi Rahika yang juga menjadi kapten dari Tim cheerleaders sekolahnya. Semuanya yang menyaksikannya menjadi terhanyut dalam gerakan juga pada irama music yang diperdengarkan.
                Setelah beberapa saat kemudian, kedua Tim Cheerleaders telah usai menunjukkan kebolehannya. Dan sekarang tiba saatnya untuk kedua Tim Basket akan melakukan sebuah pertandingan yang paling ditunggu-tunggu oleh siapa saja yang menyaksikannya. Kedua Tim Basket itupun bersama melangkah maju lalu bersama berhenti saat sudah berjarak dekat lima langkah, masih saling berhadapan. Mereka akan segera melakukan pertandingan sengit dengan kekuatan Tim masing-masing.
                Ashghari yang pandangannya kini tertuju pada Raizaa, menjadi terdiam karna memang benar apa yang telah dipikirkannya jika Raizaa ikut serta dalam lomba Basket tersebut.

BHARATAYUDHAseritiga
Suara tiupan piluitpun mulai diperdengarkan menandakan pertandingan bola Basket mulai dilakukan antara sekolah Tim Basket Raizaa melawan sekolah Tim Basket dari Ashghari. Ashghari yang sudah melihat kedua Tim Basket yang sudah bergerak untuk memasukkan bola ke ring Basket pun hanya menepukkan tangannya melihat jalannya pertandingan. Kemudian ia bersama Tim Cheerleadersnya berdiri menyemangatkan saat Tim Basket sekolahnya mendapatkan poin sebagai pembuka.
                Dan kini gentian Arora yang menggiring bola dan akan memasukkannya ke ring Basket lawan. Setelah beberapa saat berusaha melewati lawan yang berusaha menghalanginya, Arora pun berhasil memasukkan bola basket ke ring lawan. Rahika yang sudah melihatnya langsung berteriak gembira menyemangatkan Arora dan Tim Basketnya. Seperti yang telah dilakukan oleh Ashghari tadi, saat Tim Basket sekolahnya mendapatkan poin sebagai pembuka.
                Sementara Ashghari mulai mengamati Rahika yang begitu energik penuh semangat sedikit merenung. Sedangkan Rahika baru saja melihat kepadanya dengan senyuman keramahan sambil berkata dalam hatinya, “Siapa dia? Mengapa dia melihatku seperti itu?”. Lain halnya dengan Ashghari yang baru saja membalas senyumannya dengan mengangguk pelan lalu berpaling melihat ke Tim Basket sekolahnya. Dan pertandiangan bola basket itupun semakin memanas, semakin seru disaksikan.
                Beberapa waktu telah berjalan, dan kini hanya menyisahkan duapuluh menit durasi untuk pertandingan bola Basket itu. Tim Basket sekolah Ashghari ketinggalan dua angka dari Tim Basket sekolah Raizaa. Untuk skor sementara 14-16, dimenit ke duapuluh ini. Kini giliran Raizaa yang menggiring bola dengan berjalan santai melewati lawan yang masih berusaha tuk menghalanginya. Tiba-tiba pandangannya tertuju pada Ashghari yang juga memandanginya kaku.
                Disaatnya masih terpandang ke Ashghari, tiba-tiba saja ada yang akan merebut bola dari tangannya namun untung saja ada Arora yang langsung merampas bola dari tangannya lalu dengan cepat melompat tinggi memasukkan bola ke Ring Lawan. Raizaa yang baru tersadar pun langsung melihat bola basket yang tadi masih ditangannya kini sudah memasuki Ring Lawan dan mendapatkan sebuah poin kemenangan.
                “Astaga, siapa yang telah memasukkannya?”, bisiknya penuh tanya merasa keterkejutan dalam ketakjubban. Kemudian ada yang menepuknya dari pundak samping kirinya, Raizaa pun melihat kearah kirinya. “Arora???”, katanya sekali lagi penuh tanya. Sedangkan Arora hanya mengangguk sembari mengangkat tangan kiri Raizaa keatas menunjukkan sebuah kemenangan. Kemudian mereka berdua tertawa bersama saling berpandangan lalu bersama melihat ke Rahika masih dengan tawanya.
                Sementara Ashghari dan Tim Cheerleadersnya bersama-sama pergi menuju Tim Basket sekolahnya berbincang-bincang kecil. “Kerja yang bagus! Meskipun kalian tidak masuk dalam juara! Yang penting aku dengan semua Tim Cheerleaders sudah menjadi sang Juara!”, puji Ashghari dengan kebahagiaan. Teman-teman dari Tim Basketnya pun menjadi bahagia menghapus kesedihannya karna tidak berhasil merebut tiket kemenangan karna pujian darinya.
                Keputusan dewan juri pun sudah diberitahukan. Bahwa yang berhak mendapatkan tiket pelatihan ke kota Bali selama dua minggu adalah Tim Basket dari sekolah Raizaa dan Tim Cheerleaders dari sekolah Ashghari. Lalu yang mendapatkan nilai tertinggi dari dua kategori tersebut adalah Raizaa dari Tim Basket Dan Ashghari dari Tim Cheerleaders. Sekali lagi Ashghari bersama teman-temannya merasa bahagia tak terhingga, begitupula dengan Raizaa bersama teman-temannya.

BHARATAYUDHAseritiga

Tidak ada komentar:

Posting Komentar