Pada sore
harinya, Vikram sedang bersantai diayunan dihalaman depan rumahnya. Ia sedang
berayun-rayun seorang diri dengan merebahkan seluruh tubuhnya menikmati
hembusan angin yang begitu ramah menyapanya. Tak lama dirinya menikmati waktu
bersantainya, datanglah Poosharm yang membawa makanan kecil duduk disampingnya
memakai sebuah kursi. Vikram yang menyadarinya pun langsung melihat kepadanya.
Begitupula Poosharm
yang juga melihat kepadanya tersenyum sambil menyuapi makanan yang telah
dibawanya. “Ibunda, aku sudah besar! Masih pantaskah aku disuapi lagi seperti ini?”,
Vikram menanyakannya usainya mengunyah makanannya. Sedangkan Poosharm hanya
mengangguk pelan lalu menyuapinya sekali lagi. “Ibunda, sebeginikah Ibunda
menyayangiku! Aku sudah besar Ibunda!”, Vikram kembali menanyakan sambil
mengingatkannya kembali.
“Vikram, terserah
Ibunda mau menyuapimu atau tidak! Kau sebagai anakku, hanya wajib untuk
menerimanya saja!”. Poosharm menasehatinya, melihatnya ceria.
“Tapi Ibunda, aku
takut jika pada nantinya Ibunda tidak akan pernah sanggup untuk tidak
menyuapiku walaupun hanya sehari saja! Aku berkata seperti ini, hanya untuk
memberi pengertian kepada Ibunda saja!”. Vikram mengutarakan.
“Sampai kapanpun
kau akan tetap menjadi Putraku! Kau jangan khawatirkan tentang masa depanmu!
Karna Ibunda akan mengerti apa yang kau mau, tanpa kau mengutarakannya langsung
kepadaku!”. Poosharm mengutarakan tekadnya agar Vikram tidak merasa khawatir
tentang perhatiannya yang masih memanjakannya.
Tiba-tiba ada
sosok Raizaa yang sedang berjalan dari pintu gerbang menuju kepada mereka
berdua sambil berkata, “Mulai sekarang tidak akan ada yang datang dan pergi
lagi dari sisi Ibunda, dan juga dari sisi Ayahanda!”. Sedangkan Vikram dan
Poosharm baru saja bersama melihat ke Raizaa yang kini sudah berdiri diantara
mereka berdua. “Ibunda, suapilah Bhai Raizaa seperti Ibunda telah menyuapiku
tadi!”, pinta Vikram sedikit menggoda keduanya.
Poosharm menjadi
tersenyum masih melihat ke Raizaa lalu menyuapinya. “Eeeemb, delicious Mom!”,
kata sanjungannya kepada Poosharm setelah mengunyah makanannya, melihat ceria.
Vikram yang melihatnya pun ikut menjadi tersenyum beralih menjadi duduk masih
diayunannya, begitupula Raizaa yang kini juga sudah duduk disampingnya dalam
satu buah ayunan yang sama. Melihat kedua Putranya yang sudah duduk bersama dalam
satu buah ayunan, Poosharm pun beralih memasuki rumah.
Poosharm beralih
memasuki rumah berniat akan membuatkan juz buah untuk keduanya. Namun setelah
beberapa saat ia kembali menemui kedua Putranya, menaddak ia telah mendapati
jika kedua Putranya itu telah tertidur masih terduduk dengan kepala mereka berdua
bersandar seperti berhadapan disatu buah ayunan tersebut. Poosharm yang masih
melihatnya pun menjadi tersenyum sedikit terenyuh dalam kebersamaan keduanya
masih memegang minuman juz ditangannya.
BHARATAYUDHAseritiga
Hari perlombaan
antara sekolah Raizaa dan sekolah Ashghari pun sudah tiba. Sekolah Raizaa yang
sebagai sekolah penyelenggara lomba, masih mempersiapkan alat-alat yang akan
digunakan disebuah gedung olahraga didekat gedung sekolahnya. Kali ini
sekolahnya menantang sekolah Ashghari untuk merebutkan tiket melakukan
pelatihan dikota Bali bagi siapa yang akan memenangkan perlombaan tersebut.
Setelah pada sebelumnya sekolahnya telah menantang sekolah lain.
Perlombaan yang
telah diselenggarakan oleh sekolahnya Raizaa sudah dilakukan sebanyak dua kali
setiap pada tiga bulan sekali, berarti sudah enam bulan lamanya sekolah Raizaa
mengadakan perlombaan seperti tersebut. Sekolahnya telah berhasil merebut tiket
tim basket dan tim cheerleaders mengalahkan sekolah lawan pada sebelumnya. Dan
apakah sekolahnya akan berhasil merebut tiket kembali dari sekolah Ashghari
dengan mengalahkannya juga.
Tepatnya hari
ini, dua kubu sekolah sudah berkumpul digedung olahraga, mereka sedang
melakukan sebuah pemanasan kecil sebelum melakukan kompetisi masing-masing.
Beberapa saat kemudian. . . .
Tim basket
sekolah Raizaa dan Tim Basket sekolah Ashghari kini mulai memasuki lapangan
pertandingan berdiri didepan ring Basket dengan saling berhadapan, kedua Tim
Basket sama-sama berbaris bersejajar dengan regunya masing-masing. Tim Basket
sekolah Raizaa berdiri didepan ring Basket diarah kanan, sedangkan Tim Basket
sekolah Ashghari berdiri didepan ring Basket diarah kiri. Tim Basket dari dua
sekolah itupun kini menjadi saling berpandangan, mengenali satu dengan yang
lainnya.
Kemudian
disambung dengan dua regu cheerleaders membelakangi dua Tim Basket itu saat
music telah diperdengarkan menandakan pertunjukan dua regu cheerleaders
dilakukan. Dengan back song Always Kabhi Kabhi dua regu cheerleadears itupun
bersama menunjukkan gerakan cheerleadearsnya masing-masing. Semua penonton, Tim
Basket dan guru-guru mulai memusatkan perhatian mereka pada kedua Tim
Cheerleadears yang masih menunjukkan kebolehannya.
Dibalik itu, ada
Tim Juri sebanyak tiga orang yang akan menilai gerakan Tim secara regu juga
menilai secara individu dari kedua Tim Cheerleadears itu. Raizaa yang melihat
Ashghari menjadi kapten dari cheerleadersnya pun tak henti-henti memperhatikannya
secara keseluruhan. Sedangkan Ashghari terus memandangi Rahika yang juga
menjadi kapten dari Tim cheerleaders sekolahnya. Semuanya yang menyaksikannya
menjadi terhanyut dalam gerakan juga pada irama music yang diperdengarkan.
Setelah beberapa
saat kemudian, kedua Tim Cheerleaders telah usai menunjukkan kebolehannya. Dan
sekarang tiba saatnya untuk kedua Tim Basket akan melakukan sebuah pertandingan
yang paling ditunggu-tunggu oleh siapa saja yang menyaksikannya. Kedua Tim
Basket itupun bersama melangkah maju lalu bersama berhenti saat sudah berjarak
dekat lima langkah, masih saling berhadapan. Mereka akan segera melakukan
pertandingan sengit dengan kekuatan Tim masing-masing.
Ashghari yang
pandangannya kini tertuju pada Raizaa, menjadi terdiam karna memang benar apa
yang telah dipikirkannya jika Raizaa ikut serta dalam lomba Basket tersebut.
BHARATAYUDHAseritiga
Suara tiupan piluitpun mulai
diperdengarkan menandakan pertandingan bola Basket mulai dilakukan antara
sekolah Tim Basket Raizaa melawan sekolah Tim Basket dari Ashghari. Ashghari
yang sudah melihat kedua Tim Basket yang sudah bergerak untuk memasukkan bola
ke ring Basket pun hanya menepukkan tangannya melihat jalannya pertandingan.
Kemudian ia bersama Tim Cheerleadersnya berdiri menyemangatkan saat Tim Basket
sekolahnya mendapatkan poin sebagai pembuka.
Dan kini gentian
Arora yang menggiring bola dan akan memasukkannya ke ring Basket lawan. Setelah
beberapa saat berusaha melewati lawan yang berusaha menghalanginya, Arora pun
berhasil memasukkan bola basket ke ring lawan. Rahika yang sudah melihatnya
langsung berteriak gembira menyemangatkan Arora dan Tim Basketnya. Seperti yang
telah dilakukan oleh Ashghari tadi, saat Tim Basket sekolahnya mendapatkan poin
sebagai pembuka.
Sementara
Ashghari mulai mengamati Rahika yang begitu energik penuh semangat sedikit
merenung. Sedangkan Rahika baru saja melihat kepadanya dengan senyuman
keramahan sambil berkata dalam hatinya, “Siapa dia? Mengapa dia melihatku
seperti itu?”. Lain halnya dengan Ashghari yang baru saja membalas senyumannya
dengan mengangguk pelan lalu berpaling melihat ke Tim Basket sekolahnya. Dan
pertandiangan bola basket itupun semakin memanas, semakin seru disaksikan.
Beberapa waktu
telah berjalan, dan kini hanya menyisahkan duapuluh menit durasi untuk pertandingan
bola Basket itu. Tim Basket sekolah Ashghari ketinggalan dua angka dari Tim
Basket sekolah Raizaa. Untuk skor sementara 14-16, dimenit ke duapuluh ini.
Kini giliran Raizaa yang menggiring bola dengan berjalan santai melewati lawan
yang masih berusaha tuk menghalanginya. Tiba-tiba pandangannya tertuju pada
Ashghari yang juga memandanginya kaku.
Disaatnya masih
terpandang ke Ashghari, tiba-tiba saja ada yang akan merebut bola dari
tangannya namun untung saja ada Arora yang langsung merampas bola dari tangannya
lalu dengan cepat melompat tinggi memasukkan bola ke Ring Lawan. Raizaa yang
baru tersadar pun langsung melihat bola basket yang tadi masih ditangannya kini
sudah memasuki Ring Lawan dan mendapatkan sebuah poin kemenangan.
“Astaga, siapa
yang telah memasukkannya?”, bisiknya penuh tanya merasa keterkejutan dalam
ketakjubban. Kemudian ada yang menepuknya dari pundak samping kirinya, Raizaa
pun melihat kearah kirinya. “Arora???”, katanya sekali lagi penuh tanya. Sedangkan
Arora hanya mengangguk sembari mengangkat tangan kiri Raizaa keatas menunjukkan
sebuah kemenangan. Kemudian mereka berdua tertawa bersama saling berpandangan
lalu bersama melihat ke Rahika masih dengan tawanya.
Sementara
Ashghari dan Tim Cheerleadersnya bersama-sama pergi menuju Tim Basket
sekolahnya berbincang-bincang kecil. “Kerja yang bagus! Meskipun kalian tidak
masuk dalam juara! Yang penting aku dengan semua Tim Cheerleaders sudah menjadi
sang Juara!”, puji Ashghari dengan kebahagiaan. Teman-teman dari Tim Basketnya
pun menjadi bahagia menghapus kesedihannya karna tidak berhasil merebut tiket
kemenangan karna pujian darinya.
Keputusan dewan
juri pun sudah diberitahukan. Bahwa yang berhak mendapatkan tiket pelatihan ke
kota Bali selama dua minggu adalah Tim Basket dari sekolah Raizaa dan Tim
Cheerleaders dari sekolah Ashghari. Lalu yang mendapatkan nilai tertinggi dari
dua kategori tersebut adalah Raizaa dari Tim Basket Dan Ashghari dari Tim
Cheerleaders. Sekali lagi Ashghari bersama teman-temannya merasa bahagia tak
terhingga, begitupula dengan Raizaa bersama teman-temannya.
BHARATAYUDHAseritiga
Tidak ada komentar:
Posting Komentar