Selasa, 13 Oktober 2015

BHARATAYUDHAseritiga (Part 34)



                Sementara Vikram baru saja memisahkan dirinya dari Vin dan Arun, dirinya sedang menuju ketoilet untuk membuang air kecil. Disaat dirinya masih berjalan tak jauh dari dapur tempat dimana toilet itu berada, mendadak menjadi berhenti disebuah ruangan dengan tertuju pada sebuah foto berukuran besar. Ia yang mulai merasa penasaran pun mendekatkan dirinya kepada foto berukuran besar tersebut agar lebih jelas melihatnya.
                “Sepertinya aku pernah bertemu dengan orang yang ada pada foto ini!?”, bisiknya kecil mencoba mengingat siapa dari foto yang mulai diamatinya tersebut. Lalu teringat saat pertama kalinya ia bertemu dengan Ashghari, saat berlari bersama hingga saat bertemu kembali disebuah gedung olahraga. “Ash, ga, ri?”, bisiknya kembali mengekspresikan keterkejutan dengan seketika. Lalu dicermatinya jika Ashghari difoto tersebut memakai pakaian khas dari India berwarna kuning.
                Ashghari didalam foto itu berpose manja dengan matanya yang sangat indah dihiasi make up juga perhiasan dikepalanya, ditangannya dan dilehernya. “Jadi Putri kecil yang sangat ingin ditemui Ibunda, adalah Ashghari yang sudah kekenal lama! Namun sangat jarang untuk bisa bertemu!”, katanya lagi masih dalam keterkejutan. Lalu secara tiba-tiba ia seperti mendengar suara jeritan tangis dua orang bayi ketika mengamati mahkota kecil yang sedang dipakai oleh Ashghari.
                Sontak Vikram pun merasa terkejut tuk kedua kalinya, kemudian berbalik membelakangi foto tersebut lalu tak sengaja dilihatnya ada Shafaq dan Poosharm sedang berjalan menujunya, bersama melihat kepadanya. Dan kini Vikram kembali berakting memberi senyuman palsu pada keduanya berpura-pura tidak mengetahui tentang Ashghari.
                “Vikram, sedang apa kau disini?”. Tanya Poosharm setelah berhenti didepannya bersama Shafaq, Vikram menggeleng masih memberi senyuman palsu melihat padanya.
                “Apa kau mau ikut bersama kami? Kami beru saja mau kedapur mengambilkan minuman juga makanan kecil untukmu dan untuk kedua orang pria yang sedang bersamamu tadi!”. Shafaq menyambung sembari mengajaknya.       
                “Tidak, aku tidak mau ikut kedapur! Silahkan Ibunda bersama Tante Shafaq segera kedapur, karna tadi Ayah dan Om Arun menanyakan tentang camilan juga minuman buat mereka!”. Vikram berkata gugup meyakinkan, namun sedikit berbohong.
                Poosharm dan Shafaq pun memberinya senyuman lalu pergi menuju kedapur, sedangkan Vikram menarik nafasnya merasakan kelegaan lalu menghadap kembali kefoto Ashghari. “Biarpun aku tidak bisa bertemu denganmu dirumahmu sekarang, setidaknya fotomu yang telah aku temui dan kau sangat cantik didalam foto ini!”, pujinya kembali berbisik sambil tersenyum malu memandangi wajah Ashghari difoto tersebut.
                Lalu dilihatnya foto Raf disisi kanan dari foto Ashgahri, dan foto Raj disisi kiri dari foto Ashghari. Foto Raf memakai busana khas India muslim, dan foto Raj memakai busana khas India beragama hindu. Keduanya sangat tampan difoto tersebut  sehingga Vikram pun memujinya juga masih berbisik, “Kedua orang pria itu kakakmu yah? Sungguh tidak kalah tampan dengan Om Arun!”, pujinya yang tulus dengan kepolosannya dalam mengamati ketiga foto tersebut.

BHARATAYUDHAseritiga

                Disiang harinya pada pukul satu siang Vikram kembali menjalani pendidikan home schoolingnya, saat ini ia akan membahas pelajaran matematika. Disaat dirinya sedang berhitung, ia menyempatkan kalau angka yang sedang dihitungnya dengan membayangkan perbandingan keluarganya sendri. Ia pun mulai melakukannya dengan berbicara didalam hatinya.
“Satu Ayahanda ditambah satu Ibunda sama dengan dua yaitu aku dan Raizaa! Dan bila dua Ibunda dikurang dua orang anak sama dengan satu orang Ibunda saja! Berarti satu orang anak hanya mendapat satu Ibunda, dan dia adalah Raizaa! Lalu aku mendapat Ibunda….?”, penjelasan dari dalam hatinya lalu terhenti sedikit membingungkan melihat ketulisan hasil perhitungannya.
“Vikram, jawaban yang kau tuliskan sudah tepat! Lantas, apakah yang telah membuatmu menjadi bingung seperti itu?”. Guru pembimbingnya menegurnya ingin mengetahui apa yang telah membuatnya bingung, melihat bingung juga kepadanya.
“Konsentrasiku hampir pecah tadi, Ibu Guru! Tapi untung saja Ibu Guru mengingatkan bahwa jawaban yang aku tulis sudah tepat!”. Vikram mencoba mengeles melihat gugup ke Ibu Gurunya, lalu melihat kearah kamar rahasia yang tertutup.
Sementara itu, Guru pembimbingnya pergi sebentar darinya menuju ketoilet. Dan Vikram yang sudah mengetahuinya pun semakin leluasa mengamati kamar rahasia dari jauh sambil berkhayalkan sesuatu. Ia mulai berkhayal jika dirinya memberitahukan kalau ia sendiri harus pergi demi mencari Ibunda kandungnya. Sebab dirinya sudah mengetahui sejak lama kalau Poosharm bukanlah Ibunda kandungnya, dan semua itu dikhayalkannya dengan memberitahukannya langsung kepada Poosharm.
Kemudian menjadi menidurkan kepalanya manja diatas meja tempatnya belajar, masih mengamati kamar rahasia sambil tersenyum kecil. “Mungkin akan tiba saatnya untukku mencari Ibunda kandungku! Yang harus aku lakukan sendiri tanpa satupun orang yang dapat mengetahui rencanaku ini! Dan cukup mereka semua tau kalau aku bukanlah anak kandung dari pemilik rumah ini, mereka masih merahasiakan kenyataan itu padaku!”, bisknya kecil sedikit dalam keheningan.
Disana, Arun dan Vin akan membicarakan sesuatu yang mungkin bisa membuat mereka menjadi serius tuk menjabarkannya disebuah danau. Sebuah danau yang sering dikunjungi Ashghari, juga pernah didatangi oleh Vikram dan Raizaa tanpa mereka berdua ketahui. Dan kini mereka berdua sedang berdiri ditepi danau tersebut bersama mencerminkan wajahnya keair danau yang masih tenang itu, saling melihat wajah dirinya sendiri.
“Aku mendapatkan sebuah mimpi sebagai petunjuk, tentang Vikram! Aku melihat Vikram sudah mendengar suara yang dulu telah megilhami tentang kelahirannya!”. Arun mulai membaginya dengan melihat wajah Vin diair danau tersebut, begitupula dengan Vin kepadanya.
“Hal apakah yang telah menyebabkan itu bisa terjadi? Apakah Vikram bisa mengingat kejadian yang telah lalu?”. Tanya Vin ingin mengetahui melihat wajah Arun diair danau.
“Ashghari dan Vikram sangatlah berbeda! Namun Vikram akan mempunyai satu keinginan yang sama dengan Ashghari! Dan itu masih bersifat sangat rahasia! Yang aku cemaskan, jika Vikram mengamati bundaran dimahkota Ashghari, maka ia akan bisa mendengar suara yang mengilhami tentang kelahirannya, kemudian dia akan bertanya darimana dia dilahirkan juga diciptakan? Lalu dia akan bertanya lagi tentang sesuatu yang akan membuat kita semua menjadi bisu sesaat!”. Tegas Arun.
Vin tersenyum dengan melihat kewajah Arun disampingnya, “Aku sudah siap? Apapun yang akan terjadi aku harus siap! Demi kebebesanku, demi kebebasanmu, juga kebebasan anak-anak kita!”. Arun yang mendengarnya juga sudah melihat balik kepadanya juga, menjadi ikut tersenyum, dan keduanya kini sama-sama menggambarkan optimis untuk selalu maju demi mendapatkan sebuah kebebasan yang sudah lama ditunggu-tunggu, juga diidam-idamkan oleh keduanya.



BHARATAYUDHAseritiga



Tidak ada komentar:

Posting Komentar