Sementara Vikram
baru saja memisahkan dirinya dari Vin dan Arun, dirinya sedang menuju ketoilet
untuk membuang air kecil. Disaat dirinya masih berjalan tak jauh dari dapur
tempat dimana toilet itu berada, mendadak menjadi berhenti disebuah ruangan
dengan tertuju pada sebuah foto berukuran besar. Ia yang mulai merasa penasaran
pun mendekatkan dirinya kepada foto berukuran besar tersebut agar lebih jelas
melihatnya.
“Sepertinya aku
pernah bertemu dengan orang yang ada pada foto ini!?”, bisiknya kecil mencoba
mengingat siapa dari foto yang mulai diamatinya tersebut. Lalu teringat saat
pertama kalinya ia bertemu dengan Ashghari, saat berlari bersama hingga saat
bertemu kembali disebuah gedung olahraga. “Ash, ga, ri?”, bisiknya kembali
mengekspresikan keterkejutan dengan seketika. Lalu dicermatinya jika Ashghari
difoto tersebut memakai pakaian khas dari India berwarna kuning.
Ashghari didalam
foto itu berpose manja dengan matanya yang sangat indah dihiasi make up juga
perhiasan dikepalanya, ditangannya dan dilehernya. “Jadi Putri kecil yang
sangat ingin ditemui Ibunda, adalah Ashghari yang sudah kekenal lama! Namun
sangat jarang untuk bisa bertemu!”, katanya lagi masih dalam keterkejutan. Lalu
secara tiba-tiba ia seperti mendengar suara jeritan tangis dua orang bayi
ketika mengamati mahkota kecil yang sedang dipakai oleh Ashghari.
Sontak Vikram pun
merasa terkejut tuk kedua kalinya, kemudian berbalik membelakangi foto tersebut
lalu tak sengaja dilihatnya ada Shafaq dan Poosharm sedang berjalan menujunya,
bersama melihat kepadanya. Dan kini Vikram kembali berakting memberi senyuman
palsu pada keduanya berpura-pura tidak mengetahui tentang Ashghari.
“Vikram, sedang
apa kau disini?”. Tanya Poosharm setelah berhenti didepannya bersama Shafaq,
Vikram menggeleng masih memberi senyuman palsu melihat padanya.
“Apa kau mau ikut
bersama kami? Kami beru saja mau kedapur mengambilkan minuman juga makanan
kecil untukmu dan untuk kedua orang pria yang sedang bersamamu tadi!”. Shafaq
menyambung sembari mengajaknya.
“Tidak, aku tidak
mau ikut kedapur! Silahkan Ibunda bersama Tante Shafaq segera kedapur, karna
tadi Ayah dan Om Arun menanyakan tentang camilan juga minuman buat mereka!”.
Vikram berkata gugup meyakinkan, namun sedikit berbohong.
Poosharm dan
Shafaq pun memberinya senyuman lalu pergi menuju kedapur, sedangkan Vikram
menarik nafasnya merasakan kelegaan lalu menghadap kembali kefoto Ashghari.
“Biarpun aku tidak bisa bertemu denganmu dirumahmu sekarang, setidaknya fotomu
yang telah aku temui dan kau sangat cantik didalam foto ini!”, pujinya kembali
berbisik sambil tersenyum malu memandangi wajah Ashghari difoto tersebut.
Lalu dilihatnya
foto Raf disisi kanan dari foto Ashgahri, dan foto Raj disisi kiri dari foto
Ashghari. Foto Raf memakai busana khas India muslim, dan foto Raj memakai
busana khas India beragama hindu. Keduanya sangat tampan difoto tersebut sehingga Vikram pun memujinya juga masih
berbisik, “Kedua orang pria itu kakakmu yah? Sungguh tidak kalah tampan dengan
Om Arun!”, pujinya yang tulus dengan kepolosannya dalam mengamati ketiga foto
tersebut.
BHARATAYUDHAseritiga
Disiang harinya
pada pukul satu siang Vikram kembali menjalani pendidikan home schoolingnya,
saat ini ia akan membahas pelajaran matematika. Disaat dirinya sedang
berhitung, ia menyempatkan kalau angka yang sedang dihitungnya dengan
membayangkan perbandingan keluarganya sendri. Ia pun mulai melakukannya dengan
berbicara didalam hatinya.
“Satu Ayahanda ditambah satu Ibunda sama dengan dua
yaitu aku dan Raizaa! Dan bila dua Ibunda dikurang dua orang anak sama dengan
satu orang Ibunda saja! Berarti satu orang anak hanya mendapat satu Ibunda, dan
dia adalah Raizaa! Lalu aku mendapat Ibunda….?”, penjelasan dari dalam hatinya
lalu terhenti sedikit membingungkan melihat ketulisan hasil perhitungannya.
“Vikram, jawaban yang kau tuliskan sudah tepat!
Lantas, apakah yang telah membuatmu menjadi bingung seperti itu?”. Guru
pembimbingnya menegurnya ingin mengetahui apa yang telah membuatnya bingung,
melihat bingung juga kepadanya.
“Konsentrasiku hampir pecah tadi, Ibu Guru! Tapi
untung saja Ibu Guru mengingatkan bahwa jawaban yang aku tulis sudah tepat!”.
Vikram mencoba mengeles melihat gugup ke Ibu Gurunya, lalu melihat kearah kamar
rahasia yang tertutup.
Sementara itu, Guru pembimbingnya pergi sebentar
darinya menuju ketoilet. Dan Vikram yang sudah mengetahuinya pun semakin
leluasa mengamati kamar rahasia dari jauh sambil berkhayalkan sesuatu. Ia mulai
berkhayal jika dirinya memberitahukan kalau ia sendiri harus pergi demi mencari
Ibunda kandungnya. Sebab dirinya sudah mengetahui sejak lama kalau Poosharm
bukanlah Ibunda kandungnya, dan semua itu dikhayalkannya dengan
memberitahukannya langsung kepada Poosharm.
Kemudian menjadi menidurkan kepalanya manja diatas
meja tempatnya belajar, masih mengamati kamar rahasia sambil tersenyum kecil.
“Mungkin akan tiba saatnya untukku mencari Ibunda kandungku! Yang harus aku
lakukan sendiri tanpa satupun orang yang dapat mengetahui rencanaku ini! Dan
cukup mereka semua tau kalau aku bukanlah anak kandung dari pemilik rumah ini,
mereka masih merahasiakan kenyataan itu padaku!”, bisknya kecil sedikit dalam
keheningan.
Disana, Arun dan Vin akan membicarakan sesuatu yang
mungkin bisa membuat mereka menjadi serius tuk menjabarkannya disebuah danau.
Sebuah danau yang sering dikunjungi Ashghari, juga pernah didatangi oleh Vikram
dan Raizaa tanpa mereka berdua ketahui. Dan kini mereka berdua sedang berdiri
ditepi danau tersebut bersama mencerminkan wajahnya keair danau yang masih
tenang itu, saling melihat wajah dirinya sendiri.
“Aku mendapatkan sebuah mimpi sebagai petunjuk,
tentang Vikram! Aku melihat Vikram sudah mendengar suara yang dulu telah
megilhami tentang kelahirannya!”. Arun mulai membaginya dengan melihat wajah
Vin diair danau tersebut, begitupula dengan Vin kepadanya.
“Hal apakah yang telah menyebabkan itu bisa terjadi?
Apakah Vikram bisa mengingat kejadian yang telah lalu?”. Tanya Vin ingin
mengetahui melihat wajah Arun diair danau.
“Ashghari dan Vikram sangatlah berbeda! Namun Vikram
akan mempunyai satu keinginan yang sama dengan Ashghari! Dan itu masih bersifat
sangat rahasia! Yang aku cemaskan, jika Vikram mengamati bundaran dimahkota
Ashghari, maka ia akan bisa mendengar suara yang mengilhami tentang
kelahirannya, kemudian dia akan bertanya darimana dia dilahirkan juga
diciptakan? Lalu dia akan bertanya lagi tentang sesuatu yang akan membuat kita
semua menjadi bisu sesaat!”. Tegas Arun.
Vin tersenyum dengan melihat kewajah Arun
disampingnya, “Aku sudah siap? Apapun yang akan terjadi aku harus siap! Demi
kebebesanku, demi kebebasanmu, juga kebebasan anak-anak kita!”. Arun yang
mendengarnya juga sudah melihat balik kepadanya juga, menjadi ikut tersenyum,
dan keduanya kini sama-sama menggambarkan optimis untuk selalu maju demi
mendapatkan sebuah kebebasan yang sudah lama ditunggu-tunggu, juga
diidam-idamkan oleh keduanya.
BHARATAYUDHAseritiga
Tidak ada komentar:
Posting Komentar