Dan kini juga mereka
semua kembali duduk seperti semula, Arun akan segera membicarakan tentang
Ritual Pelepasan Kekuatan Spiritual yang masih bersemayam didalam dirinya
sendiri, Vin, Vikram, Ashghari juga dengan Raf dan Raj. Pertama, Arun
menjelaskan tentang kebebasan dari Vin, yang akan dilakukan oleh Ashghari
dengan bantuan dari Raf dan Raj. Semua yang mengikutinya pun mulai menyimaknya
dengan seksama menghadirkan keseriusan.
Kemudian Ashghari
bertanya, “Mengapa harus aku, Ayah Arun?”, dengan melihat ke Arun. Arun
langsung menjawabnya, “Karna Kekuatan Spiritual didalam dirimulah yang bisa
membebaskan Om Vin dari hukumannya selama kurang lebih limaratus tahun
lamanya!”, dengan melihat ke Ashghari. Lalu disambung dengan Mellissa, “Apakah
Vin telah hidup pada kehidupan sebelumnya? Maksudku apakah dia telah hidup pada
limaratus tahun yang lalu?”, dengan melihat terkejut ke Vin lalu berhenti ke Arun.
Arun pun
mengangguk melihat ke Mellissa, sementara yang menjawab pertanyaan darinya
adalah Vin yang sudah melihat kepada dirinya. Vin mengatakan “Iya”, lalu ia
menjelaskan jika memang benar kalau dirinya telah hidup pada kehidupan
sebelumnya. Dan alasannya tetap hidup hingga pada zaman sekarang, itu karna
sebuah kutukan yang telah ia terima pada kehidupannya dulu. Dan yang menjadi
tujuannya semenjak ia masih menjalani hidupnya adalah hanya untuk mendapatkan
kebebasan.
Dan kebebasan
yang dimaksud bukanlah kebebasan hanya untuk dirinya saja, tetapi juga untuk
Arun, Ashghari, Vikram, Raf dan Raj. Sebab mereka berlimalah yang akan
mendasari kebebasan dari Vin, dan yang lebih berperan penting adalah Ashghari.
Setelah usainya berujar menceritakannya secara rinci, Mellissa pun kembali bertanya.
“Kebebasan apakah yang telah kau inginkan? Bisa juga
kau idam-idamkan selama kau menjalani hidup mirip seperti seorang manusia
abadi?”, menatap semakin serius mempertanyakan kepada Vin.
“Aku merindukan nirwana! Kalau saja kutukan pada masa
kehidupanku dulu tidak menyertai, maka aku sudah lama hidup damai dialam
nirwana itu! Aku merindukan Ayah, aku juga merindukan Tri Putri yang pernah
menjadi temanku pada masa kehidupanku dulu!”. Vin mengungkap kerinduannya, Arun
melihatnya sedikit haru karna mengingat keluarganya pada masa itu. Sedangkan
Poosharm merasa sedikit kecemburuan karna mendengar kata Tri Putri.
“Dan setelah Ritual Pelepasan Spiritual itu
dilakukan, maka Vin akan meninggalkan kita semua disini!”. Shafaq menyambungnya
dengan melihat ke Vin. Semua yang mendengar katanya melihat ke Vin secara
spontan.
Keheningan pun mulai terjadi, semua mata masih
terpusatkan kepada Vin. Dan Vin mulai menatap mereka semua secara bergantian
memohon restu untuk kebebasannya yang berupa sebuah kematian. Semua mata yang
masih memusatkan pada dirinya tampak ada yang mulai bersedih, sudah
berkaca-kaca, bahkan ada yang sudah siap namun masih tampak ada ketidakrelaan.
BHARATAYUDHAseritiga
Setelah
keheningan terjadi beberapa saat, Arun kembali berbicara meminta pengaduan atau
keluhan diantara mereka semua. Belum sampai satu menit ia sudah mengatakannya,
Ashghari langsung berdiri melihat-lihat kemereka semua sambil berkata.
“Aku keberatan! Aku merasa tidak teradili! Pertama
Ayah Arun telah merahasiakan keterkaitanku dengan Vikram! Kedua, Ayah Arun
telah membuat jarak dengan kedua Kakakku! Dan ketiga, Ayah Arun telah membuatku
seperti menjadi seorang pembunuh!”. Ashghari berkata menegaskan melihat-lihat
kemereka semua. Arun menjadi terdiam seketika, Shafaq berdiri melihatnya resah.
“Kami terpaksa memisahkanmu dengan kedua Kakakmu!
Karna kalian bertiga mempunyai kekuatan yang masih belum dipecahkan, dan itu
akan menyakiti salah satu diantara kalian bertiga!”. Shafaq menjelaskannya, Vin
menutup kedua matanya lalu menunduk sudah mengerti sejak lama.
“Iya, itu memang benar Ibu! Diwaktu dulu aku pernah
dengan sengaja menggeserka mahkota kecil ini dari ubun-ubun dikepalaku, dan
diwaktu itu juga aku melihat kesakitan yang dialami Kak Raj! Sedangkan kak Raf,
hanya menangis pilu memeluk Kak Raj! Dan yang kini kulihat, bukan saja aku yang
memakai mahkota kecil ini tapi juga Vikram yang memakainya!”. Ashghari semakin
menegaskannya dengan melihat ke Shafaq lalu berhenti melihat ke Vikram.
“Aku memakainya, karna aku juga berdarah biru seperti
dirimu! Begitupula dengan Raizaa, Kak Raj dan Kak Raf! Tapi aku mohon demi Aku,
kau mau membantu Ayahku untuk mendapatkan kebebasannya!”. Vikram berkata dengan
berdiri, menjelaskannya lalu memohon menatap resah kepadanya.
“Alasan apakah yang bisa kau berikan dari kata
permohonanmu itu? Sekarang kau berbicara bukan sebagai temanku, tapi sebagai
penantangku!”. Ashghari meminta sebuah alasan dengan berjalan tiga langkah
kedepan, menatap tegas kepadanya.
“Om Arun lupa menjelaskan, kalau Ayahku tidak
mendapatkan kebebasaannya sebelum Om Arun mendapatkan kebebasannya, maka Ayahku
akan hidup lebih lama lagi dan akan menjadi manusia abadi seketika sampai
seterusnya, selamanya! Maka dari itu, atas kesaksianku, kesiapanku, juga demi
diriku jadilah sebuah perisai untuk kebebasan Ayahku!”. Vikram menjelaskannya
lagi menggunakan tatapan memohon. Dan secara tiba-tiba Mellissa menyambungnya
dengan berdiri melihat tajam ke Vin.
“Aku sangat setuju dengan Ashghari!”, sambungnya menggemparkan
hingga semua mata tertuju padanya. “Namun aku juga setuju dengan pernyataan
Vikram! Dan sekarang yang menjadi pemikiranku, Vin baru saja datang kembali kekehidupanku,
bagaimana bisa Vin akan pergi lagi?”. Perkataan kedua yang sedikit meluluhkan
hati mereka semua.
Poosharm yang
mengerti akan perasaan Mellissa, berbisik ke Vin menyuruhnya untuk memeluk
Mellissa sejenak sambil menenangkannya. Vin yang sudah mendengarnya pun berdiri
dari duduknya berjalan pelan ke Mellissa kemudian memeluknya. Mellissa yang
merasakannya pun menjadi terkejut kecil meneteskan airmatanya. “Jangan
menganggap pelukan ini adalah pelukan yang terakhir untukmu!”, Vin berbisik
menenangkannya berlinangan airmata.
Ashghari yang
masih melihat keduanya, teringat kembali pada Raizaa lalu memilih beranjak
pergi menuju kamarnya. Dan Arun yang tak sengaja melihat Ashghari hanya berdiam
memandanginya. Kemudian Poosharm berkata menawarkan Mellissa untuk menikah
dengan Vin sebelum Vin mendapatkan kebebasannya. Hanya demi mendapatkan status
seorang istri dari Vin juga mendapatkan status seorang Ibu dari kedua Putranya
pada Mellissa.
Mellissa yang
mendengar tawarannya itu, langsung melepaskan pelukan Vin beralih berlari kecil
ke Poosharm dan memeluknya. Poosharm pun membalas memeluknya juga, dan suasana
berubah menjadi sedikit bahagia karna satu persatu dari mereka semua telah
tersenyum haru.
BHARATAYUDHAseritiga
Tidak ada komentar:
Posting Komentar