Rabu, 14 Oktober 2015

BHARATAYUDHAsertiga (Part 45)



                Dan kini juga mereka semua kembali duduk seperti semula, Arun akan segera membicarakan tentang Ritual Pelepasan Kekuatan Spiritual yang masih bersemayam didalam dirinya sendiri, Vin, Vikram, Ashghari juga dengan Raf dan Raj. Pertama, Arun menjelaskan tentang kebebasan dari Vin, yang akan dilakukan oleh Ashghari dengan bantuan dari Raf dan Raj. Semua yang mengikutinya pun mulai menyimaknya dengan seksama menghadirkan keseriusan.
                Kemudian Ashghari bertanya, “Mengapa harus aku, Ayah Arun?”, dengan melihat ke Arun. Arun langsung menjawabnya, “Karna Kekuatan Spiritual didalam dirimulah yang bisa membebaskan Om Vin dari hukumannya selama kurang lebih limaratus tahun lamanya!”, dengan melihat ke Ashghari. Lalu disambung dengan Mellissa, “Apakah Vin telah hidup pada kehidupan sebelumnya? Maksudku apakah dia telah hidup pada limaratus tahun yang lalu?”, dengan melihat terkejut ke Vin lalu berhenti ke Arun.
                Arun pun mengangguk melihat ke Mellissa, sementara yang menjawab pertanyaan darinya adalah Vin yang sudah melihat kepada dirinya. Vin mengatakan “Iya”, lalu ia menjelaskan jika memang benar kalau dirinya telah hidup pada kehidupan sebelumnya. Dan alasannya tetap hidup hingga pada zaman sekarang, itu karna sebuah kutukan yang telah ia terima pada kehidupannya dulu. Dan yang menjadi tujuannya semenjak ia masih menjalani hidupnya adalah hanya untuk mendapatkan kebebasan.
                Dan kebebasan yang dimaksud bukanlah kebebasan hanya untuk dirinya saja, tetapi juga untuk Arun, Ashghari, Vikram, Raf dan Raj. Sebab mereka berlimalah yang akan mendasari kebebasan dari Vin, dan yang lebih berperan penting adalah Ashghari. Setelah usainya berujar menceritakannya secara rinci, Mellissa pun kembali bertanya.
“Kebebasan apakah yang telah kau inginkan? Bisa juga kau idam-idamkan selama kau menjalani hidup mirip seperti seorang manusia abadi?”, menatap semakin serius mempertanyakan kepada Vin.
“Aku merindukan nirwana! Kalau saja kutukan pada masa kehidupanku dulu tidak menyertai, maka aku sudah lama hidup damai dialam nirwana itu! Aku merindukan Ayah, aku juga merindukan Tri Putri yang pernah menjadi temanku pada masa kehidupanku dulu!”. Vin mengungkap kerinduannya, Arun melihatnya sedikit haru karna mengingat keluarganya pada masa itu. Sedangkan Poosharm merasa sedikit kecemburuan karna mendengar kata Tri Putri.
“Dan setelah Ritual Pelepasan Spiritual itu dilakukan, maka Vin akan meninggalkan kita semua disini!”. Shafaq menyambungnya dengan melihat ke Vin. Semua yang mendengar katanya melihat ke Vin secara spontan.
Keheningan pun mulai terjadi, semua mata masih terpusatkan kepada Vin. Dan Vin mulai menatap mereka semua secara bergantian memohon restu untuk kebebasannya yang berupa sebuah kematian. Semua mata yang masih memusatkan pada dirinya tampak ada yang mulai bersedih, sudah berkaca-kaca, bahkan ada yang sudah siap namun masih tampak ada ketidakrelaan.

BHARATAYUDHAseritiga

                Setelah keheningan terjadi beberapa saat, Arun kembali berbicara meminta pengaduan atau keluhan diantara mereka semua. Belum sampai satu menit ia sudah mengatakannya, Ashghari langsung berdiri melihat-lihat kemereka semua sambil berkata.
“Aku keberatan! Aku merasa tidak teradili! Pertama Ayah Arun telah merahasiakan keterkaitanku dengan Vikram! Kedua, Ayah Arun telah membuat jarak dengan kedua Kakakku! Dan ketiga, Ayah Arun telah membuatku seperti menjadi seorang pembunuh!”. Ashghari berkata menegaskan melihat-lihat kemereka semua. Arun menjadi terdiam seketika, Shafaq berdiri melihatnya resah.
“Kami terpaksa memisahkanmu dengan kedua Kakakmu! Karna kalian bertiga mempunyai kekuatan yang masih belum dipecahkan, dan itu akan menyakiti salah satu diantara kalian bertiga!”. Shafaq menjelaskannya, Vin menutup kedua matanya lalu menunduk sudah mengerti sejak lama.
“Iya, itu memang benar Ibu! Diwaktu dulu aku pernah dengan sengaja menggeserka mahkota kecil ini dari ubun-ubun dikepalaku, dan diwaktu itu juga aku melihat kesakitan yang dialami Kak Raj! Sedangkan kak Raf, hanya menangis pilu memeluk Kak Raj! Dan yang kini kulihat, bukan saja aku yang memakai mahkota kecil ini tapi juga Vikram yang memakainya!”. Ashghari semakin menegaskannya dengan melihat ke Shafaq lalu berhenti melihat ke Vikram.
“Aku memakainya, karna aku juga berdarah biru seperti dirimu! Begitupula dengan Raizaa, Kak Raj dan Kak Raf! Tapi aku mohon demi Aku, kau mau membantu Ayahku untuk mendapatkan kebebasannya!”. Vikram berkata dengan berdiri, menjelaskannya lalu memohon menatap resah kepadanya.
“Alasan apakah yang bisa kau berikan dari kata permohonanmu itu? Sekarang kau berbicara bukan sebagai temanku, tapi sebagai penantangku!”. Ashghari meminta sebuah alasan dengan berjalan tiga langkah kedepan, menatap tegas kepadanya.
“Om Arun lupa menjelaskan, kalau Ayahku tidak mendapatkan kebebasaannya sebelum Om Arun mendapatkan kebebasannya, maka Ayahku akan hidup lebih lama lagi dan akan menjadi manusia abadi seketika sampai seterusnya, selamanya! Maka dari itu, atas kesaksianku, kesiapanku, juga demi diriku jadilah sebuah perisai untuk kebebasan Ayahku!”. Vikram menjelaskannya lagi menggunakan tatapan memohon. Dan secara tiba-tiba Mellissa menyambungnya dengan berdiri melihat tajam ke Vin.
“Aku sangat setuju dengan Ashghari!”, sambungnya menggemparkan hingga semua mata tertuju padanya. “Namun aku juga setuju dengan pernyataan Vikram! Dan sekarang yang menjadi pemikiranku, Vin baru saja datang kembali kekehidupanku, bagaimana bisa Vin akan pergi lagi?”. Perkataan kedua yang sedikit meluluhkan hati mereka semua.     
                Poosharm yang mengerti akan perasaan Mellissa, berbisik ke Vin menyuruhnya untuk memeluk Mellissa sejenak sambil menenangkannya. Vin yang sudah mendengarnya pun berdiri dari duduknya berjalan pelan ke Mellissa kemudian memeluknya. Mellissa yang merasakannya pun menjadi terkejut kecil meneteskan airmatanya. “Jangan menganggap pelukan ini adalah pelukan yang terakhir untukmu!”, Vin berbisik menenangkannya berlinangan airmata.
                Ashghari yang masih melihat keduanya, teringat kembali pada Raizaa lalu memilih beranjak pergi menuju kamarnya. Dan Arun yang tak sengaja melihat Ashghari hanya berdiam memandanginya. Kemudian Poosharm berkata menawarkan Mellissa untuk menikah dengan Vin sebelum Vin mendapatkan kebebasannya. Hanya demi mendapatkan status seorang istri dari Vin juga mendapatkan status seorang Ibu dari kedua Putranya pada Mellissa.
                Mellissa yang mendengar tawarannya itu, langsung melepaskan pelukan Vin beralih berlari kecil ke Poosharm dan memeluknya. Poosharm pun membalas memeluknya juga, dan suasana berubah menjadi sedikit bahagia karna satu persatu dari mereka semua telah tersenyum haru.

BHARATAYUDHAseritiga

Tidak ada komentar:

Posting Komentar