Masih disore
hari, Ashghari sedang latihan cheerleaders bersama kelompoknya yang berjumlah
enam orang. Ia terpaksa melakukan latihan tarian cheerleaders karna beberapa
hari kedepan sekolahnya akan tampil dalam lomba basket juga dalam lomba tarian
musikal. Setelah beberapa lama dirinya berlatih, ia pun kini terduduk lemas
begitu kehausan. Lalu terlihat disisi kanannya ada Pak Raj yang memberinya
minuman botol kecil.
Ashghari pun
memberi senyuman dengan mengambil minuman botol kecil tersebut lalu meminumnya
sampai habis. “Makasih Pak Raj atas minumannya!”, kata terimakasihnya
sesudahnya menghabiskan minuman botol kecil tersebut, kembali melihat Pak Raj
masih dengan senyuman. Sedangkan Pak Raj baru saja memberinya senyuman akan
mengajaknya berbicara sedikit.
“Bagaimana dengan
latihannya?”. Pak Raj basa-basi menanyakannya.
“Sangat
menyenangkan namun juga sangat melelahkan! Tapi Pak Raj, kenapa harus pakai
back song always kabhi kabhi! Dan kenapa juga harus battle sama cheerleaders
sekolah lawan!”. Tanya Ashghari ingin mengetahui.
“Itu adalah
keputusan dari pihak sekolah yang mengadakan perlombaan ini! Intinya, kau harus
bisa menghafalkan koreografi yang ditugaskan untuk menantang koreografi
lawan!”. Pak Raj menjelaskan jawaban dari pertanyaannya.
“Menurut aku sih,
kenapa gak basket aja yang diperlombakan! Cheerleaders kan sangat tidak
perlu!”. Ashghari meresahkannya.
“Jika dalam
Basket kita kalah! Maka dengan Cheerleaders kita bisa memenangkan lomba
tersebut! Begitupun sebaliknya!”. Pak Raj lebih menjelaskan dari pertanyaan
yang keduanya.
“Kita harus
optimis, Kak Raj! Dua-duanya harus kita yang dapat! Dua-duanya kita yang harus
menang! Bukankah benar begitu Kak Raj?!”. Ashghari mengutarakan kata optimisnya
sambil tersenyum penuh semangat.
Sedangkan Pak Raj
merasa tertegun karna mendengarnya memanggil, “Kak Raj”, kepadanya. Sementara
Ashghari masih belum menyadarinya dan beralih untuk latihan kembali bersama
teman-temannya.
Pada dimalam harinya. . . .
Ashghari sedang
terduduk dikasur tempat tidurnya sambil mencermati lagu yang akan menjadi back
song dari tarian battle cheerleadersnya. “Sekolah gue bakal bertarung dengan
sekolahnya Raizaa! Semoga aja Raizaa gak ikut serta dalam pertarungan itu!”,
kata pengharapannya masih mencermati lagu yang akan menjadi back song tarian
battle cheerleadersnya.
BHARATAYUDHAseritiga
Keesokkannya
dihari minggu pagi, Vikram bersama Poosharm dan juga Vin sedang berolahraga
dengan menaiki sebuah sepeda yang pengendaranya dapat dinaiki sebanyak tiga
orang sekaligus. Dimanapun hari libur atau waktu kosong mereka bertiga
dapatkan, selalu mereka menyempatkan untuk bisa bersama seperti yang mereka
lakukan pada hari ini. Mereka bertiga mengendarai sebuah sepeda, mengayuh
bersama dalam satu buah sepeda, dari rumah sampai kesebuah gedung olahraga.
Sementara
ditempat lain masih digedung yang sama yang telah mereka kunjungi. Terlihat
sosok Ashghari bersama teman-teman cheerleadersnya sedang melakukan latihan
mempersiapkan mental untuk berlomba. Dan ia sudah berada ditempat itu bersama
teman-temannya dari pukul lima pagi. Kembali kepada Vikram bersama Poosharm dan
juga Vin, mereka bertiga kini telah duduk bersama disebuah bangku dengan
meminum minuman mereka masing-masing menghapus rasa haus.
Kemudian Vikram
pamit pada keduanya untuk membeli makanan kecil disudut sana, tak jauh dari
tempat dimana mereka bertiga telah berdiam. Disaat dalam setengah perjalanan
akan menuju sebuah warung kecil, tiba-tiba saja ia menabrak seorang gadis dan
sama-sama akan terjatuh mencium tanah, tapi untung saja mereka dapat tuk
menahannya. Vikram pun memandang keseorang gadis itu, dan ternyata seorang
gadis itu adalah Ashghari, begitupula dengan Ashghari padanya.
Dan lalu mereka
berdua yang berada dalam barisan bersebelahan, bersama menggeserkan diri mereka
sebanyak tiga langkah tuk saling menjauhi.
“Ashghari? Sudah
lama kita tidak bertemu!”. Sapa Vikram setelah menggeserkan dirinya tiga
langkah, menjauhi dengan masih memandanginya.
“Vikram? Aku gak
nyangka kita bertemu lagi disini?”. Balas Ashghari ramah juga masih memandanginya,
ketika sudah menggeserkan dirinya tiga langkah menjauhi.
“Kata orang, hari
minggu adalah hari bahagia! Tapi bagiku sekarang, hari minggu adalah sebuah
hari kebetulan! Iya, kebetulan saja kita bisa bertemu kembali disini!”. Vikram
menyambungnya dengan sedikit canda.
Sedangkan
Ashghari langsung tertawa kecil karna perkatannya. Kemudian Vikram pamit
kembali untuk pergi menuju kesebuah warung kecil, dan Ashghari pun
menganggukkan kepalanya masih tertawa kecil padanya. Kembali lagi pada Poosharm
dan Vin yang masih duduk bersama, mereka akan berbicara tentang keadaan Raizaa
yang sudah mereka temui pada tempo hari yang lalu.
“Suamiku, aku
ingin sekali mengatakan tentang Raizaa kepada Vikram! Tapi aku selalu ingat
jika Raizaa tidak mau rahasia tentang dirinya cepat diketahui oleh Vikram! Tapi
juga sekarang yang aku rasakan, sangat bahagia karna telah memiliki dua orang
Putra yang begitu baik dan juga sangat pengertian!”. Ungkap Poosharm sambil
mengutarakan perasaannya melihat ke Vin.
“Dari sifat
pengertian mereka berdualah yang membuatku untuk tetap merahasiakannya! Sebab
aku takut sifat pengertian dari Vikram tidak akan dapat luluh ketika mengetahui
jika Raizaa adalah saudara kandungnya!”. Balas Vin meluruskannya perkataan
Poosharm tadi.
“Dan yang pasti,
aku sudah tidak sabar lagi untuk memakaikan Raizaa sebuah mahkota kecil!
Seperti yang telah lama dipakai oleh Vikram!”. Poosharm bercurah tentang keinginannya,
Vin mengangguk sembari mengiyakannya.
Kemudian mereka
berdua bersama melihat Vikram yang sudah tak jauh dari mereka berdua dengan
membawa makanan kecil sedang berjalan menujunya. Poosharm pun menjadi tersenyum
melihatnya dengan mengingat kembali wajah Raizaa. Sedangkan Vin melihatnya cuek
menunggu kedatangannya.
BHARATAYUDHAseritiga
Tidak ada komentar:
Posting Komentar