Setelah
kepergian Raja Wiranata dari Istananya, Tuan Putri Purindah seperti mendapatkan
sedikit kebebasan untuknya bermain diluar Istana. Namun ketika saat akan
melewati pintu gerbang Istananya, tiba-tiba saja seorang prajurit yang menjaga
pintu gerbang Istananya mencoba menghalanginya, tidak memperbolehkannya untuk
keluar dari Istananya. Sesuai dengan apa yang telah dipesankan oleh Raja Wiranata
sebelum pergi meninggalkan Istana Kerajaannya.
Sedikit tidak
puas yang dirasakannya. Kemudian beranjak pergi dari pintu gerbang Istananya
menuju ketaman belakang Istananya dengan berlari kencang dipenuhi rasa
kekesalan karna ketidak puasan dihatinya. Sesampainya ditaman belakang istana,
Tuan Putri Purindah pun menjatuhkan dirinya dengan terduduk dibawah bangku
ditaman belakang Istana. Kemudian tanpa diduganya ia kini telah didatangi oleh
ketiga saudara dari Pangeran Bheeshma.
Yang kini
baru saja duduk bersamanya dilesehan mengelilinginya dari depan disisi kanan darinya, Tuan Putri Purindah pun
langsung melihat mereka bertiga satu-persatu, lebih mengetahui kehadiran mereka
bertiga bersamanya.
“Ada apa kalian
semua kesini? Apakah kalian semua bernasib sama denganku! Tidak diijinkan untuk
pergi keluar Istana?”. Tuan Putri Purindah menegur juga menanyakan.
“Tuan Putri,
untuk apa kau kesana? Bukankah kakak ku itu masih berada didalam Istanamu?!”.
Tuan Putri Nanda mencoba menenangkannya.
“Aku sudah
melakukan apa yang kalian katakan padaku! Dan tentu kalian semua pasti sudah
melihatnya, bukan?”. Tuan Putri Purindah menjawabnya dengan berkeluh melihat
kebawah.
“Putri
dengarkan kami, kau tidak boleh menyerah dulu karna kau baru saja memulainya!
Pangeranku memang seperti itu, butuh waktu untuk membuatnya mengatakan apa yang
sebenarnya dia rasakan kepada dirimu!”. Tuan Putri Nandara mencoba
menyemangatinya sekaligus menghiburnya.
Tuan Putri
Purindah pun melirikkan matanya dengan melihat mereka bertiga usai mendengarkan
perkataaan dari Tuan Putri Nandara. Dan kemudian Tuan Putrid Nanda
mengarahkannya dengan menunjukkannya kepada Pangeran Bheeshma yang sedang
bersama Pangeran Karanu. Tuan Putri Purindah yang sudah mengerti segera melihatnya
mengikuti arahan yang telah ditunjukannya, begitupula kedua saudaranya yang penglihatannya
kini tertuju kepada Pangeran Bheeshma.
“Tuan Putri,
jika kau sudah menyerah sampai disini! Maka kau telah kalah dengan Pangeran
Karanu yang kini tertawa bersama Pangeran Bheeshma!”, Tuan Putri Nanda mencoba
berbisik sedikit mengejek namun menyemangatkannya. Tuan Putri Purindah pun
melirikkan matanya kesamping kebawah merenungkan apa yang telah dibisikkan Tuan
Putri Nanada kepadanya. Sementara mereka bertiga masih tertuju kepada mereka
berdua dikejauhan.
BHARATAYUDHAserisatu
Kini Pangeran Karanu berdiam ditempat pelatihan
Istana dengan duduk manis dibangku tanpa bertemankan seseorang. Dirinya tampak
seperti menunggu seseorang setelah berpisah dari Pangeran Bheeshma yang tadi
masih bersamanya. Dirinya pun kini menjadi sedikit hening dengan pandangannya
lurus kedepan dan tiba-tiba saja terdengar suara seperti ada yang berbicara
kepanya dari arah kirinya. “Pangeran Karanu! Sedang apa kau disini?”. Tanya
seseorang itu sedikit mengusiknya.
Pangeran
Karanu pun langsung menoleh kearah suara tersebut lalu menjadi terkejut sesaat
baru mengetahui siapa yang telah mengusiknya tadi. Ditemuinya sosok Tuan Putri
Purindah yang sudah duduk bersamanya melihat kepadanya dari sudut belakang
dirinya dibangku yang sama.
“Tuan Putri,
aku, sedang ber, bersantai saja disini!”. Pangeran karanu menjawab dengan
tatapan sedikit gugup kepadanya.
“Kau hanya
seorang diri disini, kau juga terlihat begitu tenang! Adakah ada sesuatu yang
juga ikut mengilhami dirimu, Pangeran?”. Jawabnya dengan menatap tenang kepada
Pangeran Karanu.
“(tertawa
kecil melihat Tuan Putri Purindah) Aku memang hanya seorang diri disini! Tapi
tidak lama lagi akan ada seseorang yang akan kembali untuk bersamaku!”. Sambungnya
sedikit bercanda.
“Dan
seseorang yang kau maksud adalah Pangeran Bheeshma, karna aku telah melihat
dirimu bersama dirinya tadi! Pangeran Karanu, cara apakah yang telah kau
lakukan sehingga kau bisa sedekat itu saat kau sedang bersama dirinya?”. Tuan Putri
Purindah mencoba memancing Pangeran Karanu untuk mengatakannya memakai tatapan
sedikit serius.
“Itu karna
Pangeran Bheeshma orangnya baik! Jika kami sedang berbicara dia suka memasukan
kehumorisannya sedikit! Dia orangnya juga asik, selalu memberi tanggapan yang
masuk akal! Tapi yang banyak aku dapatkan dari dirinya, kalau dia suka sekali bermain-main!”.
Pangeran Karanu mengutarakannya dengan bermain-main namun memang benar adanya.
“Dibalik rasa
suka dalam bermain-mainnya tentu masih ada keseriusan didalamnya! hanya kita
saja yang tidak mengetahui tentang itu! Bukankah benar apa yang baru saja aku
katakan padamu, Pangeran Karanu!”. Tuan Putri Purindah mencoba mengutarakan apa
yang telah dirasakannya setelah mengenal Pangeran Bheeshma memakai bahasa sedikit
membuat Pangeran Karanu menjadi terdiam menatapnya.
Mereka berdua
kini pun saling bertatapan diam. Pangeran Karanu telah dibuatnya menjadi
terdiam membisu kaku entah apa yang harus dikatakannya kembali kepadanya.
Sedsangkan Tuan Putri Purindah baru saja akan beranjak pergi meninggalkannya
sendiri lagi usai mengutarakan katanya tadi, tanpa mengetahui jika Pangeran
Bheeshma berdiam dibelakangnya dikejauhan yang sudah melihatnya saat masih akan
meninggalkan Pangeran Karanu yang masih
duduk menatapnya diam.
Setelahnya
menyaksikan yang demikian, Pangeran Bheeshma pun melangkahkan kakinya kembali
menghampiri Pangeran Karanu dan kini dirinya telah duduk bersama Pangeran
Karanu disampingnya, melihatnya yang sedang hening dengan pandangannya lurus
kedepan.
“Pangeran
karanu, sudah puaskah kau meratapi keheninganmu ini?”. Pangeran Bheeshma
mencoba menyapa menghentikan.
“Darimana
saja kau, Pangeran Bheeshma? Karna menunggumu, aku menjadi begitu terhanyut
dalam keheningan ini!”. Pangeran karanu menanyakannya dengan menoleh melihat
kepadanya.
“Benarkah
yang kau katakan itu, temanku? Jika memang benar begitu, aku jadi ingin tau
berapa lama kau akan semakin terhanyut dalam keheningan!”. Pangeran Bheeshma
menjawabnya sambil bercanda.
“(Berdiri
masih melihat Pangeran bheeshma) Aku tidak sampai begitu, Pangeran! Sebab tadi telah
ada seseorang yang mendatangiku, dan sepertinya seseorang itu sangat mengenal akan
dirmu! Apakah aku yang sudah keliru menanggapinya, atau memang benar begitu adanya?!”.
Pangeran Karanu mencoba terbuka memberitahu sekaligus menjelaskan, sedikit
menerka.
“Aku sama
sekali tidak mengenal seseorang yang kau bicarakan, pangeran! Atau
jangan-jangan seseorang yang kau bicarakan itu merupakan salah satu dari kedua
pamanku?!”. Pangeran Bheeshma sedikit berbohong mengalihkannya menatapnya
tenang.
“Bukan mereka
yang sedang aku bicarakan!”. Pangeran karanu memberontak kecil.
“Sudahalah,
tenangkan dirimu! Temanku disini hanya dirimu seorang! Dan sangat tidak mungkin
aku berteman bersama dayang-dayang Istana Wigura!”. Sambungnya kembali dengan
tatapan begitu meyakinkan.
Kemudian
Pangeran Bheeshma menyusulnya ikut berdiri menghadapnya, lalu menarik lengan
kanan Pangeran Karanu membawanya pergi meninggalkan tempat tersebut dan akan
beralih kesuatu tempat.
BHARATAYUDHAserisatu
Disore harinya, Pangeran Bheeshma tampak kebingungan
mencari tempat yang cocok untuk dijadikannya sebagai tempatnya melihat matahari
terbenam dengan sempurna. Ia tak henti-hentinya terus mencoba mencari sebuah
tempat dengan sesuai apa yang ada didalam pikirannya. Hingga pada akhirnya ia
pun telah menemukan tempat yang ada dalam pikirannya. Tempat tersebut begitu pas
menghadap kearah barat dimana matahari akan terbenam dengan sesempurna mungkin.
Ditempat itu,
Pangeran Bheeshma menemukan keadaan matahari yang sudah menjadi setengah
menururn. Sementara Tuan Putri Purindah yang berada diruangannya baru saja akan
beranjak menuju kejendela didalam ruangannya yang juga mengarah kebarat. Tanpa
diketahui oleh keduanya, mereka kini telah berada didalam tempat yang sama
namun berbeda dengan keberadaannya. Yaitu Tuan Putri Purindah yang kini berada
didalam ruangannya pada lantai ketiga didalam Istananya.
Sedangkan
Pangeran Bheeshma berada dibawahnya pada lantai dasar tepatnya diluar ruangan Istana.
Dan kini mereka berdua bersama-sama berdiri tegak menghadap kematahari yang
sebentar lagi akan menurunkan dirinya kembali. Kemudian mereka bersama memberi
salam penghormatan kepada matahari, yang dipandanganya sebagai Dewa Surya. Lalu
dilanjutkannya dengan menutup kedua mata mereka berdua dan berdoa’a yang
terdengar sama dari keduanya.
“Dewa Surya,
terimalah salam kami yang mewakili keluarga kami! Dan sertakanlah kepada kami
malam hari yang indah!”, secara tidak langsung mereka berdua memanjatkan do’a
yang sama. Setelahnya memanjatkan do’a, Pangeran Bheeshma membuka kedua matanya
kembali dengan tergerak hatinya untuk melihat keatas kearah samping
dibelakangnya. Kemudian terlihatlah Tuan Putri Purindah diatasnya masih menutup
kedua matanya yang juga akan melanjutkan do’anya.
“Dewa Surya,
malam nanti merupakan malam bulan purnama! Maka izinkanlah aku untuk melihat
wajahnya kembali dengan menerawanginya layaknya seorang istri yang berbakti
kepada suaminya!”, do’a kedua yang dipanjatkan oleh Tuan Putri Purindah dengan
penuh pengharapan. Sementara Pangeran Bheeshma yang melihatnya mulai
memalingkan penglihatannya kesemula masih memberi salam menatap sedikit
bertanya-tanya.
sebab baru
saja ditemuinya sosok Tuan Putri Purindah berada didekatnya tepatnya diatas
dirinya tanpa diduga olehnya. Disaaat matahari akan benar-benar terbenam,
perasaan Pangeran Bheeshma mulai sedikit menjadi kacau namun berusaha untuk
tetap tenang. Karna bila tidak untuk tetap tenang, maka Tuan Putri Purindah
akan membuka matanya lalu mengetahui kehadirannya dibawahnya, pikirnya sedikit
merenungi.
Setelah
beberapa saat berjalan, matahari pun mulai terbenam hampir sempurna, dan itu
bisa dirasakan disaat cahayanya sudah setengah menjadi redup. Tuan Putri
Purindah yang merasakan tak ada cahaya lagi yang menembus kedalam kedua
matanya, akan membuka kedua matanya kembali secara perlahan. Dan disaat yang
bersamaan, Pangeran Bheeshma langsung beranjak pergi meninggalkan ketika Tuan
Putri Purindah benar akan membuka kedua matanya kembali secara perlahan.
Dan kini Tuan
Putri Purindah punsudah membuka kedua matanya kembali dengan melihat lurus
kedepan tanpa mencurigakan pemandangan dibawahnya. Alhasil, Pangeran bheeshma bisa
dibilang bahwa ia telah berhasil merahasiakan kehadirannya dari sepengetahuan
Tuan Putri Purindah.
BHARATAYUDHAserisatu