Pangeran
Bheeshma begitu menikmati waktu istirahatnya untuk bermain diluar ruangan
persidangan yang telah diberikan oleh Raja Wiranata kepada semuanya. Setelah
beberapa lama ia hanya berdiam hikmat mengikuti jalannya persidangan tahap
kedua itu. Dan kini Pangeran Bheeshma menikmatinya bersama Pangeran karanu yang
kini sebagai teman barunya berjalan kecil bersama dihalaman depan istana
Wigura.
Mereka
berdua tampak asik dengan perbincangan mereka masing-masing yang entah apa yang
diperbincangkannya. Tak lupa dengan canda mereka yang telah menambahkan keramaiian
diantara mereka berdua. Dan kini mereka berdua bersama menuju kesebuah taman
disebelah kanan dari halaman Istana wigura atas ajakan dari Pangeran Bheeshma.
Mereka berdua masih berjalan kecil melihat-lihat disekitar taman itu.
“Teman, kini
kau telah membawaku disebuah tempat yang dipenuhi dengan bunga-bunga itu!”.
Pangeran Karanu berkata sambil melihat-lihat bunga disekitarnya.
“Tidakkah
kau terbesit akan menjadi seekor kumbang, teman baruku?”. Pangeran Bheeshma
membalasnya dengan menggoda lalu tertawa kecil melihatnya.
Kemudian
Pangeran Karanu menoleh kepadanya, melihatnya juga ikut tertawa kecil
bersamanya. Kemudian merangkulnya mencoba sedikit akrab, Pangeran Bheeshma
masih melihatnya dengan tertawa kecil tanpa membalas merangkulnya balik kepada
Pangeran Karanu. Disaat mereka berdua masih asik asik jalan bersama juga
Pangeran karanu masih merangkulnya, tiba-tiba saja Pangeran Karanu melihat
seorang Tuan Putri sedang berlari kencang.
Dan seorang
Tuan Putri itu seperti akan menabrak Pangeran Bheeshma dari arah belakangnya
diantara mereka berdua. Dengan cepat Pangeran karanu menghentikannya dengan
menangkap seorang Tuan Putri tersebut mendekapnya sedikit miring kekanan
setengah menjatuhkan dirinya. Karna tubuh dari Tuan Putri tersebut akan jatuh
kekanan. Dan dapat dikenalnya jika seorang Tuan Putri yang berhasil
diselamatkannya itu adalah Tuan Putri Purindah. Mereka seperti dua orang yang
akan siap berdansa.
Pangeran
Karanu yang baru saja mengetahui menjadi terpaku melihatnya, begitupula dengan
Tuan Putri Purindah. Sedangkan Pangeran Bheeshma hanya menonton diam dibalik
mereka berdua lalu termundurkan lima langkah menjauhi mereka berdua menatap
diam dengan terkejut kecil. Sementara Tuan Putri Purindah masih terpaut dalam
tatapannnya kepada Pangeran Karanu dan belum mengetahui jika Pangeran Bheeshma
ada bersamanya dibalik dirinya.
Setelah
beberapa saat kemudian, mereka berdua saling terpaut dengan tatapan mereka
masing-masing, Pangeran Karanu pun mulai beralih akan mengajaknya bicara masih
dengan keadaan yang tadi.
“Apa yang
terjadi padamu, Tuan Putri? Mengapa kau berlari begitu kencang dengan melihat
kebelakang seolah-olah kau takut jika seseorang akan menghukummu disaat kau
telah tertangkap olehnya!”. Pangeran Karanu bertanya berirama lembut hanya
dalam satu nafas.
“Aku, aku
tadi hanya bermain bersama ketiga saudara dari temanku!”. Katanya sedikit gugup
menjelaskan bernada kecil.
“Jika kau
melakukannya lagi, maka aku tidak akan segan melakukan (mencoba mengangkatnya
lalu menahannya, menggendongnya) ini padamu!”. Tuan Putri Purindah merangkulnya
menahan dirinya agar tidak terjatuh menatapnya bingung. Kemudian Pangeran
Karanu memutarkan Tuan Putri Purindah yang masih digendongnya bersamanya penuh
keceriaan sedikit terlihat romantis. Setelah tiga kali putaran, Pangeran Karanu
melepaskann pelan Tuan Putri Purindah dengan mendirikannya kembali.
“kau
siapa?”. Tanya Tuan Putri Purindah yang baru saja melihat wajahnya.
“Aku adalah
Pangeran dari Kerajaan karita! Namaku adalah Pangeran Karanu!”. Pangeran Karanu
menjawab dengan memanjakannya.
“Benarkah?
Senang berkenalan denganmu! Dan terimakasih kau telah menolongku tadi dengan
cara menangkapku!”. Kata terimakasihnya sedikit merasa bersyukur disertai
senyuman.
Pangeran
karanu pun menganggukan kepalanya masih memanjakannya sedikit menggodanya. Dan
tiba-tiba saja Tuan Putri Purindah tak sengaja melihat Pangeran Bheeshma yang masih
berjalan menjauhi membelakanginya, sudah dikejauhan sana. Perhatiannya pun
sekarang tetuju hanya kepada Pangeran Bheeshma.
BHARATAYUDHAserisatu
Kini Pangeran
Bheeshma membawa dirinya ketaman belakang Istana Wigura, ia disana tampak
merenung bernafas sedikit berat setengah menunduk melihat kebawah mengingat
kemesraan yang dilakukan oleh Pangeran Karanu bersama Tuan Putri Purindah tadi.
Pangeran Bheeshma begitu gemetar mengingatnya, terlebih lagi saat Pangeran karanu memutarkan Tuan Putri
Purindah bersamanya yang sudah terlihat sedikit romantis.
“Tuan Putri
Purindah!”, katanya sesaat masih mengingatnya melototkan kecil kedua bola
matanya pandangan lurus kedepan. Tiba-tiba saja terdengar suara keras seakan
menghakiminya dibalik dirinya dikejauhan. “Kau tidak usah membalas rasa
cemburuku dengan kau merasa cemburu kepada Pangeran karanu!”. Pangeran bheeshma
pun langsung membalikkan tubuhnya kebelakang lalu melihat seseorang yang telah
berani berkata seperti itu kepadanya.
Dan kemudian
dilihatnya sosok Tuan Putri Purindah sedang berjalan mendekatinya. Sesampainya
didepan Pangeran Bheeshma, Tuan Putri Purindah hanya tersenyum melihatnya.
Sedangkan Pangeran Bheeshma memajukan kepalanya sambil berbisik ditelinganya,
“Aku Mencintaimu!”. Tuan Putri Purindah menggenggam kedua tangan Pangeran Bheeshma
erat setelah mendengar bisikan darinya. Ketika Pangeran Bheeshma akan
menatapnya kembali.
Tiba-tiba
saja Tuan Putri Purindah memundurkan dirinya tiga langkah sedikit menjauhi
Pangeran Bheeshma. Dan akan berlari meninggalkannya dengan membalikkan tubuhnya
dengan masih menggenggam tangan kanan dari Pangeran Bheeshma. Namun dengan
cepat Pangeran Bheeshma menahan genggamannya dan mengejar Tuan Putri Purindah
lalu mendekapnya keras dari belakang. Tuan Putri purindah pun menjadi terhenti
terdiam sesaat,
Sedangkan
Pangeran Bheeshma meresapinya seolah-olah tidak akan melepaskan dekapannya. Kemudian
Tuan Putri Purindah membalikkan tubuhnya melepaskan perlahan dekapannya menghadap ke
Pangeran Bheeshma. Lalu mengangkat
kepala dari Pangeran bheeshma tegak lurus kedepan mengarah kewajahnya sendiri,
Pangeran Bheeshma pun menatapnya kembali yang saat itu juga masih tersenyum
dengan keceriaan. “Mungkin memang benar, jika aku telah mencintaimu!”.
Pengakuannya
kembali kepada Tuan Putri Purindah. Dan tiba-tiba saja menjadi terhenti saat
seseorang memanggilnya dari arah sudut taman dikejauhan. Pangeran Bheeshma pun kini
menjadi tersadar dari lamunannya dengan melihat keseseprang yang telah memanggilnya
tadi. Dan ia pun melihat seseorang yang memanggilnya tadi sedang berjalan
menujunya, mendekatinya dengan tatapan sedikit mengherankan.
Seseorang
yang memanggilnya tadi adalah merupakan sosok Ratu Gandiki yang kini masih berjalan
mendekatinya dengan tatapan mengherankan hingga sudah sampai kepadanya, berdiri
didepannya.
“I, Ibu!
Apa yang sedang Ibu lakukan disini?”. Katanya sedikit gugup usai tersadar dari
lamunannya.
“Seharusnya
Ibu yang bertanya! Jelaskan pada Ibu, apa yang telah terjadi denganmu,
Anakku?”. Tanyanya bernada sedikit mengharukan.
“A, aku
tadi! Se, sedang bersama Putri Purindah! Iya! Di, dia tadi sempat memegang
kepalaku, Ibu!”. Balas Pangeran Bheeshma dengan gugup tampak seperti orang yang
sedang kebingungan.
“Sudahlah,
semuanya sudah berakhir!”. Ratu Gandiki mengingtkan dengan memegang kepala
Pangeran Bheeshma menegaskan.
“Tapi tadi
memang benar, Ibu! Hanya saja dia begitu cepat meninggalkanku!”. Jawabnya
kembali masih tampak seperti orang yang sedang kebingungan dengan melihat-lihat
disekitarnya.
Ratu
gandiki yang menyaksikannya, menghela nafasnya lalu menciumi keningnya.
Kemudian membawanya pergi dari tempat itu dengan perlahan, sedangkan Pangeran Bheeshma
masih dalam kondisi yang tadi. Sebenarnya, pangeran Bheeshma telah mengalami
suatu khayalannya yang seakan-akan telah menjadi nyata, atau memang benar
terjadi. Halusinasinya sudah berwujud, dan tanpa disadarinya jika Tuan Putri
Purindah memang tidak bersamanya tadi.
Dan
yang mengetahui kejadian sebenarnya yang tadi hanyalah Ratu Gandiki yang saat
itu telah tidak sengaja melihatnya berbicara seorang diri disaatnya sedang
mencari keberadaan Pangeran Bheeshma kemudian telah ditemuinya ditemuinya
ditaman itersebut.
BHARATAYUDHAserisatu
Disaat sudah
lima menit akan dilanjutinya persidangan tahap kedua, Raja Wiranata membatlaknnya
dan akan melanjutkannya pada hari esok. Karna secara mendadak ia telah mendapat
perintah untuk segera pergi keKerajaan lain sebab ia harus membantu memecahkan
suatu masalah yang harus dilakukan pada saat ini juga. Semua otang yang
mengetahui turut mengerti juga menerima keputusannya. Kini Raja Wiranata pun
akan segera keluar dari pintu Gerbang Istananya, meninggalkan.
Sementara itu
ditempat lain, Tuan Putri Purindah sedang berjalan kecil dan tidak sengaja melewati
kuil Dewa Shiwa disisi kiriinya. Ia pun menjadi terhenti kemudian berlari kecil
menghampiri patung Dewa Shiwa didalamnya lalu memberikan salam penghormatan. Tiba-tiba
saja ada yang memanggil namanya dibaliknya dikejauhan bernada pelan namun
terdengar jelas. Tuan Putri Purindah yang mendengarnya pun langsung membalikkan
tubuhnya kebelakang,melepaskan salamnya perlahan.
Sementara
orang yang memanggilnya tadi masih berjalan menujunya bermaksud akan lebih
mendekatinya. Tuan Putri Purindah masih mengamatinya hingga seseorang tersebut berada
tepat dihadapannya berjarak satu kilan (lima jari) saja. Tuan Putri Purindah
menjadi sangat terpaku ketika benar menyadari jika seseorang itu adalah
Pangeran Bheeshma. karna telah dilihatnya Pangeran Bheeshma yang menatapnya sedikit
merengutkan wajahnya menajamkan.
Dan itu telah membuat Tuan Putri Purindah
merasa tak berdaya melihatnya.“Pangeran Bheeshma! Sudah lama aku ingin sekali
bertemu….?”. tuan Putri Purindah sedikit berani memulai akan mengajaknya
berbicara. Namun Pangeran Bheeshma langsung memotongnya.
“Kau masih
tidak mengetahui jika aku sedang bersamamu tadi, Tuan Putri Purindah!”.
Balasnya bernada halus namun menajamkan.
Mendengar
perkataannya itu, Tuan Putri Purindah menutupi kedua bibirnya menatap dengan
wajah ketidak tahuannya. Begitupula dengan Pangeran bheeshma yang menatapnya
sedikit melototkan kedua bola matanya juga menekankan kedua bibirnya
menggeramkan kepada Tuan Putri Purindah. Kemudian Tuan Putri Purindah kembali
berbicara setelah merasa cukup tak berdaya akan keadaan Pangeran Bheeshma yang
seperti itu
“Pangeran Bheesh….?”,
terhenti seketika menatap segan. “Palingkanlah tatapan itu dari wajahku!”.
Perintahnya memerintah, menyerah.
“Apa yang
salah dengan tatapanku, Putri!”. Pangeran Bheeshma bertanya halus namun
menajamkan.
“Pangeran,
aku suidah lama tidak melihat wajahmu! Tapi mengapa saat aku melihat wajahmu
kembali, kau menunjukkannya dengan wajah yang seperti kulihat kini!?”. Tuan
Putri Purindah memohon dengan mata sedikit sendu.
“Aku
palingkan wajahku!”, dengan memalingkan wajahnya kesamping. “Sebagai
balasannya, kau arahkan juga tatapan matamu yang sendu itu dari menatap wajahku!”.
Dengan berat
hati namun menerima perintah balasannya dari Pangeran Bheeshma, Tuan Putri
Purindah pun mengalihkan lirikan matanya kearah berlawanan darinya dengan
setengah menolehkan kepalanya. Mereka berdua begitu sangat berdekatan hanya
berjarak satu kilan saja memakai ukuran kelima jemari tangan. Sampai-sampai
ketika Pangeran Bheeshma akan berbalik meninggalkan, tiba-tiba saja tangan
kirinya terpegang dengan tangan kanan dari Tuan Putri Purindah.
Merasakan hal
itu, Pangeran Bheeshma hanya berdiam tanpa menoleh kembali ke Tuan Putri
Purindah masih memegang tangannya seolah-olah dengan keterpksaan. Sedangkan
Tuan Putri Purindah mulai menggenggam tangannya erat seakan-akan tidak ingin
jika Pangeran Bheeshma pergi meninggalkan. Namun Pangeran Bheeshma berkeras
hati dengan melepaskan pegangannya dari genggaman tangan dari Tuan Putri
Purindah secara perlahan hingga akhirnya menjadi terlepas.
Semua yang
dilakukan Pangeran Bheeshma tersebut karna terdorong oleh emosinya yang jujur
mengakui jika ia memang cemburu saat melihat kemesraan dari Tuan Putri Purindah
bersama Pangeran Karanu. Tuan Putri Purindah pun kini menjadi bingung mengapa
Pangeran Bheeshma bersikap yang demikian kepadanya, dan ini telah menjadi
sebuah tanda tanya yang begitu besar baginya.
BHARATAYUDHAserisatu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar