Kamis, 12 Februari 2015

BHARATAYUDHAserisatu Part-26



Pangeran Bheeshma begitu menikmati waktu istirahatnya untuk bermain diluar ruangan persidangan yang telah diberikan oleh Raja Wiranata kepada semuanya. Setelah beberapa lama ia hanya berdiam hikmat mengikuti jalannya persidangan tahap kedua itu. Dan kini Pangeran Bheeshma menikmatinya bersama Pangeran karanu yang kini sebagai teman barunya berjalan kecil bersama dihalaman depan istana Wigura.
Mereka berdua tampak asik dengan perbincangan mereka masing-masing yang entah apa yang diperbincangkannya. Tak lupa dengan canda mereka yang telah menambahkan keramaiian diantara mereka berdua. Dan kini mereka berdua bersama menuju kesebuah taman disebelah kanan dari halaman Istana wigura atas ajakan dari Pangeran Bheeshma. Mereka berdua masih berjalan kecil melihat-lihat disekitar taman itu.
“Teman, kini kau telah membawaku disebuah tempat yang dipenuhi dengan bunga-bunga itu!”. Pangeran Karanu berkata sambil melihat-lihat bunga disekitarnya.
“Tidakkah kau terbesit akan menjadi seekor kumbang, teman baruku?”. Pangeran Bheeshma membalasnya dengan menggoda lalu tertawa kecil melihatnya.
Kemudian Pangeran Karanu menoleh kepadanya, melihatnya juga ikut tertawa kecil bersamanya. Kemudian merangkulnya mencoba sedikit akrab, Pangeran Bheeshma masih melihatnya dengan tertawa kecil tanpa membalas merangkulnya balik kepada Pangeran Karanu. Disaat mereka berdua masih asik asik jalan bersama juga Pangeran karanu masih merangkulnya, tiba-tiba saja Pangeran Karanu melihat seorang Tuan Putri sedang berlari kencang.
Dan seorang Tuan Putri itu seperti akan menabrak Pangeran Bheeshma dari arah belakangnya diantara mereka berdua. Dengan cepat Pangeran karanu menghentikannya dengan menangkap seorang Tuan Putri tersebut mendekapnya sedikit miring kekanan setengah menjatuhkan dirinya. Karna tubuh dari Tuan Putri tersebut akan jatuh kekanan. Dan dapat dikenalnya jika seorang Tuan Putri yang berhasil diselamatkannya itu adalah Tuan Putri Purindah. Mereka seperti dua orang yang akan siap berdansa.
Pangeran Karanu yang baru saja mengetahui menjadi terpaku melihatnya, begitupula dengan Tuan Putri Purindah. Sedangkan Pangeran Bheeshma hanya menonton diam dibalik mereka berdua lalu termundurkan lima langkah menjauhi mereka berdua menatap diam dengan terkejut kecil. Sementara Tuan Putri Purindah masih terpaut dalam tatapannnya kepada Pangeran Karanu dan belum mengetahui jika Pangeran Bheeshma ada bersamanya dibalik dirinya.
Setelah beberapa saat kemudian, mereka berdua saling terpaut dengan tatapan mereka masing-masing, Pangeran Karanu pun mulai beralih akan mengajaknya bicara masih dengan keadaan yang tadi.
“Apa yang terjadi padamu, Tuan Putri? Mengapa kau berlari begitu kencang dengan melihat kebelakang seolah-olah kau takut jika seseorang akan menghukummu disaat kau telah tertangkap olehnya!”. Pangeran Karanu bertanya berirama lembut hanya dalam satu nafas.
“Aku, aku tadi hanya bermain bersama ketiga saudara dari temanku!”. Katanya sedikit gugup menjelaskan bernada kecil.
“Jika kau melakukannya lagi, maka aku tidak akan segan melakukan (mencoba mengangkatnya lalu menahannya, menggendongnya) ini padamu!”. Tuan Putri Purindah merangkulnya menahan dirinya agar tidak terjatuh menatapnya bingung. Kemudian Pangeran Karanu memutarkan Tuan Putri Purindah yang masih digendongnya bersamanya penuh keceriaan sedikit terlihat romantis. Setelah tiga kali putaran, Pangeran Karanu melepaskann pelan Tuan Putri Purindah dengan mendirikannya kembali.
“kau siapa?”. Tanya Tuan Putri Purindah yang baru saja melihat wajahnya.
“Aku adalah Pangeran dari Kerajaan karita! Namaku adalah Pangeran Karanu!”. Pangeran Karanu menjawab dengan memanjakannya.
“Benarkah? Senang berkenalan denganmu! Dan terimakasih kau telah menolongku tadi dengan cara menangkapku!”. Kata terimakasihnya sedikit merasa bersyukur disertai senyuman.
  Pangeran karanu pun menganggukan kepalanya masih memanjakannya sedikit menggodanya. Dan tiba-tiba saja Tuan Putri Purindah tak sengaja melihat Pangeran Bheeshma yang masih berjalan menjauhi membelakanginya, sudah dikejauhan sana. Perhatiannya pun sekarang tetuju hanya kepada Pangeran Bheeshma.

BHARATAYUDHAserisatu

Kini Pangeran Bheeshma membawa dirinya ketaman belakang Istana Wigura, ia disana tampak merenung bernafas sedikit berat setengah menunduk melihat kebawah mengingat kemesraan yang dilakukan oleh Pangeran Karanu bersama Tuan Putri Purindah tadi. Pangeran Bheeshma begitu gemetar mengingatnya, terlebih lagi  saat Pangeran karanu memutarkan Tuan Putri Purindah bersamanya yang sudah terlihat sedikit romantis.
“Tuan Putri Purindah!”, katanya sesaat masih mengingatnya melototkan kecil kedua bola matanya pandangan lurus kedepan. Tiba-tiba saja terdengar suara keras seakan menghakiminya dibalik dirinya dikejauhan. “Kau tidak usah membalas rasa cemburuku dengan kau merasa cemburu kepada Pangeran karanu!”. Pangeran bheeshma pun langsung membalikkan tubuhnya kebelakang lalu melihat seseorang yang telah berani berkata seperti itu kepadanya.
Dan kemudian dilihatnya sosok Tuan Putri Purindah sedang berjalan mendekatinya. Sesampainya didepan Pangeran Bheeshma, Tuan Putri Purindah hanya tersenyum melihatnya. Sedangkan Pangeran Bheeshma memajukan kepalanya sambil berbisik ditelinganya, “Aku Mencintaimu!”. Tuan Putri Purindah menggenggam kedua tangan Pangeran Bheeshma erat setelah mendengar bisikan darinya. Ketika Pangeran Bheeshma akan menatapnya kembali.
Tiba-tiba saja Tuan Putri Purindah memundurkan dirinya tiga langkah sedikit menjauhi Pangeran Bheeshma. Dan akan berlari meninggalkannya dengan membalikkan tubuhnya dengan masih menggenggam tangan kanan dari Pangeran Bheeshma. Namun dengan cepat Pangeran Bheeshma menahan genggamannya dan mengejar Tuan Putri Purindah lalu mendekapnya keras dari belakang. Tuan Putri purindah pun menjadi terhenti terdiam sesaat,
Sedangkan Pangeran Bheeshma meresapinya seolah-olah tidak akan melepaskan dekapannya. Kemudian Tuan Putri Purindah membalikkan tubuhnya  melepaskan perlahan dekapannya menghadap ke Pangeran Bheeshma.  Lalu mengangkat kepala dari Pangeran bheeshma tegak lurus kedepan mengarah kewajahnya sendiri, Pangeran Bheeshma pun menatapnya kembali yang saat itu juga masih tersenyum dengan keceriaan. “Mungkin memang benar, jika aku telah mencintaimu!”.
Pengakuannya kembali kepada Tuan Putri Purindah. Dan tiba-tiba saja menjadi terhenti saat seseorang memanggilnya dari arah sudut taman dikejauhan. Pangeran Bheeshma pun kini menjadi tersadar dari lamunannya dengan melihat keseseprang yang telah memanggilnya tadi. Dan ia pun melihat seseorang yang memanggilnya tadi sedang berjalan menujunya, mendekatinya dengan tatapan sedikit mengherankan.
Seseorang yang memanggilnya tadi adalah merupakan sosok Ratu Gandiki yang kini masih berjalan mendekatinya dengan tatapan mengherankan hingga sudah sampai kepadanya, berdiri didepannya.
“I, Ibu! Apa yang sedang Ibu lakukan disini?”. Katanya sedikit gugup usai tersadar dari lamunannya.
“Seharusnya Ibu yang bertanya! Jelaskan pada Ibu, apa yang telah terjadi denganmu, Anakku?”. Tanyanya bernada sedikit mengharukan.
“A, aku tadi! Se, sedang bersama Putri Purindah! Iya! Di, dia tadi sempat memegang kepalaku, Ibu!”. Balas Pangeran Bheeshma dengan gugup tampak seperti orang yang sedang kebingungan.
“Sudahlah, semuanya sudah berakhir!”. Ratu Gandiki mengingtkan dengan memegang kepala Pangeran Bheeshma menegaskan.
“Tapi tadi memang benar, Ibu! Hanya saja dia begitu cepat meninggalkanku!”. Jawabnya kembali masih tampak seperti orang yang sedang kebingungan dengan melihat-lihat disekitarnya.
Ratu gandiki yang menyaksikannya, menghela nafasnya lalu menciumi keningnya. Kemudian membawanya pergi dari tempat itu dengan perlahan, sedangkan Pangeran Bheeshma masih dalam kondisi yang tadi. Sebenarnya, pangeran Bheeshma telah mengalami suatu khayalannya yang seakan-akan telah menjadi nyata, atau memang benar terjadi. Halusinasinya sudah berwujud, dan tanpa disadarinya jika Tuan Putri Purindah memang tidak bersamanya tadi.
     Dan yang mengetahui kejadian sebenarnya yang tadi hanyalah Ratu Gandiki yang saat itu telah tidak sengaja melihatnya berbicara seorang diri disaatnya sedang mencari keberadaan Pangeran Bheeshma kemudian telah ditemuinya ditemuinya ditaman itersebut.

BHARATAYUDHAserisatu

Disaat sudah lima menit akan dilanjutinya persidangan tahap kedua, Raja Wiranata membatlaknnya dan akan melanjutkannya pada hari esok. Karna secara mendadak ia telah mendapat perintah untuk segera pergi keKerajaan lain sebab ia harus membantu memecahkan suatu masalah yang harus dilakukan pada saat ini juga. Semua otang yang mengetahui turut mengerti juga menerima keputusannya. Kini Raja Wiranata pun akan segera keluar dari pintu Gerbang Istananya, meninggalkan.           
Sementara itu ditempat lain, Tuan Putri Purindah sedang berjalan kecil dan tidak sengaja melewati kuil Dewa Shiwa disisi kiriinya. Ia pun menjadi terhenti kemudian berlari kecil menghampiri patung Dewa Shiwa didalamnya lalu memberikan salam penghormatan. Tiba-tiba saja ada yang memanggil namanya dibaliknya dikejauhan bernada pelan namun terdengar jelas. Tuan Putri Purindah yang mendengarnya pun langsung membalikkan tubuhnya kebelakang,melepaskan salamnya perlahan.
Sementara orang yang memanggilnya tadi masih berjalan menujunya bermaksud akan lebih mendekatinya. Tuan Putri Purindah masih mengamatinya hingga seseorang tersebut berada tepat dihadapannya berjarak satu kilan (lima jari) saja. Tuan Putri Purindah menjadi sangat terpaku ketika benar menyadari jika seseorang itu adalah Pangeran Bheeshma. karna telah dilihatnya Pangeran Bheeshma yang menatapnya sedikit merengutkan wajahnya menajamkan.
 Dan itu telah membuat Tuan Putri Purindah merasa tak berdaya melihatnya.“Pangeran Bheeshma! Sudah lama aku ingin sekali bertemu….?”. tuan Putri Purindah sedikit berani memulai akan mengajaknya berbicara. Namun Pangeran Bheeshma langsung memotongnya.
“Kau masih tidak mengetahui jika aku sedang bersamamu tadi, Tuan Putri Purindah!”. Balasnya bernada halus namun menajamkan.
Mendengar perkataannya itu, Tuan Putri Purindah menutupi kedua bibirnya menatap dengan wajah ketidak tahuannya. Begitupula dengan Pangeran bheeshma yang menatapnya sedikit melototkan kedua bola matanya juga menekankan kedua bibirnya menggeramkan kepada Tuan Putri Purindah. Kemudian Tuan Putri Purindah kembali berbicara setelah merasa cukup tak berdaya akan keadaan Pangeran Bheeshma yang seperti itu
“Pangeran Bheesh….?”, terhenti seketika menatap segan. “Palingkanlah tatapan itu dari wajahku!”. Perintahnya memerintah, menyerah.
“Apa yang salah dengan tatapanku, Putri!”. Pangeran Bheeshma bertanya halus namun menajamkan.
“Pangeran, aku suidah lama tidak melihat wajahmu! Tapi mengapa saat aku melihat wajahmu kembali, kau menunjukkannya dengan wajah yang seperti kulihat kini!?”. Tuan Putri Purindah memohon dengan mata sedikit sendu.
“Aku palingkan wajahku!”, dengan memalingkan wajahnya kesamping. “Sebagai balasannya, kau arahkan juga tatapan matamu yang sendu itu dari menatap wajahku!”.
Dengan berat hati namun menerima perintah balasannya dari Pangeran Bheeshma, Tuan Putri Purindah pun mengalihkan lirikan matanya kearah berlawanan darinya dengan setengah menolehkan kepalanya. Mereka berdua begitu sangat berdekatan hanya berjarak satu kilan saja memakai ukuran kelima jemari tangan. Sampai-sampai ketika Pangeran Bheeshma akan berbalik meninggalkan, tiba-tiba saja tangan kirinya terpegang dengan tangan kanan dari Tuan Putri Purindah.
Merasakan hal itu, Pangeran Bheeshma hanya berdiam tanpa menoleh kembali ke Tuan Putri Purindah masih memegang tangannya seolah-olah dengan keterpksaan. Sedangkan Tuan Putri Purindah mulai menggenggam tangannya erat seakan-akan tidak ingin jika Pangeran Bheeshma pergi meninggalkan. Namun Pangeran Bheeshma berkeras hati dengan melepaskan pegangannya dari genggaman tangan dari Tuan Putri Purindah secara perlahan hingga akhirnya menjadi terlepas.
Semua yang dilakukan Pangeran Bheeshma tersebut karna terdorong oleh emosinya yang jujur mengakui jika ia memang cemburu saat melihat kemesraan dari Tuan Putri Purindah bersama Pangeran Karanu. Tuan Putri Purindah pun kini menjadi bingung mengapa Pangeran Bheeshma bersikap yang demikian kepadanya, dan ini telah menjadi sebuah tanda tanya yang begitu besar baginya.

BHARATAYUDHAserisatu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar