Memasuki tahun ajaran baru,
sekolah terakreditasi A disebuah kota. Telah berhasil menyeleksi dua ratus
delapanpuluh enam orang murid sebagai siswa-siswi baru disekolah tersebut,
dari empat ratus orang murid yang telah
mendaftar dan sudah mengikuti sebuah tes. Dan kini masa orientasi disekolah
tersebut baru saja dilaksanakan. Semua peserta yang merupakan siswa-siswi baru
disekolah tersebut mulai mengikuti kegiatan, pelatihan dari bimbingan
seniornya.
Pertama, mereka dibimbing
melakukan kegiatan senam dipagi hari secara bersamaan. Mereka melakukan
kegiatan senam dipagi hari kurang lebih memakai waktu satu setengah jam.
Setelahnya melakukan kegiatan senam dipagi hari mereka semua dipersilahkan
untuk duduk ditanah, senior membimbing mereka semua untuk berkenalan dengan
senior yang bertugas dalam kegiatan tersebut. Dan itu berlangsung selama tiga
puluh menit.
Saat ketika kedua buah kegiatan
itu sudah dilakukan, kini semua siswa-siswi baru yang diberi bimbingan oleh
seniornya dipersilahkan untuk beristirahat. Dan semua siswa-siswi itupun mulai
beralih bergegas pergi kekantin untuk mengambil makanan sebagai jatah makanan
mereka masing-masing, diwaktu istirahat pertama. Dari dua ratus delapanpuluh
enam siswa-siswi yang telah diterima, ada dua orang siswi diantaranya yang
memiliki hubungan persahabatan sejak lama.
Kedua orang siswi itu
masing-masing bernama, Mentari dan Bulan. Keduanya telah bersahabat saat
bertemu diwaktu masih SMP dulu. Dan kini keduanya sedang makan siang bersama
disebuah kantin sekolah tersebut. Mereka berdua tampak begitu akrab dan juga
begitu bersahabat. Berbeda dengan siswa-siswi baru lainnya yang masih merasa canggung,
malu-malu kucing karna masih saling berkenalan. Dan dipojok kantin masih
didalam kantin yang sama, ada seorang siswa yang sedang duduk sendiri.
Seorang siswa itu sedang menikmati
makanan siangnya sendiri, kemudian ada seorang siswa lagi yang datang
menghampirinya seakan mengajaknya untuk berbaur. Seorang siswa itupun sangat menerima
kedatangannya, hingga terjadilah suasana bersahabat diantara kedua orang siswa
tersebut.
Beberapa saat kemudian. . . .
Semua siswa-siswi baru yang masih
menjalani masa orientasi, ditugaskan oleh senior untuk meminta tanda tangan
dari senior lainnya yang ikut bertugas dengan mencari senior yang dimana nama
dari beberapa orang senior sudah tertulis dibuku tulis mereka masing-masing.
Secara mahu tidak mahu mereka semuapun mulai menurutinya dengan saling
berpencar. Disaat mereka semua saling mencari, hingga sudah ada beberapa yang
telah menemukan senior yang dimana namanya telah tertulis dibuku.
Mereka selalu dikerjai untuk
bernyanyi dulu, menari demi mendapatkan sebuah tanda tangan dari seniornya. Dan
yang mengerjai demikian adalah, senior yang mereka pinta untuk memberikan tanda
tangannya. Mereka semua ditantang untuk menahan rasa malu, agar lebih berani
melakukan rintangan apapun dalam akan mendapatkan sesuatu yang mereka inginkan.
Tujuan dari senior yang telah mengerjai dengan cara demikian,.
Bertujuan agar junior yang
dibimbing tidak mudah menyerah apalagi berputus asa dalam akan mendapatkan
sesuatu. Dan kini seorang siswi bernama Bulan sedang berjalan sambil melihat
buku tulisnya, ia sedang menghitung tanda tangan dari seniornya yang sudah
didapatinya. Kemudian dengan tiba-tiba saja ia bertabrakan dengan seorang
siswa, sontak buku tulis miliknya pun terjatuh. “Hey, kalau jalan lihat kiri-kanan
dong!”, siswa yang bertabrakan dengannya langsung menegurnya.
Sedangkan Bulan melihatnya cuek
lalu mengambil buku tulisnya. Sementara disana dikejauhan, seorang siswi yang
bernama Mentari baru saja melihat keduanya. Lalu perlahan berjalan akan segera
menghampiri mereka berdua. Kembali pada Bulan dan seorang siswa itu, mereka
berdua berlanjut berdebat kecil karna kejadian tabrakan diantara keduanya.
Keduanya saling mengeluhkan, sedikit menyalahkan dan hampir tidak ada yang mau
mengalah diantara keduanya.
Dan disaat keduanya masih dalam
keadaan yang sama. Tiba-tiba saja ada
yang mendorong keras siswa itu, hingga siswa itu terjatuh dengan terduduk
ketanah melihat kaget ke siapa yang telah melakukannya. Dan ternyata yang
melakukan demikian itu adalah Mentari. Mentari yang telah salah paham melihat
perdebatan dari keduanya. “Kita semua masih baru disini! Jangan bikin masalah
dengan teman gue!”, tegur sedikit keras Mentari kepada siswa itu.
lalu menarik tangan Bulan untuk
bergegas pergi meninggalkan siswa itu. Bulan yang hanya mengikuti Mentari,
melihat ke siswa itu sesekali menahan rasa tidak enak terhadap siswa itu karna
Mentari telah mempersalahkan dirinya. Sementara siswa itu yang sudah kembali
berdiri dari terjatuhnya, hanya menatapi kepergian keduanya sembari merasa
bingung. Dan siswa itu adalah siswa yang sedang duduk sendiri dikantin,
dikantin yang sama dengan mereka berdua tadi.
Gerhana Matahari Total
Setelah
masa orientasi siswa-siswi berakhir, kini jam belajar akan dilakukan oleh
siswa-siswi baru disekolah tersebut. Dan mereka semua yang sebagai siswa-siswi
baru merasakan kebahagiaan kedua, karna mereka semua bisa melakukan
pembelajaran beradaptasi dengan suasana kelas baru disekolah tersebut.
Begitupula yang dirasakan Mentari dan Bulan, dimana keduanya telah mendapat
satu kelas yang sama. Dan kini jam pada pembelajaran pertama pun baru saja
dilaksanakan.
Tiga setengah jam kemudian. . . .
Waktu istirahat pertama pun tiba.
Semua siswa-siswi, dari senior hingga yang masih junior mulai tampak seacra
beramai-ramai keluar dari ruang kelasnya masing-masing. Mereka semua secara
beramai-ramai akan bergegas untuk segera pergi kekantin sekolah. Begitupula dengan
Mentari dan Bulan, yang saat ini sudah duduk bersama dikantin sekolah sedang
menikmati makanan bakso. Baru saja lima menit mereka berdua duduk bersama masih
menikmati makanan bakso.
Tiba-tiba saja Bulan berkata
permisi untuk pergi kesuatu tempat. Mentari yang sudah mendengar kata
permisinya langsung mengijinkannya, tak ada terbesit sesuatu pun dibenaknya
terhadap kata permisi yang sudah dikatakan oleh Bulan. Dan Bulan mulai beranjak
pergi usainya menerima ijin dari sahabatnya itu. Dan disana, tak jauh dari
keberadaan kantin tempat Mentari masih berdiam.
Seorang siswa yang pernah
bertabrakan dengan Bulan sedang berdiri seorang diri menatapi seniornya bermain
basket dilapangan didepannya. Kemudian dengan tiba-tiba ada yang menegurnya
sembari meminta maaf, “Hey! Gue minta maaf atas kesalahan gue dihari kemarin!”.
siswa itupun sedikit merasa terusik lalu melihat kearah kirinya. Dan yang
menegurnya sembari meminta maaf padanya itu adalah Bulan.
“Itu bukan kesalahan kamu! Tapi
kesalahan teman kamu yang sudah salah paham dengan kita dihari kemarin!
Bilangin ke dia, jadi cewe jangan galak-galak!”, siswa itu menyahutnya bijak
namun berperisangka sedikit tidak baik terhadap mentari. Menatap bijak
menegaskan.
“Enggaaak! Dia sebenarnya baik!”,
Bulan menyanggah kata darinya menatap jujur. Siswa itu menggeleng tidak mau
mempercayainya.
Lalu mereka berdua menjadi
berdebat lagi mengomentari perilaku Mentari. Bulan selalu menegaskan kalau
Mentari adalah seorang cewe yang baik. Sedangkan siswa itu selalu menegaskan
apa yang sudah dilakukan mentari padanya, tetap tidak bisa dipercayainya
sebagai seorang cewe yang baik. Dan lagi tanpa sepengetahuan keduanya, Mentari
tidak sengaja melihat mereka berdua berdebat lagi dikejauhan. Dan kali ini
Mentari memilih tuk mendiamkannya, berpura-pura tidak melihat keduanya.
Esoknya, disaat jam istirahat
pertama berakhir yaitu baru saja dibunyikannya bel tanda masuk. Begitupula
Mentari yang baru saja hendak akan memasuki ruang kelasnya, langkahnya menjadi
terhenti didepan pintu ruang kelasnya. Ia merasa bingung karna tidak melihat
Bulan didalam ruang kelasnya. Dimana Bulan sedang bermain, itulah yang sudah
terbesit dipikirannya. Lalu membalikkan tubuhnya kebelakang seketika.
Dan tiba-tiba saja ia kembali
melihat Bulan sedang berjalan bersama seorang siswa yang kemarin sudah bersama
Bulan. Bulan dan siswa itu masih berjalan menuju kearahnya dengan saling
berbicara kecil. Dan entah apa yang sedang mereka berdua bicarakan, pikir
Mentari memandangi keduanya. Namun ketika tersadar jika langkah keduanya mulai
mendekat, Mentari langsung beranjak masuk keruang kelasnya sebelum Bulan dan
siswa itu melihat dirinya sedang memandangi keduanya.
Gerhana Matahari Total
Setelah tiga minggu berlalu, diperpustakaan
sekolahnya, mentari sedang membaca buku tentang terjadinya gerhana matahari
total. Ia sedang berusaha memahami, mencermatinya agar saat melakukan
persentasenya nanti tidak ada kecacatan dalam penjelasannya pada persentasenya.
Dan disaat ia masih berusaha tuk memahami juga mencermatinya dengan membacanya
secara berulang-ulang memakai suara kecil, tiba-tiba ada yang menyambung dari
arah kanannya.
“Gerhana matahari total! Durasi
terjadinya gerhana matahari total satu koma lima hingga tiga menit! Dan
fenomena ini terjadi setiap tigapuluh satu, tigapuluh dua atau tigapuluh tiga
tahun sekali? Dan terakhir terjadi di Indonesia, pada tanggal sembilan maret
yang lalu!”, orang yang menyambung itu adalah suara dari seorang siswa. Mentari
yang sudah menyimak, baru menolehkan kepalanya kearah kanannya. Dan ternyata
yang menyambung adalah seorang siswa itu lagi.
Siswa yang sudah tiga minggu
selalu terlihat bersama Bulan dilain kesempatan saat masih disekolah. Bahkan
bulan selalu terlihat bersama siswa itu disaat sedang tak bersama Mentari,
pikir Mentari sesaat sudah mengetahuinya. “Oh kamu! Siapa sih namanya kok
berhasil banget yah menarik sahabatku untuk selalu bareng kamu, disaat dia
sedang enggak bareng gue!”, tegur Mentari menatap sinish menyindirnya. Siswa
itu baru melihat padanya sambil tertawa kecil, memaksakan.
“Modus, jujur sajalah! Kalau kamu
mau berkenalan dengan saya! Daaan, sampai hari ini kamu belum meminta maaf
padaku! Atas kejadian waktu kamu dorong aku sampai terjatuh!”, siswa itu
mencoba menggodanya. Menatap dengan senyuman mengejek. Mentari memilih berdiam
melihatnya, lalu berpaling melihat lurus kedepan mulai merasakan amarah.
Kemudian siswa itu berkata lagi dengan baru memberitahukan namanya, “Nama gue,
Pribumi!”.
Mentari merasa sedikit tertegun
karna mendengar kata darinya lagi yang baru saja menyebutkan namanya. Lalu
disaat yang bersamaan, Mentari mencoba tuk melihat lagi ke siswa itu sedangkan
siswa itu beranjak dari duduknya bergegas keluar dari perpustakaan sekolahnya dengan
sudah membelakanginya. Dan Mentari hanya menatapinya masih berdiam. Tanpa
Mentari mengungkap jelas kepada Bulan dan siswa itu yang baru saja diketahui
namanya sebagai Pribumi.
Mentari telah memendam tanyanya
terhadap keduanya, yang sudah tiga minggu terlihat olehnya secara tidak sengaja
sedang bersama sambil membicarakan sesuatu. Dan tanya pada dirinya semakin
bertambah, karna Bulan tidak pernah berbagi jikalau sedang bersama Pribumi dan
membicarakannya kepadanya. Dari sikap Bulan itulah membuat Mentari berpikir
kalau Bulan sudah mulai menjarakinya dengan kehadiran Pribumi.
Selang waktu berjalan, jam ekskul
pun tiba. Yaitu setelah jam pulang sekolah tiba. Tak semua siswa-siswi
mengambil jam ekskul, hanya beberapa saja termasuk Mentari, Bulan dan Pribumi. Dan
kini Pribumi sedang berjalan dilapangan basket, kemudian menjadi berhenti
ketika melihat Mentari sedang sendiri membelakanginya tak jauh dari arah
kirinya. Pribumi mencoba mencaritahu tentang keperibadian dari Mentari.
Kemudian disaat yang bersamaan,
saat ketika Mentari hendak membalikkan tubuhnya kearah Pribumi. Secara
tiba-tiba saja Bulan mendatangi Mentari dengan langsung menghadap ke Pribumi,
menutupi Mentari dari Pribumi. Pribumi yang menyaksikannya langsung merasa
gelap lalu seketika menjadi terjatuh hilang kesadarannya. Dalam ketidak
sadarannya, Pribumi seperti merasa kalau baru saja ia sedang mengalami fenomena
gerhana matahari total.
Dan kini Pribumi telah didudukkan
dengan bersandar dikursi masih dilapangan basket. Mentari dan Bulan kini sedang
berdiri didepannya, melihat seorang siswa yang pernah menghampiri Pribumi
dikantin sewaktu masih menjalani masa orientasi sedang berusaha tuk
menyadarkannya. Tak berapa lama, Pribumi pun membuka kedua matanya dengan
langsung melihat ke siswa yang berusaha tuk menyadarkannya tadi lalu melihat ke
Bulan dan Mentari didepannya.
Gerhana Matahari Total
“Bulan, jangan lagi kamu ulangi
menutupi Mentari dari caranya yang menerangi Pribumi! Sebab yang tadinya
bercahaya, tiba-tiba saja menjadi gelap hingga membuat Pribumi menjadi tertidur
gelap!”, Pribumi mengungkap keluhnya melihat ke Bulan dan Mentari. Mentari
menjadi hening menatap padanya. Kemudian secara sedikit mengejutkan Mentari
berjalan mendekati Pribumi yang masih terduduk, lalu berdiam didepannya menatap
serius.
Pribumi, Bulan dan seorang siswa
yang sebagai teman dari Pribumi memusatkan perhatiannya ke Mentari. Dan Bulan
akan berbicara. “Aku minta maaf sebagai sahabatmu! Aku tau, aku sangat bersalah
karna tidak pernah berbagi! Tentang aku yang bertemu dengan Pribumi secara
diam-diam! Aku bertemu dengan Pribumi hanya ingin, memperbaiki nama kamu yang
sudah dianggap tidak baik oleh dirinya!”, Bulan baru menceritakan tujuannya
telah bertemu dengan Pribumi secara diam-diam.
“Kalian tidak perlu memusatkan
perhatian sebegitunya terhadapku! Karna kini, Mentari mau memulai pertemanan
dengan Pribumi! Karna Mentari merasa, kalau Bulan menginginkan Mentari untuk
berteman dengan Pribumi!”, Mentari mulai berbicara dengan melihat mereka
berempat dan menetap melihat ke Pribumi. Menatap tegas. Mentari telah berkata
mau tuk menjalin pertemanannya dengan Pribumi, dan Bulan juga seorang siswa
yang sebagai teman dari Pribumi mulai bersorak gembira.
Pribumi menjadi tertawa kecil
malu-malu, sesekali melihat ke Mentari. Sedangkan Mentari ikut bersorak
menambah keceriaan dalam kebersamaan mereka berempat. Dan dari peristiwa pada
hari inilah, yang membuat mereka berempat benar telah menjadi teman. Dan ternyata selama Bulan bertemu dengan
Pribumi secara diam-diam. Bulan selalu menceritakan tentang siapa Mentari
sebenarnya. Bulan selalu meyakinkan kepada Pribumi, kalau Mentari adalah
seorang cewe yang baik.
Dan secara tidak sadar Bulan telah
berupaya membujuk Pribumi untuk bersikap baik dengan Mentari. Upaya yang
dilakukan Bulan pun kini sudah berhasil, yaitu dengan Mentari dan Pribumi yang
baru saja berteman. Bulan, adalah seorang sahabat yang tidak ingin memiliki
seorang teman baru, sementara Mentari belum mengenal teman barunya itu bahkan
Mentari sudah sedikit menganggapnya musuh. Dan inilah akhir dari cerita mereka.
Mentari, Bulan, Pribumi dan seorang lagi bersamanya.
Gerhana Matahari Total