Jumat, 20 Maret 2015

BHARATAYUDHAseridua Part-24 (Akhir)



                Mengingat kembali, jika Arun dan Shafaq telah memiliki dua Pangeran kecil sebelumnya. Bagaimana kabar keduanya disana, diJogja, akankah mereka berdua kembali kepada keluarganya atau malah sebaliknya. Kini kedua Pangeran kecil itu telah tumbuh menjadi kedua Pangeran yang dewasa. Mereka berdua sudah menyelesaikan sekolahnya disana selama bertahun-tahun. Dan disana mereka berdua sedang duduk bersama bersebelahan ditaman didekat kediaman mereka.
                ‘’Kaka Raf, tidak terasa dua hari lagi kita akan bertemu Ibu Shafaq dan Ayah Arun! Aku sangat merindukan mereka berdua, setelah bertahun-tahun lamanya kita berdua hanya melihat fotonya saja!’’. Curahan Raj kepada Raf melihat lurus kedepan.
                ‘’Bersabarlah untuk itu Adik Raj! Kita berdua disana masih menjalani tugas dari kuliah kita, sangat tidak mungkin kita berdua akan pulang kerumah dulu! Hanya satu tempat yang bisa kita kunjungi lebih dulu selain rumah kita disana, yaitu kita akan mengunjungi kantor Ayah Arun!’’. Raf menjelaskannya sambil menghibur Raf yang tadinya berandai-andai akan segera pulang kembali kerumahnya disana.
                Raf pun menjadi tersenyum melihat ke Raj, begitupula dengan Raj yang baru saja melihat kepadanya. Kemudian mereka saling berpandangan disertai senyuman penuh pengharapan. Mereka berdua telah dipindahkan kekota asal mereka berdua, Jakarta, oleh dosen yang mengajar mereka berdua atas permintaan dari mereka berdua. Mereka berdua akan bertugas menjadi seorang guru pengganti selama dua bulan.
Dan setelah tugas mereka berdua sudah habis masa kerjanya, maka mereka berdua wajib untuk kembali keJogja melakukan wisuda mengambil sarjana tingkat satu. Awalnya, Raj berfikir juga berkeinginan jika ia akan bisa pulang kerumahnya diJakarta untuk melepaskan rindunya bersama Ayah dan Ibunya juga Adiknya. Namun ia harus meredam keinginannya dulu demi tugasnya. Sedangkan Raf berfikir jika ia akan merasa dekat dengan keluarganya meskipun tak bisa singgah kerumahnya.

BHARATAYUDHAseridua

                Mellissa, adalah seorang wanita yang sudah menculik bayi Raizaa sekitar 17 tahun yang lalu. Dan selama itu juga, Mellissa berhasil menyembunyikan bayi Raizaa juga kepulangannya ke Indonesia dari Vin. Karna sakit hatinya dimasa lalunya bersama Vin, ia tega memisahkan bayi Raizaa dari orangtua aslinya untuk hidup hanya dengan dirinya saja. Pikirnya, biarlah ia menghabiskan hidupnya bersama bayi Raizaa yang merupakan seorang Putra dari Vin demi melampiaskan mimpinya bersama Vin.
                Setelah tujuh belas tahun lamanya berlalu masih menjalani hidup bersama bayi Raizaa yang sudah menjadi seorang remaja. Mellissa masih menyimpan sebuah rahasia terbesar yang merupakan sebuah kebohongan yang sungguh dahsyat kepada Raizaa. Namanya pun kini diganti menjadi Maharaj Raizaa Karn oleh Mellissa. Dan juga Mellissa telah berhasil memalsukan akta kelahiran dari Raizaa. Termasuk nama kedua orangtuanya namun tidak untuk tanggal lahirnya.
                Waktu masih beralan dan akan terus berjalan maju, begitupula dengan Mellissa yang semakin percaya diri untuk masih menyembunyikan tentang keberadaan Raizaa bersamanya dari Vin. diwaktu yang sudah bisa dibilang sore, Mellissa sedang berjalan kecil disebuah taman penuh bunga. Dan tanpa diduga olehnya, jika dia kini telah melihat mobil yang mirip sekali dengan mobil milik Vin. Tidak hanya itu, ia juga mulai merasakan sangat yakin ketika melihat plat nomor mobil tersebut.
                Sedikit gelisah yang dirasakannya, kemudian mencoba berbalik arah kebelakang memalingkan pandangannya dari mobil yang kini dicurigainya. Dan tiba-tiba saja ia melihat Vin sedang berjalan menujunya tak jauh dari keberadaanya, didepannya. Melihat yang demikian, Mellissa pun berusaha mempercayakan dirinya sendiri sampai Vin akan benar berdiam dihadapannya. Dan kini pun Vin sudah berada didepannya sambil menatapnya curiga dengan menanyakan keberadaan Putranya.
                “Kau telah lalai tuk mencari Putramu! Dia sekarang sudah berusia tujuhbelas tahun! Mana mungkin dia bisa mengenalimu sebagai Ayahnya!’’. Ujar Mellissa menghakiminya.
                ‘’Itu karna kau telah lebih dulu pergi dari Indonesia! Kau telah mengambil Putraku, saat dia baru sebentar terlepas dari pelukan Ibunya! Kalau pun kau masih enggan tuk memberikan kembali Putraku, kepada kami! Tapi setidaknya kau bisa menceritakan tentang dirinya sedikit kepadaku!’’. Vin berkata mengalah tetapi memohon untuk menceritakan tentang keadaan Putranya sekarang.
                Mellissa pun mengangguk kepadanya akan menceritakannya. Diceritakannya, jika Putranya yang bernama Raizaa kini sudah tumbuh besar. Dia telah tumbuh menjadi seorang anak lelaki yang cerdas, hampir setiap tahun ia selalu mendapat juara umum dari sekolahnya, juga penghargaan ditiap tiga tahunnya dari sekolahnya. Dan wajahnya begitu tampan, bak wajah seorang Pangeran pada cerita dongeng anak kecil yang selalu dibacakan oleh Ibunya saat akan tidur.
                Begitulah singkat cerita yang disampaikan oleh Mellissa kepada Vin. Meskipun hanya singkat, namun Vin sudah mengaku puas mendengar cerita tentang Putranya yang masih tidak berada didekatnya selama tujuhbelas tahun lamanya itu. Setelah menceritakannya, Mellissa meminta Vin untuk tidak mengambil Raizaa dulu dari dirinya. Alasannya karna ia masih ingin merawat Raizaa dan juga ia mengatakan jika sakit hatinya dimasa lalunya sudah sedikit terobati karna Raizaa bersamanya.
                Vin pun menjadi terseyum lalu mengangguk, dan mereka berduapun kini menjadi bertatapan saling mempercayai.
               
BHARATAYUDHAseridua

                Dikota Jogja, Raf dan Raj kini sedang berada dibandara dikota tersebut untuk segera terbang keJakarta. Mereka berdua baru saja selesai melakukan check in, dan kini hanya tinggal memasuki pesawat yang akan mereka tumpangi. Melihat Raf yang sibuk mengecek barang-barangnya bersama dua orang dosen pengawas mereka, Raj pun menyempatkan dirinya untuk melihat sebuah poto yang baru saja diterimanya dari Ayahnya.
                Kemudian dilihatnya jika Ayahnya telah mengirimkan foto adiknya yang bernama Ashghari. Telah dilihatnya juga jika wajah adiknya tersebut begitu cantik, sangat mirip dengan wajah Ibunya. Raj pun menjadi senyum-senyum sendiri kemudian menjadi terhenti saat melihat Raf sudah sedari tadi berada disebelahnya.
                ‘’Sepertinya adikku Raj baru saja menemukan seorang wanita! Siapakah dia, adikku?’’. Raf bertanya melihatnya curiga.
                ‘’Maaf kaka, ini sangat wajib aku rahasiakan darimu!’’. Raj menjawabnya dengan sikap salah tingkah menatap malu kepadanya.
                Sedangkan Raf kini menjadi menatapnya bingung ingin segera mengetahui, namun Raj masih saja dengan sikapnya yang tadi lalu pergi menghindarinya. Setelah beberapa saat kemudian, mereka berduapun kini duduk bersama didalam pesawat yang mereka tumpangi. Sementara dosen pengawas mereka berdua duduk dikursi dibelakang mereka berdua. Dan kini pesawat yang mereka tumpangi telah lepas landas keatas awan.
                Apakah yang akan terjadi pada mereka berdua setelah sesampainya dijakarta? Bagaimana dengan Putra Vin yang bernama Raizaa? Dan terakhir bagaimana juga tentang takdir Ashghari dan Vikram dari penarawangan Arun? Tidak hanya itu, rahasia dibalik rahasia akan banyak terungkap pada mereka semua. Simak saja pada cerita selanjutnya di Bharatayudhaseritiga.

BHARATAYUDHAseridua
Bersambung
BHARATAYUDHAseritiga

BHARATAYUDHAseridua Part-23



Beberapa minggu kemudian. . . .

                Malam ini merupakan malam purnama. Dan pada malam ini juga ada tiga peristiwa yang terjadi secara bersamaan hanya berbeda waktunya saja. Peristiwa itu terjadi pada Shafaq, Poosharm, dan juga Mellissa si penculik bayi bernama Raizaa.

Dimulai dari Shafaq. . . .

                Shafaq sedang menimang Putri kecilnya dibalkon depan rumahnya sambil melihat bulan purnama diatas langit. Ia merasa bersyukur karna bisa melihat bulan purnama bersama Putri kecilnya. “Putri kecilku, Ibu sangat mengagumi bulan purnama! Karna bagi Ibu, bulan purnama adalah bulan tercantik yang pernah Ibu lihat!’’, ia berkata sambil melihat bulan purnama diatas langit lalu melihat kewajah Putri kecilnya juga menciumnya.

Dilanjuti dengan Poosharm. . . .

                Poosharm sedang menikmati indahnya bulan purnama dijendela didalam kamarnya sambil menimang Putranya. Ia merasa kagum ketika mengamati semakin dalam bentuk dan juga terangnya bulan purnama tersebut diatas langit. Kemudian ia pun berbisik kecil dengan melihat ke Putranya, “Kalau kau seorang Putri, kau akan tampak cantik bercahaya seperti bulan purnama itu Putraku!’’. Kata sanjungannya sambil memanjakannya dengan senyum kebahagiaan sambil mangingat Putranya Raizaa.

Diakhiri dengan Mellissa. . . .

                Mellissa telah merahasiakan kepulangannya dari luar negeri bersama bayi Raizaa dari Vin dan Poosharm. karna ia ingin melampiaskan sakit hatinya pada Vin dimasa lalunya dengan memisahkannya dari bayi Raizaa. Mellissa sudah paham betul tentang bayi Raizaa, karna sebelum menculiknya ia lebih dulu menyuruh mata-mata untuk mencari tau tentang Vin dan bayi Raizaa saja. Dan kini Mellissa sedang menimang bayi Raizaa dikamarnya dengan duduk dikursi goyang.
                “Raizaa, aku adalah Ibumu! Dan Ayahmu sedang bekerja diluar sana! Aku akan membuat akta kealhiranmu yang baru dan akan sangat berbeda dengan yang sebenarnya! Kekasihku telah direbut oleh Ibumu! Dan kamu, harus tetap hidup bersamaku!’’. Mellissa mengatakannya dengan melihat jahat kepada bayi Raizaa, dimana bayi Raizaa juga menatapnya begitu polos. Lalu mendekapnya sambil meresapinya sambil mengingat diwaktu Vin mendekap dirinya penuh cinta dulu.

BHARATAYUDHAseridua

                Disaat Putri kecilnya sudah berumur dua tahun, ada sebuah kejadian yang menggetarkan Shafaq. Yaitu dengan tidak sengaja ia menemukan Raj mengalami kesakitan saat sedang asyiknya bermain bersama Putri kecilnya dihalaman depan rumahnya. Dan Shafaq pun berlari cepat dengan langsung membawa Raj kedalam rumah untuk menjauhkannya dari Putri kecilnya. “Kekuatan merah telah berfungsi!’’, katanya dihatinya sesaat sudah menenangkan Raj dari kesakitakannya diruang tamu.
                Kemudian dilihatnya Raf bersama Putri kecilnya yang sudah memakai kembali bandonya, memasuki pintu rumahnya akan segera menujunya. Lalu diingatnya jika kekuatan merah itu ada pada ubun-ubun Putri kecilnya. Jadi demi untuk menghindari kejadian yang tadi maka Putri kecilnya diharuskan untuk selalu menutupi ubun-ubunnya dengan memakai sebuah benda kain atau penutup kepala. Dan karna itu juga membuat Putri kecilnya telah terbiasa memakai bando tersebut.
Kini Shafaq memerintahkan keduanya untuk berhenti sejenak dari langkahnya yang sudah mendekatinya berjarak lima langkah didepannya.
                “Raf, Ibu sudah bilang jaga adikmu? Bukan hanya Ashghari saja, tapi juga Raj!’’. Perintah bercampur keluhnya ke Raf.
                “Maaf Ibu, tapi aku tidak mengerti mengapa Adik Raj bisa kesakitan seperti itu?’’. Raf meminta maaf sambil bertanya melihat ke Shafaq lalu melihat ke Raj.
                “Kalau Adik Raj mengalami kesakitan seperti ini lagi! Maka Ayah Arun akan menglami kesakitan yang sama! Raj, Raf, kalian harus menjaga penutup kepala atau bando dari Adik Ashghari! Karna kalau itu bisa terlepas dari kepalanya, maka Raj dan Ayah Arun akan mengalami kesakitan yang sama!’’. Shafaq menjelaskannya dengan melihat-lihat ketiga anaknya.
                “Ibu Shafaq! Apa yang sedang terjadi padaku tadi?’’. Raj bertanya dengan menatapnya gelisah. Shafaq pun melihat kepadanya, menggeleng pelan.
                “Suatu hari nanti, kau pasti akan mengerti Pangeranku!’[, kata penghiburannya sambil tersenyum. Lalu melihat ke Raf dan Ashghari. “Raf, Ashghari, kesini nak kita duduk berkumpul bersama!’’, ajakkannya penuh kasih sayang, memberi senyuman manja.
                Dan kini mereka berempat duduk dikursi yang sama. Dengan Raj bersama Raf disisi kanan Shafaq, dan Ashghari duduk dipangkuannya. Kemudian mereka berempat menyanyi bersama menikmati indahnya kebersamaan.

Beberapa bulan kemudian. . . .

                Setelah sudah beberapa bulan kemudian, Arun dan Shafaq terpaksa memisahkan kedua Pangerannya bersama Putri kecilnya. Karna mereka berdua tidak mau kejadian yang menggetarkan beberapa bulan yang lalu akan kembali terulang. Mereka berdua pun kini telah berada dibandara untuk mengantarkan kepergian dua Pangerannya. Beruntung, dua Pangeran mereka telah mengerti mengapa harus bersekolah diluar kota tanpa harus banyak bertanya.
                Karna disana dua Pangeran mereka akan tinggal bersama orangtua asuh dari Shafaq yang begitu baik dan juga perhatian. Mereka berdua disana akan tetap bisa mendapat kasih sayang yang mencukupi lebih dari Shafaq dan Arun. Dan kini dua Pangeran mereka pun memberi salam perpisahan dan setelahnya akan beranjak pergi menuju kedalam gedung bandara. Begitu haru yang dirasakan oleh Shafaq dan Arun yang masih menyaksikan kepergian dua Pangerannya.
                “Mereka berdua telah bernasib sama denganku pada masa itu! Semoga kemudahan akan selalu mereka dapatkan!’’. Arun berkata menyamakan nasib kedua Pangerannya yang sama dengan nasibnya dulu pada masa itu, saat ia harus belajar dikota Kamspir untuk beberapa hari kedepan. Masih melihat kedua Pangerannya.
                “Dan Putri kecil kita, bernasib sama denganku! Semoga penantian dari Putri kecil kita akan cepat terhenti!’’. Shafaq menyambung dengan juga menyamakan nasib Putri kecilnya dengan nasibnya dulu pada masa itu, saat harus menunggu kepulangan Pangeran Bheeshma dari belajarnya dikota Kamspir. Melihat ke Putri kecilnya yang digendongnya.
                Kemudian mereka berdua saling berpandangan setelah tadinya saling berbicara mengulang kisah kehidupannya pada masa itu, dimasa mereka berdua masih menjadi Pangeran Bheeshma dan Tuan Putri Purindah.

BHARATAYUDHAseridua

                Sang waktupun begitu cepat berlalu, kini Putri kecil yang amat disayangi oleh Arun dan Shafaq telah memasuki masa remajanya. Usianya kini sudah genap berusia enambelas tahun. Dan Putri kecilnya yang dulu kini sudah menjadi seorang Putri remaja yang sedang bermain-main dihalaman depan rumahnya. Dirinya sedang asyik merangkai bunga-bunga dengan tenangnya. Tiba-tiba menjadi terusik saat Arun dan Shafaq memanggilnya dari arah belakangnya dengan sebutan, ‘’Putri Ashghaaaaariiii!!!!’’.
                Mendengar namanya telah dipanggil oleh Ayah dan Ibunya, Putri Ashghari pun berdiri masih membelakangi Ayah Ibunya. Kemudian berbalik dengan anggunnya menghadap ke Ayah Ibunya. Arun dan Shafaq pun menjadi tersenyum lalu bersama tuk mendekati Putri tersayang mereka berdua. Parasnya begitu cantik, dan matanya begitu indah penuh makna tersendiri, dan hampir secara keseluruhan mirip sekali dengan Shafaq diwaktunya masih menjadi Tuan Putri Purindah.
                “Sudah cukup untuk bermain-mainnya, Putriku! Mari kita melakukan pemujaan didalam!’’. Shafaq menghentikannya sejenak untuk bermain, lalu mengajaknya untuk melakukan pemujaan. Melihat ke Putrinya ceria
                ‘’Ayah melihat dirimu, Ayah seperti telah melihat diri dari Ibumu lagi! Disaat usia Ibumu masih remaja!’’. Arun menyanjung Putrinya, melihat sedikit terkesima karna sangat mirip dengan Tuan Putri Purindah.
                ‘’Ayah Arun, Ibu Shafaq! Kalian berdua tidak perlu menatapku, menyanjungku yang seperti ini! Sungguh kakiku sangat kaku untuk melangkah bersama kalian! Karna, aku terlalu bahagia mendengarnya!’’. Putrinya membalas perkataan dari mereka berdua dengan melihat-lihat keduanya kemudian menjadi tertawa malu. 
                Begitulah kisah kehidupan Arun, Shafaq, dan juga Putri kecilnya yang sudah berubah menjadi seorang Putri remaja. Putri Ashghari, fisiknya sangat mirip sekali dengan Tuan Putri Purindah pada masa itu. Jadi wajar saja jika Arun merasa terkesima saat melihat Putrinya itu. Fisiknya memang mirip sekali dengan Tuan Putri Purindah pada masa itu, namun sikapnya mirip dengan Pangeran Bheeshma pada masa itu juga. Seperti kata pepatah, buah jatuh tak jauh dari pohonnya.

BHARATAYUDHAseridua

                Sementara itu, Poosharm disana baru saja akan menjemput Putranya, Vikram Karn Poo yang sudah menyelesaikan sekolah asramanya selama enam tahun lamanya. Dan akan melanjuti sekolahnya lagi hanya satu tahun disebuah home schooling, ini merupakan rencana darinya yang akan diperbincangkannya bersama Putranya tersayang nanti. Saat ketika Poosharm melihat Putranya yang sudah berada didepannya, ia langsung memeluknya sambil mendengarkan alunan detak jantungnya.
                Karna yang paling sangat dirindukan olehnya selain melihat wajah Putranya kembali, adalah kembali juga bisa mendengarkan alunan detak jantung Putranya. Setelahnya melakukan itu kepada Putranya, Poosharm pun mengajaknya untuk bertemu dengan Ayahnya dikantor tempat Ayahnya bekerja.

Beberapa saat kemudian. . . .

                Didalam ruangannya didalam kantornya, Vin sedang duduk santai menyandarkan tubuhnya dikursi kerjanya sambil mengoreksi data dari clientnya. Vin memang kelihatannya begitu santai saat masih mengoreksinya, namun tetap ada keseriusan dan juga konsentrasi didalamnya masih mengoreksi. Setelah beberapa saat berjalan, tiba-tiba saja terdengar suara yang memanggilnya dengan sebutan, “Ayahanda’’. Suara itu telah didengarnya dari arah pintu ruangannya, tepatnya disamping kanannya.
                Vin pun mendadak menjadi terdiam dan melihat kearah samping kanannya. Kemudian menjadi berdiri seketika karna telah terpaku melihat Putranya yang sudah remaja dan juga melihat Poosharm yang berdiam dibalik Putranya. Bagaimana tidak dirinya menjadi terpaku, sebab Putranya begitu mirip sekali dengan Pangeran Bheeshma pada masa itu. Dan kini dilihatnya Putranya sedang berusaha melangkah mendekati dirinya yang masih terpaku, sementara Poosharm masih berdiam hanya melihat.
                ‘’Putraku, Vikram Karn Poo?’’, Vin berkata menyebut namanya dengan wajah bertanya-tanya setelah Putranya telah berhenti dihadapannya. Putranya memberinya senyuman, menatap sedikit haru. ‘’Kau sekarang sudah besar, nak! Wajahmu sangat familiar, kau tampak begitu menghidupkan memori tentang kehidupanku pada masa itu!’’. Vin berkata kembali mengatakan ketakjubbannya lalu memeluknya penuh kasih sayang.
                ‘’Ayahanda, aku telah kembali! Aku ingin bermain bersama Ayahanda, dan juga bersama Ibunda! Aku ingin, menghabiskan liburanku dirumah saja bersama Ayahanda dan Ibunda!’’. Putranya mengungkap rasa rindunya untuk bermain bersamanya juga bersama Ibunya setelah beberapa tahun lamanya mereka bertiga sangat jarang sekali bersama dalam keluarga. Masih dalam pelukan ayahnya.
                Begitulah kisah dari Vin, Poosharm, dan juga Putranya Vikram. Dimana mereka kini telah disatukan kembali dalam kebersamaan keluarga. Dan mereka akan melakukan kebersamaan itu dari hari ini juga seterusnya. Sungguh kerinduan yang menyiksa karna harus menunggu, menanti sebuah kebersamaan dalam keluarga. Dan tepatnya dimulai dari hari ini, semua itu akan dibayar dengan kebersamaan dalam keluarga yang sebenarnya.

BHARATAYUDHAseridua

BHARATAYUDHAseridua Part-22


 Dipublikasikan lewat Facebook

                Esoknya, mengetahui jam kerjanya sedang kosong Vin menelepon Arun mengajaknya untuk bertemu disebuah café dikantornya sendiri. Sedangkan disana Arun yang baru saja selesai melakukan sebuah rapat bersama atasannya, langsung menyetujuinya dan akan segera pergi dari kantornya untuk bertemu dengan Vin. Tak berapa lama kemudian, mereka berdua kinipun telah duduk bersama disebuah meja bundar saling berhadapan juga saling berpandangan.
                Dan Vin memulai pembicaraan diawali dengan menceritakan maksudnya yang telah meminta Arun untuk bertemu menemuinya dicafe tersebut. Diceritakannya jika Putra sulungnya telah diculik oleh mantan pacar SMA nya dulu. Dan kini yang ingin Vin dapatkan hanyalah sebuah solusi bagaimana ia harus mengobati rasa kehilangan dari istrinya, Poosharm yang masih bersedih meratapi hilangnya Putra kesayangannya karna telah berhasil diculik oleh seorang wanita bernama Mellissa.
                Berhubungan dengan itu, tiba-tiba saja Arun teringat kembali jika Putri kecilnya memiliki dua sukma didalam tubuhnya. Dan anehnya lagi sukma yang dimiliki oleh Putri kecilnya itu sangat aktif sekali yang bisa dhidupkan menjadi seorang manusia bila diperlukan. Dan Arun pun akan segera membaginya ke Vin mengenai hal itu masih saling berpandangan.
                 “Putri kecilku, didalam tubuhnya telah memiliki dua sukma! Peristiwa ini sangatlah jarang ditemui, dan ini merupakan sebuah kejadian diluar nalar manusia pada umumnya!’’. Arun mengatakannya berniat akan membagi sukma dari Putri kecilnya.
                “Apakah sangat berhubungan dengan cerita yang telah aku ceritakan tadi? Bantu aku mencari solusinya Arun! Aku mohon, seriuslah dalam masalahku ini! Kasihanilah istriku!”. Vin mencoba meyadarkannya karna Arun belum sepenuhnya menjelaskannya kepadanya.
                “Aku, akan memberikan sukma dari Putri kecilku! Sangat tidak mungkin Putriku akan bertahan menjalani masa kehidupannya dengan sukma ganda!”. Arun mulai sedikit tuk lebih memperjelaskannya.
                “Kau sedang bicarakan apa? Tolong jabarkanlah lebih luas agar aku bisa lebih mengerti dengan kata-katamu yang tadi!’’. Vin sedikit menyerah namun optimis untuk lebih mengetahui maksud darinya. Arun mengangguk akan segera menjabarkannya lebih luas seperti perintah dari dirinya tadi.
                Arun pun menceritakan jika sukma yang telah dimiliki Putri kecilnya sangat aktif dan bisa dihidupkan menjadi seorang manusia bila diperlukan. Mengetahui keadaan Poosharm yang masih meratapi hilangnya Putranya dari dekapannya, Arun berniat akan menghidupkan sukma yang dimiliki Putri kecilnya menjadi seorang manusia menggantikan Putra dari Vin dan Poosharm. Karna sangat tidak mungkin jika Putri kecilnya bertahan menghabiskan hidupnya dengan sukma ganda.
                Dan bila benar itu akan terjadi, maka Putri kecilnya akan mendapatkan dua kehidupan namun satu kematian. Sebab itulah Arun ingin sekali meghidupkan sukma yang kedua dari Putri kecilnya untuk Vin dan Poosharm. Vin yang sudah mendengar ceritanya langsung mengangguk optimis, sedangkan Arun hanya tersenyum dan juga meminta Vin kalau tiga hari kemudian untuk datang kerumahnya bersama Poosharm. Karna akan dilakukannya sebuah ritual yang dinamakannya, “Ritual Menghidupan Sukma”.

BHARATAYUDHAseridua

Tiga hari kemudian. . . .

                Vin sudah menceritakan apa yang kemarin telah diperbincangkannya bersama Arun kepada Poosharm. Karna itulah Poosharm kini merasa seperti akan kembali mendapatkan Putranya yang telah hilang diculik. Dan mereka berdua kini telah berada dirumah Arun dengan duduk bersama diruang tamu. Kemudian mereka berempat berdiri bersama saling berhadapan dengan membentuk dua barisan. “Kita akan memulai ritualnya sekarang!”, perintah Arun dengan melihat mereka bertiga.
                Setelah mendengar perintah darinya, Shafaq akan menidurkan Putri kecilnya dikeranjang bayi ditengah mereka berempat lalu berdiri kembali ketempat asalnya.
“Ritual ini dinamakan Ritual Menghidupkan Sukma! Ritual ini akan berakhir, saat suara tangis dari Putri kecilku mulai terdengar, dan setelahnya akan ada suara tangisan dari bayi yang kedua! Dan sekarang pejamkanlah kedua mata dari kalian masing-masing! Dan kita semua akan membukanya kembali ketika tangisan bayi kedua mulai terdengar!”. Arun menjelaskan lebih dahulu sebelum melakukan.
“Lakukan Ritual Menghidupkan Sukma sekarang Arun! Aku sudah tidak sabar ingin segera mendekap Putraku lagi!”. Poosharm mengingatkan ketidak sabarannya melihat ke Arun. Shafaq menjadi tersenyum melihatnya, dan Arun mengangguk sambil mengiyakannya.
Dan mereka pun memulainya dengan mengikuti Arun yang memejamkan kedua matanya sambil memberi salam. Disaat mereka berempat saling melakukan yang demikian, Putri kecilnya menjadi tertidur seketika karna setengah dari sukmanya bersama sukmanya yang kedua sedang berada dinirwana. Disana sukma keduanya menangis karna harus berpisah dalam satu tubuh. Sukma dari Putri kecilnya begitu menjerit dalam tangisannya meratapi perpisahannya dengan sukmanya yang kedua.
Setelah beberapa saat suara tangisan dari Putri kecilnya itupun mulai terdengar. Kemudian disambung dengan terdengarnya suara tangisan bayi yang kedua. Dan itu mulai terdengar saat Poosharm merasakan seperti ada yang sedang tidur dikedua tangannya sambil menangis. Saat ketika Poosharm membuka matanya dengan sedikit terkejut, terlihatlah seorang bayi mungil berjenis kelamin laki-laki sedang tersenyum padanya berhenti dari tangisannya.
Mereka semua yang juga sudah membuka matanya mengakhiri ritualnya pun ikut berbahagia atas sebuah keajaiban yang baru saja terjadi. Begitupula dengan Shafaq yang mengambil Putri kecilnya lalu menciuminya sambil menenangkannya. Poosharm kini memanjakannya dengan menciumnya sesekali juga mendekapnya mendengarkan alunan detak jantung Putranya. “Putraku yang kedua, akan kuberi nama Vikram Karn Poo!”, ia mengatakannya dengan bahagia melihat ke mereka bertiga.

BHARATAYUDHAseridua

                Kemudian Arun melanjutinya dengan meminta setitik darah dari Vin juga Poosharm untuk diminumkan kepada bayi kedua itu yang diberi nama Vikram Karn Poo. Mereka berduapun segera memberi tangannya kepada Shafaq untuk mengambil setetes darah dari mereka berdua. Setelah mereka berdua memberikan setetes darahnya, kini saatnya untuk melihat Putra mereka berdua meminum setetes darah dari mereka berdua oleh Arun.
                Alasan Arun melakukan itu, hanya untuk menyatukan darah keduanya kedalam tubuh bayi yang bernama Vikram Karn Poo mengalir didalam tubuhnya. Karna jika tidak ada darah dari keduanya mengalir didalam tubuhnya, maka bayi tersebut akan selamanya menjadi seorang manusia yang memiliki darah dingin. Dan suhu tubuhnya pun tidak akan pernah terasa hangat seperti layaknya seorang manusia pada umumnya. Atau biasa disebut, manusia setengah mayat hidup.
                “Berapa usia Putraku sekarang?”. Tanya Poosharm setelah melihat Arun baru saja selesai meminumkan darahnya kepada Putranya.
                “Sama seperti Putri kecilku! Sekarang, Putramu telah sah menjadi Putramu yang sesungguhnya! Dan ada satu keistimewaan darinya yang baru saja aku temui tadi!’’. Arun memberi teka-teki kepada Vin dan Poosharm, Shafaq melihat kepadanya. Sedangkan Vin dan Poosharm saling berpandangan.
                “Aku telah merasakan ada sebuah keistimewaan yang akan membuat kita semua menjadi tenang, namun ada juga yang akan membuat kita menajadi bergetar cemas pada bayi Vikram!’’. Shafaq menyambungnya dengan melihat-lihat ke mereka bertiga.
                “Katakan, mengenai apakah itu? Shafaq, kau pasti bisa membaginya dengan kami!’’. Poosharm berkata sambil menatap cemas ingin mengetahui. Shafaq menggeleng menyerah kepadanya lalu mengangguk.
                ‘’Untuk sementara waktu, kita jeda saja dulu tentang keistimewaan ini! Biarkanlah berjalan hingga Putramu memasuki masa remaja, begitupula dengan Putri kecilku!’’. Arun menundanya untuk menjelaskannya lebih lanjut karna keistimewaan yang ditemuinya akan terjadi pada beberapa tahun kemudian.
                Setelahnya melakukan perbincangan tersebut, Arun memberikan bayi Vikram kepada Poosharm yang kini sudah sah menjadi Ibunya. Kemudian Poosharm memberikan Putranya kepada Vin yang kini juga sudah sah menjadi Ayahnya. Setelahnya Poosharm melangkahkan kakinya menghampiri Shafaq yang masih menggendong Putri kecilnya. “Aku sangat berhutang pada Putri kecilmu!’’, ia mengatakan rasa terima kasihnya dengan melihat ke Putri kecilnya lalu mencium keningnya penuh kasih sayang.
                Vin yang masih bersama Arun pun menjadi tersenyum bahagia melihat mereka berdua yang saling berbalas kasih sayang penuh kebahagian.

BHARATAYUDHAseridua

BHARATAYUDHAseridua Part-21



Setelah setahun kemudian. . . .

Ditahun yang sama, Vin dan Poosharm telah mendapatkan seorang Putra, Putra mereka berdua diberi nama Raizaa Karn Poo. Putra mereka yang diberi nama Raizaa Karn Poo itu begitu tampan, setampan wajah Ayahnya, Vin. Sedangkan pada bibirnya sangat mirip sekali dengan bibir Ibunya, Poosharm. Kemudian pada dua minggu kemudian, Shafaq dan Arun juga menyusulnya telah mendapatkan seorang Putri. Dan Putri mereka berdua diberi nama Ashghari Pu Ma.
Parasnya tak kalah cantik dari Ibunya, Shafaq. Matanya juga mirip sekali dengan Ibunya, sedangkan bentuk wajahnya mirip sekali dengan Ayahnya. Dan hidungnya mancung mirip sekali dengan hidung kedua kakaknya. Disaat Ashghari berumur tiga bulan dan Raizaa berumur tiga bulan dua minggu. Mereka berempat sebagai orangtua dari dua bayi tersebut mengadakan sebuah rapat dikediaman Arun. Dan kini telah duduk bersama dengan saling berhadapan sambil menimang Putra-Putri mereka.
“Anakku, telah memiliki kekuatan merah didalam dirinya! Dan untuk Raf juga Raj, aku belum mengetahui pasti!”. Arun berbicara memulai dengan melihat Putri kecilnya dalam pelukan Shafaq.
“Suamiku, kapan kekuatan pada Putri kecil kita ini akan beraksi?”. Shafaq menanyakan sedikit cemas melihat ke Arun.
“Ibu dari bayi Ashghari, mengapa kau terlihat sedikit cemas! Bukankan itu bagus!”. Poosharm menyambungnya dengan bertanya melihat ke Shafaq, belum mengerti.
“Benar kata Poosharm! Kau tidak perlu cemas dulu! Aku masih belum bisa menerawang apa yang telah kau tanyakan tadi!”. Arun berkata kembali mencurahkan masih melihat ke Putri kecilnya.
“Kalau begitu, bagaimana dengan Pangeran kecilku? Apakah dia akan terlibat juga dengan ritual pembebasan kita berdua nanti?”. Vin menyambungnya juga dengan bertanya melihat ke Arun.
“Untuk sementara ini kita tunggu saja! Karna aku merasa masih ada rahasia dibalik rahasia!”. Arun berkata menenangkan meihat-lihat ke mereka berempat namun merahasiakan.
                Kemudian mereka berempat menjadi terhibur saat Raf dan Raj datang kepada mereka dengan bernyanyi sambil menari-nari begitu cerianya. Dan kini mereka berempat pun menjadi tertawa gembira mendukung tingkah lucu Raf dan Raj yang masih berlanjut  melupakan sejenak apa yang telah mereka berempat rapatkan tadi.

BHARATAYUDHAseridua

                Dipenghujung malam, Poosharm sedang mencoba menidurkan Putranya yang sedikit rewel. Ia pun kini menimangnya dengan duduk santai disamping tempat tidur Putranya. Sementara Vin sudah terlelap dalam tidurnya. Kemudian Poosharm membawa Putranya untuk tidur bersamanya ditempat tidurnya bersama Vin. Dan ia pun kini setengah membaringkan tubuhnya dengan Putranya dalam keadaan tiarap didadanya.
                Poosharm mengelus-ngelus rambut Putranya lembut, sedangkan Putranya mendengarkan alunan detak jantungnya dan ia juga mendengarkan alunan detak jantung dari Putranya. Perasaan begitu damai kemudian menjadi tertidur. Begitu juga dengan Putranya yang menyusulnya untuk tidur setelah beberapa saat dirinya telah tertidur lebih dulu.

Esok harinya. . . .

                Paginya, Poosharm sedang duduk bersantai dihalaman depan rumahnya bersama Putranya. Ia akan menghabiskan waktunya untuk beberapa saat bersama Putranya dengan bercanda bersama. Telah didengar suara Putranya yang tertawa karna candanya sambil mengajaknya mengobrol. Kemudian ia kembali menyandarkan dada Putranya kedadanya sendiri, berniat akan mendengarkan alunan detak jantungnya sekali lagi. Setelah tadi malam ia sudah melakukannya.
                “Alunan detak jantungmu, telah membuat Ibunda merasa begitu damai Putraku! Dan Ibunda sangat berharap, kita berdua akan selamanya bisa merasakan ini!”, katanya masih menyandarkan dada Putranya dengan dadanya. Lalu melepaskannya dengan menidurkannya dikereta bayi didepannya. Karna dirinya akan segera pergi kedalam rumah sebentar untuk mengambilkannya susu. “Tunggu sebentar Putraku, Ibunda mau megambil susu dulu untukmu!”, dan ia pun pergi meninggalkan usainya berkata.
                Usainya mengambilkan susu untuk Putranya didapur didalam rumahnya, Poosharm pun kembali kekehalaman depan rumahnya untuk menemui kembali Putranya, pikirnya. Namun ketika telah sampai dan berada didepan kereta bayinya, mendadak ia hanya mendapatkan sebuah surat kecil. Poosharm pun mengambil sebuah surat kecil tersebut kemudian membacanya, “Kupinjam buah hatimu, sampaikan salam dariku kepada suamimu!”, dengan bertanda tangankan “Mellissa”.
“Putraku!”, teriaknya kecil ketika mulai mengetahui jika Putranya telah diculik oleh seorang wanita misterius. Tanpa berpikir lebih lama lagi, ia pun dengan amat tergesah-gesah menelepon Vin yang masih bekerja dikantornya. Dan Vin pun berjanji akan pulang pada sore nanti untuk melanjuti pembicaraannya ditelepon. Karna saat ini Vin sedang melakukan sebuah rapat besar-besaran dikantornya bersama beberapa client dari luar negeri.
Kini Vin disana begitu merasa terkejut namun tidak terlalu menunjukkannya. Karna ia harus professional dengan pekerjaannya yang begitu penting menyita waktunya selama beberapa jam.
      
BHARATAYUDHAseridua

                Telah sampai pada waktunya, kini hari telah memasuki sore hari dan jam menunjukkan jam empat sore. Dan Poosharm masih duduk dihalaman rumahnya didepan kereta bayinya meratapi hilangnya Putra kesayangannya. Sementara pada pintu pagarnya mulai terbuka karna Vin telah datang bersama kendaraan mobilnya. Ketika melihat keadaan Poosharm yang seperti itu, Vin langsung tergesah-gesah keluar dari dalam mobilnya berlari menujunya lalu berhenti didepannya.
                Sedangkan Poosharm yang baru saja melihat dirinya, langsung memberi surat yang telah didapatinya tadi. Vin pun membacannya dan sedikit mulai mengerti. “Apa kau mengtahui tentang identitas wanita itu?”, Poosharm bertanya sambil menatapnya begitu sedih. Vin pun membalas melihat kepadanya dengan menjatuhkan kedua lututnya ketanah sedikit lemas. “Jika kau mengetahui, tolong ceritakan padaku sekarang?!”, Poosharm kembali berkata menegaskan masih menatap begitu sedih.
                “Dia, dia adalah seorang wanita yang pernah ada dalam hidupku! Dia, adalah mantan pacarku semasa SMA dulu!”, Vin menceritakannya begitu teramat segan.
                “Lalu mengapa Putraku yang diculik! Putraku tidak bersalah! Putraku masih kecil, dia tidak tau masalah apa yang pernah terjadi pada kalian berdua!”. Poosharm berkata memberontak kecil, mengeluh dengan memalingkan pandangannya dari Vin.
                “Maafkan aku! Aku tidak tau jika semuanya akan menjadi seperti ini!”. Vin meminta maaf disertai rasa bersalahnya dengan menundukkan kepalanya.
                “Jemput Putraku sekarang juga! Dan selesaikan kisah cerita cinta kalian berdua yang belum kelar!”. Perintah Poosharm memakai bentakkan kecl.
                “Tapi…?”. Vin menyambungnya dengan mendesah melihat kepadanya kembali.
                “Kembalikan Putraku! Karna aku baru saja menikmati indahnya menjadi seorang Ibunda!”. Poosharm mengatakan keluhannya dengan memotong memakai bentakkan kecil kembali melihat ke Vin.
                “Dua jam yang lalu, dia sudah lepas lanndas dari bandara menuju ke Paris! Tadinya aku sempat berpikir, kalau Mellissa yang telah kau beriritahu padaku bukanlah Mellissa yang demikian! Tapi….!”, Vin berkata menjelaskan yang sebenarnya. Lalu menjadi terhenti saat tiba-tiba dilihatnya Poosharm mendadak pingsan didepannya. Dan Vin pun kini mengangkat kepalanya pelan yang masih tidak sadarkan diri kemudian menjadi menangis kecil.
                Pada malam harinya, disaat jam makan malam bersama sedang berlangsung, Poosharm tidak ingin mencicipi makan malamnya meskipun sudah beulang kali Vin mencoba membujuknya dengan menyuapinya. “Susunya belum habis! Putraku pasti merasa haus sekali!”, kata kekhawatirannya saat Vin mencoba membujuknya dengan menyuapinya.
                “Apakah kau sudah tidak sayang lagi  denganku? Apakah kau hanya memikirkan Putramu saja?”, Vin bertanya sedikit dingin. Poosharm menggeleng menatapnya bingung. “Kalau begitu, makanlah sedikit demi suamimu saja! Karna Putra kita, disana sudah teramat kenyang! Dia disana tidak ditelantarkan! Tetapi telah dirawat oleh seorang wanita yang berbeda! Percayalah padaku!”, Vin memohon sambil menenangkannya.
                “Seorang Ibunda, dia tidak akan makan sebelum mengetahui jika Putranya sudah dalam keadaan kenyang!”. Poosharm berkata menolak lagi.
                “Ya sudah, sekarang kita tidur saja! Dan pada hari esok, kita akan cari solusinya! Putra kita berdua, dia akan kembali kerumah ini lagi!”, Vin mengakhirinya dengan mencium keningnya semakin mencoba menenangkannya sambil memberi harapan. Poosharm pun menjadi tersenyum dan mengangguk atas ajakkannya tadi tanpa berkata menolak lagi.

BHARATAYUDHAseridua