Sementara
ditempat lain, masih disekitar taman penuh bunga-bunga itu, terlihat Arun
sedang berdiri menyentuh bunga disamping kanannya sambil mengingat mimpinya
pada malam tadi. Karna pada malam tadi ia bermimpi sedang bersantai disebuah
taman yang hamper sama dengan taman yang kini telah didiaminya. Kemudian
didalam mimpinya itu tiba-tiba saja ada yang menaburkan bunga dari atas
dirinya. Dan bunga itu begitu mirip dengan bunga yang kini sedang disentuhnya
dalam keheningan.
“Apa yang sedang
kulihat kini adalah jenis bunga yang sama! Sebuah bunga yang teramat segar
berwarnakan merah merekah!”, katanya setelah mengingat tentang mimpinya tadi.
Lalu mencium aroma segar bunga tersebut tanpa memetiknya. Disaatnya masih
mencium, tiba-tiba pandangannya terpandang pada seorang wanita didepannya
dikejauhan. Kemudian dengan tiba-tiba pula seorang wanita itu berubah menjadi
Tuan Putri Purindah saat wanita itu berbalik menghadap kepadanya.
Dan lagi, Arun
merasa kaget memulaikan langkahnya untuk berjalan kedepan dengan bayangannya
dimasa lalu. Sementara seorang wanita tersebut baru saja terpandang kepadanya
usainya mengamati bunga-bunga didekatnya. Secara tiba-tiba juga seorang wanita
tersebut melihat Arun yang masih berjalan menujunya berubah menjadi Pangeran
Bheeshma dimasa itu. Dan seorang wanita itupun juga melangkah berjalan menuju
kepadanya menyembunyikan rasa kagetnya.
Kini mereka berdu
sedang bersama melangkah berjalan kedepan dengan saling tuk mendekati. Pandangan
Arun masih memandang perwujuddan dari Tuan Putri Purindah dimasa itu. Dan pandangan
seorang wanita itu masih memandang perwujuddan dari Pangeran Bheeshma dimasa
itu. Diri mereka berdua kini menjadi perwujuddan dari diri mereka pada masa
dulu, pada masa diwaktu kerajaan mereka masih berlangsung pada lima ratus tahun
yang lalu.
Saat mereka
berdua masih bersama melangkah berjalan tuk saling mendekati, mereka berdua
sama-sama teringat pada kebersamaan mereka berdua pada masa kehidupannya dulu,
pada masa mereka berdua masih hidup didalam sebuah kerajaan. Pertama, mereka
berdua mengingat saat menari bersama ditaman belakang Istana Kerajaan Wigura.
Kedua, mereka berdua teringat saat saling menyatakan perasaan mereka
masing-masing.
Ketiga, mereka
berdua teringat saat Tuan Putri Purindah mengatakan kalau mereka berdua akan
kembali bertemu pada lima ratus tahun kemudian. Dan kemudian kini diri mereka
kembali pada perwujuddan pada masa kehidupannya sekarang sesaat ketika telah
bersama saling berdekatan, berhadapan. Mereka berduapun saling menatap diam
bersama mengingat kembali saat Pangeran Bheeshma memakaikan sindu dikepala Tuan
Putri Purindah, saat pernikahannya pada masa itu.
“Pangeran Bheeshmaku!”. Seorang wanita itu berkata
memulai.
“Putri!”. Sambung Arun tambah terkejut.
“Tuan, ku!”. Kata seorang wanita itu kembali dengan
mata yang mulai berkaca-kaca.
“Permaisuriku!”. Sambung Arun kembali ikut
berkaca-kaca.
“Aku, Beghum Purindah Wiranata! Panggil saja aku,
Shafaq!”. Seorang wanita itu langsung mengenalkan dirinya.
“Dan aku, Shahenshah Bheeshma Gandaki! Panggil juga
aku, Arun!”. Sambung Arun memperkenalkan dirinya juga.
‘’Apa yang terjadi denganmu sebelum kau menemukanku,
Pangeran?’’. Seorang wanita itu bertanya gelisah.
“Aku bermimpi tentang seorang wanita yang hanya
menampakkan kedua matanya saja! Aku selalu mendengar suara bisikkan dari
langkahmu yang kadang, mendekatiku, menjauhiku, juga berdiam disekitarku! Dan
ternyata, wanita misterius itu adalah kau, Putri!’’. Arun mengumbar apa yang
telah terjadi dengannya sebelum menemukan reinkarnasi dari Tuan Putri Purindah.
Seorang wanita itu meneteskan airmata kanannya, begitupun Arun yang juga
meneteskan airmata kanannya.
Ternyata seorang wanita itu adalah reinkarnasi dari
Tuan Putri Purindah. Kemudian seorang wanita itu memeluk Arun dengan harunya,
karna baru saja menemukan Pangeran Bheeshma miliknya pada masa kehidupannya
dulu. Dan Arun pun langsung membalas pelukannya dengan memeluknya erat
melampiaskan rasa kerinduannya setelah limaratus tahun telah bertahan tuk menunggunya
selalu. Dan kini mereka berduapun terhanyaut dalam pada perasaan mereka berdua
masing-masing dalam pelukan.
BHARATAYUDHAseridua
Ditempat lain,
Vin masih membawa Poosharm berlari bersamanya dengan masih memegangi tangannya.
Kemudian menjadi terlepas saat Poosharm mencoba menggigit kecil tangan darinya.
Vin pun merasa sedikit perih dan spontan langsung melepaskannya. Sedangkan
Poosharm menertawainya lalu berlari kecil meninggalkannya. Vin yang sudah
melihatnya pun langsung berlari tuk mengejarnya kembali. Dan kini mereka berdua
kembali berlari dengan sedikit kebahagiaan dihati keduanya.
Poosharm masih
berlari mencoba lebih menjauhi Vin yang masih mengejarnya. Tiba-tiba menjadi
terhenti seketika saat dirinya baru saja melewati tikungan disebelah kirinya.
Dan pandangannya kini tertuju pada arah didepannya, dan tatapannya mulai tampak
kosong. “Kosooong….!”, jeritannya didalam hatinya masih melihat kearah depannya.
Tanpa sadarnya, ia melangkahkan kakinya mundur kebelakang bercampur rasa lemas
akibat rasa shock dihatinya.
“Arun!”, katanya
bersuarakan kecil masih melihat didepannya. Sebab baru saja ia melihat Arun
sedang bersama seorang wanita yang begitu dekat bersamanya. Dan karna itu juga,
Poosharm merasa akan menjadi yang terabaikan didalam kehidupan Arun. Karna
sangat jarang sekali bahkan tidak pernah sekalipun dirinya melihat Arun yang
seperti apa yang dilihatnya kini ketika sedang berbicara bersama seorang
wanita, bahkan bersama dirinya sendiripun hampir tak pernah didapatkannya.
Tanpa diketahui
oleh Poosharm, Vin kini sudah berada bersamanya dibalik dirinya yang kini
terpaku pada pemandangan didepannya juga. Sebab Vin telah tiba-tiba saja
melihat jika seorang wanita yang sedang bersama Arun adalah memang benar
reinkarnasi dari Tuan Putri Purindah. Sebab juga Vin kini sedang melihat
perwujuddan dari Tuan Putri Purindah tampak pada seorang wanita tersebut. “Kebebasan,
akankah segera aku dapatkan?”, tanya hatinya masih melihat mereka berdua
dikejauhan.
Poosharm masih
melangkahkan kakinya kecil mundur kebelakang, lalu membalikkan tubuhnya
kebelakang saat ketika melihat Arun bersama seorang wanita itu berjalan bersama
membelakanginya dikejauhan. Kemudian dilihatnya kembali Vin yang sudah berada
tepat dihadapannya yang juga melihat kepada dirinya.
“Vin, kakiku
sakit!”. Poosharm berkata berbohong dengan mengeluh, meneteskan airmata
kanannya.
“Kau tidak boleh
menangis untuk mereka!”. Vin membalasnya dengan menyeka airmatanya.
“Mereka siapa
yang telah kau maksudkan?”. Poosharm bertanya heran. Vin memberinya senyuman
beralih menyentuh wajahnya lembut.
“Arun, mungkin dia
hanya bertemu! Kau tidak usah merasa cemburu! Seperti yang mungkin sudah kau
ketahui, jika Arun sungguh tidak mungkin secepat itu untuk jatuh cinta!”. Vin
menenangkannya karna sudah mengetahui kebohongan darinya.
Kemudian Vin
menganggkat Poosharm, menggendongnya lalu membawanya pergi. Poosharm menjadi
merasa tersentuh akan sikap kepahlawanannya. Dan didalam perjalanan mereka
berdua sesekali saling mencuri-curi pandang, seolah-olah rasa kagum mulai
melekat didalam diri mereka masing-masing.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar