Senin, 16 Maret 2015

BHARATAYUDHAseridua Part-1





Masih pada masa itu. . . .

                Hari ini adalah hari ketujuhbelas dimana masih dikenang sebagai hari kematian dari Tuan Putri Purindah. Ditaman diperbatasan, tepatnya disebuah danau masih disekitar taman itu, Pangeran Bheeshma berdiri menghadap ketimur tempatnya matahari akan terbit pada sore nanti. Danau tersebut sangatlah tidak asing baginya. Karna pada masa dulunya, sebelum Tuan Putri Purindah meninggalkannya kenirwana, ia sempat mendatangi danau tersebut hanya untuk bercermin diair danau tersebut.
                Alasan darinya mencerminkan wajahnya diair danau tersebut, karna ia mencoba merenungi apa yang telah membuatnya berpikir untuk tinggal  menetap sementara ditaman diperbatasan tersebut. Tentu masih jelas diingatnya, didalam ingatannya yang dalam. Jika ia melakukan yang demikian hanya untuk ikut merasakan bagaimana Tuan Putri Purindah telah menunggunya pulang. Dan juga informasi yang demikian pula telah didapatinya dari Ibunya, Ratu Gandiki.
                Masih dihari ketujuhbelas mengenang kematian dari Tuan Putri Purindah, hanya berbeda suasananya saja. Suasananya yang tadinya siang hari, kini sudah berganti menjadi sore hari. Pangeran Bheeshma, ia masih berdiri didanau tersebut, namun beralih kearah tempat dimana matahari akan terbenam. Ia berdiri hanya seorang diri didepan air danau yang masih tenang. Kemudian mengangkat tangannya setengah  keatas dengan memegang sebuah botol kecil berkepalakan mahkota wanita.
                Pandangannya masih lurus kedepan, begitupun dengan tatapan matanya yang masih betah melihat sang surya didepannya, tepat didepan wajahnya. Kemudian dari kejauhan diarah kanannya, terlihat jiwa dari Tuan Putri Purindah berlari kecil dengan anggunnya seakan-akan ingin menghampirinya. Hubungan bathin keduanya pun mulai berinteraksi kembali dengan sendirinya. Dan Pangeran Bheeshma pun mengetahui itu, mendengar bisikan kecil langkahnya yang semakin dekat.
                Masih melihat sang surya didepannya, juga masih memegang botol kecil berkepala mahkota wanita, ia pun berkata dalam hatinya penuh harap. “Mendekatlah, Permaisuriku! Pangeranmu masih menunggumu disini!”, ia berkata dalam hatinya tak lepas dari keharuan dapat terbaca dari kedua matanya yang kini mulai berkaca-kaca. Tanpa bisa dilihat olehnya, Tuan Putri Purindah kinipun sudah berada disamping kanannya dengan melihat kepadanya haru.
                Sebab dilihatnya sosok Pangerannya yang kini sudah menjadi Tuannya, sedang berdiri masih melihat sang surya dengan masih memegangi Abu dari kremasi dirinya didalam botol kecil berkepala mahkota wanita itu. “Pulanglah, Tuanku! Tinggalkan tempat ini segera, Pangeranku! Setidaknya kau bisa mendengar suaraku, yang kini telah memerintahkanmu!”, jiwa Tuan Putri Purindah mencoba menyuruhnya untuk pergi dengan memakai suaranya.
                Atas kebesaran Dewa Siwa, Pangeran Bheeshma pun mengangguk seolah-olah telah mendengar suara perintah darinya. Jiwa Tuan Putri Purindah yang tak sengaja melihatnya pun merasa takjub. Kemudian memuji Dewa Siwa dan akan berkata kembali masih melihat ke Pangeran Bheeshma. “Puji Dewa Siwa! Selepasnya kau pergi dari danau ini, maupun taman diperbatasan ini! Kau jangan kembali lagi kesini, Tuanku! Karna hari ini, hari terakhir aku turun kebumi hanya untuk melihatmu lebih dekat!”.
                Dan Pangeran Bheeshma pun mendengarnya kembali, menganggukkan kepalanya kembali. “Kau jangan terlalu banyak bicara! Kau jangan terlalu banyak memohon kepada Dewa Siwa! Baiklah! Aku akan menurti sepeti apa yang telah kau katakan tadi! Pergilah, Permaisuriku, Putriku! Karna aku tidak bisa pergi dari sini bila masih mendengar bisikkan langkahmu didekatku!”. Pangeran Bheeshma mengatakan bebannya, dan bisa diterima baik oleh jiwa Tuan Putri Purindah.
                Kini Jiwa Tuan Putri Purindah menjadi tersenyum lepas kepadanya. Kemudian mereka berdua bersama-sama mengatakan, “Kita berpisah hari ini dan kita akan kembali bersatu dikemudian hari selanjutnya!”. Pangeran Bheeshma pun menjadi ikut tersenyum setelah mengatakannya sebab telah didengarnya tadi jika suara jiwa Tuan Putri Purindah juga mengatakan kata yang sama. Lalu Pangeran Bheeshma menutup kedua matanya saat mulai dirasakannya jika jiwa Tuan Putri Purindah menciumnya.
                Lalu membuka kedua matanya kembali saat dirasakannya jika jiwa Tuan Putri Purindah melepaskan ciumannya. Dan kemudian Pangeran Bheeshma menundukkan kepalanya dengan mencium erat botol kecil berkepala mahkota wanita tersebut yang berisi Abu dari kremasi Tuan Putri Purindah. Bersamaan dengan itu juga, jiwa Tuan Putri Purindah tersenyum kembali masih melihat kepadanya dan kemudian menghilang seketika.
                Pangeran Bheeshma masih terbawa dengan syahdunya mencium erat botol kecil berkepala mahkota wanita itu yang berisikan Abu dari kremasi Permaisurinya hingga sang surya membenamkan dirinya dan langitpun mulai berubah warna menjadi biru-kebiruan dalam pekatnya. Dan dari sinilah kehidupan pada masa mendatang, yaitu pada limaratus tahun kemudian akan segera dimulai.

BHARATAYUDHAseridua

Pada limaratus tahun kemudian. . . .

                Pada masa modern alias pada masa sekarang, Pangeran Bheeshma muda dimasa dulu pun telah disulapnya menjadi Pangeran Bheeshma dewasa. Pada masa sekarang ia mengubah namanya, juga mengubah jati dirinya. Namanya kini telah dikenal oleh orang-orang dengan nama, Sahenshah Bheeshma Gandaki. Sedangkan jati dirinya, ia samarkan sebagai anak perantau yang ingin belajar dinegeri orang.
                Pada masa hidupnya dimasa-masa sebelumnya, ia sering kali berpindah tempat, kota, bahkan berpindah dinegara yang satu kenegara lainnya. Keistimewaan yang telah dimiliki dalam dirinya, orang-orang yang pernah bertemu dengannya akan lupa dengannya (wajahnya maupun tentang dirinya) setelah usianya diatas empat puluh lima tahun. Namun itu sedikit membebankan dirinya sendiri. Karna setiap empat puluh lima tahun sekali ia harus berpindah tempat tinggal.
                Karna pada usianya yang keempatpulun enam ia kembali keusianya yang keenambelas tahun, kembali menjadi seorang remaja. Tetapi kembalinya pada usia yang keenambelas tahun tidak mempengaruhi pemikirannya yang kembali pada usia enambelas tahun pula. Akan tetapi pemikirannya masih sama seperti pria dewasa pada umumnya. Auranya masih terpancarkan cerah, selalu terlihat muda. Begitupun dengan suaranya tidak jauh berbeda dengan pria remaja pada umumnya.
                Apa kabar dengan Pangeran Karanu? Mereka berdua kini masih terpisahkan. Pangeran Karanu masih hidup dengan keabadiannya dalam kesendirian, kesepian padanya yang tiada akhir sebelum nantinya bertemu kembali bersama dua sahabatnya pada masa itu. Tuan Putri Purindah dan Pangeran Bheeshma. Keadaannya sama seperti Pangeran Bheeshma dewasa, mempunyai keistimewaan. Sebab karna keistimewaan itulah yang membuat manusia sang generasi baru tidak tau-menau tentangnya.
Dan juga menyadari jati diri dari mereka berdua yang sebenarnya. Pangeran Karanu dimasa sekarang dikenal dengan nama, “Maharaj Karanu Kharishma”. Ia memakai nama tersebut Sebab pada masa kehidupannya dulu ia sempat menjadi seorang Raja diKerajaannya, Kerajaan Karita. Berbeda dengan Pangeran Bheeshma muda dimasa itu, ia tak mau menjadi seorang Raja karna Sang Permaisurinya takkan pernah menemaninya untuk duduk bersamanya ditahtanya.
Pangeran Bheeshma justru menobatkan seorang Putra yang merupakan keponakannya dari adiknya yang bernama Tuan Putri Nanda untuk menjadi seorang Raja mengambil alih sebagai penerus dari Ayahnya untuknya. Karna saat itu Ayahnya, Raja Gandaka telah meninggal setelah sepuluh tahun kematian dari Tuan Putri Purindah. Inilah kisah dari keduanya yang masih bertahan hidup pada masa itu. Satu masa yang tak mungkin pernah terhapuskan oleh waktu dalam ingatan kenangan mereka berdua.
Aduh hampir saja ada satu tokoh lagi pemeran utamanya yaitu peran wanita, PURINDAH SANG PENUNTUT KEADILAN. Tentu kalian sudah baca bukan diBHARATAYUDHAserisatu, sebelumnya. Eeemb kira-kira siapa yah namanya dimasa sekarang? Masih memakai Tuan Putri Purindah, atau sudah….?! Rahasia!! Simak dulu kisah Pangeran Bheeshma dewasa dan Pangeran Karanu dewasa. Setelahnya baru deh kalian semua akan tau siapa nama dari Tuan Putri Purindah dimasa sekarang, alias dimasa modern.

Next~ kita langsung kecerita sebenarnya sekarang. . . .yuhuuuuu~


BHARATAYUDHAseridua

Tidak ada komentar:

Posting Komentar