Selasa, 17 Maret 2015

BHARATAYUDHAseridua Part-2


                  Disuatu pagi disalah-satu kota diIbu Kota, tepatnya disebuah rumah kost sederhana, tersimpan seorang pemuda yang baru saja menjejaki bangku kuliah diUniversitas ternama didaerahnya. Ia terpaksa merantau demi melanjutkan sekolahnya yang telah lama diidam-idamkannya. Dan kini pemuda tersebut masih tertidur, karna hari untuk kuliahnya masih libur. Didalam masih terlelap ditidurnya, meski waktu sudah menunjukkan pukul tujuh pagi, ia mendapatkan sebuah mimpi yang cukup aneh bagi dirinya.
                Didalam mimpinya itu, ia seperti berada disebuah taman disekitar sebuah Istana megah yang ia sendiri juga tidak tau, sebuah tempat apakah itu? Disitu ia berjalan pelan seorang diri dengan melihat-lihat disekelilingnya, yang dilihatnya seperti musim semi karna bunga-bunga disekelilingnya sedang gugur. “Seperti pesta dimusim semi saja!!”, keluhnya sesaat masih mengetahui disekelilingnya. Kemudian langkahnya menjadi terhenti, dan pandangannya tertuju kepada seseorang didepannya.
                Dilihatnya, diamatinya seseorang didepannya tersebut dikejauhan, yang dipikirnya mungkin berjarak sekitar tiga meter darinya. Sesekali ia berpikir, bahwa ia akan memberanikan diri untuk menyapanya lebih dulu dengan teriakan, namun menjadi ciut saat masih terpana dengan gerak-gerik seseorang tersebut didepannya. “Dia seorang wanita! Jadi wajar saja kalau dia memakai gaun Cinderella itu!”, keluhnya kembali sambl berbisik kecil masih memandangi seseorang tersebut.
                Kemudian dengan tiba-tiba seseorang didepannya berbalik menghadapnya namun pandangannya mengarah kearah lain. Ia pun menjadi terkejut seketika, saatnya mulai mengetahui jika parasnya begitu cantik nan anggun. Tapi sayangnya seseorang tersebut memakai cadar dan hanya menampakan mata indahnya saja, juga dengan hiasan dirambutnya. “Hey, kau sungguh cantik bak seorang Putri dari kayangan!”, tegurnya memuji memberanikan diri dengan berteriak keras.
                Seseorang yang dikatakannya seperti seorang Putri dari kayangan itupun melihat dirinya, lalu pergi meninggalkannya dengan ketakutan akan keberadaannya. Ia pun merasa bingung kemudian berpikir, “Apa wajahku terlalu menyeramkan untuknya?”, sambil memeriksa penampilannya yang hanya memakai baju biasa. Dan kini pemuda yang bermimpi itupun mulai terbangun dari tidurnya dengan senyuman. Namun saat ketika akan kembali tidur, tiba-tiba saja seperti ada yang melemparnya sesuatu.
                Tidak hanya itu, ia juga mendengar suara yang mengatakan, “Bangun temanku! Temukan aku segera!”. Pemuda itupun membangunkan dirinya dengan terduduk kaget masih dikasurnya. Kemudian mengarahkan pandangannya kearah samping kanannya. Dan terlihatlah bayangan dari Pangeran Karanu tertawa bahagia melihat kepadanya lalu menghilang. “Pangeran Karanu? Aku Pangeran Bheeshma! Aku mohon, jangan menghilang lagi! Padatkan wujud dirimu!”, ujarnya masih dalam setengah sadar.
                Ternyata pemuda yang bermimpi tadi adalah sosok Pangeran Bheeshma dewasa. Wajahnya masih kusut, masih sesekali melihat kearah samping kanannya yang seolah-olah berharap bayangan dari Pangeran Karanu muda akan kembali lagi. Namun semakin ia tunggu, semakin tertampak jelas hanya tembok kosong disamping kanannya. “Apa arti dari semua ini? Apakah sebuah mimpi merupakan sebuah petunjuk, yang akan berjalan dimasa hidupku pada masa sekarang?”, tanya hatinya menerka.

BHARATAYUDHAseridua

Pada malam harinya, Shahenshah Bheeshma Gandaki atau yang lebih akrab dipanggil Arun oleh teman-teman kuliahnya, sedang melakukan kegiatan belajar bersama disebuah pondok kecil disuatu taman. Ia bergabung bersama teman-temannya kurang lebih ada enam orang termasuk dirinya. Ia dan mereka disana sedang saling berbagi tugas. Ada yang bertugas mengambil bahan dari internet. Ada yang memindahkan bahan tersebut dengan ditulis ulang dikertas.
Mereka disana saling bertukar pikiran tentang konsep juga sebuah makalah yang akan disusun karna bahan yang mereka cari sudah terkumpul semuanya. Diwaktu kegiatan yang bisa dibilang santai, ada salah satu teman kegiatannya yang akan mengajaknya mengobrol dengan berbisik pelan agar tidak mengganggu yang lainnya. Dan temannya itu bernama Poosharm.
“Arun!”. Kata manjanya memanggil dengan duduk disampingnya.
“Poosharm, apa kabar?”. Sahut Arun memanjakannya juga.
“Tugas kita sudah selesai! Bagaimana kalau pada dua hari mendatang, kita hangout bareng!”. Poosharm mengajak, mengharapkannya.
“Bersama anak-anak? Jika kau memang mau, okay! Biar senior yang bareng sama kita bisa akrab juga dengan dunia baru kita!”. Arun menerima sambil menjelaskan keinginannya.
“Apa berdua saja tidak boleh? Atau, semua waktumu hanya untuk mereka saja!”. Poosharm bertanya karna cemburunya.
“Poosharm, kita sudah saling mengenal enam bulan lamanya! Dan kau masih berharap untuk bisa lebih dekat denganku?”. Arun mengingatkan tentang kebersamaan mereka berdua dengan melihatnya.
“Kau begitu sibuk! Sulit rasanya untuk meminta waktumu walaupun hanya sedetik!”. Balas Poosharm mengakhiri dengan memberi senyuman palsu.
Arun pun ikut tersenyum membalas senyumannya. Kemudian mereka berdua mendapatkan tugas yang berbeda dari seniornya. Mereka berdua ditantang harus mendapatkan sebuah petunjuk dengan bendera merah yang harus mereka berdua temukan segera, namun berbeda arah. Poosharm harus mencari kearah barat, dan Arun harus mencarinya kearah selatan. Dan kinipun mereka berdua sama-sama mencari.

Beberapa saat kemudian. . . .
Dan mereka berdua kini berjalan pada arah tujuan masing-masing sesuai petunjuk disebuah kertas yang dipeganganya. Kemudian mereka berdua sama-sama merasa terkejut karna menemukan bendera incaran mereka berdua pada tempat yang sama. Letaknya pun berdampingan sangat dekat.
“Kau saja dulu! Ambillah salah satu dari bendera itu!”. Poosharm mengalah.
“Lady first!”. Arun membalas dengan singkatnya.
“Bodohnya senior kita tidak membedakan warnanya! Sangat mudah melakukan kecurangan pada misi ini!”. Keluh Poosharm mengambil benderanya. Disambung dengan Arun yang juga mengambil benderanya.
“Dan sekarang, kita harus pergi kembali kepada mereka! Tapi ingat, masih diarah yang tadi!”.
“Siapa pacarmu, Arun?”. Tanya Poosharm memanfaatkan kesempatan.
“Pacarku, yaaaa diriku sendiri!”. Arun mengatakannya dengan berlari meninggalkannya, mengejeknya.
Poosharm pun menghelakan nafasnya lalu meninggalkan tempat tersebut. Sesampainya kembali mereka berdua kepada seniornya, mereka berduapun bersama-sama menyerahkan bendera yang sudah mereka temukan. Mereka berdua bisa bersama-sama menyerahkan bendera tersebut karna Arun yang seharusnya menyerahkannya lebih dulu, menahannya dulu untuk menyerahkannya demi menunggu Poosharm telah datang ada bersamanya.
Namun itu tidak diketahui oleh Poosharm, dan Arun pun hanya memilih bungkam atas apa yang telah dilakukannya tadi demi teman wanitanya itu, Poosharm.

BHARATAYUDHAseridua

Tidak ada komentar:

Posting Komentar