Esok harinya,
Poosharm berdiri dari duduknya dari sebuah bangku dibalik pintu gerbang
Universitasnya. Kemudian dilihatnya Arun sedang berjalan didepannya yang tidak
mengetahui keberadaan Poosharm diarah kanan darinya. Poosharm pun mulai merasa
terabaikan kembali, setelah kemarin Vin sudah menenangkannya. Sementara Vin
disana sedang bersandar ditiang didepan ruang kelasnya dan baru saja melihat Arun yang juga melihat
kepada dirinya.
“Apa didalam
ruang kelas tidak ada Poosharm? Makanya kau memojok disini seorang diri!”,
Tanya Arun tanpa basa-basi dengan berjalan lalu berdiam disampingnya, masih
melihat kepada dirinya. Saat ketika Vin akan menjawab pertanyaan dari Arun,
tiba-tiba saja mendadak ia melihat Poosharm baru memunculkan dirinya dibalik
Arun dengan melihat kepadanya lalu berjalan kecil memasuki ruang kelas. “Kacang
mahal, bro!!!!”, tegur Arun karna merasa dicueki Vin.
“Sorry bro!!!!
Sepertinya Poosharm sudah ada didalam!”. Vin membalasnya dengan memberitahu
lalu berjalan lebih dulu memasuki ruang kelas. Sedangkan Arun hanya melihatnya
tanpa berkata lagi kemudian menyusulnya memasuki ruang kelas. Dan kini Poosharm,
Vin, Arun, telah duduk bersama dibangkunya masing-masing. Mereka duduk dengan
kesibukkannya masing-masing sambil menunggu dosen sebagai pengajar mata kuliah
yang akan mereka bahas.
“Arun!”, Poosharm
memanggilnya pelan dengan melihat kepadanya. Arun langsung menoleh melihat
kepadanya juga cuek. “Hari ini, aku mau meminjam waktumu untuk bersamaku?”,
Poosharm menyambungnya dengan meminta waktu darinya untuk bersamanya.
“Mau beli novel
terbaru lagi?”. Arun menanyakan langsung tanpa berpikir lebih dulu, Poosharm
menggeleng. “Jadi?”, Arun kembali bertanya sedikit penasaran.
“Setelah jam mata
kuliah ini berakhir, aku mau kita berdua jalan-jalan bersama lagi!”. Ungkap Poosharm
begitu terbuka dengan seyuman kecil dibibirnya.
“Kalau bertiga,
aku mau ikut!”. Vin menyambungnya dengan tiba-tiba berbicara didekat telinga
Poosharm. Poosharm pun melihat ke Vin dengan sedikit terkejut.
“Maaf, aku tidak
bisa jalan-jalan bersamamu hari ini! Karna aku sudah membuat janji dengan
seseorang pada hari kemarin!”, Arun berkata meminta maaf karna tidak bisa
meneaninya. Sementara Poosharm baru saja melihat kepadanya kembali setelah
mendengar katanya lagi. Kemudian mengangguk mengiyakan seakan-akan tidak kecewa
karna telah menerima sebuah penolakan darinya. Dan Arun memberi senyuman
padanya dengan kembali keposisinya yang semula.
“Poosharm!”, Vin kembali berkata berbisik
kecil ditelinganya. Begitupula Poosharm yang juga kembali melihat kepadanya.
Dan mereka berduapun kini saling menatapi satu sama lain. “Don’t be sad! Give
me your smile now!”, Vin kembali berkata berbisik sedikit merayunya. Namun
Poosharm hanya tetap menatapnya lalu memalingkan wajahnya kedepan, lalu
menunduk melihat kebawah menahan rasa kecewanya.
Sedangkan Vin kembali menyandarkan dirinya kesandaran
kursi dibangkunya sambil menghelakan nafasnya kecil masih menatapnya yang sudah
membelakangi dirinya
.
BHARATAYUDHAseridua
Waktupun cepat
berlalu, perasaannya yang masih kecewa
dilampiaskannya dengan berjalan-jalan dengan seorang diri ditaman biasa
dikunjunginya. Dan tanpa diketahui olehnya, Vin telah melihatnya juga berniat
akan membututinya dengan diam-diam. Poosharm, ia masih berjalan menahan rasa
kecewanya. Karna telah dipikirnya, bahwa seseorang telah berhasil mencuri
sahabat terdekatnya itu. Arun, adalah seorang teman dekatnya yang selalu saja
meluangkan waktunya tuk menemaninya.
Namun sekarang
yang dipikirnya kini Arun telah berubah kepadanya, dan ia sedikit lupa dengan
kata “Permaisuri” yang begitu membuatnya bertanya-tanya pada hari-hari
sebelumnya setelah mendengarnya dari Arun secara langsung didepan kedua
matanya. Sementara Vin yang masih membututinya, berharap cemas melihat
keadaannya yang masih seperti itu. “Don’t worry, Poosharm! I always be on you!
Meski kini kau tak juga menoleh kepadaku!”, bisikkan hatinya mengeluhkan.
Sementara ditempat
lain masih disekitar taman yang sama, Arun sedang bersama Shafaq yang kini
berjalan kecil kemudian berhenti saling berhadapan dengan saling bertatapan.
“Setelah lama kita berjalan bersama, aku akan menepati janjiku sekarang!”, Arun
permisi tuk menepati janjinya. Shafaq memberinya senyuman mengiyakan dan
langsung mengambil sebuah kertas foto saat baru saja Arun akan mencoba
memberinya.
“Kau benar-benar
tidak berubah, Putri!”, Arun kembali berkata dengan tertawa kecil menatapnya.
Sedangkan Shafaq semakin melebarkan senyumannya setelah melihat juga megamati
gambar dari kedua anaknya dikertas foto tersebut. “Assyraf dan Assyraj!”,
Shafaq membacakan nama kedua anaknya dari yang tulisan dikertas foto tersebut
lalu menempelkannya dibelahan dadanya dengan kedua tangannya. Sementara dikejauhan
sana terlihat Poosharm baru saja melihat ke mereka berdua.
“Apakah Ini,
benar anakku?”. Tanyanya seolah tak percaya dengan menatapnya kembali menahan
rasa bahagianya masih menempelkan kertas foto tersebut dibelahan dadanya.
“Iya,
Permaisuriku! Mereka adalah dua Pangeran kecil kita!”. Balas Arun membenarkan
masih menatapnya ikut bahagia.
“Suamiku, aku
ingin bertemu dengan dua Pangeran kita!”. Menahan rasa harunya, matanya
berkaca-kaca.
“Dua tahun lagi,
kita akan bersama untuk menjemput dua Pangeran kecil kita itu!”. Arun kembali
mengingatkan tekadnya sambil menegarkannya dengan memberi harapan.
Poosharm yang
masih melihat mereka berdua dikejauhan, menjadi bergetar kecil seakan-akan
ingin segera memalingkan pandangannya. Namun masih bertahan untuk tetap melihat
mereka berdua akan lebih mengamatinya. Didepan matanya dikejauhan kini, Arun
terlihat sedang mencium kening seorang wanita yang masih bersamanya. Lalu Arun beralih
mengecup bibir seorang wanita itu begitu lembutnya. Poosharm pun memejamkan kedua matanya dengan
masih mengarah ke mereka.
Arun masih
mengecup bibirnya lembut mengingat saatnya dulu mengecup bibir Tuan Putri
Purindah ditaman perbatasan dimasa kehidupannya dulu. Saatnya masih menikmati
ciumannya bersama Shafaq, tiba-tiba saja terpandang kepada Poosharm dikejauhan
yang kini kembali membuka matanya dengan melihat kepadanya. Arun berhenti
sejenak mengecupnya, lalu melepaskan kecupannya masih terpandang melihat ke
Poosharm dikejauhan.
“Kejar dia, beri
penjelasan kepadanya! Aku yakin, dia akan bisa tuk mengerti tentang kita!”,
Shafaq memberinya nasihat setelah mengetahuinya. Kemudian berjalan kedepan
menciumi pipinya, “Kejarlah dia Arun, anggaplah ini adalah sebuah perintah dari
Tuan Putri Purindah dimasa kehidupanmu dulu!”, Shafaq semakin menasehatinya
mendorongnya untuk segera mengejarnya. Sementara Poosharm dkejauhan disana memundurkan
langkahnya untuk pergi menjauh darinya.
Kemudian
membalikkan tubuhnya dengan berlari karna telah dilihatnya jika Arun sedang
berlari menujunya. Dan tiba-tiba Shafaq mengingat kembali tentang kenangan pada
masa kehidupannya dulu, saat Pangeran Bheeshma mengakui kalau dirinya memang
ada rasa cemburu saat melihatnya bersama Pangeran Karanu yang terlihat mesra.
BHARATAYUDHAseridua
Tidak ada komentar:
Posting Komentar