Kamis, 19 Maret 2015

BHARATAYUDHAseridua Part-11


                  Esok harinya, Poosharm berdiri dari duduknya dari sebuah bangku dibalik pintu gerbang Universitasnya. Kemudian dilihatnya Arun sedang berjalan didepannya yang tidak mengetahui keberadaan Poosharm diarah kanan darinya. Poosharm pun mulai merasa terabaikan kembali, setelah kemarin Vin sudah menenangkannya. Sementara Vin disana sedang bersandar ditiang didepan ruang kelasnya  dan baru saja melihat Arun yang juga melihat kepada dirinya.
                “Apa didalam ruang kelas tidak ada Poosharm? Makanya kau memojok disini seorang diri!”, Tanya Arun tanpa basa-basi dengan berjalan lalu berdiam disampingnya, masih melihat kepada dirinya. Saat ketika Vin akan menjawab pertanyaan dari Arun, tiba-tiba saja mendadak ia melihat Poosharm baru memunculkan dirinya dibalik Arun dengan melihat kepadanya lalu berjalan kecil memasuki ruang kelas. “Kacang mahal, bro!!!!”, tegur Arun karna merasa dicueki Vin.
                “Sorry bro!!!! Sepertinya Poosharm sudah ada didalam!”. Vin membalasnya dengan memberitahu lalu berjalan lebih dulu memasuki ruang kelas. Sedangkan Arun hanya melihatnya tanpa berkata lagi kemudian menyusulnya memasuki ruang kelas. Dan kini Poosharm, Vin, Arun, telah duduk bersama dibangkunya masing-masing. Mereka duduk dengan kesibukkannya masing-masing sambil menunggu dosen sebagai pengajar mata kuliah yang akan mereka bahas.
                “Arun!”, Poosharm memanggilnya pelan dengan melihat kepadanya. Arun langsung menoleh melihat kepadanya juga cuek. “Hari ini, aku mau meminjam waktumu untuk bersamaku?”, Poosharm menyambungnya dengan meminta waktu darinya untuk bersamanya.
                “Mau beli novel terbaru lagi?”. Arun menanyakan langsung tanpa berpikir lebih dulu, Poosharm menggeleng. “Jadi?”, Arun kembali bertanya sedikit penasaran.
                “Setelah jam mata kuliah ini berakhir, aku mau kita berdua jalan-jalan bersama lagi!”. Ungkap Poosharm begitu terbuka dengan seyuman kecil dibibirnya.
                “Kalau bertiga, aku mau ikut!”. Vin menyambungnya dengan tiba-tiba berbicara didekat telinga Poosharm. Poosharm pun melihat ke Vin dengan sedikit terkejut.
                “Maaf, aku tidak bisa jalan-jalan bersamamu hari ini! Karna aku sudah membuat janji dengan seseorang pada hari kemarin!”, Arun berkata meminta maaf karna tidak bisa meneaninya. Sementara Poosharm baru saja melihat kepadanya kembali setelah mendengar katanya lagi. Kemudian mengangguk mengiyakan seakan-akan tidak kecewa karna telah menerima sebuah penolakan darinya. Dan Arun memberi senyuman padanya dengan kembali keposisinya yang semula.
                 “Poosharm!”, Vin kembali berkata berbisik kecil ditelinganya. Begitupula Poosharm yang juga kembali melihat kepadanya. Dan mereka berduapun kini saling menatapi satu sama lain. “Don’t be sad! Give me your smile now!”, Vin kembali berkata berbisik sedikit merayunya. Namun Poosharm hanya tetap menatapnya lalu memalingkan wajahnya kedepan, lalu menunduk melihat kebawah menahan rasa kecewanya.
Sedangkan Vin kembali menyandarkan dirinya kesandaran kursi dibangkunya sambil menghelakan nafasnya kecil masih menatapnya yang sudah membelakangi dirinya
.
BHARATAYUDHAseridua

                Waktupun cepat berlalu, perasaannya yang masih kecewa  dilampiaskannya dengan berjalan-jalan dengan seorang diri ditaman biasa dikunjunginya. Dan tanpa diketahui olehnya, Vin telah melihatnya juga berniat akan membututinya dengan diam-diam. Poosharm, ia masih berjalan menahan rasa kecewanya. Karna telah dipikirnya, bahwa seseorang telah berhasil mencuri sahabat terdekatnya itu. Arun, adalah seorang teman dekatnya yang selalu saja meluangkan waktunya tuk menemaninya.
                Namun sekarang yang dipikirnya kini Arun telah berubah kepadanya, dan ia sedikit lupa dengan kata “Permaisuri” yang begitu membuatnya bertanya-tanya pada hari-hari sebelumnya setelah mendengarnya dari Arun secara langsung didepan kedua matanya. Sementara Vin yang masih membututinya, berharap cemas melihat keadaannya yang masih seperti itu. “Don’t worry, Poosharm! I always be on you! Meski kini kau tak juga menoleh kepadaku!”, bisikkan hatinya mengeluhkan.
                Sementara ditempat lain masih disekitar taman yang sama, Arun sedang bersama Shafaq yang kini berjalan kecil kemudian berhenti saling berhadapan dengan saling bertatapan. “Setelah lama kita berjalan bersama, aku akan menepati janjiku sekarang!”, Arun permisi tuk menepati janjinya. Shafaq memberinya senyuman mengiyakan dan langsung mengambil sebuah kertas foto saat baru saja Arun akan mencoba memberinya.
                “Kau benar-benar tidak berubah, Putri!”, Arun kembali berkata dengan tertawa kecil menatapnya. Sedangkan Shafaq semakin melebarkan senyumannya setelah melihat juga megamati gambar dari kedua anaknya dikertas foto tersebut. “Assyraf dan Assyraj!”, Shafaq membacakan nama kedua anaknya dari yang tulisan dikertas foto tersebut lalu menempelkannya dibelahan dadanya dengan kedua tangannya. Sementara dikejauhan sana terlihat Poosharm baru saja melihat ke mereka berdua.
                “Apakah Ini, benar anakku?”. Tanyanya seolah tak percaya dengan menatapnya kembali menahan rasa bahagianya masih menempelkan kertas foto tersebut dibelahan dadanya.
                “Iya, Permaisuriku! Mereka adalah dua Pangeran kecil kita!”. Balas Arun membenarkan masih menatapnya ikut bahagia.
                “Suamiku, aku ingin bertemu dengan dua Pangeran kita!”. Menahan rasa harunya, matanya berkaca-kaca.
                “Dua tahun lagi, kita akan bersama untuk menjemput dua Pangeran kecil kita itu!”. Arun kembali mengingatkan tekadnya sambil menegarkannya dengan memberi harapan.
                Poosharm yang masih melihat mereka berdua dikejauhan, menjadi bergetar kecil seakan-akan ingin segera memalingkan pandangannya. Namun masih bertahan untuk tetap melihat mereka berdua akan lebih mengamatinya. Didepan matanya dikejauhan kini, Arun terlihat sedang mencium kening seorang wanita yang masih bersamanya. Lalu Arun beralih mengecup bibir seorang wanita itu begitu lembutnya.  Poosharm pun memejamkan kedua matanya dengan masih mengarah ke mereka.
                Arun masih mengecup bibirnya lembut mengingat saatnya dulu mengecup bibir Tuan Putri Purindah ditaman perbatasan dimasa kehidupannya dulu. Saatnya masih menikmati ciumannya bersama Shafaq, tiba-tiba saja terpandang kepada Poosharm dikejauhan yang kini kembali membuka matanya dengan melihat kepadanya. Arun berhenti sejenak mengecupnya, lalu melepaskan kecupannya masih terpandang melihat ke Poosharm dikejauhan.
                “Kejar dia, beri penjelasan kepadanya! Aku yakin, dia akan bisa tuk mengerti tentang kita!”, Shafaq memberinya nasihat setelah mengetahuinya. Kemudian berjalan kedepan menciumi pipinya, “Kejarlah dia Arun, anggaplah ini adalah sebuah perintah dari Tuan Putri Purindah dimasa kehidupanmu dulu!”, Shafaq semakin menasehatinya mendorongnya untuk segera mengejarnya. Sementara Poosharm dkejauhan disana memundurkan langkahnya untuk pergi menjauh darinya.
                Kemudian membalikkan tubuhnya dengan berlari karna telah dilihatnya jika Arun sedang berlari menujunya. Dan tiba-tiba Shafaq mengingat kembali tentang kenangan pada masa kehidupannya dulu, saat Pangeran Bheeshma mengakui kalau dirinya memang ada rasa cemburu saat melihatnya bersama Pangeran Karanu yang terlihat mesra.

BHARATAYUDHAseridua

Tidak ada komentar:

Posting Komentar