Pada hari minggu,
Arun menemani kedua Pangeran kecilnya bermain ditaman bermain khusus untuk
anak-anak. Dan ia pun kini sedang duduk melihat kedua pangerannya yang masih
bermain dengan cerianya. Kemudian didengarnya bisikkan jejak langkah kaki Tuan
Putri Purindah yang ada pada Shafaq berjalan mendekatinya. Arun pun
berpura-pura tidak mendengar bisikkan itu melihat-lihat kearah lain. Disaat
Shafaq sudah hampir akan berada disampingnya, Arun menjadi berdiri dari
duduknya.
Kemudian memanggil
kedua Pangeran kecilnya, dan kedua Pangeran kecilnya itupun berlari menuju
drinya. “Disamping Ayah, sudah ada Ibu kalian berdua!”, Arun memberitahukan,
kedua Pangeran kecilnya melihat kearah kiri dari Arun. Sedangkan Shafaq yang
baru berhenti didekat mereka bertiga menjadi terpaku melihat kewajah dua
anaknya. “Raj, Raf!”, Shafaq memanggilnya pelan penuh keharuan dengan
menjatuhkan kedua lututnya ketanah.
Dan kedua anaknya
itupun bersama memanggilnya dengan sebutan, “Ibu…!”, dengan berlari lanlu
memeluknya bersama. Arun yang menyaksikannya mulai melangkah maju mendekati
mereka bertiga.
“Ibu Shafaq! Raj
sudah lama merindukan, Ibu!”. Raj menyampaikan kata rindunya.
“Ada Tante Poo
sama Om Vin dibelakang Ibu!”. Raf memberitahu dengan melihat mereka berdua
dibelakang Shafaq.
Shafaq pun
berdiri membalikkan tubuhnya setengah kebelakang melihat mereka berdua.
Sedangkan Arun baru saja terpandang jika mereka berdua kini sedang berpegangan
tangan.
“Selamat datang
kembali, Shafaq!”. Poosharm menyapa melihat ceria kepadanya. Arun melangkah kembali
berdiam disamping Shafaq.
“Ciyeee,
ciyeee!”, Arun menyambung mengejek melihat ke mereka berdua. Poosharm dan Vin
saling berpandangan. Shafaq melihat kedua anaknya yang sudah berbaris rapi
disamping kiri-kanannya. Kemudian Arun membisikkan sesuatu kepada Raj untuk
melepaskan pegangan tangan dari Shahpoo dan Vin. Raj pun mengerti dan kini
berjalan pelan menuju Poosharm dan Vin lalu melepaskan pegangan tangan keduanya
sambil tertawa kecil. Mereka berduapun menjadi kaget bersama melihat ke Raj.
Lalu mereka berdua
bersama melihat ke Arun dengan bersama berteriak kecil, “Aruuuuun!”. Shafaq
yang baru saja terfikirkan jika apa yang baru saja dilihatnya adalah sebuah
perintah dari Arun, langsung melihat ke Arun memakai wajah mendesahkan.
Beberapa
saat kemudian. . . .
Dan kini mereka
berempat sedang duduk bersama ditanah beralaskan tikar kecil masih menemani Raj
dan Raf bermain ditaman. Kemudian Vin memberitahu kalau dirinya sudah resmi
menjalin kasih dengan Poosharm. Lalu Poosharm menyambungnya dengan menawarkan
kepada Arun dan Shafaq untuk melakukan Double Wedding bersama dirinya dan Vin. Shafaq pun menjadi tersenyum malu, sedangkan
Arun menyenggol dirinya pelan seolah-olah meminta jawaban.
“Shafaq, ayo kita
double wedd! Ini akan menjadi sebuah pernikahan yang unik!”, Poosharm
meyakinkannya dengan tatapan dikedua matanya. Dan lagi, Shafaq menjadi
tersenyum malu, lalu mengangguk melihat ke Poosharm. Arun dan Vin yang sudah
melihatnya, langsung berdiri menepukkan kedua tangan mereka berdua girang.
Begitupun dengan Poosharm dan Shafaq yang baru saja berdiri melihat keduanya berperilaku
konyol.
BHARATAYUDHAseridua
Selang beberapa
hari berjalan, mereka bertiga, Vin, Poosharm, juga Shafaq telah mendapat restu
dari orangtua mereka yang telah merawatnya. setelahnya merekapun saling berbagi
tugas, Vin dan Poosharm mencari pernak-pernik yang akan digunakan dalam ritual
pernikahan. Sedangkan Shafaq dan Arun mencari konsep undangan yang cocok untuk
pernikahan mereka berempat. Mereka berempat hanya mengundang seratus lima puluh
orang saja, hanya mengundang mereka yang terdekatnya saja.
Setelahnya mereka
berempat melakukan yang demikian, kini mereka berempat sedang melakukan fitting
baju pengantin mereka berempat disebuah butik ternama diIbu kota. Mereka
berempat bersama memilih konsep gaun khas India warna merah maroon bercampur
warna gold keemasan. Kini Poosharm begitu cantik begitupula dengan Shafaq yang
tak kalah cantiknya saat bersama melihat diri mereka masing-masing dicermin.
Sementara Vin
baru saja muncul dengan berada didepan Poosharm secara tiba-tiba, begitupula dengan
Arun yang sudah membuat Shafaq sedikit merasa kaget.
“Sang pendamping hidupku sangat tampan!”, puji
Poosharm dengan menyandarkan kepalanya didada Vin manja. Vin memegang tangannya
lembut sedikit malu.
“Cantikmu, tetap tak terkalahkan dari dirimu yang
dulu!”, Arun memuji dengan membelai wajah Shafaq manja karna rasa terpesonanya.
Shafaq memegang tangannya yang membelai wajahnya dengan senyuman mesra. Dan
acara pernikahan mereka berempat akan dilakukan dirumah Arun yang sudah
dibangun tampak megah bak sebuah Istana
.
BHARATAYUDHAseridua
Hari pernikahan
mereka berempat kini benar akan dilaksnakan. Mereka akan melakukan ritual
pernikahan bersama pada satu buah api suci. Namun pada ritual selanjutnya
mereka akan melakukannya secara masing-masing, bersama pasangan mereka masing-masing.
Kini dimulai dari Poosharm dan Vin yang meminta restu kepada orang tua mereka
berdua. Begitupula dengan Shafaq dan Arun yang meminta restu kepada Ayah dan
Ibu dari Shafaq yang telah merawatnya dipanti asuhan.
Kemudian mereka
bersama-sama menaburkan serbuk berwarna kuning pada api suci dengan duduk
bersama. Lalu dilanjutkan dengan bersama saling memakaikan kalung berbenangkan
hitam. Tangan Vin begitu bergemetar saat akan memaakaikannya keleher Poosharm,
sedangkan Poosharm hanya tersenyum menahan ketawanya ketika melihat dirinya
bergemetar seperti itu. Lalu dilanjuti dengan saling memakaikan sindu diatas kepala
hingga dikening pengantin wanitanya.
“Ini adalah
ketiga kalinya aku memakaikan sindu merah diatas kepalamu hingga dikeningmu!”,
bisikkan kecil Arun kepada Shafaq saat memakaikan sindu merah tersebut. Shafaq
yang sudah mendengar bisikan kecilnya pun merasakan haru melihat kebawah. Dan
yang terakhir mereka secara bersamaan saling memakaikan kalung berbuahkan bunga
tujuh warna keleher pasangannya masing-masing dengan berdiri. Mereka semua yang
menyaksikannya pun menjadi tertawa gembira melihatnya.
Kemudian pada
ritual terakhir, mereka berempat harus mengelilingi api suci sebanyak tujuh
kali putaran dengan mengucap tujuh sumpah pernikahan pada tiap satu putarannya.
Dan selendang mereka berempat kini sudah disatukan dengan pasangannya
masing-masing. Setelah selendang mereka disatukan dengan pasangannya
masing-masing, mereka berempat menunduk melihat kebawah bersama sebagai
perenungan pada diri mereka masing-masing sebelum memutari api suci.
Perenungan itu
mereka lakukan dengan berbisik didalam hati mereka masing-masing dengan penuh
rasa syukur karna telah disatukan pada suatu pernikahan yang agung. Dimulai
dari Vin, “Cita-citaku telah tercapai pada hari ini!”. Disambung oleh Poosharm,
“Dan pada akhirnya, kau yang memakaikan sindu merah ini diatas kepalaku!”. Lalu
disambung oleh Shafaq, “Malam ini, aku akan memutari api suci ini dengan jiwa
ragaku yang sudah kembali hidup!”.
Dan terakhir diakhiri oleh Arun, “Dan malam ini, aku
bisa membimbingmu memutari api suci dengan berjalan bersama jiwa ragamu yang
sudah kembali hidup!”. Setelahnya melakukan yang sedemikian rupa, mereka
berempat dengan bersama memutari api suci pernkahan sebagai ritual yang
terakhir.
Beberapa
saat kemudian. . . .
Pernikahan yang
agung pun sudah mereka jalani bersama, dan kini tiba saatnya untuk
beristirahat. Dan kini Shafaq bersama Arun sedang berdiri didepan jendelanya
yang masih terbuka menatap bulan purnama diatas langit. Mereka menatap bersama
bulan purnama diatas langit sambil berbicara.
“Aku memiliki
sebuah cerita pada kehidupanku yang dulu, cerita yang sudah tersembunyi dan tak
pernah diceritakan saat kehidupanku yang dulu masih berlangsung!”. Shafaq memulai
akan membaginya.
“Cerita yang
berhubungan dengan apakah itu, Putri?”. Arun menyahutnya dengan bertanya.
“Disaat usiaku
masih duabelas tahun pada masa itu, aku sudah mengetahui tujuh sumpah
pernikahan lalu menghafalkannya! Karna dari itu juga, aku berani menuliskan
sebuah puisi untukmu dengan bait terakhirya yang bertuliskan “Aku ingin menikah
denganmu”! Sebab aku telah berfikir, jika pernikahan hanya perlu mengucap tujuh
sumpah tersebut!”. Shafaq sedikit mulai membaginya.
“Dan aku sempat
menolak karna usiaku yang masih dini untuk melakukan sebuah pernikahan!”, Arun
menyahutnya kembali dengan menoleh melihat ke Shafaq disampingnya. Shafaq punmenjadi
tersenyum malu dengan melihat kepadanya juga. “Karna saat itu aku belum merasa
jika aku benar telah menyayangimu, namun sangat benar aku mencintaimu pada akhirnya!”,
Arun menyambung katanya kembali menatap sedkit sendu mengingat yang tlah lalu.
“Aku mencintaimu
dengan menjadi Shafaq! Bahkan aku lebih mencintaimu daripada saat aku masih menjadi
Tuan Putri Purindah!”, Shafaq mengatakannya penuh rasa keharuan dengan
mengenggam tangan Arun. Kemudian Arun memeluknya seperti yang pernah
dilakukannya pada masa kehidupannya dulu, saat jiwanya bersama jiwa Tuan Putri
Purindah bersama kembali setelah pernikahan mereka berdua.
Sementara disana,
Vin dan Poosharm duduk berdekatan diatas tempat tidurnya dengan saling
berpandangan masih memakai pakaian pengantin mereka.
“Dulu kau pernah
bilang, jika wajahku, senyumku, mengingatkanmu pada Tri Putri! Dan sudah aku
ketahui, jika Tri Putri yang kau maksud adalah ketiga saudara dari Pangeran
Bheeshma!”, Poosharm mengulang kembali. Vin mengangguk masih melihat kepadanya.
“Apakah caramu mencintaiku, dengan menyamakan aku kepada Tri Putri itu?”,
sambungnya bertanya menyembunyikan rasa curiganya. Menatapnya serius. Sedangkan
Vin mulai memegang kepalanya lembut.
“Tri Putri,
adalah temanku pada kehidupanku dulu! Aku sangat tidak bermaksud untuk
menyamakan dirimu dengan mereka! Karna aku tau, dirimu bukan mereka! Dan,
mereka hanya hidup pada masa itu, bukan pada masa sekarang! Aku benar tulus
mencintaimu! Dan mungkin karna aku teringat pada Tri Putri, aku bisa menemukan
cintaku yang telah ada pada dirimu!”. Vin mengungkapnya dengan memberinya
pengertian.
Poosharm pun
merasakan ada kejujuran dari yang baru saja diungkapnya. Lalu menyandarkan
kepalanya didada Vin begitu manjanya. Kemudian mereka berdua bersama
menjatuhkan tubuhnya berbaring dikasurnya. Dan Poosharm mencium pipinya dengan
segala perasaannya. Saat ketika Poosharm melepaskan ciuman dipipinya, Vin baru
saja meliihat kewajahnya, menarik wajahnya pelan lalu mencium bibirnya lembut
dengan kedua matanya terpejam. Begitupun dengan Shahpoo.
Kembali
pada Arun bersama Shafaq, mereka berdua kini telah berbaring bersama ditempat
tidurnya dengan Arun menghadapkan dirinya ke Shafaq dari atas tubuhnya. Mereka
berdua saling bertatapan mesra seolah-olah saling berhasrat tuk menghabiskan
malam pertama mereka berdua. Dan ketika Arun akan menciumnya Shafaq langsung
menutupinya bersama dirinya sendiri dengan kain sarinya. Shafaq melakukan itu
sama seperti yang pernah dilakukannya pada masa kehidupannya dulu.
BHARATAYUDHAseridua
Tidak ada komentar:
Posting Komentar