Jumat, 20 Maret 2015

BHARATAYUDHAseridua Part-20



                Pada hari minggu, Arun menemani kedua Pangeran kecilnya bermain ditaman bermain khusus untuk anak-anak. Dan ia pun kini sedang duduk melihat kedua pangerannya yang masih bermain dengan cerianya. Kemudian didengarnya bisikkan jejak langkah kaki Tuan Putri Purindah yang ada pada Shafaq berjalan mendekatinya. Arun pun berpura-pura tidak mendengar bisikkan itu melihat-lihat kearah lain. Disaat Shafaq sudah hampir akan berada disampingnya, Arun menjadi berdiri dari duduknya.
                Kemudian memanggil kedua Pangeran kecilnya, dan kedua Pangeran kecilnya itupun berlari menuju drinya. “Disamping Ayah, sudah ada Ibu kalian berdua!”, Arun memberitahukan, kedua Pangeran kecilnya melihat kearah kiri dari Arun. Sedangkan Shafaq yang baru berhenti didekat mereka bertiga menjadi terpaku melihat kewajah dua anaknya. “Raj, Raf!”, Shafaq memanggilnya pelan penuh keharuan dengan menjatuhkan kedua lututnya ketanah.
                Dan kedua anaknya itupun bersama memanggilnya dengan sebutan, “Ibu…!”, dengan berlari lanlu memeluknya bersama. Arun yang menyaksikannya mulai melangkah maju mendekati mereka bertiga.
                “Ibu Shafaq! Raj sudah lama merindukan, Ibu!”. Raj menyampaikan kata rindunya.
                “Ada Tante Poo sama Om Vin dibelakang Ibu!”. Raf memberitahu dengan melihat mereka berdua dibelakang Shafaq.
                Shafaq pun berdiri membalikkan tubuhnya setengah kebelakang melihat mereka berdua. Sedangkan Arun baru saja terpandang jika mereka berdua kini sedang berpegangan tangan.  
                “Selamat datang kembali, Shafaq!”. Poosharm menyapa melihat ceria kepadanya. Arun melangkah kembali berdiam disamping Shafaq.
                “Ciyeee, ciyeee!”, Arun menyambung mengejek melihat ke mereka berdua. Poosharm dan Vin saling berpandangan. Shafaq melihat kedua anaknya yang sudah berbaris rapi disamping kiri-kanannya. Kemudian Arun membisikkan sesuatu kepada Raj untuk melepaskan pegangan tangan dari Shahpoo dan Vin. Raj pun mengerti dan kini berjalan pelan menuju Poosharm dan Vin lalu melepaskan pegangan tangan keduanya sambil tertawa kecil. Mereka berduapun menjadi kaget bersama melihat ke Raj.
                Lalu mereka berdua bersama melihat ke Arun dengan bersama berteriak kecil, “Aruuuuun!”. Shafaq yang baru saja terfikirkan jika apa yang baru saja dilihatnya adalah sebuah perintah dari Arun, langsung melihat ke Arun memakai wajah mendesahkan.

Beberapa saat kemudian. . . .

                Dan kini mereka berempat sedang duduk bersama ditanah beralaskan tikar kecil masih menemani Raj dan Raf bermain ditaman. Kemudian Vin memberitahu kalau dirinya sudah resmi menjalin kasih dengan Poosharm. Lalu Poosharm menyambungnya dengan menawarkan kepada Arun dan Shafaq untuk melakukan Double Wedding bersama dirinya dan Vin.  Shafaq pun menjadi tersenyum malu, sedangkan Arun menyenggol dirinya pelan seolah-olah meminta jawaban.
                “Shafaq, ayo kita double wedd! Ini akan menjadi sebuah pernikahan yang unik!”, Poosharm meyakinkannya dengan tatapan dikedua matanya. Dan lagi, Shafaq menjadi tersenyum malu, lalu mengangguk melihat ke Poosharm. Arun dan Vin yang sudah melihatnya, langsung berdiri menepukkan kedua tangan mereka berdua girang. Begitupun dengan Poosharm dan Shafaq yang baru saja berdiri melihat keduanya berperilaku konyol.

BHARATAYUDHAseridua

                Selang beberapa hari berjalan, mereka bertiga, Vin, Poosharm, juga Shafaq telah mendapat restu dari orangtua mereka yang telah merawatnya. setelahnya merekapun saling berbagi tugas, Vin dan Poosharm mencari pernak-pernik yang akan digunakan dalam ritual pernikahan. Sedangkan Shafaq dan Arun mencari konsep undangan yang cocok untuk pernikahan mereka berempat. Mereka berempat hanya mengundang seratus lima puluh orang saja, hanya mengundang mereka yang terdekatnya saja.
                Setelahnya mereka berempat melakukan yang demikian, kini mereka berempat sedang melakukan fitting baju pengantin mereka berempat disebuah butik ternama diIbu kota. Mereka berempat bersama memilih konsep gaun khas India warna merah maroon bercampur warna gold keemasan. Kini Poosharm begitu cantik begitupula dengan Shafaq yang tak kalah cantiknya saat bersama melihat diri mereka masing-masing dicermin.
                Sementara Vin baru saja muncul dengan berada didepan Poosharm secara tiba-tiba, begitupula dengan Arun yang sudah membuat Shafaq sedikit merasa kaget.
“Sang pendamping hidupku sangat tampan!”, puji Poosharm dengan menyandarkan kepalanya didada Vin manja. Vin memegang tangannya lembut sedikit malu.
“Cantikmu, tetap tak terkalahkan dari dirimu yang dulu!”, Arun memuji dengan membelai wajah Shafaq manja karna rasa terpesonanya. Shafaq memegang tangannya yang membelai wajahnya dengan senyuman mesra. Dan acara pernikahan mereka berempat akan dilakukan dirumah Arun yang sudah dibangun tampak megah bak sebuah Istana
.
BHARATAYUDHAseridua

                Hari pernikahan mereka berempat kini benar akan dilaksnakan. Mereka akan melakukan ritual pernikahan bersama pada satu buah api suci. Namun pada ritual selanjutnya mereka akan melakukannya secara masing-masing, bersama pasangan mereka masing-masing. Kini dimulai dari Poosharm dan Vin yang meminta restu kepada orang tua mereka berdua. Begitupula dengan Shafaq dan Arun yang meminta restu kepada Ayah dan Ibu dari Shafaq yang telah merawatnya dipanti asuhan.
                Kemudian mereka bersama-sama menaburkan serbuk berwarna kuning pada api suci dengan duduk bersama. Lalu dilanjutkan dengan bersama saling memakaikan kalung berbenangkan hitam. Tangan Vin begitu bergemetar saat akan memaakaikannya keleher Poosharm, sedangkan Poosharm hanya tersenyum menahan ketawanya ketika melihat dirinya bergemetar seperti itu. Lalu dilanjuti dengan saling memakaikan sindu diatas kepala hingga dikening pengantin wanitanya.
                “Ini adalah ketiga kalinya aku memakaikan sindu merah diatas kepalamu hingga dikeningmu!”, bisikkan kecil Arun kepada Shafaq saat memakaikan sindu merah tersebut. Shafaq yang sudah mendengar bisikan kecilnya pun merasakan haru melihat kebawah. Dan yang terakhir mereka secara bersamaan saling memakaikan kalung berbuahkan bunga tujuh warna keleher pasangannya masing-masing dengan berdiri. Mereka semua yang menyaksikannya pun menjadi tertawa gembira melihatnya.
                Kemudian pada ritual terakhir, mereka berempat harus mengelilingi api suci sebanyak tujuh kali putaran dengan mengucap tujuh sumpah pernikahan pada tiap satu putarannya. Dan selendang mereka berempat kini sudah disatukan dengan pasangannya masing-masing. Setelah selendang mereka disatukan dengan pasangannya masing-masing, mereka berempat menunduk melihat kebawah bersama sebagai perenungan pada diri mereka masing-masing sebelum memutari api suci.
                Perenungan itu mereka lakukan dengan berbisik didalam hati mereka masing-masing dengan penuh rasa syukur karna telah disatukan pada suatu pernikahan yang agung. Dimulai dari Vin, “Cita-citaku telah tercapai pada hari ini!”. Disambung oleh Poosharm, “Dan pada akhirnya, kau yang memakaikan sindu merah ini diatas kepalaku!”. Lalu disambung oleh Shafaq, “Malam ini, aku akan memutari api suci ini dengan jiwa ragaku yang sudah kembali hidup!”.
Dan terakhir diakhiri oleh Arun, “Dan malam ini, aku bisa membimbingmu memutari api suci dengan berjalan bersama jiwa ragamu yang sudah kembali hidup!”. Setelahnya melakukan yang sedemikian rupa, mereka berempat dengan bersama memutari api suci pernkahan sebagai ritual yang terakhir.
  
Beberapa saat kemudian. . . .

                Pernikahan yang agung pun sudah mereka jalani bersama, dan kini tiba saatnya untuk beristirahat. Dan kini Shafaq bersama Arun sedang berdiri didepan jendelanya yang masih terbuka menatap bulan purnama diatas langit. Mereka menatap bersama bulan purnama diatas langit sambil berbicara.
                “Aku memiliki sebuah cerita pada kehidupanku yang dulu, cerita yang sudah tersembunyi dan tak pernah diceritakan saat kehidupanku yang dulu masih berlangsung!”. Shafaq memulai akan membaginya.
                “Cerita yang berhubungan dengan apakah itu, Putri?”. Arun menyahutnya dengan bertanya.
                “Disaat usiaku masih duabelas tahun pada masa itu, aku sudah mengetahui tujuh sumpah pernikahan lalu menghafalkannya! Karna dari itu juga, aku berani menuliskan sebuah puisi untukmu dengan bait terakhirya yang bertuliskan “Aku ingin menikah denganmu”! Sebab aku telah berfikir, jika pernikahan hanya perlu mengucap tujuh sumpah tersebut!”. Shafaq sedikit mulai membaginya.
                “Dan aku sempat menolak karna usiaku yang masih dini untuk melakukan sebuah pernikahan!”, Arun menyahutnya kembali dengan menoleh melihat ke Shafaq disampingnya. Shafaq punmenjadi tersenyum malu dengan melihat kepadanya juga. “Karna saat itu aku belum merasa jika aku benar telah menyayangimu, namun sangat benar aku mencintaimu pada akhirnya!”, Arun menyambung katanya kembali menatap sedkit sendu mengingat yang tlah lalu.
                “Aku mencintaimu dengan menjadi Shafaq! Bahkan aku lebih mencintaimu daripada saat aku masih menjadi Tuan Putri Purindah!”, Shafaq mengatakannya penuh rasa keharuan dengan mengenggam tangan Arun. Kemudian Arun memeluknya seperti yang pernah dilakukannya pada masa kehidupannya dulu, saat jiwanya bersama jiwa Tuan Putri Purindah bersama kembali setelah pernikahan mereka berdua.
                Sementara disana, Vin dan Poosharm duduk berdekatan diatas tempat tidurnya dengan saling berpandangan masih memakai pakaian pengantin mereka.
                “Dulu kau pernah bilang, jika wajahku, senyumku, mengingatkanmu pada Tri Putri! Dan sudah aku ketahui, jika Tri Putri yang kau maksud adalah ketiga saudara dari Pangeran Bheeshma!”, Poosharm mengulang kembali. Vin mengangguk masih melihat kepadanya. “Apakah caramu mencintaiku, dengan menyamakan aku kepada Tri Putri itu?”, sambungnya bertanya menyembunyikan rasa curiganya. Menatapnya serius. Sedangkan Vin mulai memegang kepalanya lembut.
                “Tri Putri, adalah temanku pada kehidupanku dulu! Aku sangat tidak bermaksud untuk menyamakan dirimu dengan mereka! Karna aku tau, dirimu bukan mereka! Dan, mereka hanya hidup pada masa itu, bukan pada masa sekarang! Aku benar tulus mencintaimu! Dan mungkin karna aku teringat pada Tri Putri, aku bisa menemukan cintaku yang telah ada pada dirimu!”. Vin mengungkapnya dengan memberinya pengertian.
                Poosharm pun merasakan ada kejujuran dari yang baru saja diungkapnya. Lalu menyandarkan kepalanya didada Vin begitu manjanya. Kemudian mereka berdua bersama menjatuhkan tubuhnya berbaring dikasurnya. Dan Poosharm mencium pipinya dengan segala perasaannya. Saat ketika Poosharm melepaskan ciuman dipipinya, Vin baru saja meliihat kewajahnya, menarik wajahnya pelan lalu mencium bibirnya lembut dengan kedua matanya terpejam. Begitupun dengan Shahpoo.
                  Kembali pada Arun bersama Shafaq, mereka berdua kini telah berbaring bersama ditempat tidurnya dengan Arun menghadapkan dirinya ke Shafaq dari atas tubuhnya. Mereka berdua saling bertatapan mesra seolah-olah saling berhasrat tuk menghabiskan malam pertama mereka berdua. Dan ketika Arun akan menciumnya Shafaq langsung menutupinya bersama dirinya sendiri dengan kain sarinya. Shafaq melakukan itu sama seperti yang pernah dilakukannya pada masa kehidupannya dulu.

BHARATAYUDHAseridua

Tidak ada komentar:

Posting Komentar