Rabu, 18 Maret 2015

BHARATAYUDHAseridua Part-10


                  Pada malam harinya, Arun sedang berdiri dibalkon depan tempat kosnya menatapi bulan purnama diatas langit. Kemudian dingatnya kembali saat dirinya sedang pergi menuju ke Tuan Putri Purindah yang kala itu sedang berdiri membelakanginya mengarah kebulan purnama pada masa itu. Lalu disambungnya kembali dengan mengingat saat Tuan Putri Purindah tak sengaja menerawangi wajahnya ketika berbalik menghadapnya. Dan Arun hanya tersenyum setelah mengingatnya kembali.
                Tanpa diketahui olehnya, disana reinkarnasi dari Tuan Putri Purindah, yang dikenal sebagai Shafaq juga sedang menatap bulan purnama ditempat tinggalnya. Tepatnya lagi dihalaman depan tempat tinggalnya. Kemudian Shafaq teringat kembali, saatnya bersama Pangeran Bheeshma sedang bersama menatap kebulan purnama dimalam bulan purnama yang semakin sunyi dirasakan oleh keduanya pada masa itu. Dan Shafaq menjadi terseyum setelahnya mencoba mengingatnya lagi.
                Lalu kemudian mereka sama-sama berkata dengan seorang diri sambil menatap bulan purnama mengenang kenangan indah tentang kerbersamaan mereka berdua pada masa kehidupannya dulu.
                “Aku rindu dengan perdebatan itu, akibat dari kesalah pahaman tanggapan dari kita pribadi  masing-masing!”. Arun memulai ditempatnya.
                “Saat itu, kau membuatku menjadi terbatuk-batuk karna memaksaku untuk memakan makanan laddo itu!”. Sambung Shafaq ditempat tinggalnya.
                “Kematian dirimu pada masa itu, adalah suatu kiamat kecil yang terjadi pada hidupku!”. Arun berkata kembali ditempatnya.
                “Dan karna keadilan yang telah aku lakukan itu juga, membuat diriku kembali hidup juga sudah bertemu dengan dirinya!”. Sambung kembali terakhir dari Shafaq ditempat tinggalnya.
                Setelahnya mereka berdua mengatakan sesuatu yang begitu menyambung ditempat yang berbeda, kini mereka berduapun menjadi tersenyum dan semakin menatapi bulan purnama yang tampak semakin terang benderang menghiasi sang malam. Kemudian mereka berdua kembali bersama saling mengatakan, “Kita sudah memasuki dalam dua masa, dua tujuan, dan satu kebebasan!”. Lalu mereka bersama meninggalkan tempat tersebut setelah bersama mengatakannya.
                Untuk saat ini, mereka berdua sudah memasuki dua masa, dua masa kehidupan yang mereka berdua jalani dengan kembali bersama begitupula dengan Vin. Satu masa pada kehidupan mereka pada masa dulu yang selalu bersama, dan pada masa kehidupan mereka pada masa sekarang yang baru saja bersama kembali. Namun reinkarnasi dari Tuan Putri Purindah belum menemukan temannya dimasa kehidupannya pada masa dulu, yaitu Pangeran Karanu alias Vin.
                Shafaq, saat ini belum mengetahui tentang keberadaan Pangeran Karanu dimana. Yang dia tau hanyalah menemukan Arun saja. Sementara Arun saat bersama dirinya tidak sempat untuk menceritakan tentang pertemuannya dengan Vin, nama dari Pangeran Karanu dewasa pada masa sekarang. Sebab jika Arun sedang bersama Shafaq, ia mendadak seperti lupa akan segalanya. Dan pikirannya, kenangannya, hanya bercerita tentangnya bersama Shafaq pada masa kehidupannya dulu.

BHARATAYUDHAseridua

                Vin sudah mengetahui jika hari ini tidak ada jadwal mata kuliahnya yang mungkin mengharuskannya untuk masuk keUniversitasnya melakukan pembahasan bersama dosen yang selalu membuatnya merasa jenuh. Bagaimana tidak, dia sudah tuk kesekian kalinya kembali menjadi mahasiswa karna masa hidupnya yang masih abadi. Suatu akibat dari permintaannya dimasa kehidupannya dulu yang juga meminta penghukuman demi persahabatannya bersama Arun.
                Dan kini Vin melampiaskannya dengan bermain layang-layang ditaman, taman yang pernah dikunjunginya bersama Poosharm dan juga Arun. Disaat sedang asyiknya menerbangkan layang-layangnya yang sudah semakin tinggi. Tiba-tiba saja ada yang memanggilnya dengan sebutan, “Pangeran Karanu!”, suaranya begitu halus sehingga membuatnya menjadi sedikit bergetar. Terlebih lagi suara yang telah memanggilnya tersebut memakai namanya dimasa kehidupannya dulu.
                Kemudian ia menolehkan kepalanya kesamping kanannya dengan tangannya masih memegangi tali dari layang-layangnya tersebut. Lalu dilihatlah seorang wanita cantik berjalan berdiam disampingnya dengan menghadap kepadanya.
                “Kau, pasti seorang wanita yang sedang bersama Arun kemarin bukan?”. Tanya Vin dengan spontan. Seorang wanita itu mengangguk dengan menatapnya seolah-olah telah lama mencarinya.
                “Aku, adalah inkarnasi dari Tuan Putri Purindah! Dan sekarang, aku tercipta masih menjadi Tuan Putri Purindah dewasa!”. Seorang wanita itu lebih menjelaskan, memakai tatapan serius.
                “Dan aku juga, sudah menjadi Pangeran Karanu dewasa!”. Sambungnya menjelaskan dengan memakai tatapan yang bersemangat.
                “Siapakah namamu dimasa kehidupanmu sekarang, Pangeran!”. Bertanya, memberi senyuman.
                “Panggil saja diriku, Vin!”. Ujarnya semakin bersemangat.
                “Kalau begitu, kau juga panggil saja aku Shafaq!”. Ujarnya membalas, mengakhiri.
                Kemudian mereka berdua dengan tidak sengaja bersama mengatakan, “Selamat datang kembali dimasa kehidupan sekarang!”, kemudian mereka berdua menjadi tertawa malu bersama setelah menyadarinya. Dan pertemuan antara mereka bertigapun sudah terjadi. Dan juga dua masa yang terjadi pada mereka bertiga, kini sudah bisa dibilang sangat sempurna. Setelah sebelumnya mereka bertemu secara satu-persatu alias tidak bertemu langsung dengan bersamaan dalam suatu tempat.
                Seperti yang telah diketahui, Arun telah berperan sangat penting dalam masa penghukuman dan juga pada masa kehidupan mereka bertiga sekarang ini. Pertama, Arun mulai menemukan kedua anaknya saat bulan sabit menghiasi sang malam pada beberapa waktu yang lalu. Kedua, Arun telah menemukan temannya dulu, Pangeran Karanu. Yang kini dikenal sebagai Vin. Dan yang terakhir, Arun baru saja menemukan reinkarnasi dari Tuan Putri Purindah. Yang kini dikenal sebagai Shafaq.
                Dua masa baru saja secara tuntas mereka masuki. Dan setelahnya memasuki dua masa, maka mereka bertiga harus memasuki dua tujuan. Yang entah darimana dua tujuan itu akan segera mereka bertiga  dapati. Namun inilah yang menjadi sebuah misi dari kehidupan mereka bertiga demi menuju ke satu kebebasan nantinya.

BHARATAYUDHAseridua

                Pada sore harinya, Arun kembali menunggu Shafaq ditaman kemarin tempat mereka bertemu. Dan kini Arun menunggu kedatangannya sambil berjalan kecil sambil melihat-lihat bunga didekatnya. Kemudian dilihatnya sosok Shafaq sedang berjalan menujunya diarah kanannya. Lalu Arun memutarkan dirinya menghadap ke Shafaq yang masih dikejauhan. Tiba-tiba saja Arun memakai kekuatan istimewanya berjalan cepat dengan bayangan dan kini sudah berada dihadapan Shafaq.
                Sementara Shafaq sempat dibuatnya terkejut dengan terhenti seketika dari langkahnya. “Pangeran Bheeshma!”, tegurnya melihat geram sambil menarik telinga kanan darinya. Arun pun menjadi mendesah merasa kesakitan.
                “Mohon ampun dariku, Putri! Aku hanya tidak bisa menunggumu lama tuk segera berada didepanku!”. Arun mengatakan rasa tidak sabarnya ingin segera berdekatan dengannya, menatapnya melukiskan kesakitan diraut wajahnya.
                “Kau harus berjanji, kau tidak akan mengulanginya lagi! Bagaimana kalau ada yang melihatmu seperti tadi!”. Shafaq masih menarik telinga kanannya sambil mengingatkannya.
                “Seorang istri, sangat tidak baik menarik telinga dari suaminya!”. Arun kembali berkata dingin begitupula dengan tatapannya kepadanya.
                “Melihat caramu yang seperti itu, aku jadi rindu dengan Pangeran Bheeshmaku!”, Shafaq mengutarakan apa yang baru dirasakannya dengan melepaskan tangannya dari menarik telinga kanan darinya. “Dulu, kau suka sekali memakai sebuah tatapan dingin kepadaku! Begitupula dengan cara bicaramu barusan!”, Shafaq mencoba mengenang kembali, mulai menatap haru.
                “Jadi kau, lebih mencintai diriku yang dulu!”, Arun bertanya masih dengan caranya yang tadi tanpa disadarinya. Sementara Shafaq hanya memberinya senyuman mesra kepadanya lalu mencium pipi kanannya, Arun yang merasakan pun memejamkan kedua matanya sambil merasapi ciuman darinya. Kemudian mereka berdua teringat kembali pada saat mereka berdua sedang berciuman mesra ditaman diperbatasan pada masa kehidupannya dulu.

Beberapa saat kemudian. . . .

                Kini mereka berdua telah beralih ksebuah danau masih disekitar taman tersebut. Dan kini mereka berdua telah duduk bersama dengan menghadap kedanau tersebut disebuah bangku kecil yang sama. Kemudian Arun bercerita tentang dirinya yang sudah mendapatkan kedua anaknya yang telah dilahirkan saat bulan sabit menghiasi sang malam pada beberapa waktu yang lalu. Dan Arun juga bercerita jika anak yang sudah didapatkannya adalah memang benar anaknya.
                Shafaq pun akan menyambung cerita darinya. Kalau dirinya dulu sekitar beberapa tahun yang lalu pernah mengalami sebuah kesakitan diperutnya seperti orang yang akan segera melahirkan. Dan berujung ada darah yang keluar dari vaginanya usainya merasakan kesakitan yang demikian. Dan juga kejadian itu dialaminya sebanyak dua kali dalam dua tahun, tepatnya lagi saat bulan sabit menghiasi sang malam. Mendengar cerita darinya itu, Arun pun berpikir jika ceritanya ada kesamaan didalamnya.
                “Apakah anak yang sudah kutemukan, adalah memang benar dilahirkan dari rahimmu!”. Arun bertanya cemas dengan melihat kepadanya.
                “Sepertinya memang benar! Aku baru saja mengerti saat mendengar ceritamu tadi! Benih yang kita berdua tanamkan dulu, kini sudah kembali hidup dan anehnya tidak menunjukkan tanda-tanda kehamilan! Hanya saja aku tidak mengalami masa haid saat delapan bulan menjelang kesakitan itu!”. Shafaq menjelasaknnya lebih panjang setelah benar mengerti, mulai menyadarinya.
                “Tapi, Yang Mulia Raja dulu pernah….?”, belum sempatnya Arun meluruskan katanya, Shafaq langsung memotongnya dengan menceritakan rasa ketahuannya.
Shafaq memotongnya dengan memberitahu bahwa benih yang mereka berdua tanamkan dulu adalah sebuah perisai untuk mendapatkan anak-anak mereka berdua dari Rahim wanita lain. Dengan sudah lahirnya kedua anak tersebut, maka penghukuman untuk Arun akan mendapatkan anak-anak dari Rahim wanita lain tidak akan pernah terjadi. Karna benih yang mereka tanamkan dulu adalah sebuah perisai yang sangat kuat sebagai hasil dari kekuatan cinta mereka berdua.
“Dimanakah kini kau telah menyembunyikan anak-anak kita?”. Shafaq bertanya ingin mengetahui.
“Disebuah tempat berlindung yang sangat aman! Aku berjanji padamu, besok aku akan menunjukkan sebuah foto dari anak-anak kita! Dan kita akan mengambilnya pada dua tahun kemudian!”. Arun menenangkan sambil menyemangatkannya. Shafaq pun kini menyandarkan kepalanya manja didadanya setelah mendengar perkataannya yang membuatnya menjadi tenang penuh keharuan.

                                              BHARATAYUDHAseridua

Tidak ada komentar:

Posting Komentar