Pada malam
harinya, Arun sedang berdiri dibalkon depan tempat kosnya menatapi bulan
purnama diatas langit. Kemudian dingatnya kembali saat dirinya sedang pergi menuju
ke Tuan Putri Purindah yang kala itu sedang berdiri membelakanginya mengarah
kebulan purnama pada masa itu. Lalu disambungnya kembali dengan mengingat saat
Tuan Putri Purindah tak sengaja menerawangi wajahnya ketika berbalik
menghadapnya. Dan Arun hanya tersenyum setelah mengingatnya kembali.
Tanpa diketahui
olehnya, disana reinkarnasi dari Tuan Putri Purindah, yang dikenal sebagai
Shafaq juga sedang menatap bulan purnama ditempat tinggalnya. Tepatnya lagi
dihalaman depan tempat tinggalnya. Kemudian Shafaq teringat kembali, saatnya
bersama Pangeran Bheeshma sedang bersama menatap kebulan purnama dimalam bulan
purnama yang semakin sunyi dirasakan oleh keduanya pada masa itu. Dan Shafaq
menjadi terseyum setelahnya mencoba mengingatnya lagi.
Lalu kemudian
mereka sama-sama berkata dengan seorang diri sambil menatap bulan purnama
mengenang kenangan indah tentang kerbersamaan mereka berdua pada masa
kehidupannya dulu.
“Aku rindu dengan
perdebatan itu, akibat dari kesalah pahaman tanggapan dari kita pribadi masing-masing!”. Arun memulai ditempatnya.
“Saat itu, kau
membuatku menjadi terbatuk-batuk karna memaksaku untuk memakan makanan laddo
itu!”. Sambung Shafaq ditempat tinggalnya.
“Kematian dirimu
pada masa itu, adalah suatu kiamat kecil yang terjadi pada hidupku!”. Arun
berkata kembali ditempatnya.
“Dan karna
keadilan yang telah aku lakukan itu juga, membuat diriku kembali hidup juga
sudah bertemu dengan dirinya!”. Sambung kembali terakhir dari Shafaq ditempat
tinggalnya.
Setelahnya mereka
berdua mengatakan sesuatu yang begitu menyambung ditempat yang berbeda, kini
mereka berduapun menjadi tersenyum dan semakin menatapi bulan purnama yang
tampak semakin terang benderang menghiasi sang malam. Kemudian mereka berdua
kembali bersama saling mengatakan, “Kita sudah memasuki dalam dua masa, dua
tujuan, dan satu kebebasan!”. Lalu mereka bersama meninggalkan tempat tersebut
setelah bersama mengatakannya.
Untuk saat ini,
mereka berdua sudah memasuki dua masa, dua masa kehidupan yang mereka berdua
jalani dengan kembali bersama begitupula dengan Vin. Satu masa pada kehidupan
mereka pada masa dulu yang selalu bersama, dan pada masa kehidupan mereka pada
masa sekarang yang baru saja bersama kembali. Namun reinkarnasi dari Tuan Putri
Purindah belum menemukan temannya dimasa kehidupannya pada masa dulu, yaitu
Pangeran Karanu alias Vin.
Shafaq, saat ini
belum mengetahui tentang keberadaan Pangeran Karanu dimana. Yang dia tau
hanyalah menemukan Arun saja. Sementara Arun saat bersama dirinya tidak sempat
untuk menceritakan tentang pertemuannya dengan Vin, nama dari Pangeran Karanu
dewasa pada masa sekarang. Sebab jika Arun sedang bersama Shafaq, ia mendadak
seperti lupa akan segalanya. Dan pikirannya, kenangannya, hanya bercerita
tentangnya bersama Shafaq pada masa kehidupannya dulu.
BHARATAYUDHAseridua
Vin sudah
mengetahui jika hari ini tidak ada jadwal mata kuliahnya yang mungkin
mengharuskannya untuk masuk keUniversitasnya melakukan pembahasan bersama dosen
yang selalu membuatnya merasa jenuh. Bagaimana tidak, dia sudah tuk kesekian
kalinya kembali menjadi mahasiswa karna masa hidupnya yang masih abadi. Suatu
akibat dari permintaannya dimasa kehidupannya dulu yang juga meminta
penghukuman demi persahabatannya bersama Arun.
Dan kini Vin
melampiaskannya dengan bermain layang-layang ditaman, taman yang pernah
dikunjunginya bersama Poosharm dan juga Arun. Disaat sedang asyiknya
menerbangkan layang-layangnya yang sudah semakin tinggi. Tiba-tiba saja ada
yang memanggilnya dengan sebutan, “Pangeran Karanu!”, suaranya begitu halus sehingga
membuatnya menjadi sedikit bergetar. Terlebih lagi suara yang telah
memanggilnya tersebut memakai namanya dimasa kehidupannya dulu.
Kemudian ia
menolehkan kepalanya kesamping kanannya dengan tangannya masih memegangi tali
dari layang-layangnya tersebut. Lalu dilihatlah seorang wanita cantik berjalan
berdiam disampingnya dengan menghadap kepadanya.
“Kau, pasti
seorang wanita yang sedang bersama Arun kemarin bukan?”. Tanya Vin dengan
spontan. Seorang wanita itu mengangguk dengan menatapnya seolah-olah telah lama
mencarinya.
“Aku, adalah
inkarnasi dari Tuan Putri Purindah! Dan sekarang, aku tercipta masih menjadi
Tuan Putri Purindah dewasa!”. Seorang wanita itu lebih menjelaskan, memakai
tatapan serius.
“Dan aku juga,
sudah menjadi Pangeran Karanu dewasa!”. Sambungnya menjelaskan dengan memakai
tatapan yang bersemangat.
“Siapakah namamu
dimasa kehidupanmu sekarang, Pangeran!”. Bertanya, memberi senyuman.
“Panggil saja
diriku, Vin!”. Ujarnya semakin bersemangat.
“Kalau begitu,
kau juga panggil saja aku Shafaq!”. Ujarnya membalas, mengakhiri.
Kemudian mereka
berdua dengan tidak sengaja bersama mengatakan, “Selamat datang kembali dimasa
kehidupan sekarang!”, kemudian mereka berdua menjadi tertawa malu bersama
setelah menyadarinya. Dan pertemuan antara mereka bertigapun sudah terjadi. Dan
juga dua masa yang terjadi pada mereka bertiga, kini sudah bisa dibilang sangat
sempurna. Setelah sebelumnya mereka bertemu secara satu-persatu alias tidak
bertemu langsung dengan bersamaan dalam suatu tempat.
Seperti yang
telah diketahui, Arun telah berperan sangat penting dalam masa penghukuman dan
juga pada masa kehidupan mereka bertiga sekarang ini. Pertama, Arun mulai
menemukan kedua anaknya saat bulan sabit menghiasi sang malam pada beberapa
waktu yang lalu. Kedua, Arun telah menemukan temannya dulu, Pangeran Karanu.
Yang kini dikenal sebagai Vin. Dan yang terakhir, Arun baru saja menemukan
reinkarnasi dari Tuan Putri Purindah. Yang kini dikenal sebagai Shafaq.
Dua masa baru
saja secara tuntas mereka masuki. Dan setelahnya memasuki dua masa, maka mereka
bertiga harus memasuki dua tujuan. Yang entah darimana dua tujuan itu akan
segera mereka bertiga dapati. Namun
inilah yang menjadi sebuah misi dari kehidupan mereka bertiga demi menuju ke
satu kebebasan nantinya.
BHARATAYUDHAseridua
Pada sore harinya,
Arun kembali menunggu Shafaq ditaman kemarin tempat mereka bertemu. Dan kini
Arun menunggu kedatangannya sambil berjalan kecil sambil melihat-lihat bunga
didekatnya. Kemudian dilihatnya sosok Shafaq sedang berjalan menujunya diarah
kanannya. Lalu Arun memutarkan dirinya menghadap ke Shafaq yang masih
dikejauhan. Tiba-tiba saja Arun memakai kekuatan istimewanya berjalan cepat
dengan bayangan dan kini sudah berada dihadapan Shafaq.
Sementara Shafaq
sempat dibuatnya terkejut dengan terhenti seketika dari langkahnya. “Pangeran
Bheeshma!”, tegurnya melihat geram sambil menarik telinga kanan darinya. Arun pun
menjadi mendesah merasa kesakitan.
“Mohon ampun
dariku, Putri! Aku hanya tidak bisa menunggumu lama tuk segera berada
didepanku!”. Arun mengatakan rasa tidak sabarnya ingin segera berdekatan
dengannya, menatapnya melukiskan kesakitan diraut wajahnya.
“Kau harus
berjanji, kau tidak akan mengulanginya lagi! Bagaimana kalau ada yang melihatmu
seperti tadi!”. Shafaq masih menarik telinga kanannya sambil mengingatkannya.
“Seorang istri,
sangat tidak baik menarik telinga dari suaminya!”. Arun kembali berkata dingin
begitupula dengan tatapannya kepadanya.
“Melihat caramu
yang seperti itu, aku jadi rindu dengan Pangeran Bheeshmaku!”, Shafaq
mengutarakan apa yang baru dirasakannya dengan melepaskan tangannya dari menarik
telinga kanan darinya. “Dulu, kau suka sekali memakai sebuah tatapan dingin
kepadaku! Begitupula dengan cara bicaramu barusan!”, Shafaq mencoba mengenang
kembali, mulai menatap haru.
“Jadi kau, lebih
mencintai diriku yang dulu!”, Arun bertanya masih dengan caranya yang tadi
tanpa disadarinya. Sementara Shafaq hanya memberinya senyuman mesra kepadanya
lalu mencium pipi kanannya, Arun yang merasakan pun memejamkan kedua matanya
sambil merasapi ciuman darinya. Kemudian mereka berdua teringat kembali pada
saat mereka berdua sedang berciuman mesra ditaman diperbatasan pada masa
kehidupannya dulu.
Beberapa saat kemudian. . . .
Kini mereka
berdua telah beralih ksebuah danau masih disekitar taman tersebut. Dan kini
mereka berdua telah duduk bersama dengan menghadap kedanau tersebut disebuah
bangku kecil yang sama. Kemudian Arun bercerita tentang dirinya yang sudah
mendapatkan kedua anaknya yang telah dilahirkan saat bulan sabit menghiasi sang
malam pada beberapa waktu yang lalu. Dan Arun juga bercerita jika anak yang
sudah didapatkannya adalah memang benar anaknya.
Shafaq pun akan menyambung
cerita darinya. Kalau dirinya dulu sekitar beberapa tahun yang lalu pernah
mengalami sebuah kesakitan diperutnya seperti orang yang akan segera melahirkan.
Dan berujung ada darah yang keluar dari vaginanya usainya merasakan kesakitan
yang demikian. Dan juga kejadian itu dialaminya sebanyak dua kali dalam dua
tahun, tepatnya lagi saat bulan sabit menghiasi sang malam. Mendengar cerita
darinya itu, Arun pun berpikir jika ceritanya ada kesamaan didalamnya.
“Apakah anak yang
sudah kutemukan, adalah memang benar dilahirkan dari rahimmu!”. Arun bertanya
cemas dengan melihat kepadanya.
“Sepertinya
memang benar! Aku baru saja mengerti saat mendengar ceritamu tadi! Benih yang
kita berdua tanamkan dulu, kini sudah kembali hidup dan anehnya tidak
menunjukkan tanda-tanda kehamilan! Hanya saja aku tidak mengalami masa haid
saat delapan bulan menjelang kesakitan itu!”. Shafaq menjelasaknnya lebih
panjang setelah benar mengerti, mulai menyadarinya.
“Tapi, Yang Mulia
Raja dulu pernah….?”, belum sempatnya Arun meluruskan katanya, Shafaq langsung
memotongnya dengan menceritakan rasa ketahuannya.
Shafaq memotongnya dengan memberitahu bahwa benih
yang mereka berdua tanamkan dulu adalah sebuah perisai untuk mendapatkan
anak-anak mereka berdua dari Rahim wanita lain. Dengan sudah lahirnya kedua
anak tersebut, maka penghukuman untuk Arun akan mendapatkan anak-anak dari
Rahim wanita lain tidak akan pernah terjadi. Karna benih yang mereka tanamkan
dulu adalah sebuah perisai yang sangat kuat sebagai hasil dari kekuatan cinta
mereka berdua.
“Dimanakah kini kau telah menyembunyikan anak-anak kita?”.
Shafaq bertanya ingin mengetahui.
“Disebuah tempat berlindung yang sangat aman! Aku
berjanji padamu, besok aku akan menunjukkan sebuah foto dari anak-anak kita!
Dan kita akan mengambilnya pada dua tahun kemudian!”. Arun menenangkan sambil
menyemangatkannya. Shafaq pun kini menyandarkan kepalanya manja didadanya
setelah mendengar perkataannya yang membuatnya menjadi tenang penuh keharuan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar