Tanpa disadari,
waktu sekarang sudah memasuki sore hari. Dan sekarang waktunya untuk kembali
kuliah. Seperti biasa, Poosharm kembali menunggu Arun saat jadwal jam kuliah
kembali mereka dapati. Kali ini Poosharm menunggunya disebuah taman didalam
disekitar gedung Universitas mereka. Dan dia hanya duduk seorang diri disebuah
tempat ditaman itu dengan membaca novel favoritnya sambil menunggu kedatangan
Arun bersamanya.
Didalam kesendiriannya
dalam menunggu, Poosharm semakin serius terbawa akan cerita pada novel
favoritnya yang sedang dibacanya itu. Kemudian tiba-tiba saja ia dikejutkan oleh
seseorang dibelakangnya yang memanggil namanya keras. Poosharm pun menjadi terhenti
seketika dalam masih membaca novelnya, lalu menolehkan kepalanya melihat
kebelakang. Dan ternyata orang yang mengejutkannya tadi adalah Vin. Lalu
Poosharm menarik nafasnya setelahnya mengetahui.
Sementara Vin
baru saja tiba didekatnya dengan duduk bersama disampingnya, setelahnya
meneriakkan keras nama Poosharm yang dilihatnya begitu tenang tanpa bertemankan
seseorang.
“Kau sudah
berhasil mengusik kenyamananku!”. Tegur dingin Poosharm melihat lurus kedepan.
“Aku tidak tega
melihat seorang wanita duduk sendiri ditaman, didalam keheningan yang
seharusnya tidak terjadi didalamnya!”. Sambung Vin memberi jawaban juga melihat
lurus kedepan. Poosharm menoleh kepadanya melihatnya yang kini menjadi
tersenyum kecil.
“Vin, kau tidak
bermaksud memberiku sebuah kata puitis bukan!”. Poosharm mengungkapkan kembali
kata manisnya yang telah didengarnya tadi. Vin pun menoleh kepadanya lalu
melihatnya dengan memberi senyuman mesra. Begitupula Poosharm yang juga memberi
senyuman membalas senyuman darinya. Kemudian Vin terbayang kembali saat
memimpikan Shahpoo yang begitu mengingatkannya kepada Tri Putri tadi malam.
Dan Vin pun menjadi terpaku seketika tak berdaya
melihat Shahpoo yang begitu indah dipandangannya kini.
“Siapa kau?”. Vin
bertanya secara reflek setelah tersadar dari terpakunya, masih menatapnya.
“Maksudmu?”.
Poosharm bertanya merasa bingung, menatapnya.
“Kau, kau
mengingatkanku pada Tri Putri!”. Ujarnya polos mengungkap.
“Tri Putri? Siapa
mereka?”. Poosharm bertanya kembali semakin bingung.
“Eeeemb, sudahlah
lupakan saja! Aku, merasa rindu saja dengan Tri Putri! Mereka adalah temanku
dimasa kehidupanku dulu!”. Vin terbuka namun telah membuat satu kesalahan.
Poosharm menjadi
tertawa kecil kepadanya kemudian berkata, “Kau ini, seperti hidup dimasa kuno
saja!”. Vin pun menjadi terkejut mendengarnya, dan tersadar jika apa yang telah
dikatakannya tadi adalah sebuah kesalahan yang telah dibuatnya tanpa disadari
olehnya. Tapi untung saja Poosharm tidak mencurigai perkataannya lebih lanjut, justru
malah menganggapnya sebuah lelucon dengan terus menertawainya.
Keadaan
kebersamaan mereka berdua kini menjadi kacau, karna Poosharm terus menggoda Vin
dengan perkataannya tadi. Sedangkan Vin mulai menjaga sikapnya karna masih
terpojoki olehnya. Kemudian keadaan yang kacau itupun menjadi terhenti saat
Arun telah datang dengan duduk disamping Poosharm. Poosharm pun menghentikan
memojoki Vin dengan melihat ke Arun, menyapanya. Sementara Vin mulai merasa
lega dan bisa bersikap seperti biasanya.
“Arun, ada hal konyol
yang telah terjadi diantara kami berdua tadi!”. Poosharm berniat akan
membaginya, Vin menjadi sedikit tegang melihat ke Poosharm.
“Hal konyol apakah
itu, Poosharm? Sepertinya aku sudah terlambat tuk mengikutinya!”. Arun bertanya
polos menatap penuh canda ke Poosharm. Vin mengelus kepalanya menyerah.
“Teman kita, tadi
bilang kalau dia sedang merindu kepada Tri Putri! Teman pada masa kehidupannya
dulu! Dia bercerita seperti pernah hidup dimasa kuno! Sungguh konyol bukan?”.
Poosharm menceritakannya dengan melihat ke Vin, lalu melihat kembali ke Arun
dengan tertawa mengejek.
“Iya, sungguh
konyol apa yang dikatakan oleh Vin!”. Arun menyambungnya lalu ikut tertawa
mengejek bersamanya.
Vin kembali merasa
lemas melihat keduanya yang bersama tertawa mengejeknya. Lalu dilihatnya Arun
yang melihat kepadanya sesekali seolah-olah mengerti bahwa Vin benar sedang
merindukan ketiga saudaranya. Kemudian Vin memilih untuk pergi dengan memberi
alasan akan membeli minuman disana. Namun Poosharm menghentikannya saat baru
saja berjalan lima langkah,“Vin, aku ikut! Kau jangan marah! Kita bertiga harus
bersama terus!”, berkata disampingnya.
Vin pun
mengangguk kepadanya lalu berjalan bersamanya. Dan Arun pandangannya kini
tertuju keatas awan, lalu berdiri berjalan lima langkah kedepan, lalu berdiam
menatapi keatas awan. “Tadi, bukan hanya aku yang merindukan dirimu, ketiga
saudaraku! Tapi juga temanku, Pangeran Karanu!”, katanya didalam hati masih
menatap keatas awan. Sementara dikejauhan sana, sudah terlihat Poosharm sedang
berlari bersama Vin menuju kepadanya.
Arun yang masih
berdiri, mulai menurunkan tatapannya dengan melihat lurus kedepan dengan
memejamkan kedua matanya meresapi hembusan angin yang begitu ramah meniupi
dirinya. Dan lagi, Arun kembali mendengar bisikkan langkah kaki Tuan Putri
Purindah sedang berjalan mendekatinya. Bisikkan langkahnya pun terdengar
seperti cepat, sehingga membuatnya mengarahkan kepalanya kesamping kirinya demi
mendengar lebih jelas dengan masih memejamkan kedua matanya.
Bisikkan langkah
kaki Tuan Putri Purindah itupun semakin dekat didengarnya, dirasakannya dan tiba-tiba
didengarnya ada yang memanggilnya kembali dengan sebutan “Pangeran
Bheeshmaku!”. Arun pun langsung membuka kedua matanya dari pejamannya dengan
tersentak kecil dari reflek keterkejutannya. kemudian memutarkan tubuhnya
berbalik kebelakang, lalu dilihatnya Poosharm yang baru saja berada didepannya,
didekatnya setelahnya berlari tadi berlomba bersama Vin.
Sementara Vin
menjadi terhenti diantara mereka berdua berjarak sepuluh langkah dari dirinya.
Sedangkan Arun mulai semakin merasa terkejut saat semakin mulai menyadari jika
didepannya kini hanya ada Poosharm yang masih menatapnya curiga.
BHARATAYUDHAseridua
“Katakan sekali
lagi!”, Arun langsung memerintahkan Poosharm yang masih menatapnya curiga
dengan berharap penuh. Poosharm pun menoleh dengan melihat ke Vin lalu kembali
melihat ke Arun, masih menatap curiga. “Bukankah, tadi kau memanggilku dengan sebutan,
“Pangeran Bheeshmaku!”, Arun bertanya membuat satu kesalahan. Vin yang
mendengarnya pun menggelengkan kepalanya sambil melihat ke Arun. Sedangkan
Poosharm menundukkan kepalanya melihat kebawah.
“Kenapa aku masih
merasakan bisikkan langkah kaki itu masih berjalan didekatku! Bukankah Poosharm
kini sudah berdiri didepanku!”, kata hatinya bertanya heran. Arun telah
berfikir jika Poosharm lah yang memiliki bisikkan dari langkah kaki Tuan Putri
Purindah. Dan ia pun mulai menerka jika Poosharm adalah reinkarnasi dari Tuan
Putri Purindah. Kini Arun beralih melihat kedua kaki Poosharm yang masih
berdiam, sementara bisikkan langkah kaki tersebut masih berjalan didengarnya.
Keheningan pun
terjadi pada ketiganya. Poosharm masih menunduk sambil memikirkan, sedangkan
Vin berharap cemas karna kesalahan yang telah dibuat Arun sudah jelas
disaksikannya tadi. Kemudian Arun lirikan kedua matanya yang masih memandangi
kaki Poosharm, mendadak menjadi mengarah kesamping kirinya karna terpandang
pada jejak langkah kaki seorang wanita yang membuat rasa yakinnya berubah.
Sekarang Arun merasa yakin jika bisikkan langkah kaki
Tuan Putri Purindah ada pada langkah kaki seorang wanita tersebut yang baru
saja melewati dirinya tadi dibaliknya. Lalu dilihatnya seorang wanita tersebut
berjalan membelakanginya karna berlawanan arah darinya. “Dia permaisuriku!”,
katanya tanpa sadar memakai suara. Poosharm pun menjadi terkejut langsung melihat
kepadanya kembali yang masih melihat kearah kirinya.
“Arun, hentikan permainan dari imajinasimu itu!”, Vin
menegur dingin sudah berada dekat diantara mereka berdua. Arun memalingkan
pandangannya ke Vin, lalu menggeleng resah menunduk melihat kebawah.
“Arun, apakah
yang dimaksud dengan Permaisurimu, itu adalah benar pacarmu?”, Poosharm
bertanya polos menyembunyikan rasa cemasnya. Arun menjadi terkejut karna baru
menyadari satu kesalahannya yang telah dibuatnya tadi tanpa sadarnya dengan
melihat kembali ke Poosharm. Vin pun menjadi semakin tegang dibuatnya melihat
keduanya. Kemudian Arun tersenyum kepadanya dan akan berkata.
“Aku pernah
menonton sebuah film kartun anak perempuan! Dimana ada kata Permaisuri
didalamnya! Dan film itu, adalah merupakan sebuah film favoritmu, Poosharm! Dan
kau, pasti mengetahui itu!”. Arun mengelak dengan mengarang cerita. Vin
tersenyum melihat ke Poosharm.
“Si Cantik dan Si
Buruk Rupa! Alasan apakah yang membuatmu menyebutkan kata “Permaisuri”?”.
Poosharm bertanya curiga mash ingin mengetahui.
“Karna paras dari
dirimu, tetap tak kalah cantik dengan Permaisuri difilm kartun perempuan itu!”.
Vin menyambung dengan memberinya senyuman mesra keaadanya. Begitupula Poosharm
yang menjadi tersenyum malu sesekali melihat kepadanya.
Dan Vin menjadi
semakin teringat kepada Tri Putri karnanya. Sedangkan Arun hanya terseyum kecil
masih memikirkan hal yang tadi. Kemudian berakhir saat mereka bertiga berjalan
bersama kembali ke Universitas untuk menjalani jam belajar kuliah.
BHARATAYUDHAseridua
Tidak ada komentar:
Posting Komentar