Rabu, 18 Maret 2015

BHARATAYUDHAseridua Part-7



                Tanpa disadari, waktu sekarang sudah memasuki sore hari. Dan sekarang waktunya untuk kembali kuliah. Seperti biasa, Poosharm kembali menunggu Arun saat jadwal jam kuliah kembali mereka dapati. Kali ini Poosharm menunggunya disebuah taman didalam disekitar gedung Universitas mereka. Dan dia hanya duduk seorang diri disebuah tempat ditaman itu dengan membaca novel favoritnya sambil menunggu kedatangan Arun bersamanya.
                Didalam kesendiriannya dalam menunggu, Poosharm semakin serius terbawa akan cerita pada novel favoritnya yang sedang dibacanya itu. Kemudian tiba-tiba saja ia dikejutkan oleh seseorang dibelakangnya yang memanggil namanya keras. Poosharm pun menjadi terhenti seketika dalam masih membaca novelnya, lalu menolehkan kepalanya melihat kebelakang. Dan ternyata orang yang mengejutkannya tadi adalah Vin. Lalu Poosharm menarik nafasnya setelahnya mengetahui.
                Sementara Vin baru saja tiba didekatnya dengan duduk bersama disampingnya, setelahnya meneriakkan keras nama Poosharm yang dilihatnya begitu tenang tanpa bertemankan seseorang.
                “Kau sudah berhasil mengusik kenyamananku!”. Tegur dingin Poosharm melihat lurus kedepan.
                “Aku tidak tega melihat seorang wanita duduk sendiri ditaman, didalam keheningan yang seharusnya tidak terjadi didalamnya!”. Sambung Vin memberi jawaban juga melihat lurus kedepan. Poosharm menoleh kepadanya melihatnya yang kini menjadi tersenyum kecil.
                “Vin, kau tidak bermaksud memberiku sebuah kata puitis bukan!”. Poosharm mengungkapkan kembali kata manisnya yang telah didengarnya tadi. Vin pun menoleh kepadanya lalu melihatnya dengan memberi senyuman mesra. Begitupula Poosharm yang juga memberi senyuman membalas senyuman darinya. Kemudian Vin terbayang kembali saat memimpikan Shahpoo yang begitu mengingatkannya kepada Tri Putri tadi malam.
Dan Vin pun menjadi terpaku seketika tak berdaya melihat Shahpoo yang begitu indah dipandangannya kini.
                “Siapa kau?”. Vin bertanya secara reflek setelah tersadar dari terpakunya, masih menatapnya.
                “Maksudmu?”. Poosharm bertanya merasa bingung, menatapnya.
                “Kau, kau mengingatkanku pada Tri Putri!”. Ujarnya polos mengungkap.
                “Tri Putri? Siapa mereka?”. Poosharm bertanya kembali semakin bingung.
                “Eeeemb, sudahlah lupakan saja! Aku, merasa rindu saja dengan Tri Putri! Mereka adalah temanku dimasa kehidupanku dulu!”. Vin terbuka namun telah membuat satu kesalahan.
                Poosharm menjadi tertawa kecil kepadanya kemudian berkata, “Kau ini, seperti hidup dimasa kuno saja!”. Vin pun menjadi terkejut mendengarnya, dan tersadar jika apa yang telah dikatakannya tadi adalah sebuah kesalahan yang telah dibuatnya tanpa disadari olehnya. Tapi untung saja Poosharm tidak mencurigai perkataannya lebih lanjut, justru malah menganggapnya sebuah lelucon dengan terus menertawainya.
                Keadaan kebersamaan mereka berdua kini menjadi kacau, karna Poosharm terus menggoda Vin dengan perkataannya tadi. Sedangkan Vin mulai menjaga sikapnya karna masih terpojoki olehnya. Kemudian keadaan yang kacau itupun menjadi terhenti saat Arun telah datang dengan duduk disamping Poosharm. Poosharm pun menghentikan memojoki Vin dengan melihat ke Arun, menyapanya. Sementara Vin mulai merasa lega dan bisa bersikap seperti biasanya.
                “Arun, ada hal konyol yang telah terjadi diantara kami berdua tadi!”. Poosharm berniat akan membaginya, Vin menjadi sedikit tegang melihat ke Poosharm.
                “Hal konyol apakah itu, Poosharm? Sepertinya aku sudah terlambat tuk mengikutinya!”. Arun bertanya polos menatap penuh canda ke Poosharm. Vin mengelus kepalanya menyerah.
                “Teman kita, tadi bilang kalau dia sedang merindu kepada Tri Putri! Teman pada masa kehidupannya dulu! Dia bercerita seperti pernah hidup dimasa kuno! Sungguh konyol bukan?”. Poosharm menceritakannya dengan melihat ke Vin, lalu melihat kembali ke Arun dengan tertawa mengejek.
                “Iya, sungguh konyol apa yang dikatakan oleh Vin!”. Arun menyambungnya lalu ikut tertawa mengejek bersamanya.
                Vin kembali merasa lemas melihat keduanya yang bersama tertawa mengejeknya. Lalu dilihatnya Arun yang melihat kepadanya sesekali seolah-olah mengerti bahwa Vin benar sedang merindukan ketiga saudaranya. Kemudian Vin memilih untuk pergi dengan memberi alasan akan membeli minuman disana. Namun Poosharm menghentikannya saat baru saja berjalan lima langkah,“Vin, aku ikut! Kau jangan marah! Kita bertiga harus bersama terus!”, berkata disampingnya.
                Vin pun mengangguk kepadanya lalu berjalan bersamanya. Dan Arun pandangannya kini tertuju keatas awan, lalu berdiri berjalan lima langkah kedepan, lalu berdiam menatapi keatas awan. “Tadi, bukan hanya aku yang merindukan dirimu, ketiga saudaraku! Tapi juga temanku, Pangeran Karanu!”, katanya didalam hati masih menatap keatas awan. Sementara dikejauhan sana, sudah terlihat Poosharm sedang berlari bersama Vin menuju kepadanya.
                Arun yang masih berdiri, mulai menurunkan tatapannya dengan melihat lurus kedepan dengan memejamkan kedua matanya meresapi hembusan angin yang begitu ramah meniupi dirinya. Dan lagi, Arun kembali mendengar bisikkan langkah kaki Tuan Putri Purindah sedang berjalan mendekatinya. Bisikkan langkahnya pun terdengar seperti cepat, sehingga membuatnya mengarahkan kepalanya kesamping kirinya demi mendengar lebih jelas dengan masih memejamkan kedua matanya.
                Bisikkan langkah kaki Tuan Putri Purindah itupun semakin dekat didengarnya, dirasakannya dan tiba-tiba didengarnya ada yang memanggilnya kembali dengan sebutan “Pangeran Bheeshmaku!”. Arun pun langsung membuka kedua matanya dari pejamannya dengan tersentak kecil dari reflek keterkejutannya. kemudian memutarkan tubuhnya berbalik kebelakang, lalu dilihatnya Poosharm yang baru saja berada didepannya, didekatnya setelahnya berlari tadi berlomba bersama Vin.
                Sementara Vin menjadi terhenti diantara mereka berdua berjarak sepuluh langkah dari dirinya. Sedangkan Arun mulai semakin merasa terkejut saat semakin mulai menyadari jika didepannya kini hanya ada Poosharm yang masih menatapnya curiga.

BHARATAYUDHAseridua

                “Katakan sekali lagi!”, Arun langsung memerintahkan Poosharm yang masih menatapnya curiga dengan berharap penuh. Poosharm pun menoleh dengan melihat ke Vin lalu kembali melihat ke Arun, masih menatap curiga. “Bukankah, tadi kau memanggilku dengan sebutan, “Pangeran Bheeshmaku!”, Arun bertanya membuat satu kesalahan. Vin yang mendengarnya pun menggelengkan kepalanya sambil melihat ke Arun. Sedangkan Poosharm menundukkan kepalanya melihat kebawah.
                “Kenapa aku masih merasakan bisikkan langkah kaki itu masih berjalan didekatku! Bukankah Poosharm kini sudah berdiri didepanku!”, kata hatinya bertanya heran. Arun telah berfikir jika Poosharm lah yang memiliki bisikkan dari langkah kaki Tuan Putri Purindah. Dan ia pun mulai menerka jika Poosharm adalah reinkarnasi dari Tuan Putri Purindah. Kini Arun beralih melihat kedua kaki Poosharm yang masih berdiam, sementara bisikkan langkah kaki tersebut masih berjalan didengarnya.
                Keheningan pun terjadi pada ketiganya. Poosharm masih menunduk sambil memikirkan, sedangkan Vin berharap cemas karna kesalahan yang telah dibuat Arun sudah jelas disaksikannya tadi. Kemudian Arun lirikan kedua matanya yang masih memandangi kaki Poosharm, mendadak menjadi mengarah kesamping kirinya karna terpandang pada jejak langkah kaki seorang wanita yang membuat rasa yakinnya berubah.
Sekarang Arun merasa yakin jika bisikkan langkah kaki Tuan Putri Purindah ada pada langkah kaki seorang wanita tersebut yang baru saja melewati dirinya tadi dibaliknya. Lalu dilihatnya seorang wanita tersebut berjalan membelakanginya karna berlawanan arah darinya. “Dia permaisuriku!”, katanya tanpa sadar memakai suara. Poosharm pun menjadi terkejut langsung melihat kepadanya kembali yang masih melihat kearah kirinya.
“Arun, hentikan permainan dari imajinasimu itu!”, Vin menegur dingin sudah berada dekat diantara mereka berdua. Arun memalingkan pandangannya ke Vin, lalu menggeleng resah menunduk melihat kebawah.
                “Arun, apakah yang dimaksud dengan Permaisurimu, itu adalah benar pacarmu?”, Poosharm bertanya polos menyembunyikan rasa cemasnya. Arun menjadi terkejut karna baru menyadari satu kesalahannya yang telah dibuatnya tadi tanpa sadarnya dengan melihat kembali ke Poosharm. Vin pun menjadi semakin tegang dibuatnya melihat keduanya. Kemudian Arun tersenyum kepadanya dan akan berkata.
                “Aku pernah menonton sebuah film kartun anak perempuan! Dimana ada kata Permaisuri didalamnya! Dan film itu, adalah merupakan sebuah film favoritmu, Poosharm! Dan kau, pasti mengetahui itu!”. Arun mengelak dengan mengarang cerita. Vin tersenyum melihat ke Poosharm.
                “Si Cantik dan Si Buruk Rupa! Alasan apakah yang membuatmu menyebutkan kata “Permaisuri”?”. Poosharm bertanya curiga mash ingin mengetahui.
                “Karna paras dari dirimu, tetap tak kalah cantik dengan Permaisuri difilm kartun perempuan itu!”. Vin menyambung dengan memberinya senyuman mesra keaadanya. Begitupula Poosharm yang menjadi tersenyum malu sesekali melihat kepadanya.
                Dan Vin menjadi semakin teringat kepada Tri Putri karnanya. Sedangkan Arun hanya terseyum kecil masih memikirkan hal yang tadi. Kemudian berakhir saat mereka bertiga berjalan bersama kembali ke Universitas untuk menjalani jam belajar kuliah.

BHARATAYUDHAseridua

Tidak ada komentar:

Posting Komentar