Pada malam
harinya, Poosharm sedang melamun dengan duduk manis dimeja belajarnya. Dirinya
sedang melamun memikirkan sikap manis dari Vin yang diterimanya siang tadi.
Saat Vin berkata menghawatirkan dirinya juga memakaikannya jacket ditubuhnya.
“Apa mungkin, Vin begitu tulus melakukan itu?”, tanyanya masih memikirkan dalam
lamunannya. Kemudian beralih pergi akan menuju kecermin dimeja riasnya.
Lalu menghadapkan dirinya didepan cermin itu
mengamati keadaan dari dirinya sendiri. San kini ia pun mulai mengangkat tangan
kanannya lurus kedepan cermin akan menyentuh cermin tersebut dengan telapak
tangan kanannya yang terbuka lebar. Dan kemudian ia mengingat mengulang kembali
saat Vin membantunya untuk melewati sebuah jembatan kayu.
Mengulang lagi kisah beberapa waktu yang lalu. . . .
Saat itu, mereka
belum saling mengenal satu sama lain. Mengenal namanya saja pun belum. Karna
pada saat itu Vin baru saja akan mendaftar diUniversitasnya. Kala itu, Poosharm
sedang merasa kebingungan antara harus melewati jembatan kayu tersebut atau
tidak, sebab telah dilihatnya jembatan kayu yang akan dilewatinya tersebut
mudah sekali bergoyang bila telah dipijaki dengan satu langkah dari kakinya.
Dan saat itu juga, Vin datang berada disampingnya dengan menjulurkan tangannya
kepadanya.
Poosharm yang
melihat tangannya itupun langsung menggapainya tanpa mengenali wajahnya dulu
sehingga mereka berdua menjadi berjalan bersama bersebelahan melewati jembatan
kayu tersebut perlahan. Disaat mereka berdua masih dalam perjalanan melewati jembatan
kayu tersebut, mereka berdua sangat anti untuk berbicara karna mereka berdua
sangat focus dalam melewati jembatan kayu tersebut.
Dan setelahnya melewati jembatan kayu tersebut,
mereka berduapun merasa lega dan saling terpandang satu sama lain juga saling
melepaskan pegangan tangan mereka masing-masing.
“Terimakasih!”,
kata Poosharm memulai lebih dulu mengucapkan terimakasih.
“Lain kali kau
harus sangat berhati-hati! Dan saran dariku, sebaiknya kau jangan lagi mencoba untuk
melewati jembatan kayu ini lagi!”. Vin memberi sarannya yang didalamnya telah
ada sebuah perhatian.
“Aku akan selalu
mengingat saran darimu, itu!”, Poosharm mengiyakan disertai senyuman indah
dibibirnya. Vin pun memberi senyuman balik kepadanya lalu berpamitan untuk
pergi tanpa mengenalkan nama dirinya. Begitupula Poosharm yang juga pergi tanpa
basa-basi dulu mengajak bicara kembali padanya. Setelahnya Poosharm mengingat
kembali seperti apa yang diceritakan tadi, tubuhnya pun menjadi bergetar kecil
dan jantungnya mulai berdegug sedikit cemas.
Lalu diingatnya
kembali saat Vin menggapai tangannya disebuah taman penuh bunga-bunga
setelahnya menari-nari saat ketika akan pergi meninggalkan. “Apa yang akan
terjadi pada diriku? Aku tidak ingin sesuatu yang baru akan terjadi pada
diriku! Sementara sesuatu yang telah lama sudah terjadi pada diriku, belum juga
hilang dari pikiranku!”, katanya mengeluh masih didepan cermin dengan
menempelkan telapak tangannya dicerminnya.
BHARATAYUDHAseridua
Esoknya, Poosharm
mengirim sebuah pesan melalui BBM kepada Vin. Ia meminta Vin untuk datang
menemuinya kesuatu tempat. Dan Vin pun kini telah berada ditempat tersebut
sekitar beberapa menit yang lalu. Sementara Poosharm baru saja sampai ditempat
yang dijanjikannya itu kepada Vin setelah dua puluh menit mengirim pesan
melalui BBM. Dan kini mereka berjalan kedepan beberapa langkah kemudian
sama-sama berhenti.
“Ada apa kau
mengajakku untuk bertemu disini?”, Tanya Vin ingin mengetahui maksudnya.
Poosharm melirikkan matanya setengah kebawah melihat kesebuah jembatan kayu
didepannya. Vin yang melihatnya pun mengikuti apa yang kini sedang dilihatnya,
lalu menjadi terdiam seketika sesaat telah mengetahuinya.
“Apa kau masih ingat dengan jembatan kayu ini?”,
Tanya Poosharm memancingnya untuk berkata lagi.
“Iya, saat itu,
kita sedang bersama melewati jembatan kayu ini!”, Vin menjawabnya kembali
teringat pada saat dirinya menjulurkan tangannya kepadanya lalu berjalan
bersama melewati jembatan kayu tersebut. Sedangkan Poosharm melangkahkan kakinya
dua langkah didepannya, kemudian menjulurkan tangannya kepada Vin dengan
melihatnya. Dan Vin yang masih melihat kepadanya pun langsung menggapai tangan
darinya.
“Dan untuk saat
ini, biarlah aku yang memimpinmu!”, Poosharm kembali berkata, mengajaknya, lalu
memalingkan pandangannya kedepan membawanya jalan bersamanya dengan berpegangan
dtangan. Dan Vin hanya berjalan mengikuti langkahnya masih melihat kepadanya
sambil berkata didalam hatinya, “Semoga suatu saat nanti, aku yang akan
membimbingmu dalam memutari api suci pada pernikahan kau dan aku!”.
Pada beberapa saat kemudian. . . .
Kini mereka
berdua telah beralih berada didekat sebuah danau ditempat lain, mereka berdua
sedang duduk bersama disebuah kursi berbentuk persegi panjang. Dan mereka berdua
bersama melihat-lihat pemandangan didepannya.
“Siapakah orang yang kini sedang berada diadalam
hatimu?”, Vin bertanya dengan tiba-tiba masih melihat lurus kedepan. Sedikit
mengusik ketenangan Poosharm yang kini baru saja menoleh melihat kepadanya.
“Tentu saja masih
Arun! Aku tidak bisa meniadakan perasaanku yang dulu….?”. Shahpoo menjawabnya,
Vin langsung memotongnya.
“Berhentilah
mengejar Arun! Karna sudah ada Shafaq yang kini kembali hadir dikehidupannya!”.
Bentak Vin kecil dengan menoleh melihat kepadanya. Poosharm menatapnya marah
kemudian berdiri keras dengan memalingkan pandangannya lurus kedepan.
“Aku masih terpaut akan perasaanku padanya! Aku
benar-benar belum sepenuhnya bisa untuk merelakan! Tolong jangan hukum aku
dengan perkataanmu seperti tadi!”, ia berkata mengeluh bersuarakan sedikit
sedih dengan menundukkan kepalanya, meneteskan airmatanya.
Tiba-tiba dirasakannya Vin mencium pipi
kanannya lembut. Kemudian melepaskannya sambil berbisik dekat ditelinganya,
“Maafkan aku, aku janji, setelah kejadian pada hari ini aku akan meredam
semuanya!”. Poosharm menoleh menatap kepadanya setelah mendengar bisikkannya.
“Tapi, izinkan aku berkata rindu padamu! Dan mungkin benar, sebentar lagi aku
akan jatuh hati padamu!”, katanya sekali lagi menggodanya yang masih menahan
emosi karna amarahnya.
Dan dengan
tiba-tiba kembali, Vin mendadak pergi meninggalkannya sendiri memakai kekuatan
istimewanya yang perginya dengan memakai bayangan. Poosharm yang meihatnya pun
hanya berdiam karna sudah mengerti tentang Vin yang pergi meninggalkannya
dengan cara seperti itu. Sebab telah diketahuinya jika kekuatan yang telah
ditunjukkan oleh Vin tadi adalah sebuah kekuatan yang didapatkan olehnya pada
masa kehidupannya dulu
.
BHARATAYUDHAseridua
Pada malam
harinya, Arun sedang bersantai disebuah café dengan mengajak kedua temannya
untuk bertemu demi menghilangkan kejenuhannya. Disaatnya masih menunggu, Arun
menyempatkan dirinya untuk melihat gambaran wajah kedua anaknya dikertas foto
yang kini telah dipegangnya. Sesekali dirinya menjadi tersenyum bahagia karna
mengamati wajah kedua anaknya yang begitu banyak kemiripan dari wajahnya
sendiri juga dari wajah Tuan Putri Purindah.
Anak sulungnya
mirip sekali dengan wajahnya dimasa kehidupannya dulu diwaktunya masih balita.
Dan anaknya yang kedua sangat mirip sekali dengan wajah Tuan Putri Purindah saat
diusianya yang remaja pada masa kehidupannya dulu. Dan tak lama kemudian
Poosharm pun datang bersama Vin dengan berdiri tepat disamping kiri-kanan
darinya.
“Siapakah yang
sedang kau lihat itu, Arun!”, Poosharm bertanya sambil melihat foto tersebut,
Begitupula dengan Vin yang tiba-tiba terpandang pada foto tersebut. “Dua orang
balita? Anak siapa mereka berdua, wajahnya seperti aku kenal? Dan seperti
familiar banget dipikiranku?!”, Poosharm menyambung katanya dengan mencoba
mengingatnya. Sementara Arun terdiam masih melihat kefoto tersebut.
“Menurut mitos
yang sering aku dengar! Seorang bayi atau balita memiliki seribu wajah dalam
soal kemiripannnya! Kau sangat tidak perlu untuk memikirkannya! Mungkin saja
foto ini Arun dapatkan dari seorang temannya atau, saudaranya!”, Vin mencoba
mengalihkannya dengan sedikit mengarang sebuah cerita dengan melihat ke
Poosharm.
“Tidak, mereka
berdua adalah anakku! Maaf jika aku harus menyembunyikan rahasia tentang mereka
berdua! Dan mereka berdua adalah benih yang pernah aku tanamkan dulu bersama
seorang Remaja Putri!”. Arun menjelaskannya masih melihat foto tersebut.
“Arun, mereka
berdua manusia! Bukan sebuah tanaman!”. Poosharm bertanya bingung melihat
kefoto tersebut lalu melihat ke Arun.
“Jadi, kau pernah
mengawinkan sebelum menikah?”. Vin berbisik pelan didekat wajahnya.
“Aku sudah
menikah dengannya pada lima ratus tahun yang lalu! Dan kami sempat bercinta
didalam dunia mimpi! Dimana separuh jiwaku telah terbangun untuk bersamanya dan
menanamkan benih dari kekuatan cinta pada masa kehidupan yang dulu! Dan benih
yang telah kami tanamkan dulu kini sudah dihidupkan kembali menjadi mereka
berdua difoto ini!”, Arun menceritakan secara keseluruhan. Vin berdiam diri
hanya mendengarkan seolah-olah tidak tahu-menahu.
“Jadi, Assyraf
dan Assyraj adalah Putramu dari Tuan Putri Purindah! Dan kini telah dihidupkan
kembali sesuai dengan perjanjian yang telah kalian berdua buat pada masa itu?”,
Poosharm mengutarakan apa yang baru saja terlihat, terbayang didalam pikirannya
setelah mendengarkan cerita darinya. Sedangkan Arun dan Vin baru saja bersama
melihat kepadanya menatap sedikit terkejut. “Apa yang sedang terjadi padaku,
Arun?”.
Poosharm kembali bertanya setelah menyadarinya,
melihat kebawah dengan keanehan. “Tak usah kau tanyakan lagi! Itu adalah sebuah
penjelasan dari pertanyaanmu! Seiring dengan berjalannya waktu, kau akan
mengetahui kisah tentang Pangeran Bheeshma dan Tuan Putri Purindah dulu!”, Arun
menjawab pertanyaannya dengan menjelaskannya lagi memakai senyuman. Poosharm
pun membalasmya dengan memberinya senyuman kecil lalu melihat ke Vin yang masih
menatapnya diam. “Jangan-jangan…?”, keluhnya dihati masih menatap Poosharm
menyembunyikan cemasnya.
BHARATAYUDHAseridua
Tidak ada komentar:
Posting Komentar