Kembali lagi pada cerita sekarang, Arun, ia kembali hadir memasuki pintu gerbang kuliahnya. Sementara didalam kelasnya disana, sudah terlihat Poosharm masih duduk menunggu kehadirannya kembali disampingnya. Demi menghabiskan waktunya menunggu sampai jam masuk kuliah mulai dibunyikan, Poosharm pun melampiaskannya dengan kembali membaca novel tentang percintaan favoritnya. Dan yang kini novel yang sedang dibacanya adalah versi terbarunya.
Kemudian
dirasakannya kembali ada yang baru saja memasuki kelas dengan kembali duduk
disampingnya. Seperti yang pernah dirasakannya pada hari kemarin. Dirinya sudah
mengetahuinya, namun memilih untuk diam mencuekinya. Tiba-tiba mahasiswa yang
telah duduk disampingnya itu menyapanya dengan mengucapkan selamat pagi
kepadanya. Shahpoo pun merasa terdiam lalu meresponnya dari membaca novelnya.
“Tumben kau mengucapkan
selamat pagi kepadaku, Vin!”, sahutnya merespon masih memandang isi dari
novelnya yang tadi dibacanya. Lalu memalingkan wajahnya melihat ke mahasiswa
disampingnya itu. Shahpoo pun kembali merasa terkejut seperti pada hari
kemarin, saat dirinya telah menemukan sosok Vin bukan Arun. Dan kini yang
ditemuinya justru berbalik, yaitu Arun bukan Vin. Shahpoo pun kini menjadi aneh
dalam menatapnya.
Karna terbayangi kalau dia hanya berkhayal ataukah
memang nyata didepannya. “Vin, mengapa kini kau telah berubah menjadi Arun? Aku
lagi gak tidur kan?!”. Tanyanya masih dalam keanehan yang dirasakannya.
Sedangkan Arun hanya menggeleng lalu mengangguk. Sebab Arun juga merasakan
keanehan pada tatapan Shahpoo. Shahpoo pun kembali berdiam kemudian memalingkan
wajahnya dari Arun dengan bertanya-tanya dihatinya.
Sedangkan Arun kembali mengeluarkan dirinya dari
dalam ruang kelasnya karna ada janji untuk bertemu dengan dosen diruangan
dosennya. Ketika terpandang kembali jika Arun kembali pergi keluar dari
kelasnya, Shahpoo langsung bernafas lega karna sedari tadi ia sudah bernafas
tegang karna kebingungan dari rasa keanehan dalam dirinya. Setelah beberapa
saat bernafas dengan rasa leganya, Shahpoo kembali terpandang kearah bangku
Arun disampingnya.
Lalu dilihatnya tas ransel milik Arun tersimpan
dibangku tersebut. Dan Shahpoo akan menyentuh tas ransel milik Arun tersebut
perlahan dipenuhi rasa deg-deg-an dalam dirinya. “Aruuun….!”, teriaknya
mendesah kecil setelah tangannya benar menyentuh tas ransel tersebut. Kemudian
mulai menyadari kalau mahasiswa yang telah dilihatnya tadi adalah memang benar
Arun. Dan Shahpoo pun berniat bergegas untuk keluar dari kelasnya mencari Arun,
dan juga akan menanyakannya.
BHARATAYUDHAseridua
Sementara disana,
Arun merasa lemas karna dosen yang membuat janji dengannya tidak hadir karna
ada suatu kendala. Dan Arun pun kini berjalan pelan sambil memikirkannya,
kemudian menjadi terhenti saat ketika melihat seorang mahasiswa sedang
memantulkan bola basket didepannya dengan pandangannya kebawah. Tiba-tiba
didengarnya bisikan kembali dari Pangeran Karanu, “Dekati aku, ajaklah aku
bicara teman!”, bisikan itu mulai terdengar saat dirinya melangkah kecil
mendekatinya.
Saatnya masih
berjalan mencoba mendekatinya, Arun pun mulai melihat bayangan fisik dari
Pangeran Karanu muda ada pada mahasiswa yang didekatinya tersebut. Semakin Arun
mendekatinya, semakin Arun merasakan begitu dekat dengan bayangan teman pada
masa kehidupannya dulu. Sementara mahasiswa yang sedang memantulkan bola basket
itu mulai terdiam dengan memegang bola basketnya dikedua tangannya.
Lalu menjatuhkannya saat sudah mengetahui Arun sudah
berdiam didepannya. Mereka berduapun kini saling berpandangan mengamati satu
sama lain. Kemudian mereka berdua sama-sama teringat kembali saat mereka berdua
pertama kali bertemu diruang persidangan diKerajaan Wigura, lalu bersambung
disaat mereka berdua tertawa bersama dalam kebersamaan masih diKerajaan Wigura.
Dan tiba-tiba saja mahasiswa itu memanggilnya dengan sebutan, “Pangeran
Bheeshma’’.
Arun pun sontak membalasnya dengan memanggilnya juga,
“Pangeran Karanu”. Setelah terjadi yang demikian, mereka berdua sama-sama
saling terkejut. Kemudian mahasiswa itu memberi senyuman kepadanya dan akan
mulai berbicara.
“Sudahlah,
Pangeran Bheeshma! Kau jangan bermain-main!”. Mahasiswa itu mengulang apa yang
pernah dikatakannya dimasa lampau.
“Temanku disini
hanya kau seorang! Sangat tidak mungkin aku bermain bersama dayang-dayang
disana yang memakai kain sari itu!”. Arun membalasnya kembali mengulang apa
yang permah dikatakannya dimasa lampau.
Mereka berdua
saling mengulang apa yang pernah dikatakannya dimasa lampau, dimasa kehidupan
mereka berdua dulu. Meskipun bahasa yang mereka gunakan tidak semirip dengan
yang dulu, namun intinya tetaplah sama.
“Pangeran
Bheeshma dewasa, bolehkah aku mengetahui namamu pada masa sekarang?”. Mahasiswa
itu berkata dengan bertanya menggodanya, masih memberinya senyuman.
“Aku Pangeran
Bheeshma dewasa, namaku pada masa sekarang ialah Shahenshah Bheeshma Gandaki!”.
Arun menjawabnya dengan menahan tawanya dihatinya.
“Dan aku Pangeran
Karanu dewasa, Maharaj Karanu Kharishma!”. Mahasiswa itu menyambungnya dengan
langsung memperkenalkan dirinya sendiri.
Setelahnya saling
memperkenalkan namanya dimasa sekarang, Pangeran Karanu dewasa menjulurkan
tangan kanannya kepadanya. Arun yang sudah melihatnya dan mengerti, langsung
menepukkan tangan kanannya pelan menggapai tangan darinya mengingat dengan apa
yang pernah mereka berdua lakukan pada saat menjalani persidangan diKerajaan Wigura
dimasa kehidupan mereka berdua dulu.
BHARATAYUDHAseridua
Mereka berdua
masih berhadapan dalam kebersamaan merasakan indahnya sebuah pertemuannya
kembali. Mereka berduapun saling bertukar cerita tentang pengalaman mereka
berdua saat mulai merasakan akan bertemu kembali pada hari-hari sebelumnya. Dan
mereka berdua sama-sama merasakan sebuah hal yang aneh. Yaitu Pangeran Bheeshma
dewasa melihat bayangan Pangeran Karanu kemudian memerintahkannya untuk segera
mencarinya.
Dan Pangeran
Karanu dewasa bermimpi bertemu kembali dengannya disebuah gedung berpendidikan,
alias gedung yang sedang dijejakinya kini. Kemudian mereka berdua bersama merasakan
ada seseorang yang datang berdiri diantara mereka berdua. Mereka berduapun kini
dengan bersama melihat keseseorang yang dirasakannya tadi dari arah dimana
pintu gerbang Universitas berada.
“Kalian berdua
sedang apa disini?”. Tanya seseorang terdebut dengan melihat mereka berdua.
“Poosharm Pooja!?”.
Pangeran Karanu dewasa berkata reflek karna terkejut melihat kehadirannya.
“Pangeran
Kar….?”, Arun menyambungnya lalu berhenti dengan melihat ke Pangeran Karanu
dewasa berwajahkan gugup. Kemudian berpaling melihat ke Shahpoo, “Maksudku,
kami baru saja bertemu! Dan baru saja kami berkenalan!”, Arun mengelak mengalihkan
kesalahan kecilnya tadi. Sedangkan Poosharm mulai menatap kepadanya curiga.
“Poosharm,
Bheeshma adalah teman baru ku sekarang! Seorang teman yang kedua setelah aku
menemukan dirimu, sebagai temanku!”. Pangeran Karanu dewasa juga berujar
mengelak menyembunyikan rasa gugupnya.
“Dia bukan
Bheeshma, tapi Arun! Teman-temannya, dari senior maupun dari junior,
memanggilnya dengan sebutan Arun! Bahkan dosen kami pun memanggilnya dengan
nama yang sama!”. Poosharm berkata menegaskan sambil menjelaskannya dengan
melihat ke Pangeran Karanu muda.
“Benar yang baru
saja dikatakan Poosharm, Karanu!”. Arun mengiyakan kebenaran akan penjelasan
darinya melihat ke Pangeran Karanu muda. Pangeran Karanu juga melihat
kepadanya.
“Dirimu juga
salah, Arun! Dia Vin, bukan Karanu! Sama seperti namamu, sangat berbeda dengan
nama aslinya!”. Poosharm kembali menegaskan sambil menjelaskan melihat ke Arun.
“Be nice for
today!”, Vin berkata kembali mencoba mengakhiri dengan menjulurkan tangannya
setengah keatas diantara mereka berdua. Arun yang melihatnya kembali menyatukan
tangannya kempali ke Vin dengan seyuman menahan tawanya. Lalu disambung dengan
Poosharm yang ikut menyatukan tangannya ketangan mereka berdua dengan melihat
sedikit luluh kepada mereka berdua. Dan kemudian mereka bertiga menjadi tertawa
bersama masih menyatukan tangannya.
Kebersamaan mereka
bertigapun sudah berlalu. Dan kini hanya ada Arun bersama Poosharm berdiri
disamping pintu gerbang Universitas. Seperti hari-hari yang telah lalu, disaat
mereka berdua sudah melewati jam kuliahnya, mereka berdua selalu berdiri
bersama disampung pintu gerbang Universitas sambil menunggu Taxi Operator lewat
didepan Universtas. Disaat mereka berdua masih sama-sama menunggu, Poosharm
mulai mengmbil kesempatan untuk berbicara akan menanyakannya.
“Arun, selama kau
tidak masuk kemarin, kau pergi kemana saja? Aku bertanya lewat BBM, kau malah
menjawabnya sangat tidak penting untuk aku ketahui!”. Poosharm menyinggung yang
kemarin dengan melihat kewajah Arun disampingnya. Arun baru saja melihat
kepadanya.
“Pada suatu hari
nanti pasti akan aku beritahu kepadamu!”. Jawabnya masih enggan tuk
menjelaskannya.
“Next time, kamu
jangan seperti itu lagi yah! Aku gak akan bertanya tentang itu lagi!”. Poosharm
mencoba mengalah dengan menatapnya serius.
“Kenapa?”. Tanya
Arun ingin mengetahui alasannya.
“Because, I’m
yours!”. Poosharm mengatakan isi hatinya sedikit.
“Sampai kapan?”.
Arun bertanya kembali memakai tatapan serius menggodanya.
“Selamanya!”. Poosharm semakin
terbuka namun singkat.
Kemudian Arun memberinya
senyum manja kepadanya, juga dikedua tatapannya yang seolah-olah menggambarkan
apa yang kini telah diinginkan oleh Poosharm. Tatapan cinta, itu yang
diinginkan Poosharm pada saat ini, masih menatapnya. “Ingin rasanya aku
memelukmu! Tapi rasanya sungguh tidak mungkin!”, Poosharm berkata dihatinya
dengan tatapan yang begitu berharap kepadanya. Kemudian Arun menyentuh jemari
tangannya lalu menggenggamnya dengan berkata, “Thank’s for all!”.
Poosharm pun
mengarahkan tatapannya ketangan Arun yang kini menggenggam tangannya. Lalu
kembali melihat ke Arun dengan tatapan yang begitu menyegarkan dirinya sendiri.
Dan momen mereka berdua menjadi terhenti saat Taxi pesanan mereka berdua sudah
datang menjemput. Dan kini mereka berduapun berjalan bersama masih saling
berpegangan, kemudian saling melepaskan menuju keTaxi pesanan mereka
masing-masing.
BHARATAYUDHAseridua
Tidak ada komentar:
Posting Komentar