Rabu, 18 Maret 2015

BHARATAYUDHAseridua Part-4


                 Kembali lagi pada cerita sekarang, Arun, ia kembali hadir memasuki pintu gerbang kuliahnya. Sementara didalam kelasnya disana, sudah terlihat Poosharm masih duduk menunggu kehadirannya kembali disampingnya. Demi menghabiskan waktunya menunggu sampai jam masuk kuliah mulai dibunyikan, Poosharm pun melampiaskannya dengan kembali membaca novel tentang percintaan favoritnya. Dan yang kini novel yang sedang dibacanya adalah versi terbarunya.
                Kemudian dirasakannya kembali ada yang baru saja memasuki kelas dengan kembali duduk disampingnya. Seperti yang pernah dirasakannya pada hari kemarin. Dirinya sudah mengetahuinya, namun memilih untuk diam mencuekinya. Tiba-tiba mahasiswa yang telah duduk disampingnya itu menyapanya dengan mengucapkan selamat pagi kepadanya. Shahpoo pun merasa terdiam lalu meresponnya dari membaca novelnya.
                “Tumben kau mengucapkan selamat pagi kepadaku, Vin!”, sahutnya merespon masih memandang isi dari novelnya yang tadi dibacanya. Lalu memalingkan wajahnya melihat ke mahasiswa disampingnya itu. Shahpoo pun kembali merasa terkejut seperti pada hari kemarin, saat dirinya telah menemukan sosok Vin bukan Arun. Dan kini yang ditemuinya justru berbalik, yaitu Arun bukan Vin. Shahpoo pun kini menjadi aneh dalam menatapnya.
Karna terbayangi kalau dia hanya berkhayal ataukah memang nyata didepannya. “Vin, mengapa kini kau telah berubah menjadi Arun? Aku lagi gak tidur kan?!”. Tanyanya masih dalam keanehan yang dirasakannya. Sedangkan Arun hanya menggeleng lalu mengangguk. Sebab Arun juga merasakan keanehan pada tatapan Shahpoo. Shahpoo pun kembali berdiam kemudian memalingkan wajahnya dari Arun dengan bertanya-tanya dihatinya.
Sedangkan Arun kembali mengeluarkan dirinya dari dalam ruang kelasnya karna ada janji untuk bertemu dengan dosen diruangan dosennya. Ketika terpandang kembali jika Arun kembali pergi keluar dari kelasnya, Shahpoo langsung bernafas lega karna sedari tadi ia sudah bernafas tegang karna kebingungan dari rasa keanehan dalam dirinya. Setelah beberapa saat bernafas dengan rasa leganya, Shahpoo kembali terpandang kearah bangku Arun disampingnya.
Lalu dilihatnya tas ransel milik Arun tersimpan dibangku tersebut. Dan Shahpoo akan menyentuh tas ransel milik Arun tersebut perlahan dipenuhi rasa deg-deg-an dalam dirinya. “Aruuun….!”, teriaknya mendesah kecil setelah tangannya benar menyentuh tas ransel tersebut. Kemudian mulai menyadari kalau mahasiswa yang telah dilihatnya tadi adalah memang benar Arun. Dan Shahpoo pun berniat bergegas untuk keluar dari kelasnya mencari Arun, dan juga akan menanyakannya.

BHARATAYUDHAseridua

                Sementara disana, Arun merasa lemas karna dosen yang membuat janji dengannya tidak hadir karna ada suatu kendala. Dan Arun pun kini berjalan pelan sambil memikirkannya, kemudian menjadi terhenti saat ketika melihat seorang mahasiswa sedang memantulkan bola basket didepannya dengan pandangannya kebawah. Tiba-tiba didengarnya bisikan kembali dari Pangeran Karanu, “Dekati aku, ajaklah aku bicara teman!”, bisikan itu mulai terdengar saat dirinya melangkah kecil mendekatinya.
                Saatnya masih berjalan mencoba mendekatinya, Arun pun mulai melihat bayangan fisik dari Pangeran Karanu muda ada pada mahasiswa yang didekatinya tersebut. Semakin Arun mendekatinya, semakin Arun merasakan begitu dekat dengan bayangan teman pada masa kehidupannya dulu. Sementara mahasiswa yang sedang memantulkan bola basket itu mulai terdiam dengan memegang bola basketnya dikedua tangannya.
Lalu menjatuhkannya saat sudah mengetahui Arun sudah berdiam didepannya. Mereka berduapun kini saling berpandangan mengamati satu sama lain. Kemudian mereka berdua sama-sama teringat kembali saat mereka berdua pertama kali bertemu diruang persidangan diKerajaan Wigura, lalu bersambung disaat mereka berdua tertawa bersama dalam kebersamaan masih diKerajaan Wigura. Dan tiba-tiba saja mahasiswa itu memanggilnya dengan sebutan, “Pangeran Bheeshma’’.
Arun pun sontak membalasnya dengan memanggilnya juga, “Pangeran Karanu”. Setelah terjadi yang demikian, mereka berdua sama-sama saling terkejut. Kemudian mahasiswa itu memberi senyuman kepadanya dan akan mulai berbicara.
                “Sudahlah, Pangeran Bheeshma! Kau jangan bermain-main!”. Mahasiswa itu mengulang apa yang pernah dikatakannya dimasa lampau.
                “Temanku disini hanya kau seorang! Sangat tidak mungkin aku bermain bersama dayang-dayang disana yang memakai kain sari itu!”. Arun membalasnya kembali mengulang apa yang permah dikatakannya dimasa lampau.
                Mereka berdua saling mengulang apa yang pernah dikatakannya dimasa lampau, dimasa kehidupan mereka berdua dulu. Meskipun bahasa yang mereka gunakan tidak semirip dengan yang dulu, namun intinya tetaplah sama.
                “Pangeran Bheeshma dewasa, bolehkah aku mengetahui namamu pada masa sekarang?”. Mahasiswa itu berkata dengan bertanya menggodanya, masih memberinya senyuman.
                “Aku Pangeran Bheeshma dewasa, namaku pada masa sekarang ialah Shahenshah Bheeshma Gandaki!”. Arun menjawabnya dengan menahan tawanya dihatinya.
                “Dan aku Pangeran Karanu dewasa, Maharaj Karanu Kharishma!”. Mahasiswa itu menyambungnya dengan langsung memperkenalkan dirinya sendiri.
                Setelahnya saling memperkenalkan namanya dimasa sekarang, Pangeran Karanu dewasa menjulurkan tangan kanannya kepadanya. Arun yang sudah melihatnya dan mengerti, langsung menepukkan tangan kanannya pelan menggapai tangan darinya mengingat dengan apa yang pernah mereka berdua lakukan pada saat menjalani persidangan diKerajaan Wigura dimasa kehidupan mereka berdua dulu.

BHARATAYUDHAseridua

                Mereka berdua masih berhadapan dalam kebersamaan merasakan indahnya sebuah pertemuannya kembali. Mereka berduapun saling bertukar cerita tentang pengalaman mereka berdua saat mulai merasakan akan bertemu kembali pada hari-hari sebelumnya. Dan mereka berdua sama-sama merasakan sebuah hal yang aneh. Yaitu Pangeran Bheeshma dewasa melihat bayangan Pangeran Karanu kemudian memerintahkannya untuk segera mencarinya.
                Dan Pangeran Karanu dewasa bermimpi bertemu kembali dengannya disebuah gedung berpendidikan, alias gedung yang sedang dijejakinya kini. Kemudian mereka berdua bersama merasakan ada seseorang yang datang berdiri diantara mereka berdua. Mereka berduapun kini dengan bersama melihat keseseorang yang dirasakannya tadi dari arah dimana pintu gerbang Universitas berada.
                “Kalian berdua sedang apa disini?”. Tanya seseorang terdebut dengan melihat mereka berdua.
                “Poosharm Pooja!?”. Pangeran Karanu dewasa berkata reflek karna terkejut melihat kehadirannya.
                “Pangeran Kar….?”, Arun menyambungnya lalu berhenti dengan melihat ke Pangeran Karanu dewasa berwajahkan gugup. Kemudian berpaling melihat ke Shahpoo, “Maksudku, kami baru saja bertemu! Dan baru saja kami berkenalan!”, Arun mengelak mengalihkan kesalahan kecilnya tadi. Sedangkan Poosharm mulai menatap kepadanya curiga.
                “Poosharm, Bheeshma adalah teman baru ku sekarang! Seorang teman yang kedua setelah aku menemukan dirimu, sebagai temanku!”. Pangeran Karanu dewasa juga berujar mengelak menyembunyikan rasa gugupnya.
                “Dia bukan Bheeshma, tapi Arun! Teman-temannya, dari senior maupun dari junior, memanggilnya dengan sebutan Arun! Bahkan dosen kami pun memanggilnya dengan nama yang sama!”. Poosharm berkata menegaskan sambil menjelaskannya dengan melihat ke Pangeran Karanu muda.
                “Benar yang baru saja dikatakan Poosharm, Karanu!”. Arun mengiyakan kebenaran akan penjelasan darinya melihat ke Pangeran Karanu muda. Pangeran Karanu juga melihat kepadanya.
                “Dirimu juga salah, Arun! Dia Vin, bukan Karanu! Sama seperti namamu, sangat berbeda dengan nama aslinya!”. Poosharm kembali menegaskan sambil menjelaskan melihat ke Arun.
                “Be nice for today!”, Vin berkata kembali mencoba mengakhiri dengan menjulurkan tangannya setengah keatas diantara mereka berdua. Arun yang melihatnya kembali menyatukan tangannya kempali ke Vin dengan seyuman menahan tawanya. Lalu disambung dengan Poosharm yang ikut menyatukan tangannya ketangan mereka berdua dengan melihat sedikit luluh kepada mereka berdua. Dan kemudian mereka bertiga menjadi tertawa bersama masih menyatukan tangannya.
                Kebersamaan mereka bertigapun sudah berlalu. Dan kini hanya ada Arun bersama Poosharm berdiri disamping pintu gerbang Universitas. Seperti hari-hari yang telah lalu, disaat mereka berdua sudah melewati jam kuliahnya, mereka berdua selalu berdiri bersama disampung pintu gerbang Universitas sambil menunggu Taxi Operator lewat didepan Universtas. Disaat mereka berdua masih sama-sama menunggu, Poosharm mulai mengmbil kesempatan untuk berbicara akan menanyakannya.
                “Arun, selama kau tidak masuk kemarin, kau pergi kemana saja? Aku bertanya lewat BBM, kau malah menjawabnya sangat tidak penting untuk aku ketahui!”. Poosharm menyinggung yang kemarin dengan melihat kewajah Arun disampingnya. Arun baru saja melihat kepadanya.
                “Pada suatu hari nanti pasti akan aku beritahu kepadamu!”. Jawabnya masih enggan tuk menjelaskannya.
                “Next time, kamu jangan seperti itu lagi yah! Aku gak akan bertanya tentang itu lagi!”. Poosharm mencoba mengalah dengan menatapnya serius.
                “Kenapa?”. Tanya Arun ingin mengetahui alasannya.
                “Because, I’m yours!”. Poosharm mengatakan isi hatinya sedikit.
                “Sampai kapan?”. Arun bertanya kembali memakai tatapan serius menggodanya.
                “Selamanya!”. Poosharm semakin terbuka namun singkat.
                Kemudian Arun memberinya senyum manja kepadanya, juga dikedua tatapannya yang seolah-olah menggambarkan apa yang kini telah diinginkan oleh Poosharm. Tatapan cinta, itu yang diinginkan Poosharm pada saat ini, masih menatapnya. “Ingin rasanya aku memelukmu! Tapi rasanya sungguh tidak mungkin!”, Poosharm berkata dihatinya dengan tatapan yang begitu berharap kepadanya. Kemudian Arun menyentuh jemari tangannya lalu menggenggamnya dengan berkata, “Thank’s for all!”.
                Poosharm pun mengarahkan tatapannya ketangan Arun yang kini menggenggam tangannya. Lalu kembali melihat ke Arun dengan tatapan yang begitu menyegarkan dirinya sendiri. Dan momen mereka berdua menjadi terhenti saat Taxi pesanan mereka berdua sudah datang menjemput. Dan kini mereka berduapun berjalan bersama masih saling berpegangan, kemudian saling melepaskan menuju keTaxi pesanan mereka masing-masing.

BHARATAYUDHAseridua

Tidak ada komentar:

Posting Komentar