Dan kini Yandra
telah tiba dikantor tempat Mora bekerja, dan kini pula ia sedang menunggu
kedatangan Mora dicafe pada lobby kantor tersebut. Tak berapa lama menunggu,
Mora pun datang masih berusaha berjalan menghampiri. Sementara Yandra yang baru
saja melihat kedatangannya, memberi senyuman menyambutnya. Dan Mora pun telah
sampai padanya dengan memberi cipika-cipiki sebagai menyapanya. Lalu duduk
didepan Yandra pada satu meja, berhadapan.
“Mora, aku ingin kau bertanggung jawab dengan apa
yang sudah terjadi padaku!”, sapa Yandra dengan meminta Mora untuk bertanggung
jawab. Melihat biasa.
“Memangnya kamu mau minta tanggung jawab apalagi sama
aku? Kamu jangan mencemaskan, kami pasti akan bertanggung jawab!”, tanya dan
penjealsan Mora belum mengetahui.
“Sembunyikan aku segera, karna aku, telah mengandung
seorang putra dari Yusra! Dan itu terjadi diluar dugaan kami! Karna kala itu,
Yusra dalam keadaan setengah mabuk dan aku terjebak didalamnya!”, Yandra
memberi penjelasan hingga membuat Mora menatap kaget.
“Sudah memasuki usia keberapa kau telah mengandung
putra dari Yusra?”, tanya Mora mulai penasaran.
“Sudah satu bulan setengah! Mirza juga sudah aku
beritahu, bahkan dia yang pertama! Dan juga, aku memintanya untuk mencari
tempat agar aku bisa bersembunyi sekaligus menyembunyikan kehamilanku ini!”,
Yandra menjelaskannya secara panjang lebar.
“Kalau begitu, kau lebih mempercayakan siapa? Aku,
atau Mirza yang akan membawamu, menyembunyikanmu serta dengan kehamilanmu?”,
Mora menanyakan keyakinannya.
Yandra pun
langsung menjawab “Mirza”, memakai tatapan yang begitu yakin kepadanya. Dan
Mora hanya tersenyum lalu menjelaskan kalau dirinya bukan maksud untuk tidak
bertanggung jawab, hanya saja dirinya tidak mempunyai tempat untuk
menyembunyikan Yandra. Sedangkan Yandra yang sudah mendengar penjelasan darinya,
mengaku begitu mengerti memberikan senyuman. “Jaga dia baik-baik! Dan bila
sudah lahir, tunjukkan pada kami semua!”, pesan Mora kepada Yandra penuh harap.
Yandra yang mendengar katanya lagipun semakin bahagia
hingga dirinya menjadi tertawa namun berbisik-bisik. Begitupula Mora yang mulai
ikut tertawa bersamanya.
Esok harinya. . . .
Yusra memutuskan
untuk pulang lebih awal dari jam normal pulang kantornya, lebih awal satu jam
dari jam normal pulang kantornya. Setibanya dirumah, ia melihat suasana kediamannya
yang begitu sepi dan dilihatnya pula Omah sedang duduk sendiri ditaman samping
sambil membaca tabloid. Kemudian pandangannya tertuju pada kamar Yandra yang
tampak sepi begitupula dengan pintu kamar tertutup rapat.
Dan kini Yusra dengan mudahnya memasuki kamar Yandra
karna pintu kamar tidak dikunci. Usainya menutup pintu kamar tersebut, Yusra
melihat seisi kamar yang telah terpajang beberapa foto memakai bingkai berbagai
macam ukuran. Beberapa foto tersebut adalah foto pre-wedd, foto Yandra sedang
traveling dibeberapa tempat wisata dan foto keponakan kembar dari Yusra
terletak didinding atas tempat tidur Yandra.
“Ternyata Yandra telah diam-diam mencetak foto kedua
keponakan kembarku!”, bisik Yusra mengomentari dengan berjalan mendekat lalu
berdiri disamping tempat tidur. Dan kemudian dilihatnya ada sepucuk surat
berbentuk hati yang tersimpan pada bantal dan disamping bantal tersebut ada
sebuah boneka pemberian dari Eisya sebagai hadiah pernikahan. Yusra baru saja
mengambil sepucuk surat berbentuk hati itu sembari akan membacanya. Duduk
ditempat tidur.
Badung Location. . . .
“Pernikahan Diatas Matrai”
Untuk Yusra,
Kamu yang kini mungkin sudah berada dikamarku. Aku ingin menuliskan
sesuatu padamu. Walaupun aku sudah pergi tanpa memberitahumu dulu!!
Hey,
Apa kabar Yusra? Tentu kau merasa kecewa lagi bukan? Karna aku
bersikap seperti bocah pada hari ini!
Hey,
Aku ingin memberitahukan alasanku. Mengapa aku melakukan ini lagi,
lagi, dan lagi! Padahal seingat kita berdua. Kemarin baru saja kau menegurku
karna aku tidak memberitahumu. Saat aku ketahuan telah pergi kekantor menemui
Mirza karna tujuanku yang spele!
Hey Yusra,
Mungkin ini ketiga kalinya. Dan mungkin juga kata “Hey” yang terakhir
kutulis didalam surat ini! Aku pergi tanpa memberitahumu. Itu karna aku tidak
ingin kau mencegahku dengan alasan yang kau beri. Alasan yang mungkin bisa
membatalkan niatku untuk pergi!
Yusra….aku
pergi dulu yah! Selamat datang dirumah kembali. Jangan lupa minum susu! Oyah
tolong katakan pada Omah, pada bibi dan semuanya yang aku kenal! Dan juga
mereka yang mengenalku bahwa aku sangat menyayangi mereka semua!
Salam manis
untukmu <(‘,’)> Yusra
Dariku \(*<*)/ Yandra
Badung Location. . . .
“Pernikahan Diatas Matrai”
Usainya membaca
isi surat tersebut, Yusra berdiri dari duduknya lalu berjalan memasuki toilet
dikamar tersebut. didalam toilet tersebut, Yusra menghadapkan dirinya kedepan
cermin. Ia sedang melihat wajahnya yang mulai memerah seperti menyesali
sesuatu. “Percuma saja kau bilang sayang!!! Kalau nyatanya kini kau sudah pergi
meninggalkan kami!!!”, Yusra berkata dengan membentak keras. Kemudian ia
teringat sesuatu, ia teringat dengan barang yang sudah disembunyikannya dibalik
cermin.
Dan kinipun ia
sudah mengambilnya lalu beranjak keluar dari toilet berdiri didekat tempat
tidur kembali. Masih memegang barang yang telah diambilnya dibalik cermin tadi,
ia memutarkan dirinya melihat ke semua foto Yandra yang masih terpajang.
“Seandainya kau berpamitan padaku! Maka aku akan memarahimu, mengumbar lagi
yang tlah lalu! Agar kau tidak pergi dariku!”, berbisik dihatinya masih
memutari dirinya melihat semua foto Yandra.
Kemudian ia
berhenti dengan terduduk dilantai bersandar pada kerangka samping tempat tidur.
Lalu dibukanya tutup barang yang dipegangnya berlanjut menghirupnya perlahan.
Benda itu adalah mirip seperti pasta gigi, namun berisi zat yang bersifat
racun. Yang mana bila dihirup dengan sengaja dan lama, maka akan mengakibatkan
tak sadarkan diri. Begitulah yang Yusra lakukan sambil mengingat kenangannya
bersama Yandra dulu.
Dalam waktu
empatpuluh menit kemudian, Yusrapun menjadi tak sadarkan diri dengan benda yang
dihirupnya tadi dan terlepas dari pegangannya terbuang memasuki kolong tempat
tidur. Dan setelah tiga jam berlalu, dirinya yang masih tak sadarkan diri baru
ditemui oleh Omah yang memasuki kamar Yandra mencari dirinya. Omah yang
mengetahuinya pun langsung mencoba tuk menyadarkannya, namun tetap tak kunjung
sadar. Dan kemudian Omah menelepon rumah sakit untuk segera ditangani.
Beberapa saat kemudian. . . .
Kini Yusra sedang
ditangani diUGD rumah sakit, dan selanjutnya dipindahkan keruangan ICCU. Karna
kondisi Yusra sudah setengah parah. Omah yang sudah mendengar dari Dokter
menangani Yusra, meneteskan airmatanya seketika begitu terkejut
mengkhawatirkan. Dan kini Yusra sudah berada diruangan ICCU, dengan banyak
memakai peralatan medis. Dari oksigen yang menutup setengah wajahnya, alat
pendeteksi jantung dan jarum infus ditangannya.
Kemudian Dokter
menvoniskan jika Yusra akan mengalami koma untuk beberapa hari, karna zat
beracun yang ia hirup belum berhasil dikeluarkan semuanya. Omah yang mendengar
pernyataan dari Dokter yang menanganinya, menjadi terduduk didepan pintu ruang
ICCU mulai menangis kecil dengan memabyangkan wajah Yusra yang masih sehat.
Disaatnya masih menangis kecil, masih juga membayangkan wajah Yusra yang masih
sehat tiba-tiba ada yang menyapanya dengan sebutan “Omah”.
“Yusra?”, sahutnya dengan reflek memanggil nama Yusra
berdiri dari duduknya. Melihat kepintu ruangan ICCU yang masih tertutup. “Aku
Fachri, omah!”, sapa kembali orang yang telah menyapanya tadi. Omah yang sudah
mendengar pun melihat ke Fachri disampingnya. “Fachri, cucuku, Yusra sedang
tidur! Tolong, tolong bangunkan dia, nak! Demi Omah, tolong bangunkan dia,
nak!”, omah memohon dengan sedikit histeris.
Fachri mencoba melihat kepintu ruangan ICCU, terdiam
karna mendengar permintaan Omah yang sedikit histeris. “Fachri, cucuku pingsan
sewaktu, omah menemukannya dikamar Yandra! Kata Dokter, dia telah menghirup zat
beracun! Dan dia, divonis akan mengalami koma!”, sambung Omah menjelaskan lagi
masih sedikit histeris. Fachri melihat ke Omah kembali mulai mengerti. Melihat
Omah yang semakin meneteskan airmatanya, memancing Fachri untuk berkata
sesuatu.
“Omah jangan berkata lagi! Aku tidak sanggup
mendengarnya! Aku janji, aku akan menyelamatkan Yusra!”, pinta Fachri dengan
rasa ketidaktegaannya. Lalu mencium kedua tangan omah untuk mendapatkan restu
darinya. Dan kemudian pergi memasuki pintu ICCU melihat keadaan Yusra yang
sudah terpasang alat-alat medis. Setibanya didalam ruang ICCU, dirinya mengaku
sangat tidak tega dan bertekad akan membangunkan Yusra kembali seperti
permintaan dari Omah yang didengarnya tadi.
Badung Location. . . .
“Pernikahan Diatas Matrai”
Disana, Mirza
yang baru akan beranjak dari kursi kerjanya tiba-tiba menjadi berhenti karna
ponselnya berdering. Ketika dicek, diterimanya pesan BBM dari Fachri yang
memberikan kabar jika Yusra sedang sekarat dirumah sakit. Fachri mengirim
sebuah foto Yusra dengan keadaannya diruang ICCU. Seketika Mirza pun menjadi
terduduk kembali dan matanya mulai berkaca-kaca, begitu terkejut karna tidak
menyangkanya sama sekali.
Begitupun Eisya
disana, menjadi menangis kecil setelah menerima pesan yang sama dari Fachri.
Dan Mora yang telah berada diakmarnya, langsung melihat ke salib dikamarnya
meneteskan airmata mendoakan Yusra. Saat ketika baru menerima pesan BBM dari
Fachri yang demikian pula. Beginilah akhir dari cerita mereka berlima, ditambah
lagi dengan Fachri yang akan berlanjut pada Season 2. Kisah mereka akan semakin
menjadi-jadi pada cerita Season 2.
Ini bukanlah cerita akhir dari mereka berlima
ditambah lagi dengan Fachri, dan cerita Qiera akan diadakan kembali walaupun
hanya sebentar. Dan lagi ada seseorang yang akan menyapa kehidupan Yusra karna
dorongan dari keluarga besarnya, terutama pada Omah.
Berlanjut pada
Badung Location. . . . (Pernikahan Diatas MATRAI) Season 2