Esok harinya
lagi, Mirza mencoba mendatangi Yusra diruang kantornya. Alasannya akan pergi
keruangan Yusra hanya untuk memintanya menandatangani beberapa berkas keuangan
yang telah diselesaikannya. Dan kini Mirza sudah berada didalam ruangan Yusra
dengan duduk disebelah disisi kiri meja kerja darinya. Yusra yang sudah
mengetahuinya pun langsung mengambil beberapa berkas keuangan yang telah
diberikan Mirza padanya untuk ditandatangani.
“Dirumah lo ada
siapa saja?”, tanya Mirza akan mengajaknya bicara. Melihat biasa.
“Ada bibi, dan gue!”, jawab Yusra masih fokus
menandatangani berkas keuangan darinya.
“Terus, Yandra sedang berada dirumah siapa?”, tanya
Mirza kembali membuat Yusra terhenti seketika dari menandatangani berkasnya.
“Yandra masih menikmati travelingnya!”, jawab singkat
Yusra dengan kembali menandatangani berkas keuangan darinya.
“Wow! Lo gak khawatir dia belum balik dari
travelingnya?”, Mirza bertanya lagi membuat Yusra melihat padanya dan terhenti
kembali dari aktivitasnya tadi.
“Kami memang masih bersama dalam satu atap! Tapi kami
masih hidup masing-masing! Dan jika besok dia tidak memberi kabar, gue yang
akan hubungin dia! So, don’t worry be happy!”, sahutnya sembari menjelaskan.
Usainya mengatakan itu, Yusra memberikan beberapa
berkas keuangan kepada Mirza, karna dirinya sudah menandatangani beberapa
berkas keuangan tersebut. Mirza pun langsung menerimanya dengan canda.
Begitupula dengan Yusra yang mulai berbalas canda.
Keesokkan harinya. . . .
Sudah memasuki hari ketiga bahwa Yandra benar-benar
seperti hilang darinya. Tepatnya pada jam istirahat, Yusra menyempatkan dirinya
untuk menghubungi Yandra dengan meneleponnya. Namun ketika sudah terhubung,
yang menjawab telepon dari Yandra tersebut adalah Dokter Fachri yang mengatakan
jikalau Yandra sedang berada dirumah sakit dan berada diruang VIP. Dan tak lupa
Dokter Fachri menyebutkan nama rumah sakit serta nama ruangan VIP dimana Yandra
telah dirawat.
Usainya menghubungi dan berbicara dengan Dokter
Fachri, Yusra pun berniat akan segera pergi mengunjungi rumah sakit dimana
Yandra telah dirawat tanpa diketahuinya pada sebelumnya. Sebenarnya, Yusra tadi
sempat merasa terkejut ketika baru mengetahui keberadaan Yandra yang sebenarnya
dari Dokter Fachri. Namun Yusra tidak terlalu menunjukkannya, dan akan pergi
kerumah sakit dimana Yandra telah dirawat pada sore nanti.
Waktupun cepat berlalu, dan hari kini sudah memasuki
waktu sore hari. Yusra yang sudah mengetahuinya pun langsung beranjak pergi
dari kantornya menuju kerumah sakit dimana Yandra telah dirawat. Setibanya disana,
Yusra mendapati Yandra sedang duduk bersandar ditempat tidur didalam ruangannya
melihat keluar jendela, termenung seorang diri. Perlahan dirinya mendekati
Yandra yang masih dalam keadaan yang sama. Lalu berhenti disampingnya menunggu
Yandra melihat kepadanya.
Namun pandangan Yandra kini terpandang melihat ke
Dokter Fachri yang baru memasuki ruangannya untuk memeriksa keadaannya. Yusra
yang melihatnya pun menjadi terkejut karna Dokter Fachri yang telah berbicara
padanya tadi siang adalah seorang pria yang sedang bersama Yandra pada acara
kemarin. Namun ia masih saja menyembunyikan keterkejutannya dengan sikapnya
yang baik ketika Dokter Fachri menyapa dirinya dan sempat berjabat tangan.
Badung Location. . . .
“Pernikahan Diatas Matrai”
Dan kini Yusra kembali melihat ke Yandra yang sudah
melihatnya dengan menatap diam. Setelah Dokter Fachri yang mulai dikenalnya
pergi dari ruangan kamar Yandra. Mereka berduapun jatuh dalam tatapan diam
dalam keheningan sesaat. Sebab mereka mulai bertanya-tanya, mengapa bisa
bertemu disatu tempat yang sama. Kemudian dihentikan dengan Yandra yang tak
sengaja bersin dengan tiba-tiba. Dan Yusra yang mulai tersadar dari tatapan
diamnya pun mengambilkannya segelas air, menyuapinya.
Disaat dirinya sedang menyuapi Yandra dengan meminumkannya
segelas air, ia teringat saat Yandra meminumkan segelas susu untuknya. Dan kini
Yandra menjauhkan segelas air itu dari mulutnya karna dirasanya sudah cukup tuk
meminumnya lagi. Yusra yang melihatnya sudah mengerti dengan menaruh gelas
minuman tersebut dimejanya semula. Dan kini mereka akan saling berbicara dengan
berpandangan kembali.
“Kamu dapat kabar darimana, bahwa aku telah dirawat
dirumah sakit ini?”, tanya Yandra memakai wajah yang bertanya-tanya.
“Aku menghubungi ponselmu, setelah tiga hari kamu
seperti sudah menghilang! Dan yang menjawab ponselmu adalah, Dokter Fachri!”,
penjelasan Yusra sedikit tegas.
“Dia telah menyelamatkan nyawaku! Tolong, jangan
sebut nama dia dengan kebencian dari dirimu padanya!”, Yandra menjelaskan juga
memohon padanya.
Yusra menjadi tersenyum menggeleng dengan rasa tidak
sukanya melihat kearah lain. Lalu dilihatnya suster memasuki ruangan membawa
barang Yandra yang sempat disimpan oleh Dokter Fachri. Suster itu menaruh
barangnya disamping Yandra ditempat tidurnya, juga menjelaskan jika Dokter
Fachri sengaja menahan barangnya beberapa hari untuk keamanan dari
barang-barangnya tersebut. terlihat satu buah koper, tas serta dengan bingkisan
lainnya.
Kemudian suster itupun pergi dari ruangan dan Yandra
mengucapkan terimakasih kepada Dokter Fachri melalui suster tersebut. Yusra
yang sudah melihat barang-barang miliknya menjadi bingung seketika. Melihat
kebingungan darinya itu, Yandra memintanya untuk mengambilkan bingkisan dan
akan menunjukkan padanya. Yusra yang mendengarnya pun langsung mengambilkannya
sembari memberikan padanya pelan.
Dan kemudian lagi, Yandra menunjukkan foto dari
travelingnya di Candi Prambanan yang telah dicetak memakai bingkai foto
berukuran besar. Lalu ia menunjukkan fotonya satu lagi yaitu di Lawang Sewu,
yang juga telah dicetak dan telah memakai bingkai foto berukuran besar. Usainya
menunjukkan dua buah foto tersebut, Yandra menceritakan kisah mistis pada
tempat wisata yang bernama “Lawang Sewu”.
Yusra yang mendengarnya dengan melihat ekspresi wajah
Yandra yang menceritakannya mulai merasa sedikit merinding memegang lehernya. Namun
ketika Yandra akan menceritakan kisah Roro jonggrang, Yusra langsung menutup
mulut Yandra mengisyaratkan untuk tidak menceritakannya dengan sedikit
membungkuk padanya. Yandra pun menjadi terdiam, dan yusra mulai melepaskan
tangannya dari menutup mulut dirinya dengan kembali berdiri dari membungkuknya.
Badung Location. . . .
“Pernikahan Diatas Matrai”
Melihat sikapnya seperti itu, muncul hasrat dari
Yandra yang akan mengajaknya untuk bermain-main sejenak. Yaitu dengan dirinya
kembali menceritakan kisah Roro Jonggrang dengan menjauhkan mulutnya dari
tangan Yusra yang akan kembali menutup mulut dirinya. Sehingga Yusra terpaksa
terduduk ditempat tidurnya demi bisa menutup mulut Yandra agar tidak
menceritakannya lebih lanjut. Dan kini Yusra berhasil menutup mulut Yandra
walau dengan terpaksa mendekapnya.
Sedikit kelegaan yang dirasakannya, kemudian
dilihatnya Yandra mencium tangannya yang telah berhasil menutup mulutnya
memakai tatapan begitu menggoda dirinya. Seketika Yusra menjadi terdiam dengan
menggenggam tangannya yang telah dicium olehnya, “Yandra….?”, tegurnya menatap
diam. “Lebih horor mana? Cerita yang akan aku ceritakan, atau ciuman dariku
tadi?”, tanya Yandra semakin menggodanya.
Yusra yang mulai merasa tergoda meletakkan telapak
tangannya menutupi mulut Yandra kembali, lalu mengusap bibirnya kekanan dan
mulai akan menciumnya. Namun telah ditahan oleh tangan Yandra dengan berkata,
“Berhenti Yusra!”, menatap tegang. Yusra yang mendengar katanya melepaskan
tangannya dari memegang wajahnya, beralih menatapnya masih duduk disampingnya.
“Kau yang menggodaku, tetapi kau pula yang mencoba
tuk menghentikannya!”, tegas Yusra memberitahukannya.
“Aku hanya mengajakmu bermain-main saja, tidak lebih
dari itu kok!”, buka Yandra masih merasa tegang.
“Oh yah, kau telah mengizinkan dirimu untuk mencium
tanganku! Tetapi kau tidak mengizinkan diriku untuk mencium dirimu, sebagai
balasan balik dariku!”, tegas Yusra membuat Yandra memalingkan pandangannya
kejendela.
Kemudian ponsel milik Yusra berbunyi seketika berdiri
dari duduknya demi menjawab panggilan dari ponselnya tersebut. Dengan tangan
kanannya yang memegang ponsel ketelinganya, dan tangan kirinya menarik pelan
rambut Yandra sehingga Yandra melihat kepadanya sambil memegang rambutnya
sendiri. Dan Yusra berbicara dengan orang yang menghubunginya dengan melihat
kearah lain. Usainya berbicara dengan orang yang menghubunginya tadi, Yusra
mencubit pelan pipi Yandra berpamitan.
Dan ketika sudah berbalik akan melangkah pergi,
Yandra berkata dengan mendudukkan dirinya, “Kapan pernikahan ini dibatalkan?”.
Yusra menolehkan kepalanya setengah kebelakang dengan menjawab tanya darinya “Tinggal
dua bulan setengah lagi! Dan itu gak lama kok!”. Lalu menolehkan kepalanya
seperti semula dan kemudian pergi meninggalkannya. Yandra yang melihatnya sudah
pergi keluar dari pintu ruangannya menjadi terdiam memikirkan apa yang telah
dikatakan oleh Yusra tadi.
“Semoga
semuanya berjalan dengan apa yang telah kita rencanakan pada sebelumnya? Aku
sangat mempercayai Mora, sebab dirinya lah yang pertama memintaku untuk
menjalani kehidupanku bersama Yusra sekarang ini!”, katanya lalu menyandarkan
dirinya kembali melihat kelangit-langit kamar ruangannya.
Badung Location. . . .
“Pernikahan Diatas Matrai”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar