Rabu, 20 Januari 2016

Badung Location. . . . #25



                Esok harinya lagi, Mirza mencoba mendatangi Yusra diruang kantornya. Alasannya akan pergi keruangan Yusra hanya untuk memintanya menandatangani beberapa berkas keuangan yang telah diselesaikannya. Dan kini Mirza sudah berada didalam ruangan Yusra dengan duduk disebelah disisi kiri meja kerja darinya. Yusra yang sudah mengetahuinya pun langsung mengambil beberapa berkas keuangan yang telah diberikan Mirza padanya untuk ditandatangani.
                “Dirumah lo ada siapa saja?”, tanya Mirza akan mengajaknya bicara. Melihat biasa.
“Ada bibi, dan gue!”, jawab Yusra masih fokus menandatangani berkas keuangan darinya.
“Terus, Yandra sedang berada dirumah siapa?”, tanya Mirza kembali membuat Yusra terhenti seketika dari menandatangani berkasnya.
“Yandra masih menikmati travelingnya!”, jawab singkat Yusra dengan kembali menandatangani berkas keuangan darinya.
“Wow! Lo gak khawatir dia belum balik dari travelingnya?”, Mirza bertanya lagi membuat Yusra melihat padanya dan terhenti kembali dari aktivitasnya tadi.
“Kami memang masih bersama dalam satu atap! Tapi kami masih hidup masing-masing! Dan jika besok dia tidak memberi kabar, gue yang akan hubungin dia! So, don’t worry be happy!”, sahutnya sembari menjelaskan.
Usainya mengatakan itu, Yusra memberikan beberapa berkas keuangan kepada Mirza, karna dirinya sudah menandatangani beberapa berkas keuangan tersebut. Mirza pun langsung menerimanya dengan canda. Begitupula dengan Yusra yang mulai berbalas canda.

Keesokkan harinya. . . .

Sudah memasuki hari ketiga bahwa Yandra benar-benar seperti hilang darinya. Tepatnya pada jam istirahat, Yusra menyempatkan dirinya untuk menghubungi Yandra dengan meneleponnya. Namun ketika sudah terhubung, yang menjawab telepon dari Yandra tersebut adalah Dokter Fachri yang mengatakan jikalau Yandra sedang berada dirumah sakit dan berada diruang VIP. Dan tak lupa Dokter Fachri menyebutkan nama rumah sakit serta nama ruangan VIP dimana Yandra telah dirawat.
Usainya menghubungi dan berbicara dengan Dokter Fachri, Yusra pun berniat akan segera pergi mengunjungi rumah sakit dimana Yandra telah dirawat tanpa diketahuinya pada sebelumnya. Sebenarnya, Yusra tadi sempat merasa terkejut ketika baru mengetahui keberadaan Yandra yang sebenarnya dari Dokter Fachri. Namun Yusra tidak terlalu menunjukkannya, dan akan pergi kerumah sakit dimana Yandra telah dirawat pada sore nanti.
Waktupun cepat berlalu, dan hari kini sudah memasuki waktu sore hari. Yusra yang sudah mengetahuinya pun langsung beranjak pergi dari kantornya menuju kerumah sakit dimana Yandra telah dirawat. Setibanya disana, Yusra mendapati Yandra sedang duduk bersandar ditempat tidur didalam ruangannya melihat keluar jendela, termenung seorang diri. Perlahan dirinya mendekati Yandra yang masih dalam keadaan yang sama. Lalu berhenti disampingnya menunggu Yandra melihat kepadanya.
Namun pandangan Yandra kini terpandang melihat ke Dokter Fachri yang baru memasuki ruangannya untuk memeriksa keadaannya. Yusra yang melihatnya pun menjadi terkejut karna Dokter Fachri yang telah berbicara padanya tadi siang adalah seorang pria yang sedang bersama Yandra pada acara kemarin. Namun ia masih saja menyembunyikan keterkejutannya dengan sikapnya yang baik ketika Dokter Fachri menyapa dirinya dan sempat berjabat tangan.

Badung Location. . . .
“Pernikahan Diatas Matrai”

Dan kini Yusra kembali melihat ke Yandra yang sudah melihatnya dengan menatap diam. Setelah Dokter Fachri yang mulai dikenalnya pergi dari ruangan kamar Yandra. Mereka berduapun jatuh dalam tatapan diam dalam keheningan sesaat. Sebab mereka mulai bertanya-tanya, mengapa bisa bertemu disatu tempat yang sama. Kemudian dihentikan dengan Yandra yang tak sengaja bersin dengan tiba-tiba. Dan Yusra yang mulai tersadar dari tatapan diamnya pun mengambilkannya segelas air, menyuapinya.
Disaat dirinya sedang menyuapi Yandra dengan meminumkannya segelas air, ia teringat saat Yandra meminumkan segelas susu untuknya. Dan kini Yandra menjauhkan segelas air itu dari mulutnya karna dirasanya sudah cukup tuk meminumnya lagi. Yusra yang melihatnya sudah mengerti dengan menaruh gelas minuman tersebut dimejanya semula. Dan kini mereka akan saling berbicara dengan berpandangan kembali.
“Kamu dapat kabar darimana, bahwa aku telah dirawat dirumah sakit ini?”, tanya Yandra memakai wajah yang bertanya-tanya.
“Aku menghubungi ponselmu, setelah tiga hari kamu seperti sudah menghilang! Dan yang menjawab ponselmu adalah, Dokter Fachri!”, penjelasan Yusra sedikit tegas.
“Dia telah menyelamatkan nyawaku! Tolong, jangan sebut nama dia dengan kebencian dari dirimu padanya!”, Yandra menjelaskan juga memohon padanya.
Yusra menjadi tersenyum menggeleng dengan rasa tidak sukanya melihat kearah lain. Lalu dilihatnya suster memasuki ruangan membawa barang Yandra yang sempat disimpan oleh Dokter Fachri. Suster itu menaruh barangnya disamping Yandra ditempat tidurnya, juga menjelaskan jika Dokter Fachri sengaja menahan barangnya beberapa hari untuk keamanan dari barang-barangnya tersebut. terlihat satu buah koper, tas serta dengan bingkisan lainnya.
Kemudian suster itupun pergi dari ruangan dan Yandra mengucapkan terimakasih kepada Dokter Fachri melalui suster tersebut. Yusra yang sudah melihat barang-barang miliknya menjadi bingung seketika. Melihat kebingungan darinya itu, Yandra memintanya untuk mengambilkan bingkisan dan akan menunjukkan padanya. Yusra yang mendengarnya pun langsung mengambilkannya sembari memberikan padanya pelan.
Dan kemudian lagi, Yandra menunjukkan foto dari travelingnya di Candi Prambanan yang telah dicetak memakai bingkai foto berukuran besar. Lalu ia menunjukkan fotonya satu lagi yaitu di Lawang Sewu, yang juga telah dicetak dan telah memakai bingkai foto berukuran besar. Usainya menunjukkan dua buah foto tersebut, Yandra menceritakan kisah mistis pada tempat wisata yang bernama “Lawang Sewu”.  
Yusra yang mendengarnya dengan melihat ekspresi wajah Yandra yang menceritakannya mulai merasa sedikit merinding memegang lehernya. Namun ketika Yandra akan menceritakan kisah Roro jonggrang, Yusra langsung menutup mulut Yandra mengisyaratkan untuk tidak menceritakannya dengan sedikit membungkuk padanya. Yandra pun menjadi terdiam, dan yusra mulai melepaskan tangannya dari menutup mulut dirinya dengan kembali berdiri dari membungkuknya.

Badung Location. . . .
“Pernikahan Diatas Matrai”

Melihat sikapnya seperti itu, muncul hasrat dari Yandra yang akan mengajaknya untuk bermain-main sejenak. Yaitu dengan dirinya kembali menceritakan kisah Roro Jonggrang dengan menjauhkan mulutnya dari tangan Yusra yang akan kembali menutup mulut dirinya. Sehingga Yusra terpaksa terduduk ditempat tidurnya demi bisa menutup mulut Yandra agar tidak menceritakannya lebih lanjut. Dan kini Yusra berhasil menutup mulut Yandra walau dengan terpaksa mendekapnya.
Sedikit kelegaan yang dirasakannya, kemudian dilihatnya Yandra mencium tangannya yang telah berhasil menutup mulutnya memakai tatapan begitu menggoda dirinya. Seketika Yusra menjadi terdiam dengan menggenggam tangannya yang telah dicium olehnya, “Yandra….?”, tegurnya menatap diam. “Lebih horor mana? Cerita yang akan aku ceritakan, atau ciuman dariku tadi?”, tanya Yandra semakin menggodanya.
Yusra yang mulai merasa tergoda meletakkan telapak tangannya menutupi mulut Yandra kembali, lalu mengusap bibirnya kekanan dan mulai akan menciumnya. Namun telah ditahan oleh tangan Yandra dengan berkata, “Berhenti Yusra!”, menatap tegang. Yusra yang mendengar katanya melepaskan tangannya dari memegang wajahnya, beralih menatapnya masih duduk disampingnya.
“Kau yang menggodaku, tetapi kau pula yang mencoba tuk menghentikannya!”, tegas Yusra memberitahukannya.
“Aku hanya mengajakmu bermain-main saja, tidak lebih dari itu kok!”, buka Yandra masih merasa tegang.
“Oh yah, kau telah mengizinkan dirimu untuk mencium tanganku! Tetapi kau tidak mengizinkan diriku untuk mencium dirimu, sebagai balasan balik dariku!”, tegas Yusra membuat Yandra memalingkan pandangannya kejendela. 
Kemudian ponsel milik Yusra berbunyi seketika berdiri dari duduknya demi menjawab panggilan dari ponselnya tersebut. Dengan tangan kanannya yang memegang ponsel ketelinganya, dan tangan kirinya menarik pelan rambut Yandra sehingga Yandra melihat kepadanya sambil memegang rambutnya sendiri. Dan Yusra berbicara dengan orang yang menghubunginya dengan melihat kearah lain. Usainya berbicara dengan orang yang menghubunginya tadi, Yusra mencubit pelan pipi Yandra berpamitan.
Dan ketika sudah berbalik akan melangkah pergi, Yandra berkata dengan mendudukkan dirinya, “Kapan pernikahan ini dibatalkan?”. Yusra menolehkan kepalanya setengah kebelakang dengan menjawab tanya darinya “Tinggal dua bulan setengah lagi! Dan itu gak lama kok!”. Lalu menolehkan kepalanya seperti semula dan kemudian pergi meninggalkannya. Yandra yang melihatnya sudah pergi keluar dari pintu ruangannya menjadi terdiam memikirkan apa yang telah dikatakan oleh Yusra tadi.
 “Semoga semuanya berjalan dengan apa yang telah kita rencanakan pada sebelumnya? Aku sangat mempercayai Mora, sebab dirinya lah yang pertama memintaku untuk menjalani kehidupanku bersama Yusra sekarang ini!”, katanya lalu menyandarkan dirinya kembali melihat kelangit-langit kamar ruangannya.

Badung Location. . . .
“Pernikahan Diatas Matrai”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar