Kamis, 21 Januari 2016

Badung Location. . . . #37



                Setelah beberapa hari berjalan. Mora mengingat tentang nomor pribadi yang sudah sering mengganggunya, dan dirinya telah menyimpulkan kalau sudah lima hari termasuk pada hari ini dirinya telah sedikit dipermainkan. Dan Morapun mulai merasa tidak betah seakan ingin mengadukan apa yang telah terjadi padanya kepada pihak berwajib. Namun dirinya masih berpikir dua kali untuk mengadukan hal spele yang terjadi padanya pada beberapa hari belakangan ini.
Maksud dirinya, ia akan mencari tau sendiri siapa yang telah berlaku sedikit curang padanya dengan sedikit mempermainkan dirinya dibelakang. Ia akan mencari tau walaupun harus menggunakan beberapa temannya, temannya yang dulu pernah diperlukan bantuannya saat masih mencari tau identitas dari Yandra. Dan dirinyapun kini mulai berpikir positif untuk menyelesaikan permasalahannya dengan orang misterius yang telah mencuranginya dalam beberapa hari belakangan ini.
Sementara dikediaman Yusra, Yandra menjadi terkejut seketika akan beberapa langkah lagi mendekati pintu masuk rumah kediaman Yusra karna dirinya ingin bersantai diluar rumah. Sebab dari terkejutnya itu karna mendapati Omah yang sudah memasuki rumah dan kini telah berdiri dihadapannya, dan mereka saling berpandangan diam. Kemudian dipecahkan dengan omah yang mulai menyapa dan akan mengajaknya berbicara singkat, masih berdiri berhadapan juga saling berpandangan.
“Yandra! Kamu tidak perlu terkejut karna melihat kedatanganku yang secara tiba-tiba saat ini! Apakah Yusra tidak memberitahumu, kalau saya pulang ke Indonesia pada hari ini?”, sapa Omah memakai ketegasan begitupula pandangannya.
“Mungkin, Yusra lupa memberitahu karna dia terlalu fokus sama pekerjaannya yang semakin padat banyak menyita waktunya Omah!”, Yandra memberi penjelasan mulai menatap sedikit segan.
“Jadi maksudmu, Yusra tidak sengaja memberitahumu! Dua hari yang lalu omah telah memberitahukan Yusra, tetapi dia hanya membaca tidak membalasnya!”, ujar Omah membuat Yandra mulai sedikit bingung.
“Aku, juga tidak mengerti Omah! Yang pasti, pada dua hari yang lalu Yusra sudah menginap diapartemen! Hanya untuk menyelesaikan pekerjaannya bersama teman-teman kerjanya!”, penjelasan Yandra membuat omah menyadarinya.
“Yusra, kini memang tidak bisa berjarak dengan sifat misteriusnya! Dan kamu, bawa koper Omah dan ikut bersama Omah menuju kamar Omah dilantai atas!”, Omah sedikit berkeluh lalu mengajak Yandra untuk menemaninya.
Dan kemudian mereka bersama pergi menuju kesebuah kamar yang dimaksud, dengan Yandra yang berjalan dibelakangnya sambil membawa koper. Dan kini mereka telah sampai serta memasuki dalam kamar yang dimaksud, Omah telah duduk ditempat tidur sedangkan Yandra berdiri didepan samping kanan dirinya. Masih duduk ditempat tidur, Omah melihat-lihat dari sudut kesudut kamar yang dimaksud tersebut. Dan lalu mereka akan berbicara singkat kembali.
“Bagus, kamar tamu tidak dialihkan menjadi kamar saya! Dan kamar saya tidak dialihkan menjadi kamar tamu pula!”, Omah berkata lagi dengan masih melihat-lihat kamar yang telah dimaksud tersebut. lalu berhenti melihat ke Yandra.
“Iya Omah, sangat tidak mungkin kami mengalihkan kamar Omah menjadi kamar tamu! Begitupun dengan sebaliknya! Dan itu karna kami sangat menghargai privacy Omah!”, sahut Yandra dengan sopan melihat ceria.
Omah pun memberi senyuman merasa sedikit tersanjung karna sahut katanya tadi. Kemudian berkata permisi untuk ketoilet masih didalam kamar yang dimaksud tersebut. Sedangkan Yandra yang sudah memprersilahkannya mulai beranjak pergi keluar dari kamar yang telah dimaksud tersebut setelah melihat Omah sudah memasuki toilet kamar yang telah dimaksud tersebut.

Badung Location. . . .
“Pernikahan Diatas Matrai”

Setelah dua hari berjalan, Mora mendapatkan kabar yang sangat tidak memuaskan dirinya. Karna pada hari sebelumnya, ia menyerahkan ponselnya kepada beberapa temannya untuk melacak keberadaan orang yang sudah mengerjainya dengan bersikap sok misterius. ia mendapatkan kabar kalau beberapa temannya itu telah gagal untuk melacak keberadaan orang yang dimaksud. Sebab selama ponsel Mora bersama mereka, orang yang mengerjainya tidak sama sekali menghubunginya.
Rasa curiga, cemas, dan takutpun mulai menyertainya. Dan parahnya lagi, Mora berpikir jika ada orang yang sengaja meneror dirinya hanya untuk menyakitinya saja dikemudian hari. Mungkin saja akan ada sebuah tindakan kriminal yang akan terjadi padanya, pikirnya. Kemudian dirinya mulai berdoa dengan mengepalkan kedua tangannya didepan salib, didalam kamarnya. Ia berdoa, ‘’Lindungi aku dari bahaya, Tuhan! Tuhan Yesus, bantulah umatmu yang mulai gelisah ini karna ulah seorang misterius itu!”.
Usainya berdoa, Mora beralih akan beranjak keluar kamarnya akan beranjak pergi menemui beberapa temannya yang sudah dijadikannya sebagai mata-mata. Teman-temannya yang sebagai mata-mata untuk Yandra dulu, dan sekarang sebagai mata-mata untuk melacak kebradaan orang yang telah mengerjainya itu. Dan disana, Fachri mulai menyadari jikalau dirinya sudah tiga hari tidak menelepon seseorang yang dipersembahkannya kata puitis. Dan ia hanya diam meratapi ponselnya menahan rindu.
Sementara disana disore harinya, Yandra yang kebetulan berjalan melintasi pintu masuk rumahnya. Mendengar suara bel yang menandakan bahwa ada seseorang yang datang dan mungkin akan bertamu. Dan Yandra pun kini berjalan menuju pintu masuk rumah sembari akan membukanya. Setelah dibukanya pintu rumah tersebut, terlihat Yusra sudah pulang dari apartemennya. Yandra yang sudah mengetahuinya menjadi melangkah mundur tiga langkah melihatnya sedikit terkejut.
“Maaf, ponselku mati! Makanya aku tidak memberitahumu sebelum pulang kerumah!”, Yusra meminta maaf belum mengetahui apa-apa dengan berjalan mendekati Yandra memakai tatapan pesonanya. Dan Yandra terpaksa memberinya senyuman sambil berkata, “Gak apa-apa kok!”. Lalu dengan tiba-tiba Yusra memeluknya hingga membuat Yandra semakin terkejut. Namun Yandra berpikir jika pelukan yang diberikan Yusra adalah sebuah akting demi menjaga perasaan Omah saja.
Sementara yang sebenarnya pelukan yang diberikan Yusra bukanlah sebuah akting, tetapi memang tulus dari hatinya demi memuaskan rasa rindunya tuk kembali kerumah segera demi melihat Yandra kembali. Ditengah damainya memeluk Yandra, tiba-tiba saja dirinya melihat Omah didepannya dikejauhan. Dirinya pun menjadi terkejut perlahan melepaskan pelukannya kepada Yandra. Yandra yang sudah menyadari mencoba melihat wajah Yusra yang sudah dirasanya sedikit tegang.
“Pergi Yusra, sambut kedatangannya, sebelum dia curiga!”, bisik kecil Yandra memerintahkannya. Dan Yusra pun terpaksa menuruti perintah darinya karna dipikirnya ada baiknya jika menuruti perintah darinya tersebut. Sedangkan Yandra baru membalikkan tubuhnya menghadap ke Yusra yang masih berjalan mendekati omah. Dan mulai merasa lega saat ketika dilihatnya Yusra telah mencium tangan Omah seolah-olah berhasil menyambut kedatangannya dengan baik.

Badung Location. . . .
“Pernikahan Diatas Matrai”

Dan kini Yandra akan beranjak dari tempatnya dengan membawa koper Yusra. Sedangkan Omah baru akan mengajak Yusra berbicara sedikit, sebagai awal komunikasi antara keduanya.
“Selamat datang cucuku sayang!”, sapa Omah menunjukkan kasih sayangnya. Melihat ceria.
“Selamat datang kembali juga dariku, Omah! Maafkan Yusra, karna Yusra tidak membalas pesan dari Omah! Karna jujur saja, sejak Yusra tinggal diapartemen tidak ada waktu luang sedkitpun untuk berkomunikasi dengan siapapun! Kecuali waktu untuk tidur, makan dan mandi saja!”, sahut Yusra meminta maaf memakai kesopanan menatap diam.
“Lantas, mengapa kau seperti terkejut saat ketika kau baru saja melihat Omah didepan pandanganmu Yusra?”, Omah mulai akan mengintrogasikannya.
“Yusra lupa Omah!”, keluhnya mulai menampakkan wajah lelahnya. Masih menatap diam.
Kemudian Omah tidak sengaja melihat Yandra yang baru akan menaiki anak tangga kedua, lalu menghentkannya dengan berkata sesuatu. “Yandra, berhenti!”, katanya menghentikan dan Yandra menjadi berhenti seketika melihat padanya. “Bawa Yusra kekamar kalian dan jangan lupa layani Yusra sehingga terbebas dari rasa lelahnya!”, berlanjut memerintahkan Yandra. Sedangkan Yusra merasa kaget seketika lalu berbalik beranjak menuju Yandra.
Omah yang sudah melihat Yusra berbalik pergi seperti akan menghampiri Yandra pun merasa lega, apalagi ketika melihat keduanya berjalan bersama menaiki anak tangga menuju kamar mereka. Tak berapa lama kemudian, mereka berdua kini telah memasuki kamar Yusra. Didalam kamar tersebut, Yusra langsung duduk ditempat tidurnya sambil membuka sepatunya lalu berbaring lemas dikasurnya. Sementara Yandra baru saja menyimpan kopernya dan kini sudah berdiri disamping Yusra.
“Sebenarnya, pada sebelumnya aku tidak merasa cape! Tidak juga sangat merasa lemas seperti ini loh! Tapi ini baru aku rasakan, saat melihat Omah, lalu berlanjut berbicara dengannya!”, ungkap Yusra memberitahu ketika sudah dilihatnya Yandra berdiri disampingnya. Melihat biasa.
“Itu karna kamu takut, permainan kita cepat diketahui Omah sebelum hari permainan itu diakhiri! Aku sudah paham akan hal itu! Sebab pada dua hari yang lalu, aku juga merasa yang sama saat ketika harus menyambut kedatangan Omah, yang telah secara tiba-tiba datang dan nyata dihadapanku!”, Yandra mengerti berlanjut menceritakannya.
“Sudah biarkan saja! Dan harus kamu tau, apa yang telah aku katakan tadi pada Omah, itu memang benar adanya! Jadi tidak perlu untuk dipertanyakan lagi!”, Yusra memberitahukan kebenarannya juga melarangnya untuk menanyakannya lagi.
Yandra yang sudah mendengar penjelasannya pun menjadi tersenyum melihatnya, begitupun Yusra yang juga ikut tersenyum sedikit manja. Namun Yusra telah lupa memberitahu jika pelukan yang diberinya tadi, adalah pelukan yang memang tulus dari hatinya bukan sekedar berakting saja. Kemudian dengan tiba-tiba didengar oleh keduanya kalau Omah memanggil Yandra untuk segera membantunya dalam melakukan sesuatu.
“Gue cabut dulu! Bye!”, kata pamit Yandra masih melihat ke Yusra. “Ya sudah sana! Aku mau tidur!”, balas Yusra mempersilahkannya namun seperti mengusirnya secara halus. Dan Yandra pun melirikkan kedua matanya kelain arah sedikit mengejeknya lalu berbalik beranjak pergi akan segera menemui Omah yang telah memanggil dirinya.

Badung Location. . . .
“Pernikahan Diatas Matrai”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar