Setelah beberapa
hari berjalan. Mora mengingat tentang nomor pribadi yang sudah sering
mengganggunya, dan dirinya telah menyimpulkan kalau sudah lima hari termasuk
pada hari ini dirinya telah sedikit dipermainkan. Dan Morapun mulai merasa
tidak betah seakan ingin mengadukan apa yang telah terjadi padanya kepada pihak
berwajib. Namun dirinya masih berpikir dua kali untuk mengadukan hal spele yang
terjadi padanya pada beberapa hari belakangan ini.
Maksud dirinya, ia akan mencari tau sendiri siapa
yang telah berlaku sedikit curang padanya dengan sedikit mempermainkan dirinya
dibelakang. Ia akan mencari tau walaupun harus menggunakan beberapa temannya,
temannya yang dulu pernah diperlukan bantuannya saat masih mencari tau
identitas dari Yandra. Dan dirinyapun kini mulai berpikir positif untuk
menyelesaikan permasalahannya dengan orang misterius yang telah mencuranginya
dalam beberapa hari belakangan ini.
Sementara dikediaman Yusra, Yandra menjadi terkejut
seketika akan beberapa langkah lagi mendekati pintu masuk rumah kediaman Yusra
karna dirinya ingin bersantai diluar rumah. Sebab dari terkejutnya itu karna
mendapati Omah yang sudah memasuki rumah dan kini telah berdiri dihadapannya, dan
mereka saling berpandangan diam. Kemudian dipecahkan dengan omah yang mulai
menyapa dan akan mengajaknya berbicara singkat, masih berdiri berhadapan juga
saling berpandangan.
“Yandra! Kamu tidak perlu terkejut karna melihat
kedatanganku yang secara tiba-tiba saat ini! Apakah Yusra tidak memberitahumu,
kalau saya pulang ke Indonesia pada hari ini?”, sapa Omah memakai ketegasan
begitupula pandangannya.
“Mungkin, Yusra lupa memberitahu karna dia terlalu
fokus sama pekerjaannya yang semakin padat banyak menyita waktunya Omah!”,
Yandra memberi penjelasan mulai menatap sedikit segan.
“Jadi maksudmu, Yusra tidak sengaja memberitahumu!
Dua hari yang lalu omah telah memberitahukan Yusra, tetapi dia hanya membaca
tidak membalasnya!”, ujar Omah membuat Yandra mulai sedikit bingung.
“Aku, juga tidak mengerti Omah! Yang pasti, pada dua
hari yang lalu Yusra sudah menginap diapartemen! Hanya untuk menyelesaikan
pekerjaannya bersama teman-teman kerjanya!”, penjelasan Yandra membuat omah
menyadarinya.
“Yusra, kini memang tidak bisa berjarak dengan sifat
misteriusnya! Dan kamu, bawa koper Omah dan ikut bersama Omah menuju kamar Omah
dilantai atas!”, Omah sedikit berkeluh lalu mengajak Yandra untuk menemaninya.
Dan kemudian mereka bersama pergi menuju kesebuah
kamar yang dimaksud, dengan Yandra yang berjalan dibelakangnya sambil membawa
koper. Dan kini mereka telah sampai serta memasuki dalam kamar yang dimaksud, Omah
telah duduk ditempat tidur sedangkan Yandra berdiri didepan samping kanan
dirinya. Masih duduk ditempat tidur, Omah melihat-lihat dari sudut kesudut
kamar yang dimaksud tersebut. Dan lalu mereka akan berbicara singkat kembali.
“Bagus, kamar tamu tidak dialihkan menjadi kamar saya!
Dan kamar saya tidak dialihkan menjadi kamar tamu pula!”, Omah berkata lagi
dengan masih melihat-lihat kamar yang telah dimaksud tersebut. lalu berhenti
melihat ke Yandra.
“Iya Omah, sangat tidak mungkin kami mengalihkan
kamar Omah menjadi kamar tamu! Begitupun dengan sebaliknya! Dan itu karna kami
sangat menghargai privacy Omah!”, sahut Yandra dengan sopan melihat ceria.
Omah pun memberi senyuman merasa sedikit tersanjung
karna sahut katanya tadi. Kemudian berkata permisi untuk ketoilet masih didalam
kamar yang dimaksud tersebut. Sedangkan Yandra yang sudah memprersilahkannya
mulai beranjak pergi keluar dari kamar yang telah dimaksud tersebut setelah
melihat Omah sudah memasuki toilet kamar yang telah dimaksud tersebut.
Badung Location. . . .
“Pernikahan Diatas Matrai”
Setelah dua hari berjalan, Mora mendapatkan kabar
yang sangat tidak memuaskan dirinya. Karna pada hari sebelumnya, ia menyerahkan
ponselnya kepada beberapa temannya untuk melacak keberadaan orang yang sudah
mengerjainya dengan bersikap sok misterius. ia mendapatkan kabar kalau beberapa
temannya itu telah gagal untuk melacak keberadaan orang yang dimaksud. Sebab
selama ponsel Mora bersama mereka, orang yang mengerjainya tidak sama sekali
menghubunginya.
Rasa curiga, cemas, dan takutpun mulai menyertainya.
Dan parahnya lagi, Mora berpikir jika ada orang yang sengaja meneror dirinya
hanya untuk menyakitinya saja dikemudian hari. Mungkin saja akan ada sebuah
tindakan kriminal yang akan terjadi padanya, pikirnya. Kemudian dirinya mulai
berdoa dengan mengepalkan kedua tangannya didepan salib, didalam kamarnya. Ia
berdoa, ‘’Lindungi aku dari bahaya, Tuhan! Tuhan Yesus, bantulah umatmu yang
mulai gelisah ini karna ulah seorang misterius itu!”.
Usainya berdoa, Mora beralih akan beranjak keluar
kamarnya akan beranjak pergi menemui beberapa temannya yang sudah dijadikannya
sebagai mata-mata. Teman-temannya yang sebagai mata-mata untuk Yandra dulu, dan
sekarang sebagai mata-mata untuk melacak kebradaan orang yang telah
mengerjainya itu. Dan disana, Fachri mulai menyadari jikalau dirinya sudah tiga
hari tidak menelepon seseorang yang dipersembahkannya kata puitis. Dan ia hanya
diam meratapi ponselnya menahan rindu.
Sementara disana disore harinya, Yandra yang
kebetulan berjalan melintasi pintu masuk rumahnya. Mendengar suara bel yang
menandakan bahwa ada seseorang yang datang dan mungkin akan bertamu. Dan Yandra
pun kini berjalan menuju pintu masuk rumah sembari akan membukanya. Setelah
dibukanya pintu rumah tersebut, terlihat Yusra sudah pulang dari apartemennya.
Yandra yang sudah mengetahuinya menjadi melangkah mundur tiga langkah
melihatnya sedikit terkejut.
“Maaf, ponselku mati! Makanya aku tidak memberitahumu
sebelum pulang kerumah!”, Yusra meminta maaf belum mengetahui apa-apa dengan
berjalan mendekati Yandra memakai tatapan pesonanya. Dan Yandra terpaksa
memberinya senyuman sambil berkata, “Gak apa-apa kok!”. Lalu dengan tiba-tiba
Yusra memeluknya hingga membuat Yandra semakin terkejut. Namun Yandra berpikir
jika pelukan yang diberikan Yusra adalah sebuah akting demi menjaga perasaan Omah
saja.
Sementara yang sebenarnya pelukan yang diberikan
Yusra bukanlah sebuah akting, tetapi memang tulus dari hatinya demi memuaskan
rasa rindunya tuk kembali kerumah segera demi melihat Yandra kembali. Ditengah
damainya memeluk Yandra, tiba-tiba saja dirinya melihat Omah didepannya
dikejauhan. Dirinya pun menjadi terkejut perlahan melepaskan pelukannya kepada
Yandra. Yandra yang sudah menyadari mencoba melihat wajah Yusra yang sudah
dirasanya sedikit tegang.
“Pergi Yusra, sambut kedatangannya, sebelum dia
curiga!”, bisik kecil Yandra memerintahkannya. Dan Yusra pun terpaksa menuruti
perintah darinya karna dipikirnya ada baiknya jika menuruti perintah darinya tersebut.
Sedangkan Yandra baru membalikkan tubuhnya menghadap ke Yusra yang masih
berjalan mendekati omah. Dan mulai merasa lega saat ketika dilihatnya Yusra
telah mencium tangan Omah seolah-olah berhasil menyambut kedatangannya dengan
baik.
Badung Location. . . .
“Pernikahan Diatas Matrai”
Dan kini Yandra akan beranjak dari tempatnya dengan
membawa koper Yusra. Sedangkan Omah baru akan mengajak Yusra berbicara sedikit,
sebagai awal komunikasi antara keduanya.
“Selamat datang cucuku sayang!”, sapa Omah menunjukkan kasih sayangnya.
Melihat ceria.
“Selamat datang kembali juga dariku, Omah! Maafkan
Yusra, karna Yusra tidak membalas pesan dari Omah! Karna jujur saja, sejak
Yusra tinggal diapartemen tidak ada waktu luang sedkitpun untuk berkomunikasi
dengan siapapun! Kecuali waktu untuk tidur, makan dan mandi saja!”, sahut Yusra
meminta maaf memakai kesopanan menatap diam.
“Lantas, mengapa kau seperti terkejut saat ketika kau
baru saja melihat Omah didepan pandanganmu Yusra?”, Omah mulai akan mengintrogasikannya.
“Yusra lupa Omah!”, keluhnya mulai menampakkan wajah
lelahnya. Masih menatap diam.
Kemudian Omah tidak sengaja melihat Yandra yang baru
akan menaiki anak tangga kedua, lalu menghentkannya dengan berkata sesuatu.
“Yandra, berhenti!”, katanya menghentikan dan Yandra menjadi berhenti seketika
melihat padanya. “Bawa Yusra kekamar kalian dan jangan lupa layani Yusra sehingga
terbebas dari rasa lelahnya!”, berlanjut memerintahkan Yandra. Sedangkan Yusra
merasa kaget seketika lalu berbalik beranjak menuju Yandra.
Omah yang sudah melihat Yusra berbalik pergi seperti
akan menghampiri Yandra pun merasa lega, apalagi ketika melihat keduanya
berjalan bersama menaiki anak tangga menuju kamar mereka. Tak berapa lama
kemudian, mereka berdua kini telah memasuki kamar Yusra. Didalam kamar
tersebut, Yusra langsung duduk ditempat tidurnya sambil membuka sepatunya lalu
berbaring lemas dikasurnya. Sementara Yandra baru saja menyimpan kopernya dan
kini sudah berdiri disamping Yusra.
“Sebenarnya, pada sebelumnya aku tidak merasa cape!
Tidak juga sangat merasa lemas seperti ini loh! Tapi ini baru aku rasakan, saat
melihat Omah, lalu berlanjut berbicara dengannya!”, ungkap Yusra memberitahu
ketika sudah dilihatnya Yandra berdiri disampingnya. Melihat biasa.
“Itu karna kamu takut, permainan kita cepat diketahui
Omah sebelum hari permainan itu diakhiri! Aku sudah paham akan hal itu! Sebab
pada dua hari yang lalu, aku juga merasa yang sama saat ketika harus menyambut
kedatangan Omah, yang telah secara tiba-tiba datang dan nyata dihadapanku!”,
Yandra mengerti berlanjut menceritakannya.
“Sudah biarkan saja! Dan harus kamu tau, apa yang
telah aku katakan tadi pada Omah, itu memang benar adanya! Jadi tidak perlu
untuk dipertanyakan lagi!”, Yusra memberitahukan kebenarannya juga melarangnya
untuk menanyakannya lagi.
Yandra yang sudah mendengar penjelasannya pun menjadi
tersenyum melihatnya, begitupun Yusra yang juga ikut tersenyum sedikit manja.
Namun Yusra telah lupa memberitahu jika pelukan yang diberinya tadi, adalah
pelukan yang memang tulus dari hatinya bukan sekedar berakting saja. Kemudian
dengan tiba-tiba didengar oleh keduanya kalau Omah memanggil Yandra untuk
segera membantunya dalam melakukan sesuatu.
“Gue cabut dulu! Bye!”, kata pamit Yandra masih
melihat ke Yusra. “Ya sudah sana! Aku mau tidur!”, balas Yusra
mempersilahkannya namun seperti mengusirnya secara halus. Dan Yandra pun
melirikkan kedua matanya kelain arah sedikit mengejeknya lalu berbalik beranjak
pergi akan segera menemui Omah yang telah memanggil dirinya.
Badung Location. . . .
“Pernikahan Diatas Matrai”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar