Kamis, 21 Januari 2016

Badung Location. . . . #39



                Setelah beberapa saat berjalan, Yandra yang masih duduk seorang diri melihat pemandangan yang ada tiba-tiba saja melihat Yusra langsung memberikannya minuman disamping kirinya. Mereka saling berpandangan biasa, saat ketika Yandra mengambil minuman dari tangan Yusra hingga Yusra beralih duduk disamping kanannya dalam satu buah kursi persegi panjang. Dan lalu mereka saling memalingkan pandangannya dengan melihat lurus kedepan.
Kemudian dengan perlahan Yandra menggeserkan dirinya mendekati Yusra perlahan, lalu merangkul lengan Yusra sembari merebahkan kepalanya dilengan Yusra sedikit bermanja. Yusra yang sudah mengetahuinya pun menolehkan kepalanya melihat kewajah Yandra, berdiam. Dan Yandra yang mengetahui Yusra sedang melihat kewajah dirinya masih berdiam, Yandra menunjukkan Yusra pemandangan didepan mereka. Seketika Yusra mengikuti melihat apa yang telah ditunjukkannya. 
Yandra menunjukkan sepasang kekasih sedang bermanja sama dengan yang dilakukan dirinya kepada Yusra. “Aku hanya ingin seperti mereka Yusra”, dengan menurunkan tangannya yang menunjuk pasangan kekasih didepannya. Yusra yang masih melihat dan sudah mendengar kata darinya mulai menjadi hening melihat sepasang kekasih didepannya. Lalu secara tiba-tiba dirasanya jika Yandra mencium pipinya dan itu membuatnya untuk menoleh melihat ke Yandra kembali.
Sedangkan Yandra baru melepaskan ciumannya melihat hening padanya. Yusra mulai melihatnya dingin menahan tanya, akan segera menanyakan sesuatu.
“Kau selalu menciumku tanpa berkata permisi dulu padaku! Sementara diriku tidak pernah kau ijinkan tuk menciummu balik!”, tegur Yusra berkeluh masih melihat dingin.
“Daripada kamu bersikap dingin, mending kita selfie bareng! Mumpung masih berpakaian bebas, karna kamu selalu terlihat sering memakai pakaian kantor!”, Yandra mengalihkan pembicaraan.
Usainya berbicara mengalihkannya, Yandra mengulurkan tangannya meminta Yusra untuk menunjukkan ponselnya. Yusra yang mengerti langsung mengambil ponselnya dari saku celananya lalu diberikannya ke Yandra. Namun Yandra memberikannya balik ketangan Yusra sambil mengatakan, “Kau saja yang mengambil gambarnya! Dan aku yang mengatur gayanya!”. Sedikit berat hati Yusra pun menuruti kemauannya
Dan kini mereka akan bersiap-siap untuk berfoto selfie. Merekapun mulai saling menyerongkan wajah mereka hingga seperti berhadapan melihat kekamera ponsel yang dipegang Yusra. Lalu mereka bergaya seolah-olah tertawa bersama hingga menunjukkan gigi mereka masing-masing. Berlanjut memakai gaya saling mengedipkan salah-satu mata dari mereka, Yusra mengedipkan mata kanannya dan Yandra mengedipkan mata kirinya.
Berlanjut lagi memakai gaya saling menunjukkan bibir mereka seperti akan mencium seseorang. Dan terakhir mereka memakai gaya saling menyentuhkan pipi mereka yang secara reflek mereka lakukan sambil tersenyum manja. Usainya mereka berfoto selfie, Yandra meminta Yusra untuk mengunggah foto selfienya diakun instagram milik Yusra.
“Berapa banyak?”, tanya Yusra menuruti permintaannya lagi.
“Semuanya dong! Setelahnya aku unggah juga diakun instagramku!”, pinta Yandra kembali mengungkap niatnya.
Dan Yandra kini sedang melihat Yusra mengunggah foto selfie mereka diakun instagram, lalu dilihatnya jika pengikut Yusra sebanyak tiga ribu lima ratus dan mengikuti hanya delapanpuluh lima saja. Sedangkan diakun instagram Yandra pengikutnya sebanyak dua ribu lima ratus, dan mengikuti seratus lima. Usainya melihat Yusra berhasil mengunggah foto selfie mereka berdua, Yandra baru memegang ponselnya sendiri akan mengambil foto dari instagram Yusra untuk diunggah diiakun instagramnya.

Badung Location. . . .
“Pernikahan Diatas Matrai”

                Sementara disana, Mirza, Eisya, Mora juga Fachri sedang duduk bersama dengan bersejajar. Mereka berempat baru saja memainkan gadget masing-masing. Kemudian Mirza, Eisya juga Mora membuka akun instagram masing-masing dengan bersamaan. Lalu mereka melihat postingan baru dari akun instagram Yusra sebanyak empat buah foto selfie Yusra bersama Yandra. Sedangkan Fachri mulai merasa aneh melihat ketiganya mendadak tersenyum-senyum sambil memainkan gadget bersamaan.
Fachri pun kini menanyakan mengapa diri mereka bertiga menjadi tersenyum-senyum seperti itu, dan mereka bertiga dengan serentak menolehkan kepalanya melihat ke Fachri.
“Punya akun instagram kan?”, tanya Mirza memulai.
“Punya kuota juga kan? Follow akun instagram Yusra sekarang!”, sambung Eisya memerintahkan.
“Cek postingan terbaru Yusra selfie sama Yandra! Lalu jangan lupa kasih sweet komen pada postingan terbaru dari Yusra!”, sambung Mora sambil memintanya.
“Gue punya ide, kita kasih satu buah komen tapi ditulis pada beberapa postingan terbaru dari Yusra! Isengin Yusra dikit gak apa-apa kali!”, Fachri memberikan masukan mengungkap ide konyolnya untuk mengerjai Yusra.
Mereka bertigapun serentak mengatakan “Setuju broh!” meskipun membalasnya sedikit alay. Dan mereka berempat kinipun mulai melakukanya dengan menahan tawa masing-masing. Kembali pada Yusra dan Yandra, keduanya masih memainkan gadgetnya masing-masing. Yandra sedang mengedit foto sefienya tadi bersama Yusra, dan Yusra menerima notifikasi dari akun instagramnya. Dan kini dirinya pun mulai membuka akun instagramnya kembali akan segera mengetahuinya.
Ternyata notifikasi tersebut dari Mirza, Eisya, Mora juga Fachri. Dibacanya pada komen pertama dari Mirza, “Apa-apaan nih? Merusak pemandangan gue aja!”, dengan diakhiri memberi emoticon hati. Lalu dilanjutinya pada komen kedua dari Eisya, “Yusra, lo jangan lebih mesra dari gue dong!”, dengan diakhiri memberi emoticon bibir. Terus dilanjutinya lagi membaca komen ketiga dari Mora, “Ehemb, kok gue yang menjadi menggebu-gebu?”, diakhiri memberi emoticon bom dan pistol.
Dan terakhir pada komen keempat dari Fachri, “Nice couple! Semoga cepat dapet momongan biar gue bisa kasih ice cream waktu bayi lo nangis pas brojol nanti!”, diakhiri memberi emoticon wajah bayi dan ice cream. Yusra yang sudah membaca komentar dari merekapun mulai membalas, “Ciyeeee yang pada dadakan care sama gue!”, diakhiri dengan emoticon pistol dan cium. Yusra membalasnya seperti mereka, membalas satu buah komen pada keempat posting terbarunya.
Setelah membalas komentar dari mereka, dilanjutinya mengikuti balik akun instagram Fachri, karna Fachri telah mengikuti akun instagram dirinya lebih dulu. Usainya mengikuti balik akun instagram Fachri, diterimanya notifikasi bahwa Yandra menyukai keempat fotonya dan membuat Yusra menjadi stalking diinstagram Yandra. Kemudian disukainya postingan Yandra yang telah diedit menggunakan fram berisi empat buah kotak, dimana foto dirinya bersama Yandra telah diedit pada fram tersebut.

Badung Location. . . .
“Pernikahan Diatas Matrai”

Dan kemudian lagi secara tiba-tiba, Yandra menjadi kaget karna Yusra mengganti foto profil akun instagramnya dengan menggunakan foto selfienya bersama Yandra. Yusra memakai foto selfienya bersama Yandra yang bergaya menunjukkan bibir mereka seperti akan mencium seseorang. “Yusra?”, tegur Yandra pelan melihat padanya. Yusra baru saja melihat padanya, “Lucu aja!”, sahutnya dengan tersenyum manja. Yandra yang sudah mendengar katanya pun menjadi menatap malu, tersenyum.

Selang beberapa waktu berjalan. . . .

Kini mereka berenam telah meninggalkan pameran tersebut, dan kinipula mereka berenam akan bersantai dikediaman Yusra. Begitu sudah tiba dikediaman Yusra juga telah memasuki kedalam rumah kediaman Yusra, tiba-tiba saja mereka serentak menjadi terhenti dari langkahnya sebab telah dilihatnya jika Omah dari Yusra telah berdiam didepan mereka secara tiba-tiba, menatap tegas pula. Seketika mereka mejadi terdiam kaku melihat Omah dari Yusra itu.
Kemudian Omah dari Yusra memerintahkan mereka untuk duduk bersama diruang tamu karna ada sesuatu yang perlu dibicarakan. Dan kinipun mereka telah duduk bersama diruang tamu. Yusra bersama Yandra dihadapan omah, Mirza bersama Eisya disisi kanan omah dan Fachri bersama Mora disisi kiri omah. Mereka duduk bersama menghadap ke Omah dari Yusra, begitupula dengan pandangan mereka yang masih terdiam kaku padanya.
Omah yang masih duduk mencoba mengambil selembar kertas folio polos lalu berdiri dengan memegang kertas folio polos tersebut, sembari memperlihatkannya sisi belakang kertas folio tersebut kepada mereka semua. Kemudian kertas folio tersebut dibalik hingga menjadi sisi depan yang terlihat. Yusra, Yandra, Mirza, Eisya juga Mora yang melihatnya pun menjadi serentak berdiri dari duduknya sangat terkejut, tercengang cuma-cuma. Sementara Fachri masih terduduk tidak mengerti.
“Jelaskan pada saya, surat perjanjian apa ini?”, kata Omah begitu tegas melihat ke mereka yang telah berdiri.
“Itu adalah surat perjanjian, pernikahan diatas matrai!”, Yusra menjawabnya santai menahan terkejutnya.
“Kawin kontrak! Itulah bahasa kasarnya dari permainan kalian berdua!”, kata Omah kembali membentak Yusra dan Yandra. Melihat menajamkannya.
“Jangan menatap istriku seperti itu Omah!”, perintah Yusra memintanya mulai bernada tegas.
Mendengar katanya, Omah memalingkan pandangannya ke Yusra masih menatap tajam. Sedangkan Yusra melangkah dua langkah kedepan, lalu bergeser menutupi Yandra dibaliknya. Yandra yang mengetahuinya hanya berdiam menikmati suasana walaupun masih begitu tegang. Dan lalu Yusra menyuruh mereka yang berdiri untuk duduk kembali. Mengetahui Mora yang sudah duduk kembali, Fachri mencoba menoleh padanya berharap akan mendapat kejelasan.
Namun Mora hanya berdiam masih melihat ke Omah, dan mau tidak mau Fachri melihat ke mereka semua lalu berhenti melihat ke Omah dari Yusra. Dan perdebatan pun akan dimulai kembali demi mendapatkan sebuah kejelasan.

Badung Location. . . .
“Pernikahan Diatas Matrai”

                “Untuk saat ini, biarkan saja aku yang berbicara! Dan kalian harus tetap diam, termasuk kamu yang sengaja aku tutupi dirimu dari hadapan Omah!”, Yusra berkata kembali dengan melihat kemereka lalu berhenti melirik kebelakang tetuju pada Yandra.
“Yusra, kamu adalah peran utama dalam permainan ini? Dan kamu, telah membohongi keluarga besarmu sendiri!”, Omah memberitahu masih dengan ketegasannya.
“Itu semua terpaksa Yusra lakukan, karna Yusra sudah tidak tahan dengan ambisi Omah yang terus meminta Yusra untuk segera menikah! Dan sekarang, Omah harus bahagia dengan pernikahan Yusra walaupun hanya sebuah pernikahan diatas matrai saja!”, Yusra mulai mengungkap kebenaran.
Omah yang mendengar perkataannya menjadi terdiam mulai melihat mereka semua secara bergantian, hening. Sedangkan Yandra merebahkan kepalanya ditubuh belakang Yusra seolah-olah sedang berkeluh kesah, dan Yusra yang merasakannya menundukkan kepalanya melihat kebawah. Sementara Fachri baru mengerti terhadap permasalahan yang sedang dibicarakan kini, melihat ke Yusra setelah mendengar perkataan darinya yang terakhir tadi.
“Omah tidak mau membahas masalah ini lagi! Tetapi Omah menuntut pada kalian semua, perjanjian, permainan ini harus segera dibatalkan!”, omah berakta lagi masih melihat mereka secara bergantian. “Dan tetapi lagi, omah mau kalian berdua bercerai dipengadilan yang sesungguhnya! Bukan dengan membatalkan surat perjanjian pernikahan diatas matrai ini!”, sambung lagi Omah menetap melihat ke Yusra dan Yandra sembari menunjukkan surat perjanjian yang dimaksud.
Yusra pun menjadi terkejut perlahan menegakkan kepalanya melihat ke Omah, Yandra mengangkat kedua telapak tangannya menaruhnya didadanya masih merebahkan kepalanya ditubuh belakang Yusra. Begitupula yang lainnya menjadi serentak berdiri melihat sangat terkaget-kaget ke Omah. Mereka semua seperti tak menyangka jika Omah akan berkata menuntut hal yang tak pernah mereka bayangkan, bahkan terbesit sedikitpun tidak pernah.
“Haruskah, perceraian mereka dilakukan dipengadilan yang sesungguhnya!? Bukankah, bisa dilakukan secara kekeluargaan?!”, Mora memberanikan diri memberikan pendapatnya. Omah melihat padanya, bungkam.
“Omah, alangkah baiknya jika dilakukan secara kekeluargaan saja! Jangan menghukum mereka sampai kesana omah!”, sambung Eisya memberi pendapatnya pula. Omah baru berpaling melihat ke Eisya lalu berhenti melihat ke Yusra.
Suasanapun mulai sedikit tegang, dan menjadi semakin tegang saat ketika Omah merobek surat perjanjian pernikahan diatas matrai didepan mereka semua. Spontan, mereka dibuat menjadi amat kaget hingga terdiam tak bisa berkomentar. “Dengan saya merobek surat perjanjian pernikahan diatas matrai ini! Maka kalian tidak bisa mengelak lagi dari tuntutan saya kepada Yusra dan Yandra!”, katanya lagi menegaskan. Dan mereka berlima menjadi bersama berkata, “Omah?”, sedikit sedih.
Hanya Yandra saja yang tidak ikut berkata, sebab ia menutup mulutnya dengan kedua telapak tangannya. Dan alasan Omah merobek surat perjanjian pernikahan diatas matrai itu, karna sudah tertulis jika prceraian antara Yusra dan Yandra dilakukan secara kekeluargaan telah tertulis serta sudah disetujui dengan menandatangani diatas matrai yang telah tertempel. Dan lagi merekapun dapat mengerti akan hal yang demikian itu. Keheningan mulai terjadi.

Badung Location. . . .
“Pernikahan Diatas Matrai”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar