Setelah beberapa
saat berjalan, Yandra yang masih duduk seorang diri melihat pemandangan yang
ada tiba-tiba saja melihat Yusra langsung memberikannya minuman disamping
kirinya. Mereka saling berpandangan biasa, saat ketika Yandra mengambil minuman
dari tangan Yusra hingga Yusra beralih duduk disamping kanannya dalam satu buah
kursi persegi panjang. Dan lalu mereka saling memalingkan pandangannya dengan
melihat lurus kedepan.
Kemudian dengan perlahan Yandra menggeserkan dirinya
mendekati Yusra perlahan, lalu merangkul lengan Yusra sembari merebahkan
kepalanya dilengan Yusra sedikit bermanja. Yusra yang sudah mengetahuinya pun
menolehkan kepalanya melihat kewajah Yandra, berdiam. Dan Yandra yang
mengetahui Yusra sedang melihat kewajah dirinya masih berdiam, Yandra menunjukkan
Yusra pemandangan didepan mereka. Seketika Yusra mengikuti melihat apa yang
telah ditunjukkannya.
Yandra menunjukkan sepasang kekasih sedang bermanja
sama dengan yang dilakukan dirinya kepada Yusra. “Aku hanya ingin seperti
mereka Yusra”, dengan menurunkan tangannya yang menunjuk pasangan kekasih
didepannya. Yusra yang masih melihat dan sudah mendengar kata darinya mulai
menjadi hening melihat sepasang kekasih didepannya. Lalu secara tiba-tiba
dirasanya jika Yandra mencium pipinya dan itu membuatnya untuk menoleh melihat
ke Yandra kembali.
Sedangkan Yandra baru melepaskan ciumannya melihat
hening padanya. Yusra mulai melihatnya dingin menahan tanya, akan segera
menanyakan sesuatu.
“Kau selalu menciumku tanpa berkata permisi dulu
padaku! Sementara diriku tidak pernah kau ijinkan tuk menciummu balik!”, tegur
Yusra berkeluh masih melihat dingin.
“Daripada kamu bersikap dingin, mending kita selfie
bareng! Mumpung masih berpakaian bebas, karna kamu selalu terlihat sering
memakai pakaian kantor!”, Yandra mengalihkan pembicaraan.
Usainya berbicara mengalihkannya, Yandra mengulurkan
tangannya meminta Yusra untuk menunjukkan ponselnya. Yusra yang mengerti
langsung mengambil ponselnya dari saku celananya lalu diberikannya ke Yandra.
Namun Yandra memberikannya balik ketangan Yusra sambil mengatakan, “Kau saja
yang mengambil gambarnya! Dan aku yang mengatur gayanya!”. Sedikit berat hati
Yusra pun menuruti kemauannya
Dan kini mereka akan bersiap-siap untuk berfoto
selfie. Merekapun mulai saling menyerongkan wajah mereka hingga seperti
berhadapan melihat kekamera ponsel yang dipegang Yusra. Lalu mereka bergaya
seolah-olah tertawa bersama hingga menunjukkan gigi mereka masing-masing.
Berlanjut memakai gaya saling mengedipkan salah-satu mata dari mereka, Yusra
mengedipkan mata kanannya dan Yandra mengedipkan mata kirinya.
Berlanjut lagi memakai gaya saling menunjukkan bibir
mereka seperti akan mencium seseorang. Dan terakhir mereka memakai gaya saling
menyentuhkan pipi mereka yang secara reflek mereka lakukan sambil tersenyum
manja. Usainya mereka berfoto selfie, Yandra meminta Yusra untuk mengunggah
foto selfienya diakun instagram milik Yusra.
“Berapa banyak?”, tanya Yusra menuruti permintaannya
lagi.
“Semuanya dong! Setelahnya aku unggah juga diakun
instagramku!”, pinta Yandra kembali mengungkap niatnya.
Dan Yandra kini sedang melihat Yusra mengunggah foto
selfie mereka diakun instagram, lalu dilihatnya jika pengikut Yusra sebanyak
tiga ribu lima ratus dan mengikuti hanya delapanpuluh lima saja. Sedangkan
diakun instagram Yandra pengikutnya sebanyak dua ribu lima ratus, dan mengikuti
seratus lima. Usainya melihat Yusra berhasil mengunggah foto selfie mereka
berdua, Yandra baru memegang ponselnya sendiri akan mengambil foto dari
instagram Yusra untuk diunggah diiakun instagramnya.
Badung Location. . . .
“Pernikahan Diatas Matrai”
Sementara disana,
Mirza, Eisya, Mora juga Fachri sedang duduk bersama dengan bersejajar. Mereka
berempat baru saja memainkan gadget masing-masing. Kemudian Mirza, Eisya juga
Mora membuka akun instagram masing-masing dengan bersamaan. Lalu mereka melihat
postingan baru dari akun instagram Yusra sebanyak empat buah foto selfie Yusra
bersama Yandra. Sedangkan Fachri mulai merasa aneh melihat ketiganya mendadak
tersenyum-senyum sambil memainkan gadget bersamaan.
Fachri pun kini menanyakan mengapa diri mereka
bertiga menjadi tersenyum-senyum seperti itu, dan mereka bertiga dengan
serentak menolehkan kepalanya melihat ke Fachri.
“Punya akun instagram kan?”, tanya Mirza memulai.
“Punya kuota juga kan? Follow akun instagram Yusra
sekarang!”, sambung Eisya memerintahkan.
“Cek postingan terbaru Yusra selfie sama Yandra! Lalu
jangan lupa kasih sweet komen pada postingan terbaru dari Yusra!”, sambung Mora
sambil memintanya.
“Gue punya ide, kita kasih satu buah komen tapi
ditulis pada beberapa postingan terbaru dari Yusra! Isengin Yusra dikit gak
apa-apa kali!”, Fachri memberikan masukan mengungkap ide konyolnya untuk
mengerjai Yusra.
Mereka bertigapun serentak mengatakan “Setuju broh!”
meskipun membalasnya sedikit alay. Dan mereka berempat kinipun mulai
melakukanya dengan menahan tawa masing-masing. Kembali pada Yusra dan Yandra,
keduanya masih memainkan gadgetnya masing-masing. Yandra sedang mengedit foto
sefienya tadi bersama Yusra, dan Yusra menerima notifikasi dari akun
instagramnya. Dan kini dirinya pun mulai membuka akun instagramnya kembali akan
segera mengetahuinya.
Ternyata notifikasi tersebut dari Mirza, Eisya, Mora
juga Fachri. Dibacanya pada komen pertama dari Mirza, “Apa-apaan nih? Merusak
pemandangan gue aja!”, dengan diakhiri memberi emoticon hati. Lalu dilanjutinya
pada komen kedua dari Eisya, “Yusra, lo jangan lebih mesra dari gue dong!”,
dengan diakhiri memberi emoticon bibir. Terus dilanjutinya lagi membaca komen
ketiga dari Mora, “Ehemb, kok gue yang menjadi menggebu-gebu?”, diakhiri
memberi emoticon bom dan pistol.
Dan terakhir pada komen keempat dari Fachri, “Nice
couple! Semoga cepat dapet momongan biar gue bisa kasih ice cream waktu bayi lo
nangis pas brojol nanti!”, diakhiri memberi emoticon wajah bayi dan ice cream. Yusra
yang sudah membaca komentar dari merekapun mulai membalas, “Ciyeeee yang pada
dadakan care sama gue!”, diakhiri dengan emoticon pistol dan cium. Yusra
membalasnya seperti mereka, membalas satu buah komen pada keempat posting
terbarunya.
Setelah membalas komentar dari mereka, dilanjutinya
mengikuti balik akun instagram Fachri, karna Fachri telah mengikuti akun
instagram dirinya lebih dulu. Usainya mengikuti balik akun instagram Fachri,
diterimanya notifikasi bahwa Yandra menyukai keempat fotonya dan membuat Yusra
menjadi stalking diinstagram Yandra. Kemudian disukainya postingan Yandra yang
telah diedit menggunakan fram berisi empat buah kotak, dimana foto dirinya
bersama Yandra telah diedit pada fram tersebut.
Badung Location. . . .
“Pernikahan Diatas Matrai”
Dan kemudian lagi secara tiba-tiba, Yandra menjadi
kaget karna Yusra mengganti foto profil akun instagramnya dengan menggunakan
foto selfienya bersama Yandra. Yusra memakai foto selfienya bersama Yandra yang
bergaya menunjukkan bibir mereka seperti akan mencium seseorang. “Yusra?”,
tegur Yandra pelan melihat padanya. Yusra baru saja melihat padanya, “Lucu
aja!”, sahutnya dengan tersenyum manja. Yandra yang sudah mendengar katanya pun
menjadi menatap malu, tersenyum.
Selang beberapa waktu berjalan. . . .
Kini mereka berenam telah meninggalkan pameran
tersebut, dan kinipula mereka berenam akan bersantai dikediaman Yusra. Begitu
sudah tiba dikediaman Yusra juga telah memasuki kedalam rumah kediaman Yusra,
tiba-tiba saja mereka serentak menjadi terhenti dari langkahnya sebab telah
dilihatnya jika Omah dari Yusra telah berdiam didepan mereka secara tiba-tiba,
menatap tegas pula. Seketika mereka mejadi terdiam kaku melihat Omah dari Yusra
itu.
Kemudian Omah dari Yusra memerintahkan mereka untuk
duduk bersama diruang tamu karna ada sesuatu yang perlu dibicarakan. Dan
kinipun mereka telah duduk bersama diruang tamu. Yusra bersama Yandra dihadapan
omah, Mirza bersama Eisya disisi kanan omah dan Fachri bersama Mora disisi kiri
omah. Mereka duduk bersama menghadap ke Omah dari Yusra, begitupula dengan
pandangan mereka yang masih terdiam kaku padanya.
Omah yang masih duduk mencoba mengambil selembar kertas
folio polos lalu berdiri dengan memegang kertas folio polos tersebut, sembari
memperlihatkannya sisi belakang kertas folio tersebut kepada mereka semua. Kemudian
kertas folio tersebut dibalik hingga menjadi sisi depan yang terlihat. Yusra,
Yandra, Mirza, Eisya juga Mora yang melihatnya pun menjadi serentak berdiri
dari duduknya sangat terkejut, tercengang cuma-cuma. Sementara Fachri masih
terduduk tidak mengerti.
“Jelaskan pada saya, surat perjanjian apa ini?”, kata
Omah begitu tegas melihat ke mereka yang telah berdiri.
“Itu adalah surat perjanjian, pernikahan diatas
matrai!”, Yusra menjawabnya santai menahan terkejutnya.
“Kawin kontrak! Itulah bahasa kasarnya dari permainan
kalian berdua!”, kata Omah kembali membentak Yusra dan Yandra. Melihat
menajamkannya.
“Jangan menatap istriku seperti itu Omah!”, perintah
Yusra memintanya mulai bernada tegas.
Mendengar katanya, Omah memalingkan pandangannya ke
Yusra masih menatap tajam. Sedangkan Yusra melangkah dua langkah kedepan, lalu
bergeser menutupi Yandra dibaliknya. Yandra yang mengetahuinya hanya berdiam
menikmati suasana walaupun masih begitu tegang. Dan lalu Yusra menyuruh mereka
yang berdiri untuk duduk kembali. Mengetahui Mora yang sudah duduk kembali,
Fachri mencoba menoleh padanya berharap akan mendapat kejelasan.
Namun Mora hanya berdiam masih melihat ke Omah, dan
mau tidak mau Fachri melihat ke mereka semua lalu berhenti melihat ke Omah dari
Yusra. Dan perdebatan pun akan dimulai kembali demi mendapatkan sebuah
kejelasan.
Badung Location. . . .
“Pernikahan Diatas Matrai”
“Untuk saat ini,
biarkan saja aku yang berbicara! Dan kalian harus tetap diam, termasuk kamu
yang sengaja aku tutupi dirimu dari hadapan Omah!”, Yusra berkata kembali
dengan melihat kemereka lalu berhenti melirik kebelakang tetuju pada Yandra.
“Yusra, kamu adalah peran utama dalam permainan ini?
Dan kamu, telah membohongi keluarga besarmu sendiri!”, Omah memberitahu masih
dengan ketegasannya.
“Itu semua terpaksa Yusra lakukan, karna Yusra sudah
tidak tahan dengan ambisi Omah yang terus meminta Yusra untuk segera menikah!
Dan sekarang, Omah harus bahagia dengan pernikahan Yusra walaupun hanya sebuah
pernikahan diatas matrai saja!”, Yusra mulai mengungkap kebenaran.
Omah yang mendengar perkataannya menjadi terdiam
mulai melihat mereka semua secara bergantian, hening. Sedangkan Yandra merebahkan
kepalanya ditubuh belakang Yusra seolah-olah sedang berkeluh kesah, dan Yusra
yang merasakannya menundukkan kepalanya melihat kebawah. Sementara Fachri baru
mengerti terhadap permasalahan yang sedang dibicarakan kini, melihat ke Yusra
setelah mendengar perkataan darinya yang terakhir tadi.
“Omah tidak mau membahas masalah ini lagi! Tetapi Omah
menuntut pada kalian semua, perjanjian, permainan ini harus segera
dibatalkan!”, omah berakta lagi masih melihat mereka secara bergantian. “Dan
tetapi lagi, omah mau kalian berdua bercerai dipengadilan yang sesungguhnya!
Bukan dengan membatalkan surat perjanjian pernikahan diatas matrai ini!”,
sambung lagi Omah menetap melihat ke Yusra dan Yandra sembari menunjukkan surat
perjanjian yang dimaksud.
Yusra pun menjadi terkejut perlahan menegakkan
kepalanya melihat ke Omah, Yandra mengangkat kedua telapak tangannya menaruhnya
didadanya masih merebahkan kepalanya ditubuh belakang Yusra. Begitupula yang
lainnya menjadi serentak berdiri melihat sangat terkaget-kaget ke Omah. Mereka
semua seperti tak menyangka jika Omah akan berkata menuntut hal yang tak pernah
mereka bayangkan, bahkan terbesit sedikitpun tidak pernah.
“Haruskah, perceraian mereka dilakukan dipengadilan
yang sesungguhnya!? Bukankah, bisa dilakukan secara kekeluargaan?!”, Mora
memberanikan diri memberikan pendapatnya. Omah melihat padanya, bungkam.
“Omah, alangkah baiknya jika dilakukan secara
kekeluargaan saja! Jangan menghukum mereka sampai kesana omah!”, sambung Eisya
memberi pendapatnya pula. Omah baru berpaling melihat ke Eisya lalu berhenti
melihat ke Yusra.
Suasanapun mulai sedikit tegang, dan menjadi semakin
tegang saat ketika Omah merobek surat perjanjian pernikahan diatas matrai
didepan mereka semua. Spontan, mereka dibuat menjadi amat kaget hingga terdiam
tak bisa berkomentar. “Dengan saya merobek surat perjanjian pernikahan diatas
matrai ini! Maka kalian tidak bisa mengelak lagi dari tuntutan saya kepada
Yusra dan Yandra!”, katanya lagi menegaskan. Dan mereka berlima menjadi bersama
berkata, “Omah?”, sedikit sedih.
Hanya Yandra saja yang tidak ikut berkata, sebab ia
menutup mulutnya dengan kedua telapak tangannya. Dan alasan Omah merobek surat
perjanjian pernikahan diatas matrai itu, karna sudah tertulis jika prceraian
antara Yusra dan Yandra dilakukan secara kekeluargaan telah tertulis serta
sudah disetujui dengan menandatangani diatas matrai yang telah tertempel. Dan
lagi merekapun dapat mengerti akan hal yang demikian itu. Keheningan mulai
terjadi.
Badung Location. . . .
“Pernikahan Diatas Matrai”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar