Keseokkan harinya, Yusra sedang sarapan pagi bersama
Yandra disampingnya, disaat masih menikmati makan paginya dirinya menjadi
berhenti seketika karna terpandang ke Yandra yang masih menikmati makan paginya.
Disaat yang sama, Yusra teringat kembali pada momen pernikahannya. Dimana
dirinya yang mencium tangan Yandra dan Yandra memeluknya secara tiba-tiba
hingga membuat dirinya menjadi reflek menangkapnya. Hingga berujung memeluknya
juga tanpa disengaja olehnya.
Usainya teringat kembali akan momen itu, Yusra
mengelap mulutnya berhenti untuk sarapan pagi lalu berbalik menuju pintu rumah
akan keluar segera berangkat kekantornya. Namun ketika akan membuka pintu
rumahnya, tiba-tiba Yandra menghentikannya dengan datang kepadanya membawa susu
yang lupa untuk diminumnya. Dan kini Yusra meminum susunya dengan disuapi
Yandra yang melihat kegelas susunya, sedangkan Yusra melihat wajahnya.
Kemudian Yusra melepaskan bibirnya dari gelas susu
tersebut karna telah berhasil menghabiskannya, masih melihat kewajah Yandra
yang mulai dirasanya begitu cantik. Sementara Yandra mengelap bekas susu
disekitar bibir Yusra dengan tangannya sendiri lembut. Dan lalu pergi menuju
kedapur kembali setelah melakukan itu kepada Yusra. Tanpa disengaja oleh
Yandra, dirinya telah memberikan perhatian kepada Yusra.
Sementara Yusra yang baru merasakan hal itupun mulai
beranjak pergi meninggalkan, kembali cuek tidak menanggapinya berlanjut tidak
memikirkannya.
Beberapa saat kemudian. . . .
Dipertengahan hari, Yusra masih berada dalam
ruangannya melihat suasana luar yang tersimpan banyak pepohonan hijau melalui
jendela didalam ruangannya. Tersadar olehnya, jika Yandra sudah tidak bekerja
menjadi pengganti sekretaris sementara dari Mirza pada dua hari sekarang ini.
Kemudian dirasanya jika dirinya ingin pulang cepat padahal telah diketahuinya
jikalau hari ini ada jadwal lembur hingga mengharuskan dirinya menginap
dikantornya.
Ia pun mulai bertanya-tanya dengan keinginannya untuk
bisa pulang cepat muncul secara tiba-tiba. Padahal sebelumnya ia tidak pernah
merasa seperti itu. Bahkan bila jadwal lembur tiba, ia merasa senang karna
terbebas dari rasa kesepian seorang diri dikediamannya. Lalu diingatnya sosok
Yandra yang masih ada dikediamannya, namun ia langsung mengalihkannya tak mau berlanjut
memikirkannya. Dan pada esok merupakan hari Sumpah Pemuda.
Esoknya, dipagi harinya Yusra sudah terlihat rapi
duduk diruangannya sambil menatap layar laptopnya yang mati. Pikirnya, bahwa
ada yang kurang setelah dirinya melakukan sarapan pagi tadi. Ia pun mencoba
mengingat-ngingat sesuatu, namun tiba-tiba dirinya terkejut dengan tersandar
disandaran kursi kerjanya dengan kedua tangannya memegang pegangan kanan-kiri
kursinya tersebut. Sementara pandanganya tertuju kedepan arah pintu ruangannya.
Itu disebabkan oleh Yandra yang datang secara
tiba-tiba menawarkan susu untuknya. Dan kini Yandra telah berada didepan meja
kerjanya, dihadapan dirinya dengan meletakkan botol minuman yang berisi segelas
susu untuknya. “Minum susunya, sebelum upacara Sumpah Pemuda dimulai!”,
perintah Yandra memakai wajah ceria disertai kepolosan. Sedangkan Yusra
mencuekinya dengan langsung meminum susunya masih terasa rasa terkejutnya
terhadap kedatangan Yandra yang secara tiba-tiba itu.
Setelah waktu berjalan beberapa saat, upacara Sumpah
Pemuda pun mulai dilaksanakan. Semua karyawan yang bekerja sudah berbaris rapi
dihadapan gedung kantornya berjarak lima meter dari Yusra, staf, manager
perusahaannya membelakangi gedung. Begitupula Yandra yang ikut serta berdiri
disampingnya.
Kemudian Mirza membacakan isi dari Sumpah Pemuda yang
mulai diikuti oleh semua yang hadir, termasuk Yusra dan Yandra. Mereka
mengucapkan isi Sumpah Pemuda dengan menaruh telapak tangan kanan mereka didada
bagian kiri masing-masing penuh hikmat. Dan upacara Sumpah Pemuda pun berjalan
lancar seperti apa yang telah diharapkan sebelumnya.
Badung Location. . . .
“Pernikahan Diatas Matrai”
Usainya upacara Sumpah Pemuda berlangsung. Kini Yusra
menikmati waktu santainya dicafe masih didalam kantornya, sementara Yandra
sudah pulang kembali kerumahnya sekitar beberapa menit yang lalu. Kemudian ada
salah-satu karyawan wanitanya yang datang padanya dengan memberikan sebuah
kartu undangan. Karyawan wanitanya itupun menjelaskan kalau Yusra diundang
dalam acara yang tertera pada kartu undangan tersebut.
Dan Yusra sudah mengerti sembari mengucapkan
terimakasih, karyawan wanita itu berpamitan untuk pergi. Dan kini Yusra mulai
memeriksa isi dari kartu undangan tersebut, lalu dibacanya jika acara akan
berlangsung pada tiga hari kedepan. Sejenak Yusra pun menjadi hening memikirkan
untuk membagi waktunya menghadiri acara yang telah tertulis pada kartu undangan
tersebut. Karna dirinya sangat anti menghadiri acara yang tidak resmi.
Apalagi yang dipikirnya kini jika kartu undangan yang
sedang diterimanya sedikit tidak penting tuk dihadiri.
Tiga hari kemudian. . . .
Yusra dengan terpaksa menghadiri undangan itu. Dan
itu karna Yusra memberitahu pada Yandra sehingga Yandra memohon Yusra untuk
bisa menghadiri undangan tersebut dengan membawa dirinya pada hari sebelumnya.
Dan kini mereka berdua telah sampai pada gedung dimana acara tersebut sedang
berlangsung. Disana mereka bertemu dengan Mirza dilobby gedung tersebut, dan mereka
bertigapun saling bertukar sapa kemudian beranjak masuk menuju tempat acara
secara bersama-sama.
Setibanya ditempat acara tersebut, tepatnya lagi dibalroom
hotel tersebut Yusra duduk pada satu meja bersama Yandra. Sementara Mirza duduk
bersama beberapa teman wanitanya tak jauh dari keduanya. Dan mereka bertiga
serta semuanya yang hadir mulai menikmati hiburan yang ada. Ternyata acara
tersebut mengagendakan tentang kesolidaritas antara perusahaan yang satu
keperusahaan yang lainnya. Yusra yang baru mengetahui agenda dari acara
tersebut mulai beranjak dari duduknya sejenak.
Sedangkan Yandra masih terduduk manis menikmati
hiburan yang ada tidak mengetahui Yusra yang telah beranjak dari duduk bersama
disampingnya. Dan ternyata Yusra beranjak pergi dari duduknya bersama Yandra
karna ingin menikmati makanan tradisional yang bernama kue cucur. Yandra yang
tak sengaja melihatnya sedang mencicipi kue cucur tak jauh darinya hanya
tersenyum cuek lalu melihat kembali ke hiburan didepannya.
Sementara Mirza baru saja ditinggal beberapa teman
wanitanya karna mereka ingin bersama mengambil makanan yang sama. Dan Mirza pun
kini hanya tinggal seorang diri lalu melihat Yandra yang tengah duduk seorang
diri pula. Yandra begitu menikmati hiburan didepannya sehingga tak sedikitpun
terpandang melihat ke Mirza yang mulai memandanginya.
Badung Location. . . .
“Pernikahan Diatas Matrai”
Kembali pada Yusra, saat ketika dirinya sedang
berjalan mengesampingkan makanan yang tersedia. Tiba-tiba saja ia menabrak
seorang wanita yang sedang mencicipi salah-satu makanan tradisional tersebut,
menghadap ke makanan tradisional yang sedang dicicipinya. Spontan Yusra dan
seorang wanita itupun saling berpandangan kaget, bahkan lebih menjadi kaget
ketika mulai saling mengenali satu sama lain. “Yusra?”, sapa wanita itu menatap
tanya masih dengan kagetnya.
Dan Yusra menyapanya balik, “Qiera?”, menatap tanya
pula masih dengan kagetnya. Qiera adalah sosok wanita yang pernah dicintainya
semasa SMAnya dulu. Dan yang mencomblangi keduanya adalah Eisya dan Mirza. Namun
hubungan cinta mereka berakhir saat setelah menjalani try out pertama, karna
belangnya Yusra ketahuan oleh Qiera karna Yusra masih suka memakai obat-obatan
terlarang. Setelah mereka bernostalgia dengan mengulang yang telah lalu, mereka
berduapun akan saling bicara.
“Aku dengar, kamu sudah menikah dengan seorang wanita
yang lebih muda dua tahun darimu?”, tanya Qiera meminta penjelasan menatap
biasa.
“Darimana kamu mengetahui tentang itu?”, tanya Yusra
semakin kaget.
“Perusahaan papa ku sudah lama bekerja sama dengan
almarhum papa mu, Yusra! Jadi mau aku tinggal dimanapun aku tetap bisa
mendapatkan kabar tentangmu!”, penjelasan Qiera.
“Aku hanya mencoba untuk menikah! Karna, aku tidak
kuasa mendengar tagihan omah untukku segera menikah!”, buka Yusra membagi
kisahnya sedikit.
Qiera pun menjadi tersenyum manja padanya, begitupula
Yusra yang mulai tersenyum karna pesonanya. Bagaimana dirinya tidak menjadi terpesona
padanya, sebab setelah berapa lama tidak bertemu dan kini kembali bertemu
dengan keadaan Qiera yang semakin cantik saja. Dan mereka berdua mulai
berbincang-bincang tentang perkembangan perusahaan yang telah dimiliki papa
mereka masing-masing, dimana separuhnya telah diwariskan pada keduanya
masing-masing.
Sementara dibalik Yandra, ada jejak kaki seseorang sedang
melangkah seperti akan menuju dirinya. Dan kemudian jejak kaki seseorang itu
langkahnya terhenti tepat disampingnya, dengan wajahnya menoleh melihat ke
Yandra. Yandra yang baru saja terpandang kepadanya pun menjadi terdiam seketika
terhenti dari senyumnya yang asik menikmati hiburan didepannya. Dan lalu orang
yang membuatnya terdiam itu melipatkan kedua tangannya didadanya bersikap
sangat dermawan.
Sedangkan Yandra mulai berdiri dari duduknya semakin
melihatnya juga semakin mengingat sesuatu. “Gue Fachri, masih ingat dengan
gue?”, sapa orang itu sembari mengingatkannya. Yandra langsung tersenyum
menepuk tangan darinya gemas.
“Fachri, apa kabar? Lama banget lo gak ngasih kabar
ke gue!”, sapa balik Yandra mengakrabkan.
“Tugas gue menjadi kepala rumah sakit ya, gini,
sibuk!”, sahut Fachri sedikit sombong namun memakai canda.
Yandra pun kembali tersenyum lalu mereka berdua mulai
bercanda kecil. Yusra yang masih berbincang-bincang dengan Qiera, seorang
wanita dimasa lalunya tiba-tiba menjadi hening karna melihat Yandra sedang
bercanda dengan Fachri yang belum dikenalnya. Kemudian Yandra juga tidak
sengaja melihatnya yang masih bersama Qiera, seketika mereka berdua mulai
berpandangan dingin dari kejauhan. Lalu menjadi terhenti karna Yusra memalingakan
pandangannya kembali ke Qiera.
Begitupula Yandra yang kembali bercanda dengan
Fachri. Fachri adalah sosok sahabatnya dari jaman SMAnya dulu hingga seakrang.
Namun mereka sempat terpisah, miss komunikasi pada limabulan terakhir ini. Dan
kini mereka kembali bertemu pada satu acara yang sama. Karna kedatangannya,
Yandra baru mengetahui jika acara malam ini telah diadakan oleh perusahaan dari
mama kandung Fachri. Dan lagi Yandra mulai menghormatinya masih memakai
candanya.
Saat masih bercanda bersama, Yandra terpandang ke
Yusra dibalik Fachri yang mulai berjalan menuju dirinya. Sejenak Yandra pun
merasa was-was lalu menyambut Yusra dengan mengatakan, “Hai sayang”, dengan
sedikit agresif memeluknya lalu melepaskannya. “Sepertinya kita harus bicara
sayang!”, ajak Yusra menimbulkan tanya pada Yandra. Dan Yandra meminta izin
untuk pergi meninggalkannya sebentar, dan Fachri mempersilahkannya memakai
senyuman polosnya.
Badung Location. . . .
“Pernikahan Diatas Matrai”
Dan kini Yusra membawa Yandra didekat pintu masuk
ballroom. Mereka akan berbicara dengan bersuarakan kecil. “Jadi dia, alasan
kamu memohon padaku untuk pergi keacara yang tidak penting ini!”, Yusra
langsung menanyakannya sedikit kesal.
“Oyah, apa kabarnya kamu juga yang tidak
memberitahuku untuk mengobrol dengan wanita itu?!”, balas Yandra mengesalkannya
juga.
“Kamu mau pulang apa enggak, sekarang?!”, tanya Yusra
kembali tak ingin banyak berdebat.
“Acaranya belum berakhir! Aku masih asik….?”, sahut
Yandra mengingatkannya namun dipotong oleh Yusra.
“Asik dengan pria itu bukan!?”, katanya menyindir
halus.
Usainya mengatakan itu, Yusra langsung pergi menuju
ketempat makanan tradisional yang tadi, sedangkan Mirza yang sudah melihat
keduanya seperti mendebatkan sesuatu beranjak dari duduknya akan menghampiri
Yusra. Sementara Yandra berjalan lemas melihat Yusra dengan sejuta kebingungan
menuju tempat meja duduknya kembali.
Beberapa saat kemudian. . . .
Kini Yusra telah kembali ketempat semulanya, ditempat
makanan tradisional. Ia sengaja memilih menyendiri dulu menenangkan kesalnya
pada Yandra. Sebab ia telah mempunyai pikiran jika Yandra memaksanya memohon
untuk menghadiri acara tersebut, hanya untuk bertemu dalam satu acara dengan
seorang pria tadi yang sedang bersama Yandra. Kemudian didengarnya suara Mirza
berkata mendekati, “Jangan pernah menikmati keindahan Qiera dengan menyendiri
seperti ini!”, dibalik dirinya.
Sebab saat itu juga Yusra melihat ke Qiera dari
kejauhan sambil menikmati makanan tradisional. Dan kinipun Yusra berbalik
menghadap ke Mirza, begitupula dengan penglihatannya. “Gue khawatir, lo akan
jatuh cinta lagi sama dia!”, Mirza mengungkap sedikit memberi perhatian.
“Memangnya kenapa jika aku, jatuh cinta lagi ke
dia?”, sahut Yusra menanyakannya dengan melihat ke Qiera kembali dari kejauhan.
“Qiera sudah bertunangan! Tetapi tunangannya tidak
ikut bersamanya ke Indonesia!”, Mirza menjelaskannya sekaligus memberitahukan
dengan melihat ke Qiera pula dari kejauhan.
“Dan dengan pernikahan yang telah aku lakukan,
bisakah kau menjaminkan tidak akan ada sebuah keingkaran pada ujungnya?”, Yusra
menyahutnya lagi dengan melihat dingin ke Mirza.
Mirza yang baru saja melihatnya pun tak bisa menjawab
apa-apa, dan dalam sekejap mereka berdua saling berpandangan diam lalu bertatapan
dingin seolah-olah mereka sedang berdebat. Kemudian dipecahkan oleh Yusra yang
langsung beralih ke meja tempat duduknya bersama Yandra. Dan setibanya dimeja
tempat duduknya bersama Yandra, Yusra langsung mengajak Yandra untuk pulang
bersamanya. Dan lagi Yandra terpaksa menerimanya meskipun masih ingin menikmati
hiburan yang ada.
Badung Location. . . .
“Pernikahan Diatas Matrai”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar