Rabu, 20 Januari 2016

Badung Location. . . . #21



Keseokkan harinya, Yusra sedang sarapan pagi bersama Yandra disampingnya, disaat masih menikmati makan paginya dirinya menjadi berhenti seketika karna terpandang ke Yandra yang masih menikmati makan paginya. Disaat yang sama, Yusra teringat kembali pada momen pernikahannya. Dimana dirinya yang mencium tangan Yandra dan Yandra memeluknya secara tiba-tiba hingga membuat dirinya menjadi reflek menangkapnya. Hingga berujung memeluknya juga tanpa disengaja olehnya.
Usainya teringat kembali akan momen itu, Yusra mengelap mulutnya berhenti untuk sarapan pagi lalu berbalik menuju pintu rumah akan keluar segera berangkat kekantornya. Namun ketika akan membuka pintu rumahnya, tiba-tiba Yandra menghentikannya dengan datang kepadanya membawa susu yang lupa untuk diminumnya. Dan kini Yusra meminum susunya dengan disuapi Yandra yang melihat kegelas susunya, sedangkan Yusra melihat wajahnya.
Kemudian Yusra melepaskan bibirnya dari gelas susu tersebut karna telah berhasil menghabiskannya, masih melihat kewajah Yandra yang mulai dirasanya begitu cantik. Sementara Yandra mengelap bekas susu disekitar bibir Yusra dengan tangannya sendiri lembut. Dan lalu pergi menuju kedapur kembali setelah melakukan itu kepada Yusra. Tanpa disengaja oleh Yandra, dirinya telah memberikan perhatian kepada Yusra.
Sementara Yusra yang baru merasakan hal itupun mulai beranjak pergi meninggalkan, kembali cuek tidak menanggapinya berlanjut tidak memikirkannya.

Beberapa saat kemudian. . . .

Dipertengahan hari, Yusra masih berada dalam ruangannya melihat suasana luar yang tersimpan banyak pepohonan hijau melalui jendela didalam ruangannya. Tersadar olehnya, jika Yandra sudah tidak bekerja menjadi pengganti sekretaris sementara dari Mirza pada dua hari sekarang ini. Kemudian dirasanya jika dirinya ingin pulang cepat padahal telah diketahuinya jikalau hari ini ada jadwal lembur hingga mengharuskan dirinya menginap dikantornya.
Ia pun mulai bertanya-tanya dengan keinginannya untuk bisa pulang cepat muncul secara tiba-tiba. Padahal sebelumnya ia tidak pernah merasa seperti itu. Bahkan bila jadwal lembur tiba, ia merasa senang karna terbebas dari rasa kesepian seorang diri dikediamannya. Lalu diingatnya sosok Yandra yang masih ada dikediamannya, namun ia langsung mengalihkannya tak mau berlanjut memikirkannya. Dan pada esok merupakan hari Sumpah Pemuda.
Esoknya, dipagi harinya Yusra sudah terlihat rapi duduk diruangannya sambil menatap layar laptopnya yang mati. Pikirnya, bahwa ada yang kurang setelah dirinya melakukan sarapan pagi tadi. Ia pun mencoba mengingat-ngingat sesuatu, namun tiba-tiba dirinya terkejut dengan tersandar disandaran kursi kerjanya dengan kedua tangannya memegang pegangan kanan-kiri kursinya tersebut. Sementara pandanganya tertuju kedepan arah pintu ruangannya.
Itu disebabkan oleh Yandra yang datang secara tiba-tiba menawarkan susu untuknya. Dan kini Yandra telah berada didepan meja kerjanya, dihadapan dirinya dengan meletakkan botol minuman yang berisi segelas susu untuknya. “Minum susunya, sebelum upacara Sumpah Pemuda dimulai!”, perintah Yandra memakai wajah ceria disertai kepolosan. Sedangkan Yusra mencuekinya dengan langsung meminum susunya masih terasa rasa terkejutnya terhadap kedatangan Yandra yang secara tiba-tiba itu.
Setelah waktu berjalan beberapa saat, upacara Sumpah Pemuda pun mulai dilaksanakan. Semua karyawan yang bekerja sudah berbaris rapi dihadapan gedung kantornya berjarak lima meter dari Yusra, staf, manager perusahaannya membelakangi gedung. Begitupula Yandra yang ikut serta berdiri disampingnya.
Kemudian Mirza membacakan isi dari Sumpah Pemuda yang mulai diikuti oleh semua yang hadir, termasuk Yusra dan Yandra. Mereka mengucapkan isi Sumpah Pemuda dengan menaruh telapak tangan kanan mereka didada bagian kiri masing-masing penuh hikmat. Dan upacara Sumpah Pemuda pun berjalan lancar seperti apa yang telah diharapkan sebelumnya.

Badung Location. . . .
“Pernikahan Diatas Matrai”

Usainya upacara Sumpah Pemuda berlangsung. Kini Yusra menikmati waktu santainya dicafe masih didalam kantornya, sementara Yandra sudah pulang kembali kerumahnya sekitar beberapa menit yang lalu. Kemudian ada salah-satu karyawan wanitanya yang datang padanya dengan memberikan sebuah kartu undangan. Karyawan wanitanya itupun menjelaskan kalau Yusra diundang dalam acara yang tertera pada kartu undangan tersebut.
Dan Yusra sudah mengerti sembari mengucapkan terimakasih, karyawan wanita itu berpamitan untuk pergi. Dan kini Yusra mulai memeriksa isi dari kartu undangan tersebut, lalu dibacanya jika acara akan berlangsung pada tiga hari kedepan. Sejenak Yusra pun menjadi hening memikirkan untuk membagi waktunya menghadiri acara yang telah tertulis pada kartu undangan tersebut. Karna dirinya sangat anti menghadiri acara yang tidak resmi.
Apalagi yang dipikirnya kini jika kartu undangan yang sedang diterimanya sedikit tidak penting tuk dihadiri.

Tiga hari kemudian. . . .

Yusra dengan terpaksa menghadiri undangan itu. Dan itu karna Yusra memberitahu pada Yandra sehingga Yandra memohon Yusra untuk bisa menghadiri undangan tersebut dengan membawa dirinya pada hari sebelumnya. Dan kini mereka berdua telah sampai pada gedung dimana acara tersebut sedang berlangsung. Disana mereka bertemu dengan Mirza dilobby gedung tersebut, dan mereka bertigapun saling bertukar sapa kemudian beranjak masuk menuju tempat acara secara bersama-sama.
Setibanya ditempat acara tersebut, tepatnya lagi dibalroom hotel tersebut Yusra duduk pada satu meja bersama Yandra. Sementara Mirza duduk bersama beberapa teman wanitanya tak jauh dari keduanya. Dan mereka bertiga serta semuanya yang hadir mulai menikmati hiburan yang ada. Ternyata acara tersebut mengagendakan tentang kesolidaritas antara perusahaan yang satu keperusahaan yang lainnya. Yusra yang baru mengetahui agenda dari acara tersebut mulai beranjak dari duduknya sejenak.
Sedangkan Yandra masih terduduk manis menikmati hiburan yang ada tidak mengetahui Yusra yang telah beranjak dari duduk bersama disampingnya. Dan ternyata Yusra beranjak pergi dari duduknya bersama Yandra karna ingin menikmati makanan tradisional yang bernama kue cucur. Yandra yang tak sengaja melihatnya sedang mencicipi kue cucur tak jauh darinya hanya tersenyum cuek lalu melihat kembali ke hiburan didepannya.
Sementara Mirza baru saja ditinggal beberapa teman wanitanya karna mereka ingin bersama mengambil makanan yang sama. Dan Mirza pun kini hanya tinggal seorang diri lalu melihat Yandra yang tengah duduk seorang diri pula. Yandra begitu menikmati hiburan didepannya sehingga tak sedikitpun terpandang melihat ke Mirza yang mulai memandanginya.

Badung Location. . . .
“Pernikahan Diatas Matrai”

Kembali pada Yusra, saat ketika dirinya sedang berjalan mengesampingkan makanan yang tersedia. Tiba-tiba saja ia menabrak seorang wanita yang sedang mencicipi salah-satu makanan tradisional tersebut, menghadap ke makanan tradisional yang sedang dicicipinya. Spontan Yusra dan seorang wanita itupun saling berpandangan kaget, bahkan lebih menjadi kaget ketika mulai saling mengenali satu sama lain. “Yusra?”, sapa wanita itu menatap tanya masih dengan kagetnya.
Dan Yusra menyapanya balik, “Qiera?”, menatap tanya pula masih dengan kagetnya. Qiera adalah sosok wanita yang pernah dicintainya semasa SMAnya dulu. Dan yang mencomblangi keduanya adalah Eisya dan Mirza. Namun hubungan cinta mereka berakhir saat setelah menjalani try out pertama, karna belangnya Yusra ketahuan oleh Qiera karna Yusra masih suka memakai obat-obatan terlarang. Setelah mereka bernostalgia dengan mengulang yang telah lalu, mereka berduapun akan saling bicara.
“Aku dengar, kamu sudah menikah dengan seorang wanita yang lebih muda dua tahun darimu?”, tanya Qiera meminta penjelasan menatap biasa.
“Darimana kamu mengetahui tentang itu?”, tanya Yusra semakin kaget.
“Perusahaan papa ku sudah lama bekerja sama dengan almarhum papa mu, Yusra! Jadi mau aku tinggal dimanapun aku tetap bisa mendapatkan kabar tentangmu!”, penjelasan Qiera.
“Aku hanya mencoba untuk menikah! Karna, aku tidak kuasa mendengar tagihan omah untukku segera menikah!”, buka Yusra membagi kisahnya sedikit.
Qiera pun menjadi tersenyum manja padanya, begitupula Yusra yang mulai tersenyum karna pesonanya. Bagaimana dirinya tidak menjadi terpesona padanya, sebab setelah berapa lama tidak bertemu dan kini kembali bertemu dengan keadaan Qiera yang semakin cantik saja. Dan mereka berdua mulai berbincang-bincang tentang perkembangan perusahaan yang telah dimiliki papa mereka masing-masing, dimana separuhnya telah diwariskan pada keduanya masing-masing.
Sementara dibalik Yandra, ada jejak kaki seseorang sedang melangkah seperti akan menuju dirinya. Dan kemudian jejak kaki seseorang itu langkahnya terhenti tepat disampingnya, dengan wajahnya menoleh melihat ke Yandra. Yandra yang baru saja terpandang kepadanya pun menjadi terdiam seketika terhenti dari senyumnya yang asik menikmati hiburan didepannya. Dan lalu orang yang membuatnya terdiam itu melipatkan kedua tangannya didadanya bersikap sangat dermawan.
Sedangkan Yandra mulai berdiri dari duduknya semakin melihatnya juga semakin mengingat sesuatu. “Gue Fachri, masih ingat dengan gue?”, sapa orang itu sembari mengingatkannya. Yandra langsung tersenyum menepuk tangan darinya gemas.
“Fachri, apa kabar? Lama banget lo gak ngasih kabar ke gue!”, sapa balik Yandra mengakrabkan.
“Tugas gue menjadi kepala rumah sakit ya, gini, sibuk!”, sahut Fachri sedikit sombong namun memakai canda.
Yandra pun kembali tersenyum lalu mereka berdua mulai bercanda kecil. Yusra yang masih berbincang-bincang dengan Qiera, seorang wanita dimasa lalunya tiba-tiba menjadi hening karna melihat Yandra sedang bercanda dengan Fachri yang belum dikenalnya. Kemudian Yandra juga tidak sengaja melihatnya yang masih bersama Qiera, seketika mereka berdua mulai berpandangan dingin dari kejauhan. Lalu menjadi terhenti karna Yusra memalingakan pandangannya kembali ke Qiera.
Begitupula Yandra yang kembali bercanda dengan Fachri. Fachri adalah sosok sahabatnya dari jaman SMAnya dulu hingga seakrang. Namun mereka sempat terpisah, miss komunikasi pada limabulan terakhir ini. Dan kini mereka kembali bertemu pada satu acara yang sama. Karna kedatangannya, Yandra baru mengetahui jika acara malam ini telah diadakan oleh perusahaan dari mama kandung Fachri. Dan lagi Yandra mulai menghormatinya masih memakai candanya.
Saat masih bercanda bersama, Yandra terpandang ke Yusra dibalik Fachri yang mulai berjalan menuju dirinya. Sejenak Yandra pun merasa was-was lalu menyambut Yusra dengan mengatakan, “Hai sayang”, dengan sedikit agresif memeluknya lalu melepaskannya. “Sepertinya kita harus bicara sayang!”, ajak Yusra menimbulkan tanya pada Yandra. Dan Yandra meminta izin untuk pergi meninggalkannya sebentar, dan Fachri mempersilahkannya memakai senyuman polosnya.

Badung Location. . . .
“Pernikahan Diatas Matrai”

Dan kini Yusra membawa Yandra didekat pintu masuk ballroom. Mereka akan berbicara dengan bersuarakan kecil. “Jadi dia, alasan kamu memohon padaku untuk pergi keacara yang tidak penting ini!”, Yusra langsung menanyakannya sedikit kesal.
“Oyah, apa kabarnya kamu juga yang tidak memberitahuku untuk mengobrol dengan wanita itu?!”, balas Yandra mengesalkannya juga.
“Kamu mau pulang apa enggak, sekarang?!”, tanya Yusra kembali tak ingin banyak berdebat.
“Acaranya belum berakhir! Aku masih asik….?”, sahut Yandra mengingatkannya namun dipotong oleh Yusra.
“Asik dengan pria itu bukan!?”, katanya menyindir halus.
Usainya mengatakan itu, Yusra langsung pergi menuju ketempat makanan tradisional yang tadi, sedangkan Mirza yang sudah melihat keduanya seperti mendebatkan sesuatu beranjak dari duduknya akan menghampiri Yusra. Sementara Yandra berjalan lemas melihat Yusra dengan sejuta kebingungan menuju tempat meja duduknya kembali.

Beberapa saat kemudian. . . .

Kini Yusra telah kembali ketempat semulanya, ditempat makanan tradisional. Ia sengaja memilih menyendiri dulu menenangkan kesalnya pada Yandra. Sebab ia telah mempunyai pikiran jika Yandra memaksanya memohon untuk menghadiri acara tersebut, hanya untuk bertemu dalam satu acara dengan seorang pria tadi yang sedang bersama Yandra. Kemudian didengarnya suara Mirza berkata mendekati, “Jangan pernah menikmati keindahan Qiera dengan menyendiri seperti ini!”, dibalik dirinya.
Sebab saat itu juga Yusra melihat ke Qiera dari kejauhan sambil menikmati makanan tradisional. Dan kinipun Yusra berbalik menghadap ke Mirza, begitupula dengan penglihatannya. “Gue khawatir, lo akan jatuh cinta lagi sama dia!”, Mirza mengungkap sedikit memberi  perhatian.
“Memangnya kenapa jika aku, jatuh cinta lagi ke dia?”, sahut Yusra menanyakannya dengan melihat ke Qiera kembali dari kejauhan.
“Qiera sudah bertunangan! Tetapi tunangannya tidak ikut bersamanya ke Indonesia!”, Mirza menjelaskannya sekaligus memberitahukan dengan melihat ke Qiera pula dari kejauhan.
“Dan dengan pernikahan yang telah aku lakukan, bisakah kau menjaminkan tidak akan ada sebuah keingkaran pada ujungnya?”, Yusra menyahutnya lagi dengan melihat dingin ke Mirza.
Mirza yang baru saja melihatnya pun tak bisa menjawab apa-apa, dan dalam sekejap mereka berdua saling berpandangan diam lalu bertatapan dingin seolah-olah mereka sedang berdebat. Kemudian dipecahkan oleh Yusra yang langsung beralih ke meja tempat duduknya bersama Yandra. Dan setibanya dimeja tempat duduknya bersama Yandra, Yusra langsung mengajak Yandra untuk pulang bersamanya. Dan lagi Yandra terpaksa menerimanya meskipun masih ingin menikmati hiburan yang ada.

Badung Location. . . .
“Pernikahan Diatas Matrai”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar