Esok harinya
masih pagi buta, tepatnya pukul lima pagi Yusra terbangun dari tidurnya lalu
dengan cepat ia beranjak untuk pergi kekamarnya sendiri sebelum ada yang
melihatnya. Begitupula ketika dirinya sudah terlihat rapi dengan pakaiannya dan
kini kembali memasuki kamar Yandra. Saat ketika menutup pintu kamar tersebut,
dirinya menjadi terkejut karna melihat Yandra yang sudah melihatnya dengan
pakaian yang sudah rapi juga.
Yusra pun
berjalan perlahan menghampirinya, sedangkan Yandra merapikan rambutnya didepan
cermin meja riasnya. “Perfect!! Semuanya tidak melihat aku yang sempat kembali
kekamarku untuk mandi dan berpakaian rapi seperti ini!”, kata Yusra ketika
telah berdiam didekatnya sambil merapikan dasinya melihat kecermin menghadap
Yandra. Sebab dasi yang dikenakan belum terlihat rapi karna terburu-buru untuk
segera pergi kekamar Yandra sebelum keluarganya ada yang melihat dirinya.
Yandra yang baru
melihatnya masih merapikan dasinya pun membantu merapikannya, sedangkan Yusra
yang sudah mengetahuinya beralih memainkan ponselnya karna banyak pesan yang
telah diterimanya, cuek. Beberapa saat kemudian, mereka berdua kini menuruni
tangga untuk sarapan bersama keluarganya. Dan keluarganya yang sudah duduk juga
melihatnya pun mulai menanti keduanya untuk sarapan bersama. Dan kini mereka
berdua telah duduk bersama mereka keluarganya.
“Selamat pagi
anakku!”, sapa mamanya menyapanya. Melihat ceria.
“Selamat pagi
juga, mama!”, balas sapanya melihat ceria juga kepadanya. “Selamat pagi juga semuanya!”,
beralih melihat ke Omah, kakak juga ke kakak iparnya. “Selamat pagi juga
kembarnya kak Yusra!”, sapanya terakhir melihat kedua keponakan kembarnya yang
ikut sarapan pagi.
Keponakan
kembarnya itupun menjadi tertawa masih mengunyah makanannya, dan itu membuat
Yandra menjadi tertawa seketika begitupula dengan mereka. Ketika Yusra
menyelesaikan sarapan paginya, ia menyempatkan dirinya untuk meminta segelas
susu lagi untuk Yandra ketika akan meminum susunya. Yandra yang mendengarnya
pun menjadi kaget seketika terdiam melihat ke Yusra yang belum melihat padanya.
Dan kini segelas susu
yang dipinta oleh Yusra telah ada dimeja makan disamping makanan Yandra.
Kemudian Yusra menyuruhnya untuk segera minumnya, Yandra pun menggeleng tidak
mau meminum susu tersebut. “Kamu hari ini ikut aku kerja! Aku takut kamu cepat
merasa lemas! Minum susu ini segera Yandra!”, katanya membujuknya. Namun Yandra
membalas menolak, “Aku takut memuntahkannya! Karna aku enek sama susu putih!”.
Namun pula Yusra masih menyuruhnya untuk meminum susu tersebut.
Dan akhirnya
Yandra memberanikan meminum susu bersamaan dengan Yusra yang juga meminum susu
yang sama. Yandra meminumnya sambil memandang gelisah sedangkan Yusra
meminumnya sambil memandang meyakinkannya jika apa yang ditakutinya tidak akan
terjadi. Yusra telah menghabiskan susu tersebut, dan Yandra menghentikan
meminum susunya dengan menutup mulutnya mengisyaratkan sudah tidak sanggup
untuk meminumnya lagi.
Badung Location. . . .
“Pernikahan Diatas Matrai”
Yusra yang baru saja
mengerti, langsung mengambil gelas susu Yandra lalu meminumnya sekaligus
menghabiskannya. Yandra, dan mereka yang melihatnya pun hanya berdiam
membiarkan. “Baru kali ini aku meminum susu setelah sarapan pagi sebanyak satu
setengah gelas!”, katanya usainya menghabiskan susu tersebut melihat kebawah
dengan mengelap bekasnya disekitar bibirnya menggunakan tisu. Lalu berdiri dari
duduknya berpamitan untuk segera pergi kekantor.
Semua yang masih
duduk dimeja makan mengangguk bersama mempersilahkannya, sedangkan Yandra baru
berdiri dari duduknya melihat mereka semua lalu beranjak pergi ketika Yusra
lebih dulu beranjak dari meja makan. Dan mereka berduapun kini terlihat sedang
jalan bersama menuju keluar rumah dengan Yandra berjalan dibelakang Yusra.
“Sepertinya
anakmu begitu perhatian dengan menantu kita, Syahza!”, Omah mengomentari ketika
melihat keduanya yang sudah keluar dari rumah.
“Sepertinya
memang begitu, ma!”, jawab Syahza berpikiran yang sama melihat ke Omah.
“Tapi sikap
mereka biasa saja, seperti seorang teman! Mungkin, mereka berdua masih
malu-malu dengan kita semua!”, sambung istri Yuska melihat ke mama Syahza dan Omah.
Lalu berhenti melihat ke Yuska.
“Bisa jadi
seperti itu! Pernikahan mereka juga baru berjalan seminggu lebih!”, Yuska
menyambungnya dengan melihat ke istrinya.
Itulah
perbincangan mereka dengan mengomentari perilaku keduanya saat sudah melihatnya
juga menyaksikannya tadi, saat masih sarapan pagi bersama.
Beberapa saat kemudian. . . .
Dan kini mereka berdua telah tiba dikantor Yusra,
Yusra membawa Yandra keruangannya untuk merundingkan sesuatu. Didalam
ruangannya, mereka berdua telah berdiri saling berhadapan berpandangan satu
sama lain.
“Hey, sebelumnya
kamu tidak pernah menjanjikan aku untuk bekerja dikantor ini!”, tegur Yandra
mengingatkannya.
“Tapi ini terjadi
secara tiba-tiba, aku hanya memintamu untuk membantu karyawanku saja! Waktunya
juga cuma sebentar kok!”, Yusra menjelaskan sembari membujuknya.
“Jadi aku harus
mengerjakan apa untuk membantu seorang karyawanmu yang baru saja kau maksudkan
itu?”, tanyanya bernada sedikit manja namun menyindir.
“Kamu harus
menggantikan sekretaris dari Mirza yang telah mengambil cuti selama beberapa
hari karna ada sesuatu yang prenting untuk dikerjakan!”, Yusra memberitahukan
sekaligus menjelaskannya. Lalu memberikan berkas kepada Yandra untuk diberikan
ke Mirza. Dan Yandra pun kini beranjak dari ruangannya untuk segera pergi keruangan
kerja Mirza. Yusra yang melihat kepergiannya beralih dengan duduk kembali
dimeja kerjanya.
Bahwa pada yang
sebenarnya, Yusra menawarkan seminggu untuk cuti terhadap sekretaris Mirza.
Sebab diawalnya sekretaris Mirza meminta izin untuk mengambil cuti selama lima
hari karna harus pulang kampung merawat orangtuanya yang sedang sakit. Dan
alasan Yusra menawarkannya untuk mengambil cuti selama seminggu, hanya untuk
kepentingannya sendiri. Yaitu dengan menjadikan Yandra sebagai pengganti
sekretaris Mirza sekaligus tidak mendekatkan Yandra pada keluarganya dulu.
Badung Location. . . .
“Pernikahan Diatas Matrai”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar