Selasa, 19 Januari 2016

Badung Location. . . . #15



                Esok harinya masih pagi buta, tepatnya pukul lima pagi Yusra terbangun dari tidurnya lalu dengan cepat ia beranjak untuk pergi kekamarnya sendiri sebelum ada yang melihatnya. Begitupula ketika dirinya sudah terlihat rapi dengan pakaiannya dan kini kembali memasuki kamar Yandra. Saat ketika menutup pintu kamar tersebut, dirinya menjadi terkejut karna melihat Yandra yang sudah melihatnya dengan pakaian yang sudah rapi juga.
                Yusra pun berjalan perlahan menghampirinya, sedangkan Yandra merapikan rambutnya didepan cermin meja riasnya. “Perfect!! Semuanya tidak melihat aku yang sempat kembali kekamarku untuk mandi dan berpakaian rapi seperti ini!”, kata Yusra ketika telah berdiam didekatnya sambil merapikan dasinya melihat kecermin menghadap Yandra. Sebab dasi yang dikenakan belum terlihat rapi karna terburu-buru untuk segera pergi kekamar Yandra sebelum keluarganya ada yang melihat dirinya.
                Yandra yang baru melihatnya masih merapikan dasinya pun membantu merapikannya, sedangkan Yusra yang sudah mengetahuinya beralih memainkan ponselnya karna banyak pesan yang telah diterimanya, cuek. Beberapa saat kemudian, mereka berdua kini menuruni tangga untuk sarapan bersama keluarganya. Dan keluarganya yang sudah duduk juga melihatnya pun mulai menanti keduanya untuk sarapan bersama. Dan kini mereka berdua telah duduk bersama mereka keluarganya.
                “Selamat pagi anakku!”, sapa mamanya menyapanya. Melihat ceria.
                “Selamat pagi juga, mama!”, balas sapanya melihat ceria juga kepadanya. “Selamat pagi juga semuanya!”, beralih melihat ke Omah, kakak juga ke kakak iparnya. “Selamat pagi juga kembarnya kak Yusra!”, sapanya terakhir melihat kedua keponakan kembarnya yang ikut sarapan pagi.
                Keponakan kembarnya itupun menjadi tertawa masih mengunyah makanannya, dan itu membuat Yandra menjadi tertawa seketika begitupula dengan mereka. Ketika Yusra menyelesaikan sarapan paginya, ia menyempatkan dirinya untuk meminta segelas susu lagi untuk Yandra ketika akan meminum susunya. Yandra yang mendengarnya pun menjadi kaget seketika terdiam melihat ke Yusra yang belum melihat padanya.
                Dan kini segelas susu yang dipinta oleh Yusra telah ada dimeja makan disamping makanan Yandra. Kemudian Yusra menyuruhnya untuk segera minumnya, Yandra pun menggeleng tidak mau meminum susu tersebut. “Kamu hari ini ikut aku kerja! Aku takut kamu cepat merasa lemas! Minum susu ini segera Yandra!”, katanya membujuknya. Namun Yandra membalas menolak, “Aku takut memuntahkannya! Karna aku enek sama susu putih!”. Namun pula Yusra masih menyuruhnya untuk meminum susu tersebut.
                Dan akhirnya Yandra memberanikan meminum susu bersamaan dengan Yusra yang juga meminum susu yang sama. Yandra meminumnya sambil memandang gelisah sedangkan Yusra meminumnya sambil memandang meyakinkannya jika apa yang ditakutinya tidak akan terjadi. Yusra telah menghabiskan susu tersebut, dan Yandra menghentikan meminum susunya dengan menutup mulutnya mengisyaratkan sudah tidak sanggup untuk meminumnya lagi.

Badung Location. . . .
“Pernikahan Diatas Matrai”

                Yusra yang baru saja mengerti, langsung mengambil gelas susu Yandra lalu meminumnya sekaligus menghabiskannya. Yandra, dan mereka yang melihatnya pun hanya berdiam membiarkan. “Baru kali ini aku meminum susu setelah sarapan pagi sebanyak satu setengah gelas!”, katanya usainya menghabiskan susu tersebut melihat kebawah dengan mengelap bekasnya disekitar bibirnya menggunakan tisu. Lalu berdiri dari duduknya berpamitan untuk segera pergi kekantor.
                Semua yang masih duduk dimeja makan mengangguk bersama mempersilahkannya, sedangkan Yandra baru berdiri dari duduknya melihat mereka semua lalu beranjak pergi ketika Yusra lebih dulu beranjak dari meja makan. Dan mereka berduapun kini terlihat sedang jalan bersama menuju keluar rumah dengan Yandra berjalan dibelakang Yusra.
                “Sepertinya anakmu begitu perhatian dengan menantu kita, Syahza!”, Omah mengomentari ketika melihat keduanya yang sudah keluar dari rumah.
                “Sepertinya memang begitu, ma!”, jawab Syahza berpikiran yang sama melihat ke Omah.
                “Tapi sikap mereka biasa saja, seperti seorang teman! Mungkin, mereka berdua masih malu-malu dengan kita semua!”, sambung istri Yuska melihat ke mama Syahza dan Omah. Lalu berhenti melihat ke Yuska.
                “Bisa jadi seperti itu! Pernikahan mereka juga baru berjalan seminggu lebih!”, Yuska menyambungnya dengan melihat ke istrinya.
                Itulah perbincangan mereka dengan mengomentari perilaku keduanya saat sudah melihatnya juga menyaksikannya tadi, saat masih sarapan pagi bersama.

Beberapa saat kemudian. . . .

                Dan kini mereka berdua telah tiba dikantor Yusra, Yusra membawa Yandra keruangannya untuk merundingkan sesuatu. Didalam ruangannya, mereka berdua telah berdiri saling berhadapan berpandangan satu sama lain.
                “Hey, sebelumnya kamu tidak pernah menjanjikan aku untuk bekerja dikantor ini!”, tegur Yandra mengingatkannya.
                “Tapi ini terjadi secara tiba-tiba, aku hanya memintamu untuk membantu karyawanku saja! Waktunya juga cuma sebentar kok!”, Yusra menjelaskan sembari membujuknya.
                “Jadi aku harus mengerjakan apa untuk membantu seorang karyawanmu yang baru saja kau maksudkan itu?”, tanyanya bernada sedikit manja namun menyindir.
                “Kamu harus menggantikan sekretaris dari Mirza yang telah mengambil cuti selama beberapa hari karna ada sesuatu yang prenting untuk dikerjakan!”, Yusra memberitahukan sekaligus menjelaskannya. Lalu memberikan berkas kepada Yandra untuk diberikan ke Mirza. Dan Yandra pun kini beranjak dari ruangannya untuk segera pergi keruangan kerja Mirza. Yusra yang melihat kepergiannya beralih dengan duduk kembali dimeja kerjanya.
                Bahwa pada yang sebenarnya, Yusra menawarkan seminggu untuk cuti terhadap sekretaris Mirza. Sebab diawalnya sekretaris Mirza meminta izin untuk mengambil cuti selama lima hari karna harus pulang kampung merawat orangtuanya yang sedang sakit. Dan alasan Yusra menawarkannya untuk mengambil cuti selama seminggu, hanya untuk kepentingannya sendiri. Yaitu dengan menjadikan Yandra sebagai pengganti sekretaris Mirza sekaligus tidak mendekatkan Yandra pada keluarganya dulu.

Badung Location. . . .
“Pernikahan Diatas Matrai”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar