Rabu, 20 Januari 2016

Badung Location. . . . #20



                Esok harinya, Mirza kembali bekerja dengan ceria seolah-olah tidak ada kejadian pahitnya perpisahan pada hari kemarin. Lain halnya dengan Yusra yang sedang bersama Yandra diruang kantornya sendiri. Mereka berdua sedang sibuk menandatangani berkas masing-masing. Disaat keduanya masih sibuk menandatangani berkasnya masing-masing, mendadak tinta dalam pena Yandra habis. Kemudian Yandra mengambil pena milik Yusra yang nganggur terletak dikertas.
                Sebab Yusra mengambil berkas lainnya untuk ditandatangani pula. Dan saat akan menandatanganinya, mendadak ia merasa bahwa ia telah kehilangan pena yang dianggurinya tadi. Lalu terpandang pada jari Yandra yang tengah asik memegang pena miliknya menandatangani berkasnya. “Itu pena siapa?”, tegur Yusra melihat dingin sehingga Yandra berhenti dari menandatangani berkasnya melihat kepadanya pula.
“Ini milikku, dan biarkan aku dulu yang menyelesaikan tugasku!”, katanya sekali lagi dengan mengambil pena miliknya dari tangan Yandra. Yandra pun terpaksa merelakan sambil menunggu Yusra menyelesaikan tugasnya. “Kalau tau begini ujungnya, aku gak akan mengerjakan tugasku diruanganmu!”, mengeluh Yandra sedikit melas masih melihat padanya. Yandra terpaksa mengatakan yang demikian walaupun sudah mengetahui kalau ruangan Mirza masih terkunci.
Dan itu karna Mirza belum datang kekantor sekitar beberapa menit yang lalu. Karna ruangan Mirza termasuk ruangan yang memakai privacy, dan kunci kantor ruangannya hanya dipegang oleh dirinya saja. Setelah beberapa menit menunggu, Yusra terlihat seperti sudah menyelesaikan tugasnya. Yandra yang kini telah berada disampingnya pun berusaha secara perlahan untuk mengambil pena yang masih dijemari Yusra.
Namun disaat telah berhasil menyentuhnya akan segera merebutnya dari tangan Yusra, tiba-tiba saja Yusra reflek menarik tangannya dan Yandra reflek memegang tangannya serta pena miliknya. Sehingga lengan Yandra menabrak lengan Yusra, lalu mereka menjadi saling bertatapan sedikit kaget. Tatapan keduanya menggambarkan sebuah tanya mengapa bisa menjadi seperti ini, dan siapakah yang lebih dulu memulainya?
Kemudian Yandra tak sengaja menjatuhkan keningnya hingga menyentuh kening Yusra begitupun dengan ujung hidung keduanya karna Yandra kehilangan konsentrasinya. Mereka masih bertatapan semakin betanya-tanya, lalu Yusra sedikit menjadi terbuai karnanya mulai memejamkan matanya akan beralih mencium bibir Yandra. Namun Yandra menghentikannya dengan berdiri tegak disampingnya karna mendengar suara pintu ruangannya terbuka.
Sedangkan Yusra baru terbangun dari rasa terbuainya melihat keseorang karyawan wanita yang sudah berjalan menghampirinya. Setibanya dihadapan meja kerjanya, seorang wanita itu memberi beberapa berkas padanya. Dan kemudian Yandra berpamitan untuk keluar membawa berkasnya segera menuju ruang Mirza. Yusra pun mengangguk mempersilahkannya melihat ke berkas yang telah diberi oleh seorang karyawan wanitanya itu.    

Badung Location. . . .
“Pernikahan Diatas Matrai”

                Masih dihari yang sama, mengetahui hari terakhir Yandra berperan menjadi pengganti sekretaris dirinya, Mirza mengirimkan pesan untuk mengajaknya bermain sesaat ditaman belakang gedung kantornya. Dan kini Mirza sedang berbicara dengan Yusra karna sama-sama tidak sengaja bertemu didepan pintu pantry. Yusra menanyakan kabar Eisya padanya.
“Dari kapan Eisya pergi meninggalkan Indonesia?”, tanyanya belum mengetahui menatap biasa.
“Dari hari kemarin?”, jawab Mirza singkat menatap biasa juga.
“Gue coba buka whatsapp statusnya kaya pergi keluar negeri gitu! Makanya gue tanyain langsung ke elo!”, Yusra terbuka memperjelaskannya.
“Dia pergi dengan keangkuhannya! Jadi wajar saja kalau dia merahasiakannya dari kita!”, jawab Mirza kembali dengan santai.
Kemudian Mirza meminta izin untuk pergi karna sudah tiba waktunya untuk menemui seseorang, dan Yusra yang mendengarnya langsung mempersilahkannya dengan cuek. Perbincangan, pertemuan mereka berduapun berakhir.

Sementara ditempat lain. . . .

Ditaman belakang gedung kantor, Yandra tampak masih menunggu kedatangan Mirza yang telah memintanya untuk bertemu ditempat tersebut beberapa saat yang lalu. Dan kini Mirza telah berada ditaman tersebut dengan memanggil namanya dari arah belakang Yandra. Yandra yang sudah mendengarnya pun menjadi berbalik badan lalu menerima semprotan air darinya. Yandra mengusap air yang membasahi wajahnya juga membasahi setengah bajunya.
“Rasanya apa?”, Mirza bertanya menatap canda.
“Aw, dingiiin!”, Yandra menjawabnya memakai gaya orang yang sedang merasa dingin melihat padanya.
“Apa persamaan dari rasa tersebut?”, tanya Mirza kembali semakin menatap ceria.
“Aw, sejuuuk!”, Yandra menjawabnya kembali penuh canda.
Kemudian mereka menjadi tertawa bersama, lalu Mirza berkata kembali, “Selfiiiieeeee!”.  Dan Mirza menunjukkan kamera depan ponselnya mengajaknya berfoto bersama. Merekapun berfoto dengan gaya lidah mereka dijulurkan, bibir mereka dimanyunkan, dan wajah mereka dibuat datar seperti foto untuk pembuatan KTP. Mirza sengaja melakukannya hanya untuk kenangannya bersama Yandra yang telah bersedia menjadi sekretaris dirinya selama tujuh hari sama hari ini.

Badung Location. . . .
“Pernikahan Diatas Matrai”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar