Sementara disana, Mirza mendapatkan sebuah kertas
yang menyatakan akan ada sebuah festival, dimana didalamnya terdapat festival
bunga dan berbagai dance. Tidak hanya itu saja, dikertas itu juga tertulis
menerima kompetisi dadakan yaitu battle dance. Pesertanya akan dipilih dari
salah-satu pngunjung yang berani ikut seta dalam kompetisi tersebut. Dan kertas
itu didapatkannya pada meja kerja dialam ruangan kerja dikantornya.
Mirza yang sudah membacanya pun menjadi tertarik
untuk mengunjunginya. Sedangkan Yusra disana saat berbicara dengan salah satu
karyawan didekat pintu lobby kantornya, mendadak dirinya mendapat sebuah telepon
dari seseorang. Yusra pun berkata permisi pada salah satu karyawannya untuk
meniadakan pembicaraannya dulu karna harus mengangkat telepon dari seseorang
tersebut. Dan yang menelepon dirinya adalah Qiera.
Qiera yang akan kembali datang ke Indonesia hanya
untuk menghadiri sebuah festival besar-besaran. Sebuah festival yang telah
tertulis pada kertas, yang sudah diterima oleh Mirza tadi. Dan disaat masih
dalam pembicaraan telepon, Qiera menanyakan tentang istri Yusra apakah
keberatan jika Yusra menemani dirinya pergi bersama kefestival tersebut. Dengan
tidak memberitahukan dulu pada Yandra, Yusra mengatakan kalau istrinya tersebut
tidak keberatan.
Qiera yang menerima katanya pun menjadi senang namun
biasa saja, usainya melakukan pembicaraan tersebut, pembicaraan mereka
berduapun berakhir. Sementara sebuah Festival yang dibicarakan oleh Qiera tadi
kepada Yusra berlangsung pada beberapa hari kedepan.
Pada malam harinya. . . .
Pada malam
harinya, Yandra menerima kedatangan seorang tamu yang sangat dirindukannya, dan
seorang tamu tersebut adalah Mora. Dan kini mereka berdua berpelukan bernuansa
bahagia. Kemudian Mora memberitahu Yandra bahwa beberapa hari kedepan akan
diadakannya sebuah festival besar-besaran, dimana didalamnya ada hiburan
kompetisi dadakan yang berjudul battle dance. Yandra yang sudah mendengarnya
pun menjadi bahagia dan mengtakan kalau dirinya ingin pergi kefestival itu.
Namun Mora
menyanggah katanya dengan mengatakan kalau dirinya harus sembuh lebih dulu.
Mendengar katanya lagi Yandra semakin bahagi penuh semangat. Kemudian dengan
tiba-tiba Yusra baru datang memasuki ruangan VIP Yandra, berjalan mendekati
keduanya. Dengan sejenak mereka berdua menjadi hening melihat ke Yusra.
“Yandra, tak apa kan jika aku tidak menginap menemanimu malam ini?”, Yusra
mengatakan tujuannya.
Yandra melirik ke Mora, disusul dengan Yusra yang
menjadi melihat ke Mora. Sedangkan Mora masih melihat hening ke Yusra.
“Alasannya karna aku, harus, menyelesaikan pekerjaanku dikantor bareng Mirza!”,
sambungnya lagi melihat keduanya secara bergantian. Lalu Mora dan Yandra
berkata dengan serentak melihat ke Yusra tanpa disengaja, “Lembuurrrr!”. Yusra
mengangguk memberi senyum berpamitan pada keduanya, lalu berbalik pergi keluar
ruangan VIP Yandra.
“Jadi dia kesini hanya untuk, mengatakan itu saja
Yandra?”, tanya Mora merasa kaget melihat ke Yandra setelah Yusra pergi dari
mereka berdua. Dan Yandra melihat kepadanya dengan menagangguk. Kemudian Mora
mulai berpikir kalau Yusra tidak ada basi-basi sedikitpun untuk memberi
perhatian ke Yandra dengan menanyakan keadaan darinya. Sedangkan Yandra
terlihat masih biasa saja. Dan Mora memutuskan untuk menginap dirumah sakit
menemani Yandra.
Badung Location. . . .
“Pernikahan Diatas Matrai”
Esok paginya, Yusra menyempatkan dirinya untuk
menjenguk Yandra dirumah sakit. Setibanya didalam ruangan VIP tempat Yandra
dirawat, ia hanya melihat kondisi tempat tidur Yandra yang rapi disertai dengan
boneka Puca berukuran besar bersandar ditempat tidurnya. Pikirnya, dimanakah
Yandra mengapa hanya boneka Pucanya saja yang tertampak? Sementara dibalik
dirinya, Yandra baru membuka pintu ruangannya dengan melangkah pelan.
Kemudian menepuk pelan pundak Yusra yang masih membelakanginya
menghadap ketempat tidurnya. Dengan reflek Yusra menjadi terkejut melihat ke
Yandra, sehingga hampir saja membuat Yandra yang memegang lengan darinya
terjatuh, namun untung saja Yusra masih sempat menahannya. Dan lalu Yusra
membantunya untuk kembali duduk ditempat tidurnya, sementara Mora menjadi
tertawa kecil karna tidak sengaja melihat keduanya sejak tadi.
“Aku kira kamu dalam kritis lagi? Rupanya kamu sedang
berjalan-jalan diluar!”, kata keluhnya setelah membantu Yandra duduk kembali
ditempat tidurnya. Melihat biasa.
“Aku sudah bisa duduk lama, karna pusingnya sudah
enggak aku rasakan lagi! Sekarang tinggal belajar jalan agar tidak merasa
mengambang lagi!”, penjelasan Yandra padanya melihat biasa.
“Terus temennya mana? Kok masuk keruangan hanya
sendirian? Gimana coba kalo sampe roboh beneran? Bisa-bisa gagal check out dari
rumah sakit ini!”, kata Yusra menggambarkan pikiran negatifnya namun sedikit
cemas.
Kemudian Yandra menunjukkan telinga padanya sambil
berkata, “Apa? Check out? Hotel kali ah!”, dengan mengejek kecil. Lalu dibalas
dengan Yusra yang memegang kedua telinga darinya, menjewer halus, menahannya.
“Katakan sekali lagi, Yandra!”, pinta Yusra ingin mendengar katanya lagi. Dan
Yandra berkata kembali namun melewati perintah darinya, “Lebih horor mana, aku
memintamu untuk menciumku atau kau melepaskan tanganmu dari menjewer kedua
telingaku?”.
Yusra pun melepaskan tangannya dari memegang
kedua telinga Yandra dengan melipatkan kedua tangannya. “Ada saatnya kau akan
menjadi terdiam, ketika bibirku dengan cuma-cuma mengemut bibirmu!”, kata Yusra
mengancam halus kepadanya serta dengan tatapannya. “Stop dreaming, Yusra!”,
kata sanggahan Yandra membalas ancaman halus darinya. Lalu Yandra memberikan
sebuah kiss bye untuknya, memakai tatapan mengejek.
Yusra yang melihatnya hanya tersenyum jahat sambil
menggeleng melihat kearah lain. Dan kemudian, mereka berdua menjadi saling
berpandangan dingin menyalurkan energy kebencian masing-masing beberapa saat.
Lalu menjadi terhenti saat ketika Mora datang dengan membawa makanan.
Mengetahui kedatangan Mora, Yusra dan Yandra mulai beralih dengan bersikap
biasa saja seolah-olah tidak terjadi apapun sebelumnya.
Dan pada esok harinya, Yandra sudah diperbolehkan
untuk pulang kembali kerumah, dikediaman Yusra. Ia dijemput oleh Yusra yang
paling utama, disusul dengan Mirza dan Mora dalam bersamaan. Dan kini mereka
pulang menuju kekediaman Yusra dengan memakai satu buah mobil, yaitu mobil
Yusra.
Badung Location. . . .
“Pernikahan Diatas Matrai”
Setelah satu hari
kepulangannya dari rumah sakit, Yandra sudah hampir seratus persen pulih dari
sakitnya. Dan kini dirinya sedang menelepon Mora untuk membicarakan sebuah
festival besar-besaran yang akan diadakan pada beberapa hari kedepan. Sebab
dirinya sudah tidak sabar untuk pergi menikmati festival besar-besaran
tersebut. Usainya menelepon Mora, kini ia pergi menuruni anak tangga untuk
bermain-main ditaman rumah.
Namun ketika baru
saja sampai dilantai dasar masih memegang pegangan tangga, ia mendapati asisten
rumah Yusra berlari kepadanya menyampaikan kalau Yusra telah pingsan didekat
kolam renang. Kemudian dengan cepat iapun berjalan kencang menghampiri Yusra
yang tengah pingsan terbaring didekat kolam renang. Setibanya dikolam renang,
Yandra langsung duduk bersimpuh memberikan nafas buatan, sementara asisten
rumah Yusra kembali kedapur karna sedang memasak.
Selagi dirinya masih memberi nafas buatan, tiba-tiba
saja Yandra merasa jika bibirnya ada yang sengaja mengemutnya. Yandra yang
semakin menyadari juga semakin merasakannya langsung menjauhkan bibirnya dengan
mengangkat tubuhnya menjadi tegak, masih dalam keadaan duduk bersimpuh, melihat
terkejut dengan nafasnya yang mulai berat karna keterkejutannya ketika
menyadari. Sedangkan Yusra melihatnya dengan senyuman jahatnya.
“Bukankah pernah aku katakan! Ada saatnya kau akan
menjadi terdiam, ketika bibirku dengan cuma-cuma mengemut bibirmu!”, Yusra
mengulang kata ancaman halusnya pada waktu itu.
“Dan sekarang kau telah membuktikannya, Yusra!”,
balas Yandra bernada dingin sedikit membentak.
Kemudian Yandra berdiri dari duduk bersimpuhnya lalu
beranjak pergi meninggalkannya. Sementara Yusra membangunkan dirinya dengan
duduk bersantai merasa puas atas apa yang telah dilakukannya pada Yandra tadi.
Kejadian yang sebenarnya, Yusra memang jatuh pingsan karna merasa sangat
kelelahan akibat kurang tidur dalam beberapa hari ini. Dan ketika Yandra
memberi nafas buatan padanya, dirinya memang masih tak sadarkan diri.
Namun ketika mulai sadarkan diri, merasa selagi
Yandra memberi nafas buatan padanya, ide nakalpun mulai mundul didalam
pikirannya. Yaitu dengan dirinya langsung mengemut perlahan bibir Yandra
sebagai balasannya sehingga Yandra tersadar dan melepaskan bibirnya dari
dirinya itu. Tanpa disengaja, juga direncanakan sebelumnya Yusra telah
membuktikan kata ancaman halusnya pada waktu itu. Dan iapun kini masih biasa
saja, masih cuek duduk bersantai seorang diri.
Badung Location. . . .
“Pernikahan Diatas Matrai”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar