Rabu, 20 Januari 2016

Badung Location. . . . #27



Sementara disana, Mirza mendapatkan sebuah kertas yang menyatakan akan ada sebuah festival, dimana didalamnya terdapat festival bunga dan berbagai dance. Tidak hanya itu saja, dikertas itu juga tertulis menerima kompetisi dadakan yaitu battle dance. Pesertanya akan dipilih dari salah-satu pngunjung yang berani ikut seta dalam kompetisi tersebut. Dan kertas itu didapatkannya pada meja kerja dialam ruangan kerja dikantornya.
Mirza yang sudah membacanya pun menjadi tertarik untuk mengunjunginya. Sedangkan Yusra disana saat berbicara dengan salah satu karyawan didekat pintu lobby kantornya, mendadak dirinya mendapat sebuah telepon dari seseorang. Yusra pun berkata permisi pada salah satu karyawannya untuk meniadakan pembicaraannya dulu karna harus mengangkat telepon dari seseorang tersebut. Dan yang menelepon dirinya adalah Qiera.
Qiera yang akan kembali datang ke Indonesia hanya untuk menghadiri sebuah festival besar-besaran. Sebuah festival yang telah tertulis pada kertas, yang sudah diterima oleh Mirza tadi. Dan disaat masih dalam pembicaraan telepon, Qiera menanyakan tentang istri Yusra apakah keberatan jika Yusra menemani dirinya pergi bersama kefestival tersebut. Dengan tidak memberitahukan dulu pada Yandra, Yusra mengatakan kalau istrinya tersebut tidak keberatan.
Qiera yang menerima katanya pun menjadi senang namun biasa saja, usainya melakukan pembicaraan tersebut, pembicaraan mereka berduapun berakhir. Sementara sebuah Festival yang dibicarakan oleh Qiera tadi kepada Yusra berlangsung pada beberapa hari kedepan.

Pada malam harinya. . . .

                Pada malam harinya, Yandra menerima kedatangan seorang tamu yang sangat dirindukannya, dan seorang tamu tersebut adalah Mora. Dan kini mereka berdua berpelukan bernuansa bahagia. Kemudian Mora memberitahu Yandra bahwa beberapa hari kedepan akan diadakannya sebuah festival besar-besaran, dimana didalamnya ada hiburan kompetisi dadakan yang berjudul battle dance. Yandra yang sudah mendengarnya pun menjadi bahagia dan mengtakan kalau dirinya ingin pergi kefestival itu.
                Namun Mora menyanggah katanya dengan mengatakan kalau dirinya harus sembuh lebih dulu. Mendengar katanya lagi Yandra semakin bahagi penuh semangat. Kemudian dengan tiba-tiba Yusra baru datang memasuki ruangan VIP Yandra, berjalan mendekati keduanya. Dengan sejenak mereka berdua menjadi hening melihat ke Yusra. “Yandra, tak apa kan jika aku tidak menginap menemanimu malam ini?”, Yusra mengatakan tujuannya.
Yandra melirik ke Mora, disusul dengan Yusra yang menjadi melihat ke Mora. Sedangkan Mora masih melihat hening ke Yusra. “Alasannya karna aku, harus, menyelesaikan pekerjaanku dikantor bareng Mirza!”, sambungnya lagi melihat keduanya secara bergantian. Lalu Mora dan Yandra berkata dengan serentak melihat ke Yusra tanpa disengaja, “Lembuurrrr!”. Yusra mengangguk memberi senyum berpamitan pada keduanya, lalu berbalik pergi keluar ruangan VIP Yandra.
“Jadi dia kesini hanya untuk, mengatakan itu saja Yandra?”, tanya Mora merasa kaget melihat ke Yandra setelah Yusra pergi dari mereka berdua. Dan Yandra melihat kepadanya dengan menagangguk. Kemudian Mora mulai berpikir kalau Yusra tidak ada basi-basi sedikitpun untuk memberi perhatian ke Yandra dengan menanyakan keadaan darinya. Sedangkan Yandra terlihat masih biasa saja. Dan Mora memutuskan untuk menginap dirumah sakit menemani Yandra.

Badung Location. . . .
“Pernikahan Diatas Matrai”

Esok paginya, Yusra menyempatkan dirinya untuk menjenguk Yandra dirumah sakit. Setibanya didalam ruangan VIP tempat Yandra dirawat, ia hanya melihat kondisi tempat tidur Yandra yang rapi disertai dengan boneka Puca berukuran besar bersandar ditempat tidurnya. Pikirnya, dimanakah Yandra mengapa hanya boneka Pucanya saja yang tertampak? Sementara dibalik dirinya, Yandra baru membuka pintu ruangannya dengan melangkah pelan.
Kemudian menepuk pelan pundak Yusra yang masih membelakanginya menghadap ketempat tidurnya. Dengan reflek Yusra menjadi terkejut melihat ke Yandra, sehingga hampir saja membuat Yandra yang memegang lengan darinya terjatuh, namun untung saja Yusra masih sempat menahannya. Dan lalu Yusra membantunya untuk kembali duduk ditempat tidurnya, sementara Mora menjadi tertawa kecil karna tidak sengaja melihat keduanya sejak tadi.
“Aku kira kamu dalam kritis lagi? Rupanya kamu sedang berjalan-jalan diluar!”, kata keluhnya setelah membantu Yandra duduk kembali ditempat tidurnya. Melihat biasa.
“Aku sudah bisa duduk lama, karna pusingnya sudah enggak aku rasakan lagi! Sekarang tinggal belajar jalan agar tidak merasa mengambang lagi!”, penjelasan Yandra padanya melihat biasa.
“Terus temennya mana? Kok masuk keruangan hanya sendirian? Gimana coba kalo sampe roboh beneran? Bisa-bisa gagal check out dari rumah sakit ini!”, kata Yusra menggambarkan pikiran negatifnya namun sedikit cemas.
Kemudian Yandra menunjukkan telinga padanya sambil berkata, “Apa? Check out? Hotel kali ah!”, dengan mengejek kecil. Lalu dibalas dengan Yusra yang memegang kedua telinga darinya, menjewer halus, menahannya. “Katakan sekali lagi, Yandra!”, pinta Yusra ingin mendengar katanya lagi. Dan Yandra berkata kembali namun melewati perintah darinya, “Lebih horor mana, aku memintamu untuk menciumku atau kau melepaskan tanganmu dari menjewer kedua telingaku?”.
   Yusra pun melepaskan tangannya dari memegang kedua telinga Yandra dengan melipatkan kedua tangannya. “Ada saatnya kau akan menjadi terdiam, ketika bibirku dengan cuma-cuma mengemut bibirmu!”, kata Yusra mengancam halus kepadanya serta dengan tatapannya. “Stop dreaming, Yusra!”, kata sanggahan Yandra membalas ancaman halus darinya. Lalu Yandra memberikan sebuah kiss bye untuknya, memakai tatapan mengejek.
Yusra yang melihatnya hanya tersenyum jahat sambil menggeleng melihat kearah lain. Dan kemudian, mereka berdua menjadi saling berpandangan dingin menyalurkan energy kebencian masing-masing beberapa saat. Lalu menjadi terhenti saat ketika Mora datang dengan membawa makanan. Mengetahui kedatangan Mora, Yusra dan Yandra mulai beralih dengan bersikap biasa saja seolah-olah tidak terjadi apapun sebelumnya.
Dan pada esok harinya, Yandra sudah diperbolehkan untuk pulang kembali kerumah, dikediaman Yusra. Ia dijemput oleh Yusra yang paling utama, disusul dengan Mirza dan Mora dalam bersamaan. Dan kini mereka pulang menuju kekediaman Yusra dengan memakai satu buah mobil, yaitu mobil Yusra.

Badung Location. . . .
“Pernikahan Diatas Matrai”

                Setelah satu hari kepulangannya dari rumah sakit, Yandra sudah hampir seratus persen pulih dari sakitnya. Dan kini dirinya sedang menelepon Mora untuk membicarakan sebuah festival besar-besaran yang akan diadakan pada beberapa hari kedepan. Sebab dirinya sudah tidak sabar untuk pergi menikmati festival besar-besaran tersebut. Usainya menelepon Mora, kini ia pergi menuruni anak tangga untuk bermain-main ditaman rumah.
                Namun ketika baru saja sampai dilantai dasar masih memegang pegangan tangga, ia mendapati asisten rumah Yusra berlari kepadanya menyampaikan kalau Yusra telah pingsan didekat kolam renang. Kemudian dengan cepat iapun berjalan kencang menghampiri Yusra yang tengah pingsan terbaring didekat kolam renang. Setibanya dikolam renang, Yandra langsung duduk bersimpuh memberikan nafas buatan, sementara asisten rumah Yusra kembali kedapur karna sedang memasak.
Selagi dirinya masih memberi nafas buatan, tiba-tiba saja Yandra merasa jika bibirnya ada yang sengaja mengemutnya. Yandra yang semakin menyadari juga semakin merasakannya langsung menjauhkan bibirnya dengan mengangkat tubuhnya menjadi tegak, masih dalam keadaan duduk bersimpuh, melihat terkejut dengan nafasnya yang mulai berat karna keterkejutannya ketika menyadari. Sedangkan Yusra melihatnya dengan senyuman jahatnya.
“Bukankah pernah aku katakan! Ada saatnya kau akan menjadi terdiam, ketika bibirku dengan cuma-cuma mengemut bibirmu!”, Yusra mengulang kata ancaman halusnya pada waktu itu.
“Dan sekarang kau telah membuktikannya, Yusra!”, balas Yandra bernada dingin sedikit membentak.
Kemudian Yandra berdiri dari duduk bersimpuhnya lalu beranjak pergi meninggalkannya. Sementara Yusra membangunkan dirinya dengan duduk bersantai merasa puas atas apa yang telah dilakukannya pada Yandra tadi. Kejadian yang sebenarnya, Yusra memang jatuh pingsan karna merasa sangat kelelahan akibat kurang tidur dalam beberapa hari ini. Dan ketika Yandra memberi nafas buatan padanya, dirinya memang masih tak sadarkan diri.
Namun ketika mulai sadarkan diri, merasa selagi Yandra memberi nafas buatan padanya, ide nakalpun mulai mundul didalam pikirannya. Yaitu dengan dirinya langsung mengemut perlahan bibir Yandra sebagai balasannya sehingga Yandra tersadar dan melepaskan bibirnya dari dirinya itu. Tanpa disengaja, juga direncanakan sebelumnya Yusra telah membuktikan kata ancaman halusnya pada waktu itu. Dan iapun kini masih biasa saja, masih cuek duduk bersantai seorang diri.

Badung Location. . . .
“Pernikahan Diatas Matrai”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar