Selasa, 19 Januari 2016

Badung Location. . . . #14



                Hari resepsi pernikahan yang ditungu-tunggu telah tiba, konsep wedding garden pun sudah tertampak. Begitupula latar dibalik kursi pelaminan yang memakai foto pre-wedd di air danau sudah terpasang. Begitupun disisi kiri kanan kirinya sudah terpasang foto pre-wedd yang memakai kostum belanda, masih dilokasi sekitar danau. Disisi kirinya, para tamu akan dimanjakan dengan baleho foto pre-wedd keduanya yang memakai kuda putih.
Disisi kanannya, para tamu akan dimanjakan dengan baleho foto pre-wedd keduanya yang memakai pohon beringin dibalut dengan rangkaian bunga tulip beserta seekor kuda putihnya. Sementara foto pre-wedd keduanya yang memakai rumah pohon ada disuatu tempat dan sudah terpasang rapi memakai bingkai foto berukuran besar. Dan kini pun para tamu undangan, sahabat, kerabat dan keluarga sudah berkumpul menunggu kedatangan sepasang pengantin.
Setelah beberapa saat kemudian, terlihatlah Yusra sedang berjalan berdampingan dengan Yandra yang menggandeng tangannya mesra. Mirza dan Mora yang meliatnya pun menjadi bersorak bahagia, begitupula dengan keluarga juga para tamu undangannya. mereka berdua masih berjalan sambil mengumbar senyum kebahagiaan dengan diiringi musik pernikahan. Dan kini mereka telah berada didepan kursi pelaminan dengan saling berhadapan.
Kemudian disaat yang bersamaan, Mirza menghampiri Yusra dengan berdiam disamping kanannya sambil menunjukkan mikrofon didekat mulut Yusra. Dan Eisya menghampiri Yandra berdiam disamping kirinya sambil menunjukkan mikrofon didekat mulut Yandra pula. Dan kedua pengantin pun akan saling mengumbar kata, kemesraan mereka berdua didepan semua yang hadir.
“Apa kau sudah benar-benar sedia untuk menghabiskan sisa hidupmu bersamaku?”, tanya Yusra dengan meminta kepada Yandra memakai mikrofon menatap biasa. Lalu Yandra teringat pada kegelisahannya diawaktu akad nikahnya dilakukan pada beberapa hari kemarin.
“Iya, aku bersedia untuk menghabiskan sisa hidupku bersamamu!”, jawab singkat Yandra menerimanya memakai tatapan haru masih mengingat kegelisahannya.
Kemudian Mirza dan Eisya menurunkan mikrofonnya kebawah, lalu Yusra berkata dengan suara kecil meminta Yandra untuk berbalik membelakanginya. Dan Yandra pun berbalik menghadap ke Eisya yang mulai tersenyum kepadanya. Lalu dirasakannya jika Yusra memakaikan kalung berlian dibalik dirinya dengan lembut. Setelah dirasakannya kalung berlian itu sudah menggantung dilehernya, Yandra pun berbalik kembali mengahadap ke Yusra yang tersenyum manja padanya.
Sedangkan Yandra menatapnya sedikit kaget namun bahagia akan mempertanyakannya, namun Yusra menghentikannya dengan bersimpuh ala pangeran dalam cerita dongeng sembari mengulurkan tangan kanannya. Yandra yang mengerti pun memberikan tangan kirinya dengan meletakkannya ditelapak tangan Yusra mulai meihat tegang namun bahagia. Dan lalu Yusra memasangkan sebuah cincin berlian dijari manisnya. Dan sekali lagi Yandra dibuatnya semakin kaget semakin bahagia pula.

Badung Location. . . .
“Pernikahan Diatas Matrai”

Usainya memasangkan cincin berlian itu dijari manis Yandra, Yusra mencium tangan Yandra dengan kembali berdiri melihat mesra. Sementara Yandra masih dengan keadaan yang sama. Semua yang menghadiri pun mulai bertepuk tangan sangat meriah untuk keduanya. Setelah dilihatnya Yusra melepaskan pegangannya namun masih melihatnya mesra, Yandra langsung memeluknya begitupula dengan Yusra yang reflek menyambut pelukannya. Maksud Yusra menangkap Yandra agar tidak terjatuh.
Omahnya yang melihat mereka berduapun menjadi tersenyum malu, begitupula dengan mamah kandungnya yang memeluk Omahnya karna merasa terharu melihat kemesraan keduanya. Sementara Mirza menunjukkan senyuman mesra pada Eisya, dan Eisya yang melihatnya hanya membalas dengan senyuman kecil lalu melihat kebawah karna merasa begitu tersipu malu. Lain halnya denga Mora yang telah melihat kemesraan keduanya, mempunyai feeling jika akan ada cinta mengitari keduanya.
 Masih dalam pelukan, Yandra yang merebahkan kepalanya dibahu Yusra, mengangkat kepalanya melihat kewajah Yusra sangat dekat akan mengatakan Sesuatu dengan berbisik kecil. “Terimakasih atas hadiah yang telah kau beri padaku! Aku benar-benar merasa seperti seorang Princess!”, katanya lembut membuai Yusra hingga tersenyum menikmatinya. Dan Mora yang tidak mengetahui percakapan keduanya itu, mengambil kesimpulan kalau keduanya sangatlah menikmati.
Setelah melakukan yang demikian, mereka berduapun beranjak menaiki pelaminan dengan bergandengan tangan lalu duduk dikursi pelaminan masing-masing. Dan kemudian satu-persatu dari tamu undangannya pun mulai memberikan selamat dengan bersalaman. Sementara disudut sana, Eisya menjadi terhenti langkahnya saat masih melangkah akan menghampiri Yandra demi memberikan sebuah boneka perempuan yang sedang memakai baju pengantin.
Dan yang membuatnya menjadi terhenti dari langkahnya adalah Mirza secara tiba-tiba muncul dihadapannya lalu melangkah maju mendekatinya, kemudian berdiam sambil mengatakan “Aku ingin melamarmu segera!”. Sontak Eisya menjadi kaget hingga tak berkedip memandangnya. Lalu Eisya tersadar kembali memberikan senyuman dan melangkah kembali akan menghampiri Yandra dengan boneka ditangannya. Sementara Mora baru mendatangi Mirza dan menyuruhnya untuk mengejarnya.
Mirza yang mendengar perkataannya pun menjadi tersenyum mulai melangkah mencoba mengejarnya. Sementara juga Eisya menjadi terhenti kembali karna sepatu sebelah kanannya terlepas dari kakinya. Dengan sedikit mengeluh ia pun berbalik arah kebelakang akan mengambil sepatu sebelahnya. Namun ketika sudah membungkuk mengambil sepatu sebelahnya, tiba-tiba saja ada tangan seseorang yang lebih dulu mengambil sepatu sebelah miliknya lalu berdiri tegak dihadapannya.
Eisya yang merasa bingung sekaligus penasaran pun mulai mendirikan dirinya sembari melihat kewajah orang itu. Tanpa diduganya, orang itu adalah Mirza yang sudah memegang sepatu sebelahnya dengan menggunakan kedua tangannya sambil tersenyum melihat padanya. Dalam sekejap mereka berdua menjadi saling berpandangan dalam keheningan. Dan Mora yang telah melihat keduanya menjadi senyum-senyum sendiri merasa geli-geli centil.
Kemudian Mirza meletakkan kedua lututnya ketanah menyimpan sepatu sebelahnya didekat kaki Eisya yang tak beralas. Eisya yang mengerti pun perlahan menaruhkan kakinya kesepatu sebelahnya tersebut. Melihat itu, Mirza berdiri kembali perlahan melihat kesepatu sebelah milik Eisya sambil mengatakan, “Semoga pada suatu hari kemudian, kau yang akan menjadi Cinderella ku!”. Usainya mengatakan itu, dirinya berbalik pergi dalam keheningan.
Sedangkan Eisya menjadi semakin hening melihat kepergiannya, mencoba mengamati sisi keseriusan dalam perkataan darinya tadi.  

Badung Location. . . .
“Pernikahan Diatas Matrai”

Dan kini Eisya telah sampai kepelaminan Yusra dan Yandra sembari memberi boneka ditangannya ke Yandra. Yandra pun merasa senang menerimanya lalu saling cipika-cipiki penuh keceriaan. “Kamu cantik Yandra! I love you so much, Princess!!”, kata sanjungan Eisya padanya menatap penuh persahabatan. Dan lalu melangkah menghampiri Yusra, mereka berdua akan berbicara singkat.
“Wey, udah nikah bro!”, sapa Eisya sedikit ejekan masih melihat ceria.
“Yaialah, nah, Elonya kapan sis?”, balas Yusra sedikit mengejek pula menatap canda.
“Gue do’ain biar pernikahan kalian berdua menjadi pernikahan yang sesungguhnya!”, sambung Eisya sedikit keceplosan lalu menutup mulutnya sendiri ketika menyadari.
Yusra menjadi terkejut terdiam melihatnya, begitupun Yandra yang baru melihat keduanya sedikit menjadi gelisah. Lalu Eisya melihat Yusra dan Yandra sembari meminta maaf. Kemudian disusul dengan Mirza dan Mora yang meminta untuk foto bersama mereka bertiga. Permintaan merekapun dikabulkan dan kini mereka akan foto bersama. Mereka berfoto dengan Mora berada diantara Yusra dan Yandra, sedangkan Mirza berada disamping Yusra, dan Eisya berada disamping Yandra.
Setelah mereka berfoto bersama dengan penuh keceriaan. Bergantian dengan Omah yang foto bersama mereka berdua, Omah berdiam diantara keduanya memberikan senyuman. Kemudian dilanjuti dengan mamah, Yuska dan istrinya secara bergantian. Dan yang terakhir adalah kedua keponakan kembarnya yang berumur satu tahun lima bulan. Yusra dan Yandra berfoto bersama anak kembar dari Yuska dengan mendudukinya dipangkuan mereka sambil mengumbar senyum kegemasannya.
Dan yang terakhir, asisten rumahnya menghampiri Yusra dengan memberikan sebuah foto papanya berukuran besar. Yusra dan Yandra yang melihatnya pun menjadi hening seketika, begitupula dengan keluarganya, juga ketiga temannya serta para tamunya yang melihat. Kemudian Yusra mengambil foto papanya itu lalu menciumnya masih dalam keheningan.
“Aku ingin kita berfoto bersama almarhum papa! Bagaimanapun keadaannya, beliau pasti melihat kita disurga!”, pintanya dengan meminta Yandra untuk memegangnya juga.
“Aku setuju denganmu!”, katanya menyetujui dengan memegang sisi foto itu melihat haru.
 “Perlu kamu ketahui, maksudku untuk berfoto secara bergantian seperti ini, agar aku mendapatkan satu kenangan dari mereka masing-masing! Sebab aku trauma dengan foto keluargaku bersama papa, dan kini beliau tidak bisa berfoto bersamaku lagi dalam pernikahan kita ini!”, katanya kembali bersuara kecil masih melihat ke Yandra.
Yandra yang sudah mendengarnya juga masih melhatnya langsung menghapus airmatanya karna begitu terharu. Dan kemudian mereka berdua bersama melihat ke kamera dengan senyuman haru seolah-olah merasakan indahnya berfoto bersama sosok papah didalam foto tersebut. Dan momen itupun akan berlalu dan berakhir pada jam lima sore nanti. Sebab telah ditetapkan oleh Yusra yang tidak ingin beralma-lama menikmati resepsi pernikahannya, walaupun dirinya sangat menikmatinya saat ini.  

Pada malam harinya. . . .

Ternyata foto pre-wedd keduanya yang memakai rumah pohon telah terletak didinding kamar Yandra diatas tempat tidurnya. Sementara dibawah foto tersebut terlihat Yusra sudah tertidur menghadap kekiri membelakangi Yandra, dan Yandra tidur berbaring dengan manisnya dengan tersimpan dua buah guling diantara keduanya. Mereka berdua masih konsisten dengan perjanjian yang telah tertulis dan tertanda tangani diatas matrai.

Badung Location. . . .
“Pernikahan Diatas Matrai”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar