Hari resepsi
pernikahan yang ditungu-tunggu telah tiba, konsep wedding garden pun sudah
tertampak. Begitupula latar dibalik kursi pelaminan yang memakai foto pre-wedd
di air danau sudah terpasang. Begitupun disisi kiri kanan kirinya sudah
terpasang foto pre-wedd yang memakai kostum belanda, masih dilokasi sekitar
danau. Disisi kirinya, para tamu akan dimanjakan dengan baleho foto pre-wedd
keduanya yang memakai kuda putih.
Disisi kanannya, para tamu akan dimanjakan dengan
baleho foto pre-wedd keduanya yang memakai pohon beringin dibalut dengan
rangkaian bunga tulip beserta seekor kuda putihnya. Sementara foto pre-wedd
keduanya yang memakai rumah pohon ada disuatu tempat dan sudah terpasang rapi
memakai bingkai foto berukuran besar. Dan kini pun para tamu undangan, sahabat,
kerabat dan keluarga sudah berkumpul menunggu kedatangan sepasang pengantin.
Setelah beberapa saat kemudian, terlihatlah Yusra
sedang berjalan berdampingan dengan Yandra yang menggandeng tangannya mesra.
Mirza dan Mora yang meliatnya pun menjadi bersorak bahagia, begitupula dengan
keluarga juga para tamu undangannya. mereka berdua masih berjalan sambil
mengumbar senyum kebahagiaan dengan diiringi musik pernikahan. Dan kini mereka
telah berada didepan kursi pelaminan dengan saling berhadapan.
Kemudian disaat yang bersamaan, Mirza menghampiri
Yusra dengan berdiam disamping kanannya sambil menunjukkan mikrofon didekat
mulut Yusra. Dan Eisya menghampiri Yandra berdiam disamping kirinya sambil
menunjukkan mikrofon didekat mulut Yandra pula. Dan kedua pengantin pun akan
saling mengumbar kata, kemesraan mereka berdua didepan semua yang hadir.
“Apa kau sudah benar-benar sedia untuk menghabiskan
sisa hidupmu bersamaku?”, tanya Yusra dengan meminta kepada Yandra memakai
mikrofon menatap biasa. Lalu Yandra teringat pada kegelisahannya diawaktu akad
nikahnya dilakukan pada beberapa hari kemarin.
“Iya, aku bersedia untuk menghabiskan sisa hidupku
bersamamu!”, jawab singkat Yandra menerimanya memakai tatapan haru masih
mengingat kegelisahannya.
Kemudian Mirza dan Eisya menurunkan mikrofonnya
kebawah, lalu Yusra berkata dengan suara kecil meminta Yandra untuk berbalik
membelakanginya. Dan Yandra pun berbalik menghadap ke Eisya yang mulai
tersenyum kepadanya. Lalu dirasakannya jika Yusra memakaikan kalung berlian
dibalik dirinya dengan lembut. Setelah dirasakannya kalung berlian itu sudah
menggantung dilehernya, Yandra pun berbalik kembali mengahadap ke Yusra yang
tersenyum manja padanya.
Sedangkan Yandra menatapnya sedikit kaget namun
bahagia akan mempertanyakannya, namun Yusra menghentikannya dengan bersimpuh
ala pangeran dalam cerita dongeng sembari mengulurkan tangan kanannya. Yandra
yang mengerti pun memberikan tangan kirinya dengan meletakkannya ditelapak
tangan Yusra mulai meihat tegang namun bahagia. Dan lalu Yusra memasangkan
sebuah cincin berlian dijari manisnya. Dan sekali lagi Yandra dibuatnya semakin
kaget semakin bahagia pula.
Badung Location. . . .
“Pernikahan Diatas Matrai”
Usainya memasangkan cincin berlian itu dijari manis
Yandra, Yusra mencium tangan Yandra dengan kembali berdiri melihat mesra.
Sementara Yandra masih dengan keadaan yang sama. Semua yang menghadiri pun
mulai bertepuk tangan sangat meriah untuk keduanya. Setelah dilihatnya Yusra
melepaskan pegangannya namun masih melihatnya mesra, Yandra langsung memeluknya
begitupula dengan Yusra yang reflek menyambut pelukannya. Maksud Yusra
menangkap Yandra agar tidak terjatuh.
Omahnya yang melihat mereka berduapun menjadi
tersenyum malu, begitupula dengan mamah kandungnya yang memeluk Omahnya karna
merasa terharu melihat kemesraan keduanya. Sementara Mirza menunjukkan senyuman
mesra pada Eisya, dan Eisya yang melihatnya hanya membalas dengan senyuman
kecil lalu melihat kebawah karna merasa begitu tersipu malu. Lain halnya denga
Mora yang telah melihat kemesraan keduanya, mempunyai feeling jika akan ada
cinta mengitari keduanya.
Masih dalam
pelukan, Yandra yang merebahkan kepalanya dibahu Yusra, mengangkat kepalanya
melihat kewajah Yusra sangat dekat akan mengatakan Sesuatu dengan berbisik
kecil. “Terimakasih atas hadiah yang telah kau beri padaku! Aku benar-benar
merasa seperti seorang Princess!”, katanya lembut membuai Yusra hingga
tersenyum menikmatinya. Dan Mora yang tidak mengetahui percakapan keduanya itu,
mengambil kesimpulan kalau keduanya sangatlah menikmati.
Setelah melakukan yang demikian, mereka berduapun
beranjak menaiki pelaminan dengan bergandengan tangan lalu duduk dikursi
pelaminan masing-masing. Dan kemudian satu-persatu dari tamu undangannya pun
mulai memberikan selamat dengan bersalaman. Sementara disudut sana, Eisya
menjadi terhenti langkahnya saat masih melangkah akan menghampiri Yandra demi
memberikan sebuah boneka perempuan yang sedang memakai baju pengantin.
Dan yang membuatnya menjadi terhenti dari langkahnya
adalah Mirza secara tiba-tiba muncul dihadapannya lalu melangkah maju mendekatinya,
kemudian berdiam sambil mengatakan “Aku ingin melamarmu segera!”. Sontak Eisya menjadi
kaget hingga tak berkedip memandangnya. Lalu Eisya tersadar kembali memberikan
senyuman dan melangkah kembali akan menghampiri Yandra dengan boneka
ditangannya. Sementara Mora baru mendatangi Mirza dan menyuruhnya untuk
mengejarnya.
Mirza yang mendengar perkataannya pun menjadi tersenyum
mulai melangkah mencoba mengejarnya. Sementara juga Eisya menjadi terhenti
kembali karna sepatu sebelah kanannya terlepas dari kakinya. Dengan sedikit
mengeluh ia pun berbalik arah kebelakang akan mengambil sepatu sebelahnya.
Namun ketika sudah membungkuk mengambil sepatu sebelahnya, tiba-tiba saja ada
tangan seseorang yang lebih dulu mengambil sepatu sebelah miliknya lalu berdiri
tegak dihadapannya.
Eisya yang merasa bingung sekaligus penasaran pun
mulai mendirikan dirinya sembari melihat kewajah orang itu. Tanpa diduganya,
orang itu adalah Mirza yang sudah memegang sepatu sebelahnya dengan menggunakan
kedua tangannya sambil tersenyum melihat padanya. Dalam sekejap mereka berdua
menjadi saling berpandangan dalam keheningan. Dan Mora yang telah melihat
keduanya menjadi senyum-senyum sendiri merasa geli-geli centil.
Kemudian Mirza meletakkan kedua lututnya ketanah
menyimpan sepatu sebelahnya didekat kaki Eisya yang tak beralas. Eisya yang
mengerti pun perlahan menaruhkan kakinya kesepatu sebelahnya tersebut. Melihat
itu, Mirza berdiri kembali perlahan melihat kesepatu sebelah milik Eisya sambil
mengatakan, “Semoga pada suatu hari kemudian, kau yang akan menjadi Cinderella
ku!”. Usainya mengatakan itu, dirinya berbalik pergi dalam keheningan.
Sedangkan Eisya menjadi semakin hening melihat
kepergiannya, mencoba mengamati sisi keseriusan dalam perkataan darinya tadi.
Badung Location. . . .
“Pernikahan Diatas Matrai”
Dan kini Eisya telah sampai kepelaminan Yusra dan
Yandra sembari memberi boneka ditangannya ke Yandra. Yandra pun merasa senang
menerimanya lalu saling cipika-cipiki penuh keceriaan. “Kamu cantik Yandra! I
love you so much, Princess!!”, kata sanjungan Eisya padanya menatap penuh
persahabatan. Dan lalu melangkah menghampiri Yusra, mereka berdua akan
berbicara singkat.
“Wey, udah nikah bro!”, sapa Eisya sedikit ejekan
masih melihat ceria.
“Yaialah, nah, Elonya kapan sis?”, balas Yusra
sedikit mengejek pula menatap canda.
“Gue do’ain biar pernikahan kalian berdua menjadi
pernikahan yang sesungguhnya!”, sambung Eisya sedikit keceplosan lalu menutup
mulutnya sendiri ketika menyadari.
Yusra menjadi terkejut terdiam melihatnya, begitupun
Yandra yang baru melihat keduanya sedikit menjadi gelisah. Lalu Eisya melihat
Yusra dan Yandra sembari meminta maaf. Kemudian disusul dengan Mirza dan Mora
yang meminta untuk foto bersama mereka bertiga. Permintaan merekapun dikabulkan
dan kini mereka akan foto bersama. Mereka berfoto dengan Mora berada diantara
Yusra dan Yandra, sedangkan Mirza berada disamping Yusra, dan Eisya berada
disamping Yandra.
Setelah mereka berfoto bersama dengan penuh
keceriaan. Bergantian dengan Omah yang foto bersama mereka berdua, Omah berdiam
diantara keduanya memberikan senyuman. Kemudian dilanjuti dengan mamah, Yuska
dan istrinya secara bergantian. Dan yang terakhir adalah kedua keponakan
kembarnya yang berumur satu tahun lima bulan. Yusra dan Yandra berfoto bersama
anak kembar dari Yuska dengan mendudukinya dipangkuan mereka sambil mengumbar
senyum kegemasannya.
Dan yang terakhir, asisten rumahnya menghampiri Yusra
dengan memberikan sebuah foto papanya berukuran besar. Yusra dan Yandra yang
melihatnya pun menjadi hening seketika, begitupula dengan keluarganya, juga
ketiga temannya serta para tamunya yang melihat. Kemudian Yusra mengambil foto
papanya itu lalu menciumnya masih dalam keheningan.
“Aku ingin kita berfoto bersama almarhum papa!
Bagaimanapun keadaannya, beliau pasti melihat kita disurga!”, pintanya dengan
meminta Yandra untuk memegangnya juga.
“Aku setuju denganmu!”, katanya menyetujui dengan
memegang sisi foto itu melihat haru.
“Perlu kamu
ketahui, maksudku untuk berfoto secara bergantian seperti ini, agar aku
mendapatkan satu kenangan dari mereka masing-masing! Sebab aku trauma dengan
foto keluargaku bersama papa, dan kini beliau tidak bisa berfoto bersamaku lagi
dalam pernikahan kita ini!”, katanya kembali bersuara kecil masih melihat ke
Yandra.
Yandra yang sudah mendengarnya juga masih melhatnya
langsung menghapus airmatanya karna begitu terharu. Dan kemudian mereka berdua
bersama melihat ke kamera dengan senyuman haru seolah-olah merasakan indahnya
berfoto bersama sosok papah didalam foto tersebut. Dan momen itupun akan
berlalu dan berakhir pada jam lima sore nanti. Sebab telah ditetapkan oleh
Yusra yang tidak ingin beralma-lama menikmati resepsi pernikahannya, walaupun
dirinya sangat menikmatinya saat ini.
Pada malam harinya. . . .
Ternyata foto pre-wedd keduanya yang memakai rumah
pohon telah terletak didinding kamar Yandra diatas tempat tidurnya. Sementara
dibawah foto tersebut terlihat Yusra sudah tertidur menghadap kekiri
membelakangi Yandra, dan Yandra tidur berbaring dengan manisnya dengan
tersimpan dua buah guling diantara keduanya. Mereka berdua masih konsisten
dengan perjanjian yang telah tertulis dan tertanda tangani diatas matrai.
Badung Location. . . .
“Pernikahan Diatas Matrai”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar