Kamis, 21 Januari 2016

Badung Location. . . . #41 (akhir, lanjut season 2)



                Dan kini Yandra telah tiba dikantor tempat Mora bekerja, dan kini pula ia sedang menunggu kedatangan Mora dicafe pada lobby kantor tersebut. Tak berapa lama menunggu, Mora pun datang masih berusaha berjalan menghampiri. Sementara Yandra yang baru saja melihat kedatangannya, memberi senyuman menyambutnya. Dan Mora pun telah sampai padanya dengan memberi cipika-cipiki sebagai menyapanya. Lalu duduk didepan Yandra pada satu meja, berhadapan.
“Mora, aku ingin kau bertanggung jawab dengan apa yang sudah terjadi padaku!”, sapa Yandra dengan meminta Mora untuk bertanggung jawab. Melihat biasa.
“Memangnya kamu mau minta tanggung jawab apalagi sama aku? Kamu jangan mencemaskan, kami pasti akan bertanggung jawab!”, tanya dan penjealsan Mora belum mengetahui.
“Sembunyikan aku segera, karna aku, telah mengandung seorang putra dari Yusra! Dan itu terjadi diluar dugaan kami! Karna kala itu, Yusra dalam keadaan setengah mabuk dan aku terjebak didalamnya!”, Yandra memberi penjelasan hingga membuat Mora menatap kaget.
“Sudah memasuki usia keberapa kau telah mengandung putra dari Yusra?”, tanya Mora mulai penasaran.
“Sudah satu bulan setengah! Mirza juga sudah aku beritahu, bahkan dia yang pertama! Dan juga, aku memintanya untuk mencari tempat agar aku bisa bersembunyi sekaligus menyembunyikan kehamilanku ini!”, Yandra menjelaskannya secara panjang lebar.
“Kalau begitu, kau lebih mempercayakan siapa? Aku, atau Mirza yang akan membawamu, menyembunyikanmu serta dengan kehamilanmu?”, Mora menanyakan keyakinannya.
 Yandra pun langsung menjawab “Mirza”, memakai tatapan yang begitu yakin kepadanya. Dan Mora hanya tersenyum lalu menjelaskan kalau dirinya bukan maksud untuk tidak bertanggung jawab, hanya saja dirinya tidak mempunyai tempat untuk menyembunyikan Yandra. Sedangkan Yandra yang sudah mendengar penjelasan darinya, mengaku begitu mengerti memberikan senyuman. “Jaga dia baik-baik! Dan bila sudah lahir, tunjukkan pada kami semua!”, pesan Mora kepada Yandra penuh harap.
Yandra yang mendengar katanya lagipun semakin bahagia hingga dirinya menjadi tertawa namun berbisik-bisik. Begitupula Mora yang mulai ikut tertawa bersamanya.

Esok harinya. . . .

                Yusra memutuskan untuk pulang lebih awal dari jam normal pulang kantornya, lebih awal satu jam dari jam normal pulang kantornya. Setibanya dirumah, ia melihat suasana kediamannya yang begitu sepi dan dilihatnya pula Omah sedang duduk sendiri ditaman samping sambil membaca tabloid. Kemudian pandangannya tertuju pada kamar Yandra yang tampak sepi begitupula dengan pintu kamar tertutup rapat.
Dan kini Yusra dengan mudahnya memasuki kamar Yandra karna pintu kamar tidak dikunci. Usainya menutup pintu kamar tersebut, Yusra melihat seisi kamar yang telah terpajang beberapa foto memakai bingkai berbagai macam ukuran. Beberapa foto tersebut adalah foto pre-wedd, foto Yandra sedang traveling dibeberapa tempat wisata dan foto keponakan kembar dari Yusra terletak didinding atas tempat tidur Yandra.
“Ternyata Yandra telah diam-diam mencetak foto kedua keponakan kembarku!”, bisik Yusra mengomentari dengan berjalan mendekat lalu berdiri disamping tempat tidur. Dan kemudian dilihatnya ada sepucuk surat berbentuk hati yang tersimpan pada bantal dan disamping bantal tersebut ada sebuah boneka pemberian dari Eisya sebagai hadiah pernikahan. Yusra baru saja mengambil sepucuk surat berbentuk hati itu sembari akan membacanya. Duduk ditempat tidur.

Badung Location. . . .
“Pernikahan Diatas Matrai”

Untuk Yusra,
Kamu yang kini mungkin sudah berada dikamarku. Aku ingin menuliskan sesuatu padamu. Walaupun aku sudah pergi tanpa memberitahumu dulu!!

Hey,
Apa kabar Yusra? Tentu kau merasa kecewa lagi bukan? Karna aku bersikap seperti bocah pada hari ini!

Hey,
Aku ingin memberitahukan alasanku. Mengapa aku melakukan ini lagi, lagi, dan lagi! Padahal seingat kita berdua. Kemarin baru saja kau menegurku karna aku tidak memberitahumu. Saat aku ketahuan telah pergi kekantor menemui Mirza karna tujuanku yang spele!

Hey Yusra,
Mungkin ini ketiga kalinya. Dan mungkin juga kata “Hey” yang terakhir kutulis didalam surat ini! Aku pergi tanpa memberitahumu. Itu karna aku tidak ingin kau mencegahku dengan alasan yang kau beri. Alasan yang mungkin bisa membatalkan niatku untuk pergi!

Yusra….aku pergi dulu yah! Selamat datang dirumah kembali. Jangan lupa minum susu! Oyah tolong katakan pada Omah, pada bibi dan semuanya yang aku kenal! Dan juga mereka yang mengenalku bahwa aku sangat menyayangi mereka semua!

Salam manis untukmu <(‘,’)> Yusra
                                         Dariku  \(*<*)/ Yandra

Badung Location. . . .
“Pernikahan Diatas Matrai”

                Usainya membaca isi surat tersebut, Yusra berdiri dari duduknya lalu berjalan memasuki toilet dikamar tersebut. didalam toilet tersebut, Yusra menghadapkan dirinya kedepan cermin. Ia sedang melihat wajahnya yang mulai memerah seperti menyesali sesuatu. “Percuma saja kau bilang sayang!!! Kalau nyatanya kini kau sudah pergi meninggalkan kami!!!”, Yusra berkata dengan membentak keras. Kemudian ia teringat sesuatu, ia teringat dengan barang yang sudah disembunyikannya dibalik cermin.
                Dan kinipun ia sudah mengambilnya lalu beranjak keluar dari toilet berdiri didekat tempat tidur kembali. Masih memegang barang yang telah diambilnya dibalik cermin tadi, ia memutarkan dirinya melihat ke semua foto Yandra yang masih terpajang. “Seandainya kau berpamitan padaku! Maka aku akan memarahimu, mengumbar lagi yang tlah lalu! Agar kau tidak pergi dariku!”, berbisik dihatinya masih memutari dirinya melihat semua foto Yandra.
                Kemudian ia berhenti dengan terduduk dilantai bersandar pada kerangka samping tempat tidur. Lalu dibukanya tutup barang yang dipegangnya berlanjut menghirupnya perlahan. Benda itu adalah mirip seperti pasta gigi, namun berisi zat yang bersifat racun. Yang mana bila dihirup dengan sengaja dan lama, maka akan mengakibatkan tak sadarkan diri. Begitulah yang Yusra lakukan sambil mengingat kenangannya bersama Yandra dulu.
                Dalam waktu empatpuluh menit kemudian, Yusrapun menjadi tak sadarkan diri dengan benda yang dihirupnya tadi dan terlepas dari pegangannya terbuang memasuki kolong tempat tidur. Dan setelah tiga jam berlalu, dirinya yang masih tak sadarkan diri baru ditemui oleh Omah yang memasuki kamar Yandra mencari dirinya. Omah yang mengetahuinya pun langsung mencoba tuk menyadarkannya, namun tetap tak kunjung sadar. Dan kemudian Omah menelepon rumah sakit untuk segera ditangani.

Beberapa saat kemudian. . . .

                Kini Yusra sedang ditangani diUGD rumah sakit, dan selanjutnya dipindahkan keruangan ICCU. Karna kondisi Yusra sudah setengah parah. Omah yang sudah mendengar dari Dokter menangani Yusra, meneteskan airmatanya seketika begitu terkejut mengkhawatirkan. Dan kini Yusra sudah berada diruangan ICCU, dengan banyak memakai peralatan medis. Dari oksigen yang menutup setengah wajahnya, alat pendeteksi jantung dan jarum infus ditangannya.
                Kemudian Dokter menvoniskan jika Yusra akan mengalami koma untuk beberapa hari, karna zat beracun yang ia hirup belum berhasil dikeluarkan semuanya. Omah yang mendengar pernyataan dari Dokter yang menanganinya, menjadi terduduk didepan pintu ruang ICCU mulai menangis kecil dengan memabyangkan wajah Yusra yang masih sehat. Disaatnya masih menangis kecil, masih juga membayangkan wajah Yusra yang masih sehat tiba-tiba ada yang menyapanya dengan sebutan “Omah”.
“Yusra?”, sahutnya dengan reflek memanggil nama Yusra berdiri dari duduknya. Melihat kepintu ruangan ICCU yang masih tertutup. “Aku Fachri, omah!”, sapa kembali orang yang telah menyapanya tadi. Omah yang sudah mendengar pun melihat ke Fachri disampingnya. “Fachri, cucuku, Yusra sedang tidur! Tolong, tolong bangunkan dia, nak! Demi Omah, tolong bangunkan dia, nak!”, omah memohon dengan sedikit histeris.
Fachri mencoba melihat kepintu ruangan ICCU, terdiam karna mendengar permintaan Omah yang sedikit histeris. “Fachri, cucuku pingsan sewaktu, omah menemukannya dikamar Yandra! Kata Dokter, dia telah menghirup zat beracun! Dan dia, divonis akan mengalami koma!”, sambung Omah menjelaskan lagi masih sedikit histeris. Fachri melihat ke Omah kembali mulai mengerti. Melihat Omah yang semakin meneteskan airmatanya, memancing Fachri untuk berkata sesuatu.
“Omah jangan berkata lagi! Aku tidak sanggup mendengarnya! Aku janji, aku akan menyelamatkan Yusra!”, pinta Fachri dengan rasa ketidaktegaannya. Lalu mencium kedua tangan omah untuk mendapatkan restu darinya. Dan kemudian pergi memasuki pintu ICCU melihat keadaan Yusra yang sudah terpasang alat-alat medis. Setibanya didalam ruang ICCU, dirinya mengaku sangat tidak tega dan bertekad akan membangunkan Yusra kembali seperti permintaan dari Omah yang didengarnya tadi.

Badung Location. . . .
“Pernikahan Diatas Matrai”

                Disana, Mirza yang baru akan beranjak dari kursi kerjanya tiba-tiba menjadi berhenti karna ponselnya berdering. Ketika dicek, diterimanya pesan BBM dari Fachri yang memberikan kabar jika Yusra sedang sekarat dirumah sakit. Fachri mengirim sebuah foto Yusra dengan keadaannya diruang ICCU. Seketika Mirza pun menjadi terduduk kembali dan matanya mulai berkaca-kaca, begitu terkejut karna tidak menyangkanya sama sekali.
                Begitupun Eisya disana, menjadi menangis kecil setelah menerima pesan yang sama dari Fachri. Dan Mora yang telah berada diakmarnya, langsung melihat ke salib dikamarnya meneteskan airmata mendoakan Yusra. Saat ketika baru menerima pesan BBM dari Fachri yang demikian pula. Beginilah akhir dari cerita mereka berlima, ditambah lagi dengan Fachri yang akan berlanjut pada Season 2. Kisah mereka akan semakin menjadi-jadi pada cerita Season 2.
Ini bukanlah cerita akhir dari mereka berlima ditambah lagi dengan Fachri, dan cerita Qiera akan diadakan kembali walaupun hanya sebentar. Dan lagi ada seseorang yang akan menyapa kehidupan Yusra karna dorongan dari keluarga besarnya, terutama pada Omah.

Berlanjut pada
Badung Location. . . . (Pernikahan Diatas MATRAI) Season 2

Tidak ada komentar:

Posting Komentar