Rabu, 20 Januari 2016

Badung Location. . . . #22



Esok paginya, saat menikmati sarapan pagi bersama. Yusra kembali teringat pada seorang pria yang bersama Yandra pada tadi malam. Dan Yusra pun akan bertanya tentang pria itu kepada Yandra yang masih sibuk dengan makannya.
“Kalau boleh aku tau, siapa nama pria yang sedang bersamamu tadi malam?”, Yusra memulainya dengan melihat ke Yandra masih mengunyah makanannya.
“Aku beritahu kamu juga tidak mengenalnya!”, jawab singkat Yandra masih menikmati makanannya tanpa melihat ke Yusra.
“Jadi kamu mau, merahasiakannya dulu dariku? Atau jangan-jangan dia adalah….?”, katanya lagi lalu terhenti ketika Yandra melihat kepadanya.
“Jangan sok cemburu deh! Dari awal kita bertemu sampai sekarang, tidak ada cinta sedkitpun yang kita rasakan bukan!?”, Yandra keceplosan dalam berbicara menyikapinya.
Yusra pun menjadi terdiam lalu melihat ke asisten rumahnya yang masih berdiri didepan mereka, berpandangan diam. Begitupula Yandra yang mulai menyadari melihat ke asisten rumahnya juga, dengan kepanikan diwajahnya. “Jangan pernah bicarakan ini lagi secara terbuka!”, kata Yusra kembali padanya dengan berdiri masih melihat ke asisten rumahnya yang masih melihat kepadanya. Dan Yandra mengalihkan pandangannya ke Yusra yang kini telah beranjak segera pergi kekantor.
                Beberapa saat telah berlalu, dan kini Yusra telah berada dikantornya tepatnya diruangannya sendiri. Ia sedang menunggu kedatangan Qiera untuk membahas beberapa berkas menyangkut kerjasama perusahaannya dengan perusahaan Qiera yang baru saja dibangun sekitar dua tahun ini. Dan kini Qiera pun telah datang dengan duduk didepan meja kerjanya, lalu mereka berdua mulai mendiskusikan pembahasan pada berkas yang telah dipegang oleh keduanya.
                Setelah sepuluh menit mereka mendiskusikannya dengan membahasnya, Yusra mengajak Qiera untuk pergi ke pantry bersama demi membuat kopi hangat menggunakan tangan sendiri. Qiera langsung menyetujuinya dan lalu pergi bersama menuju ke pantry demi membuat kopi hangat menggunakan tangan sendiri. Selepas mereka membuat kopi hangat tersebut, merekapun kembali keruangan Yusra untuk melanjutkan diskusi, pembahasannya.
Namun disaat masih dalam perjalanan menuju keruangannya kembali, Yusra tidak sengaja melihat Yandra diarah kanan dirinya dikejauhan. Yandra yang melihat Yusra sedang berjalan bersama Qiera sambil memegang segelas kopi hangat, beralih beranjak pergi memalingkan pandangannya. Sementara Yusra masih cuek ketika usainya melihat Yandra pergi meninggalkan. Dan setibanya didalam ruangannya kembali, Yusra mendapati segelas susu sudah terletak dimeja kerjanya.
Kemudian mulai teringat kalau dirinya tidak sempat meminum segelas susu saat ketika usainya menikmati sarapan pagi tadi. Sebab itulah ia merasa kehausan sebelum mengajak Qiera untuk ke pantry demi membuat kopi hangat menggunakan tangan sendiri. Dan kinipun Yusra meletakkan kopi hangatnya dimeja kerjanya beralih meminum segelas susunya akan menghabiskannya. Sementara Qiera yang sudah melihatnya hanya melihatnya saja dan kembali duduk memeriksa beberapa berkas miliknya.
Dan Yusra yang sudah berhasil menghabiskan segelas susunya baru terfikirkan sembari menyadari jika kedatangan Yandra kekantornya yang tak sengaja dilihatnya tadi, hanya untuk mengantarkan segelas susu itu untuknya. Dan kembali perhatian dari Yandra itu dirasakan olehnya. Kemudian, Qiera meminta Yusra untuk menandatangani kalau dirinya bersama Mirza akan pergi keluar negeri bersamanya.
 Alasannya Qiera ingin Yusra dan Mirza melihat perkembangan perusahaan miliknya secara langsung diluar negeri sana. Pada sebelumnya, Mirza telah menyetujuinya, dan Yusra pun juga menyetujuinya juga dimana jadwal keberangkatan jatuh pada esok hari. Dan mereka akan menetap diluar negeri mungkin sampai tujuh hari kedepan.

Badung Location. . . .
“Pernikahan Diatas Matrai”
  
Esok harinya lagi, Yusra berpamitan kepada Yandra saat beriri bersama diteras rumahnya ketika usainya menikmati sarapan pagi serta menghabiskan segelas susunya. Dan mereka berdua menyempatkan untuk saling berbicara sebentar sebelum berpisah.
“Setelah aku pergi kerja, kamu jangan mengharapku untuk pulang pada sore nanti, ataupun pada malam nanti!”, Yusra berkata memulainya dengan merapikan pakaiannya melihat ke Yandra.
“Kamu lembur lagi? Kan kemarin pulangnya udah malem?”, tanya polosnya melihat ke Yusra biasa.
“Aku gak lembur kok, cuma mau naik pesawat aja!”, jawab Yusra mulai menatapnya sedikit serius.
“Bercanda kamu mah!”, balas Yandra makai senyum serta tatapan mengejek.
“Aku serius Yandra!”, jawab Yusra menegaskan. Yandra mulai menghentikan senyumnya, menatap diam. “Aku harus keluar negeri bersama Qiera, wanita yang bersamaku pada acara kemarin malam!”, berlanjut Yusra menjelaskannya.
“berapa lama?”, tanyanya menahan kagetnya.
“Mungkin sampai tujuh hari kedepan!”, jawab Yusra biasa saja.
“Aku minta uang jajan tambahan untuk pergi traveling! Karna aku ingin jalan-jalan juga tapi di Indonesia aja koook!”, Yandra mencoba mengalihkannya.
Kemudian Yusra memberikan kartu ATM cadangannya kepadanya, dan Yandra pun mencoba mengambilnya perlahan. Namun ketika akan mengambilnya dari tangan Yusra, Yusra menjadi memegang tangannya dan itu membuat Yandra menjadi menatapnya diam kembali. “Aku gak akan nakal kok disana!”, bisiknya terakhir pada Yandra menatapnya dengan sebuah kejujuran. Kemudian melepaskan pegangannya dan pergi karna Mirza telah datang bersama Qiera menjemputnya.
Seketika Yandra tiba-tiba menjadi hening dengan masih memegang kartu ATM cadangan milik Yusra, lalu berusaha menahan airmatanya karna terenyuh akan tatapan sebuah kejujuran juga bisikkan terakhir dari Yusra tadi. Dan kemudian airmatanya pun jatuh setelah mencoba melihat mobil yang menjemput Yusra telah pergi. Hatinya pun menjerit berteriakkan nama Yusra masih dengan airmatanya, begitupula Yusra yang sudah didalam perjalanan menuju bandara.
Ia menjadi menutup telinga kanannya seperti ada yang meneriakkan namanya keras. Entah apa yang telah mengilhami keduanya hingga menjadi seperti itu. Apakah detik-detik hadirnya cinta sudah mulai akan menyatukan keduanya atau hanya mengasapi keduanya saja. Pemikiran, sifat Yandra yang terkadang kekanak-kanakan. Yusra yang terkadang sangat misterius dalam bersikap. Apakah pernikahan mereka bisa menjadi pernikahan yang seutuhnya dengan memakai cinta atau tidak sama sekali?
Dan bagaimana juga dengan nasib Mirza dan Eisya, yang saling menyukai namun saling menyembunyikannya dulu?! Semuanya akan terjawab dengan kelanjutan kisah mereka berempat ini.

Badung Location. . . .
“Pernikahan Diatas Matrai”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar