Selasa, 19 Januari 2016

Badung Location. . . . #11



                Esoknya, Mora, Mirza juga Eisya melanjutkan kembali mendekorasi calon kamar Yandra dikediaman Yusra. Eisya sedang asik melukis menara Eiffel pada dinding kamar tersebut, sementara Mora dan Mirza sedang merapikan tempat tidur berkelambu seperti tempat tidur seorang putri. Mereka berdua bekerja sama memasang seprai terbuat dari bulu angsa berwarna putih, dan merapikan kelambu diatas tempat tidur yang berwarna nila.
                Usainya melakukan yang demikian, Mirza pun berpamitan untuk pergi kebawah menemui Yusra yang sudah menunggunya. Sedangkan Mora beralih merekatkan stiker kupu-kupu berwarna ungu muda dan berwarna merah muda disekitar menara Eiffel yang masih dilukis oleh Eisya. Mereka berdua mengerjakannya dengan sangat hati-hati agar terlihat rapi. Sementara diruang tamu dilantai bawah kediaman Yusra, sudah terlihat Mirza dan Yusra duduk bersama sambil melihat kemeja.
                “Lukisan pada meja yang sedang kita pandang, sama dengan bayangan pernikahanmu esok yang indah!”, Mirza memulai percakapannya. Yusra melihat kepadanya.
                “Bayangannya memang indah, tapi nyatanya penuh dengan kepalsuan!”, sambung Yusra meluruskannya. Mirza pun melihat kepadanya pula.
                “Kita hanya perlu memakaikan kalian berdua pakaian pengantin! Sementara soal penghulu, itu bisa kita lakukan lewat kedua temanku juga lewat kedua teman dari Mora!”, Mirza menjelaskan rencananya.
                “Tapi beberapa hari yang lalu, aku sudah berjanji pada Omah kalau aku akan mengadakan sebuah resepsi pernikahan! Dan itu akan terlaksana setelah seminggu aku mengadakan akad nikah!”, Yusra menceritakannya secara terbuka.
                “Yaaa, kita susun saja resepsinya seperti resepsi pernikahan yang sesungguhnya!”, Mirza memberitahukan solusinya.
                Yusra pun menjadi tersenyum menyetujuinya lalu melihat kearah pintu rumahnya. Dan secara tiba-tiba terlihatlah sosok kakak kandungnya yang baru saja datang memasuki rumahnya melewati pintu tersebut. sontak Yusra dan Mirza yang mulai menyadari, melihatnya menjadi amat kaget hingga keduanya menjadi terdiam memandanginya resah. Perlahan demi perlahan kakak kandungnya melangkah menghampiri mereka berdua, dan kini telah duduk dihadapan keduanya.
                “Maaf, karna kakak telah datang secara tiba-tiba ke Indonesia! Ini karna permintaan dari Omah yang meminta kakak untuk pulang ke Indonesia dalam waktu dekat! Maka dari itu kakak merasahasiakan kedatangan kakak ke Indonesia darimu, Yusra!”, kakak kandungnya mejelaskan perihal dan alasan kedatangannya ke Indonesia yang secara tiba-tiba itu. Yusra mulai menatap diam menundukkan kepadalanya.
                “Oh, begitu ya kak Yuska! No problem sih!”, sahut Mirza mewakili Yusra memberi senyuman palsu padanya.
                Setelah Mirza mencoba menyahutnya dengan sopan meskipun sedikit kepalsuan, kakak kandungnya yang bernama Yuska beranjak pergi kekamarnya sendiri untuk melepas penat dengan mandi. Membasuh tubuhnya yang gerah. Dan Yusra kembali melihat ke kakak kandungnya sesaat telah berjalan menuju kamarnya dengan amat lesuh. Sedangkan Mirza memandang langit-langit rumah mulai merasa bingung. Sementara Mora dan Eisya masih sibuk dengan pekerjaannya belum mengetahuinya.

Badung Location. . . .
“Pernikahan Diatas Matrai”

                Selang waktu berjalan, Mora dan Eisya pun dapat merasa lega karna apa yang mereka berdua kerjakan sudah selesai dan kini sedang bersama duduk santai masih didalam calon kamar Yandra tersebut. Sementara diruang tamu dilantai bawah, terlihat Mirza dan Yusra berbincang-bincang kembali dengan kakak kandungnya yang sudah selesai mandi. Dan mereka kini duduk bersama kembali saling berhadapan satu dengan yang lainnya.
                “Kakak berencna, akan menjodohkan kamu dengan anak gadis dari teman kakak! Karna Omah ingin sekali melihat kamu menikah! Siapa tau, kamu akan merasa cocok ketika sudah bertemu dengannya!”, Yuska berkata menawarkannya sembari membujuknya. Yusra menjadi terkejut menatapnya tanya.
                “Ternyata Kak Yuska sama dengan Omah! Selalu menawarkan sesuatu secara tiba-tiba, sementara yang kak Yuska tau kalau Yusra sangat tidak menyukai tawaran dari kak Yuska itu!”, Yusra berkata dengan sedikit emosi dari rasa terkejutnya.
                “Kakak sebenarnya mengerti bagaimana yang akan dirasakan Yusra ketika kakak mengatakan ini! Tapi ini juga sebagai kebaikan dirimu, Yusra!”, Yuska semakin menjelaskan sembari memberi pengertian padanya. Dan Yusra berdiri dari duduknya menatap dingin pada Yuska.
                “Yusra sudah punya pasangan! Dan dalam waktu dekat, Yusra akan menikah dengan pasangan Yusra yang telah Yusra pilih sendiri! Kita berdua sama seorang laki-laki, kak! Dan Yusra bukan Siti Nurbaya yang harus dijodohkan dulu baru bisa menikah!”, Yusra menjelaskannya dengan tegas.
Mirza menjadi amat kaget melihat sikap Yusra begitupun dengan Mora dan Eisya yang sudah terlanjur mendengar perkataannya dari lantai atas. Tepatnya didepan calon kamar Yandra yang pintunya masih terbuka. “Kamu serius dengan ucapanmu itu?”, tanya lagi Yuska ingin mendengar lebih jelas. Dan Yusra langsung menjawabnya, “Bahkan sangat serius, kak Yuska!”, masih menatap dingin. Lalu memalingkannya melihat ke Mirza sembari mengajaknya untuk kembali pergi ke kantor.
Sementara Mora dan Eisya yang masih menyaksikannya menjadi bertanya-tanya lalu keduanya saling berpandangan satu sama lain.
“Eisya…?”, tanya Mora.
“Mora….?”, tanya balik Eisya.
“Apakah semua ini, benar nyata didepan mata kita berdua sendiri?”, tanya Mora gelisah.
“Sepertinya, kita tidak bisa melakukannya dengan kebohongan lagi! Sudah ada saksi, kak Yuska!”, Eisya mengungkap keluhannya masih bertanya-tanya.
“Sepertinya memang harus seperti itu sekarang! Semuanya kini akan berjalan dengan sungguhan! Namun apa yang telah tertulis pada perjanjian tetap tidak bisa dibatalkan!”, Mora semakin menjelaskannya sangat gelisah.
Kemudian mereka berdua bersama melihat ke Yuska yang kini sedang duduk sendiri sambil memainkan ponsel miliknya. Lalu mereka berdua beralih memasuki calon kamar Yandra tersebut.

Badung Location. . . .
“Pernikahan Diatas Matrai”

                Esoknya lagi, Yusra meminta Mirza, Mora juga Eisya untuk bertemu disebuah restaurant termasuk meminta Yandra juga. Namun kini hanya mereka berempat saja direstaurant tersebut, karna Yandra sedang terjebak macet dalam perjalanannya menuju restaurant. Mereka berempat telah duduk secara berhadapan pada meja bundar dan akan memulai perbincangan.
                “Gue mau, pernikahan gue dilakukan pada dua minggu kemudian!”, Yusra memulai menuntut hari pernikahannya melihat kemereka bertiga.
                “Apa masih perlu kau akan memakai pre-wedd yang kedua!”, tanya Mora melihat padanya. Yusra mengangguk melihat padanya juga.
                “Tentu, karna kemarin gue sudah menghubungi studio dan gue mendapatkan informasi jika kostum belanda yang gue mau masih belum disewa oleh siapapun! Jadi tidak ada salahnya kita memanfaatkan situasi ini!”, Yusra menjelaskan dengan melihat mereka bertiga kembali.
                Mereka bertigapun langsung menyetujuinya, kemudian secara tiba-tiba baru saja terlihat Yandra sudah muncul dengan berjalan perlahan menghampiri meja mereka berempat. Mereka berempat yang baru mengetahui kemunculan dirinya pun hanya melihat dengan santai menantinya. Dan kini Yandra telah duduk bersama mereka diantara Mora dan Eisya.
                “Sudah setengah jam kami menunggu!”, tegur Yusra melihat jam tangannya lalu melihat ke Yandra.
                “Maaf!”, Yandra menyahutnya dengan melihat kepadanya lalu melihat kearah lain.
                “Yandra, lo kenapa seperti mulai bingung begitu?”,tegur Eisya melihat padanya.
                “Gue udah terima info dari kalian semua! Gue bingung, bagaimana cari tau keberadaan orangtua gue untuk pernikahan dadakan ini! Sementara kalian tau, gue ditelantarin diwaktu gue masih berumur dua tahun!”, Yandra menceritakannya lagi pada Eisya. Masih melihat bingung.
                “Kamu masih punya ibu, Yandra! Iyah, ibu panti asuhan yang kini sedang kamu tinggali rumahnya!”, sambung Mirza menenangkan masih melihat santai padanya. Yandra yang sudah melihat dirinya pun akan menyambung kata lagi.
                “Iya juga sih! Tapi surat perjanjian itu masih berlaku bukan?”, Yandra mengatakannya dengan melihat ke Yusra. Memakai tatapan meyindir. Yusra yang menyadari akan tatapan darinya pun mulai akan berbicara.
                “Sungguh aku tidak akan rela, kalau surat perjanjian itu dibatalkan!!!!”, balas Yusra menegaskan sedikit frontal membalas tatapan darinya.
                Melihat perang dingin yang akan terjadi pada keduanya, Mora pun mencoba menghentikannya dengan melihat keduanya sambil berkata, “Udah, cukup, jangan seperti anak kecil yang mau berantem karna hal spele!”. Lalu Mirza yang mendengarnya juga ikut menyambung, “Wah, kayanya ketularan gue nih udah mulai mau berantem!”, dengan tertawa kecil mengejek. Sedangkan Eisya yang mulai merasa bahwa Mirza telah sedikit menyindir dirinya hanya diam masih dengan kesantaiannya.
                Dan kemudian mereka kini pun mulai mengejek Mirza karna bagi mereka sangatlah lucu sekaligus meramaikan kebersamaaan mereka berlima.

Badung Location. . . .
“Pernikahan Diatas Matrai”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar