Rabu, 20 Januari 2016

Badung Location. . . . #29



                Pada malam harinya, Yandra dan Yusra menikmati makan malam bersama dirumah. Dan itu karna jadwal kepulangan Yusra satu jam lebih awal dibanding pada hari-hari sebelumnya. Disaat keduanya masih menikmati makan malam dengan duduk bersebelahan dimeja makan. Yandra berniat akan mengajaknya bicara memakai sedikit kekonyolan. “Kamu tau, orang yang berpose seperti apa? Yang bisa membuat, orang yang bersamanya menjadi envy?”, tanya Yandra melihat padanya.
Yusra yang masih mengunyah menyempatkan dirinya untuk melihat padanya, lalu menggeleng tak bersuara. “Dia adalah orang yang berposesif, seperti kamu!”, jawaban Yandra mematikan Yusra tak bisa membalas kata. Yusra pun menyudahi makan malamnya dengan beranjak dari meja makannya, dan Yandra juga menyudahi makan malamnya akan mengejar Yusra perlahan. Dan ketika Yusra baru akan menaiki anak tangga yang ketika dari atas, Yandra menyuruhnya untuk berhenti sejenak.
Yusra yang mendengarnya pun menjadi berhenti seketika lalu melihat Yandra disamping belakang dirinya. Dan mereka akan saling berbicara dengan masih berdiri ditangga tersebut.
“Apa alasanmu mengantarku pulang secara tiba-tiba?”, tanya Yandra melihat dingin.
“Alasanku adalah, aku tidak mau Qiera mengetahui jika wanita yang sedang menari dipanggung, adalah istriku!”, buka penjelasan Yusra sedikit. Melihat biasa.
“Oh, jadi wanita yang sudah bersamamu dalam dua acara sekaligus itu adalah Qiera? Pantas saja kamu menjaga perasaannya!”, balas Yandra tegas semakin melihat dingin.
“Iya, aku wajib untuk menjaga perasaan dia, juga dengan pandangan dia terhadap seorang Nyonya dari Tuan Yusra!”, Yusra semakin menjelaskannya. Mulai memakai tatapan tegas.
“LaaaLuuuu!”, balas Yandra memancingnya untuk lebih menjelaskan. Memakai tatapan santai sedikit mengejeknya.
“Aku tidak ingin Qiera mengetahui kehadiranmu ditempat yang sama! Sementara yang sudah aku katakan, jika kamu tidak akan pergi kefestival itu! Untung saja dia belum mengetahui wajahmu, adalah wajah dari istriku! Dan disana cukuplah dia mengenali wajahmu yang sebagai penari dipanggung itu!”, penjelasan Yusra panjang lebar dengan melihat kearah lain.
“Berniat saja dalam hatimu sekarang, kalau kau akan menikahinya setelah permainan dalam pernikahan kita telah usai!”, kata terakhir Yandra membuat Yusra amat kaget hinggamelihat padanya kembali.
Sedangkan Yandra beranjak pergi meninggalkannya dengan dendam ditatapannya. Yusra masih melihat padanya kemudian beranjak pergi memasuki kamarnya sendiri. Dan disana, Mirza sedang makan malam bersama Eisya direstaurant ternama. Mereka berdua merayakan kebersamaan mereka kembali, dengan kerbersamaan yang baru yaitu kebersamaan sudah menjadi sepasang kekasih.
Kemudian Mirza memberitahukan Eisya kalau Yandra adalah adik kandungnya yang telah lama hilang dibawa oleh almarhum ibu kandungnya. Lalu Mirza meminta Eisya untuk merahasiakannya dulu dari siapapun. Cukup hanya dirinya, Yandra, dan Eisya saja yang mengetahui. Usainya Mirza memberitahukan itu padanya, mereka saling bersuap-suapan semakin mesra seolah-olah dunia kini hanya milik mereka berdua.

Badung Location. . . .
“Pernikahan Diatas Matrai”

                Esok harinya, Yandra sedang bermain-main dihalaman depan rumahnya bersama Mora. Mereka berdua sedang bermain tebak-tebakan juga ramalan. Dan kemudian mereka akan melakukan permainan tanya jawab yang harus dipenuhi dengan kenyataan. Dan kinipun mereka baru akan memulainya dengan Mora yang akan melakukan tanya, sedangkan Yandra hanya akan menjawabnya sesuai dengan kenyataan. Mereka melakukan permainan tersebut dengan duduk bersama dilesehan halaman.
                “Apa yang kamu perhatikan, ketika melihat lawan jenis habis main air atau habis basah-basahan terkena air hujan?”, tanya Mora melihat biasa.
“Yang pasti didaerah wajahnya!”, jawab Yandra memakai canda.
“Apa yang pertama kamu katakana padanya?”, tanya Mora ingin mengetahui.
“Cool!”, jawab Yandra masih memakai canda.
“Hanya itu saja?”, tanya Mora ingin mengetahui lebih lagi. Yandra mengangguk dengan tertawa kecil. “Lalu, pertama yang kamu sentuh dari daerah wajahnya….?”, belum sempurna Mora menanyakannya lagi Yandra langsung memotongnya.
“Iya, aku langsung mencium bibir….?”, jawabnya langsung dengan memotong lalu berhenti ketika baru menyadari jawaban dirinya.
Sedangkan Mora menjadi terkejut terlebih lagi melihat bibir Yandra yang membentuk huruf “U”. kemudian Mora berbisik, “Yusra?”, kepadanya. Dan Yandra membunyikan suaranya, “Sssssttt!!!”, menyuruhnya untuk tidak menyebut nama Yusra agar tidak ada yang mendengarnya. Dan lalu Mora menanyakan apakah Yusra yang digantinya dengan sebutan “Dia”, memberikan ciuman balik padanya? Yandra menggeleng dengan mengatakan kalau dirinya tidak mengizinkan “Dia” untuk mencium balik.
Mora pun langsung menepuk jidatnya sendiri setelah mendengar jawaban darinya. Dan mereka akan menyambung kembali percakapan yang tadi.
“Apa yang kamu lakukan? Kamu berani mencium bibir “Dia”! Tapi kamu tidak memperbolehkan “Dia” untuk mencium bibirmu balik!”,keluh tanya Mora bernada pelan melihat kaget.
“Aku hanya iseng, itu saja yang aku katakan ke “Dia”!”, jawab Yandra berbahasa santai.
“Sebelumnya, “Dia” pasti berkomentar karna sikapmu yang mau puas sendiri!”, Mora berkata memancingnya untuk bercerita lebih lanjut.
Yandra pun mengangguk dan menngatakan kembali apa yang telah dikatakan oleh Yusra kepadanya, “Oh yah, kau telah mengizinkan dirimu untuk mencium tanganku! Tetapi kau tidak mengizinkan diriku untuk mencium dirimu, sebagai balasan balik dariku!”. Lalu disambungnya saat dirinya menggoda Yusra dengan mengatakannya kembali, “Lebih horor yang mana, aku memintamu untuk menciumku atau kau melepaskan tanganmu dari menjewer kedua telingaku?”.
Dan terakhir disambungnya dengan kata Yusra yang mengancamnya seacra halus, “Ada saatnya kau akan menjadi terdiam, ketika bibirku dengan cuma-cuma mengemut bibirmu!”, dengan mengatakannya kembali kepada Mora. Usainya Yandra mengatakan kembali dengan kata yang demikian, Mora menepukkan tangannya. “Cukup! Kalian berdua sungguh aneh!”, kata Mora mengeluhkan setelah mendengar ceritanya padanya.
Kemudian Yandra mengajak Mora masuk kedalam rumah, untuk makan siang bersama. Dan mereka berduapun kini beranjak bersama menuju kedalam rumah masih dengan keceriaan masing-masing.

Badung Location. . . .
“Pernikahan Diatas Matrai”

                Malam harinya, Yusra menyempatkan dirinya untuk mengunjungi BAR tempat biasanya berkunjung jika merasa malas untuk pulang kerumah lebih cepat. Didalam BAR tersebut ia duduk seorang diri dengan memesan minuman sedikit alkohol, minuman yang sudah menjadi langganannya. Namun pada malam ini, tanpa disengaja olehnya jika dirinya telah menghabiskan lima gelas minuman sedikit alcohol yang selalu meminta lagi kepada pelayan, setelah diketahuinya jika minumannya habis.
                Dan mulai menyadari jika kepalanya sudah terasa sedikit pusing lalu beranjak ke kasir didalam BAR tersebut untuk membayar minuman alkoholnya. Kemudian beranjak keluar untuk pulang mengendarai mobilnya.

Setibanya dirumah. . . .

                Yusra pun kini sudah tiba dirumahnya, dengan keluar dari mobilnya berjalan melayang-layang sedikit karna sudah setengah mabuk. Yandra yang tak sengaja melihat Yusra sedang menaiki anak tangga dan kadang seperti akan jatuh dari dapurnya, langsung berlari menghampirinya berniat akan membantunya. Dan kini Yandra telah menuntun Yusra menaiki anak tangga menuju kekamar Yusra. Setibanya dikamar Yusra, mendadak Yusra menjadi muntah ketika sudah duduk ditempat tidurnya.
Dengan terkejut Yandra pun berteriak memanggil asisten rumah Yusra untuk membantunya, sedangkan Yusra yang mulai gelisah karna mabuknya dibaringkan oleh Yandra perlahan ditempat tidurnya. “Tenang Yusra!”, katanya berbisik menahan Yusra agar tidak terjatuh dari tempat tidur. Dan kemudian asisten rumah Yusra datang dengan membersihkan muntahnya yang tertumpah didekat tempat tidurnya. Usainya membersihkan asisten rumah Yusra pun pergi sembari menutup pintu kamar.
Sementara Yandra masih bersama Yusra, ia berusaha melepaskan jas yang masih dikenakan Yusra karna ada noda dari muntahnya. Disaat akan melepaskan jasnya dilengan kiri Yusra, tiba-tiba saja Yusra menadadak akan terjatuh dari tempat tidurnya dan secara spontan Yandra langsung mendekapnya sembari menahannya agar tidak terjatuh. Dan selanjutnya yang terjadi pada mereka berdua saling terguling ditempat tidur sebanyak tiga kali, saling mendekap satu sama lain.
Kini posisi tubuh Yandra telah terbaring ditempat tidur Yusra, dan tubuh Yusra berada diatas tubuhnya, masih saling mendekap disertai saling bertatapan diam. Kemudian Yusra beralih membelai wajah Yandra menggunakan kedua tangannya. Sedangkan Yandra masih menatapnya diam mulai merasa deg-deg-an memikirkan entah apa yang akan dilakukan Yusra kepadanya dalam kondisinya yang masih setengah mabuk itu.
Dan kemudian dengan tiba-tiba Yusra mencium bibirnya saat masih membelai wajahnya, Yandra yang juga merasakan ciuman darinya pun berusaha memberontak dengan memukul-mukul kecil tubuh Yusra mengisyaratkan untuk melepaskan ciuman serta belaian darinya. Namun tenaga Yusra sangat kuat daripada dirinya, dan pada akhirnya Yandra menyerah memasrahkan tubunya dinikmati Yusra tanpa melakukan pemberontakan lagi.
Dan Yandra terpaksa melayani Yusra yang semakin mencumbunya, dan mulai menjerit kecil ketika Yusra baru saja merampas keperawanan dirinya usainya Yusra melucuti busana keduanya. Sedangkan Yusra menyambung dengan menjerit nakal menikmatinya. Lalu Yandra mulai meneteskan airmatanya karna menahan rasa sakit pada fisiknya, juga diingatnya pada janji diatas matrai yang harus bisa menjaga harga diri masing-masing.
Dan selanjutnya mereka berdua menghabiskan malam dengan bercinta secara cuma-cuma. Sebab Yusra mencumbunya masih dalam keadaan mabuk, itulah yang masih ada dipikiran Yandra.

Badung Location. . . .
“Pernikahan Diatas Matrai”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar