Selasa, 19 Januari 2016

Badung Location. . . . #13



                Pagi harinya, sekitar pukul lima pagi Yusra mengantarkan kakak kandungnya, Yuska kebandara untuk kembali keluar negeri demi mengurusi pekerjaannya. Saat ketika mereka berdua akan berpisah kembali, mereka menyempatkan untuk saling berpelukan merasakan kasih sayang antara saudara kandung. Lalu Yuska berkata masih dalam pelukan keduanya, “Jadikan istrimu seperti sahabatmu! Jika kamu setia, maka diapun akan setia menemanimu!”.
                Sedangkan Yusra mulai melepaskan pelukannya sambil berkata, “Bawa mereka semua kembali kakak, aku sangat membutuhkan kasih sayang dari mereka! Meskipun papah tak bisa lagi kakak bawa pulang untukku!”. Katanya mengharukan sehingga membuat Yuska begitu tersentuh haru. Namun kini tiba saatnya Yuska untuk pergi karna tigapuluh menit lagi pesawat yang ditumpanginya akan segera lepas landas. Dan Yuska pun terpaksa beranjak pergi meninggalkan Yusra meskipun ada rasa tidak tega.

Beberapa saat kemudian. . . .

Kini Yusra dan Yandra sedang makan bersama diruang makan didekat ruang dapur memasak. Disaat sama-sama menikmati sarapan pagi, Yusra memberi arahan kalau pada setiap paginya harus bisa sarapan pagi bersama pada pukul setengah tuju pagi. Sementara makan siang, sore dan malam bebas karna Yusra jam pulang kantornya sering berubah pada setiap harinya. Yandra pun mengerti atas arahannya tadi, dan kini Yusra meminum susu untuk segera pergi kekantornya.
                Sebab jika dirinya tidak meminum susu pada sarapan penutupnya, maka ia akan merasa cepat lemas tak bersemangat. Yandra yang melihatnya sudah menghabiskan susu itupun memberinya senyuman mempersilahkannya pergi kekantornya. Sedangkan Yusra terlihat cuek melihatnya juga melalukannya dan pergi meninggalkan ruang makan tersebut. kemudian Yandra akan mengajak asisten rumah tangganya berbicara sedikit yang sedang membereskan makanannya.
                “Bibi, Tuan Yusra memang cuek yah orangnya? Karna, aku baru merasakan itu saat aku tinggal disini bersamanya!”, tanya Yandra menatap bertanya-tanya.
                “Iya, Tuan Yusra memang cuek! Itu karna dia merasa kurang kasih sayang dari keluarganya!”, jawab asisten rumah itu dengan melihat ke Yandra masih membereskan makanannya.
                “Omah, mamah, keluarganya, apa mereka tidak pernah pulang kerumah ini?”, tanya Yandra sekali lagi ingin mengetahui lebih jelasnya.
                “Sangat jarang! Hanya pada hari besar saja Yusra berkumpul sama keluarganya! Dari kakak iparnya hingga keponakannya pun ada disini! Tapi setelah hari besar itu, ya seperti ini lagi keadaan rumahnya!”, asisten rumah itu mulai menjelaskan.
                “Eeeemb, mungkin karna itu omah menyuruh Yusra untuk segera menikah! Yaaaa, biar gak kesepian gitu! Ternyata omah lebih ngerti akan perasaan cucunya itu! Meskipun, Yusra awalnya pernah menolak dengan pernikahan ini!”, Yandra mengungkap isi dalam pemikirannya.
                “Oyah, Tuan Yusra tidak pernah menunjukkan teman wanitanya yang sebagai pacarnya! Dan awalnya bibi sangat heran mengapa Tuan Yusra bisa mengambil keputusan untuk menikah secara tiba-tiba! Mungkin Tuan Yusra sangat mencintai kamu, makanya dia bisa percaya sama kamu!”, asisten rumah itu mengungkap isi dalam pemikirannya pula.
                Yandra menjadi sedikit kaget akan perkataan darinya, sedangkan asisten rumah tangga itu pergi dengan membawa peralatan makanan yang kotor bekas dari keduanya. Kemudian menjadi termenung sesaat melihat kebawah mengingat akad nikahnya pada hari kemarin. “Kalau saja bibi sudah mengetahui yang sebenarnya, maka bibi tidak akan berkata seperti tadi!”, katanya dengan berbisik dihatinya usainya termenung sesaat.

Badung Location. . . .
“Pernikahan Diatas Matrai”

Beberapa hari kemudian. . . .

                Satu hari menjelang hari resepsi pernikahannya, Yusra dikejutkan dengan kedatangan keluarganya yang baru saja memasuki rumahnya berjalan sembari menghampirinya. Semakin mengetahui itu, Yusra pun berdiri dari duduknya diruang tamu berjalan menghampiri mereka keluarganya lalu berhenti seketika. Dilihatnya ada sosok Omah, mamah, kakak kandung beserta istri dan anaknya. Kemudian mereka saling berhenti berdiri secara berhadapan.
                Yusra masih memandangi keluarganya itu, begitupula dengan mereka keluarganya terhadapnya. Dan keheningan pun terjadi beberapa saat namun Omah menghentikan keheningan itu dengan akan berkata sesuatu kepada Yusra.
                “Alasanmu menolak perjodohan yang dilakukan oleh Yuska, karna kamu telah memilih seorang wanita lain bukan?”, Omah menanyakannya. Yusra masih melihatnya sedikit terkejut.
                “Siapa gadis itu nak? Bisakah mamah bertemu dengannya sekarang?!”, sambung mama kandungnya menatap ingin mengetahuinya segera. Yusra berpaling melihat kepadanya mulai merasa bingung.
                “Dia adalah seorang gadis yang cantik, polos dan apa adanya! Sangat cocok untuk menjadi teman Yusra dalam menjalani hari-harinya!”, sambung Yuska menceritakan ciri-cirinya melihat ke Yusra. Yusra pun mulai tersenyum segan kepada kakaknya itu.
                Lalu pandangan keluarganya itu tertuju pada sebuah tangga dibalik dirinya. Mereka semua melihat Yandra yang sudah dari tadi berdiam mendengarkan percakapan mereka. Sementara Yusra baru mengetahui lalu menolehkan kepalanya melihat ke Yandra juga. Melihatnya yang masih diam berdiri didekat tangga itu, Yusra mengulurkan tangan kirinya memintanya untuk segera pergi kepada dirinya sendiri. Dengan maksud jika Yandra akan menggapai tangan kirinya itu.
                Yandra pun mulai mengerti apa yang telah ditunjukkan Yusra padanya, dan kini berjalan perlahan akan menghampiri mereka. Dan kini pun Yandra telah sampai dengan menggapai tangan kiri Yusra lalu memegangya. Sedangkan Yusra yang sudah mengetahui itu menolehkan lagi kepalanya melihat ke omah begitupula dengan Yandra. Kemudian Yusra menjelaskan kalau besok adalah hari resepsi pernikahannya.
                Lalu dirinya berpamitan untuk pergi menginap kesebuah hotel dekat dengan tempat pesta resepsi pernikahannya yang bertema, “Wedding Garden”. Keluarganya yang telah mendengar kata pamitnya itu, mulai menerimanya dan membiarkan Yusra membawa Yandra keluar dari rumah untuk segera pergi kesebuah hotel tanpa lebih memperkenalkan Yandra dulu kepada keluarganya itu. Hal itu dilakukannya karna merasa dendam tentang perjodohan yang sempat diungkit lagi oleh Omahnya.
                Sebenarnya pada sebelum kedatangan mereka, Yusra dan Yandra sudah bersiap-siap untuk pergi kesebuah hotel didekat tempat pernikahannya. Dan alasan yang tersembunyi ialah bahwa Yusra tidak ingin menunjukkan Yandra pada Omahnya lebih lama sebelum hari resepsi dilakukan. Sementara Yandra yang masih belum mengetahui alasannya yang sebenarnya itu, merasa biasa saja seolah-olah tidak ada yang aneh mengapa Yusra bersikap yang sedemikian. Mereka memakai kamar hotel yang berbeda.

Badung Location. . . .
“Pernikahan Diatas Matrai”

                Pada malam harinya, Omah berniat akan menanyakan sesuatu kepada Yuska karna merasa ada sesuatu terhadap sikap Yusra pada siang menjelang sore tadi. Dan kini Omah telah berada disamping Yuska tepatnya diruang kerja, menunggu Yuska yang masih mengoreksi file pekerjaannya. Dan kinipun Yuska berdiri dengan menghadap ke Omah akan mendengarkan.
                “Seperti yang kamu lihat tadi saat hari masih siang namun sudah menjelang sore, Yusra telah bersikap tidak sopan pada Omah, mamah, dan juga dengan istri beserta anak kembarmu! Apa kamu mengetahui alasan darinya yang telah bersikap tidak sopan seperti itu?”, Omah langsung menanyakannya mengungkap isi dalam pikirannya.
                “Aku juga tidak mengetahui, Omah! Bagiku, dia tiba-tiba bersikap seperti itu mungkin, karna memang dia sedang terburu-buru!”, jawab Yuska menjelaskannya.
                “Katamu terburu-buru??? OMG, kata anak muda seperti itu! Maksud Omah, kalau saja dia berpikir maka dia akan lebih mengenalkan istrinya itu pada kami semua! Jangan karna kau telah ada disini sebelum kami, dia menjadi seenaknya seolah-olah menyuruh kami semua untuk mengenal istrinya lewat dirimu, Yuska!”, balas Omah dengan amat tegas menajamkan tatapannya kepadanya.
                Yuska yang sudah mendengarnya pun menjadi tertuduk melihat kebawah tak bisa berbalas kata lagi. Sedangkan Omah langsung beranjak pergi setelah mengatakan yang demikian.

Sementara ditempat lain. . . .

                Dihotel tempat Yusra dan Yandra berkunjung serta menginap, terlihat mereka sedang makan malam bersama diballroom hotel tersebut. Yandra memakai pakaian long dress berwarna merah muda, dan Yusra memakai kemeja berwarna merah muda dengan dasi serta jasnya berwarna hitam. Begitupula dengan celana panjangnya juga sepatunya berwarna hitam yang telah dikenakannya. Mereka berdua kini sedang menikmati makanan stik daging sapi dengan makanan pendamping, sushi salmon.
                Dua jenis makanan yang tengah mereka santap sungguh merupakan dua jenis makanan sangat lezat. Masih ditengah asiknya keduanya menikmati dua jenis makanan tersebut, Yandra mulai akan mengajak bicara Yusra yang masih mengunyah.
                “Yusra, kenapa kamu seperti menghindar dari keluarga kamu? Bukannya kamu sangat membutuhkan mereka sekarang!”, tanyanya secara tiba-tiba membuat Yusra menjadi terhenti dari makannya. Yandra yang melihatnya pun mulai merasa was-was. “Aku merasa dendam karna Omah sudah berani mencoba menjodohkanku dengan pilihannya!”, Yusra menjawabnya dengan melihat ke Yandra biasa. Sedangkan Yandra langsung memalingkan wajahnya melihat kemakanannya, segan.
                Setelah beberapa menit memalingkan wajahnya dari Yusra, Yandra melihat lagi ke Yusra. Lalu dilihatnya Yusra sedang memainkan garpunya keatas sambil melihat dirinya. Yandra pun mulai berpikir kalau Yusra sedikit emosi karna pertanyaan darinya tadi lalu berkata, “maaf”, melihat cemas. Sedangkan Yusra menunjukkan garpu yang masih dipegangnya kewajah Yandra, sehingga membuat Yandra melihat semakin cemas.
                “Kau jangan lagi mempertanyakan apapun padaku sekarang! Kalau tidak garpu ini akan mencabik-cabik makananku dan aku tidak akan memakannya!”, kata Yusra sedikit menakutkannya diawal perkataannya. Dan Yusra kini kembali kedalam keadaannya yang semula. Sementara Yandra yang merasa cemas, takut, bingung namun berujung kelegaan. Dan kini Yandra kembali menikmati makanannya.

Badung Location. . . .
“Pernikahan Diatas Matrai”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar