Rabu, 20 Januari 2016

Badung Location. . . . #28



             Setelah beberapa hari berjalan, hari diadakannya sebuah festival besar-besaran itupun tiba, tepatnya pada hari ini. Dan Yandra kini sudah berada diacara festival besar-besaran tersebut, ia sedang berjalan-jalan melihat festival bunga. Lalu ia berhenti dengan mengambil bunga lilin sambil tersenyum karna keindahannya. Kemudian dilihatnya ada Yusra bersama seorang wanita yang pernah dilihatnya pada acara beberapa waktu lalu. Seorang wanita itu adalah Qiera yang masih belum dikenalnya.
                Sementara Yusra yang sedang bersama wanita itu dikejauhan tiba-tiba terpandang padanya beberapa saat, lalu memalingkannya melihat kewanita yang sedang bersama dirinya. Yandra yang sudah melihatnya pun hanya tersenyum dengan menaruh bunga lilin yang dipegangnya, lalu beranjak mencari tempat kompetisi sebagai tujuan utamanya. Dan ditempat lain masih diacara yang sama, Mirza sedang berjalan-jalan seorang diri menunggu kedatangan Mora yang telah membuat janji padanya.
                 Kemudian Mirza menghentikan langkahnya dengan berdiam melihat-lihat disekitarnya, “Ramai pengunjung! Lah, Mora kok gak dateng-dateng sih?”, keluhnya berbisik kecil. Kemudian dengan tiba-tiba ada yang mencium pipinya dari sisi kirinya, menahan ciumannya beberapa saat. Sedangkan Mirza memegang lengan dari orang yang telah menciumnya itu. Dan secara bersamaan, orang itu melepaskan ciumannya berpaling melihat wajah Mirza begitupula Mirza melihat kepadanya juga.
Alangkah terkejutnya Mirza, ketika baru mengetahui jika orang yang telah mencium pipinya itu adalah Eisya. Eisya yang sama sekali tidak memberi kabar tentang kepulangannya kembali ke Indonesia, tiba-tiba saja sudah muncul dan berada dihadapannya. Eisya yang masih melihatnya terkejut seperti itu, langsung memeluknya bertujuan akan menenangkannya.
“Eisya?”, Mirza baru membuka kata masih dengan rasa terkejutnya tak menduganya.
“Iya, ini aku!”, sahut Eisya melepaskan pelukannya menatap Mirza.
“Kemana saja selama ini? Kau benar-benar seperti arwah yang tak lagi mengabariku, Eisya!”, keluh tanya Mirza padanya.
“Aku pergi, karna aku jenuh dengan sikapmu! Kadang kau seperti benar mencintaiku! Kadang juga kau seperti mengajakku untuk bermain-main saja!”, buka Eisya dari kebungkamannya.
“Lalu bagaimana kau bisa sampai kesini?”, tanya Mirza merasa bingung.
“Aku diberitahu Mora akan ada sebuah festival di Jakarta! Lalu aku memutuskan untuk pulang ke Indonesia lebih awal!”, buka Eisya dengan kejujuran.
“Hem, Mora yang mengajakku untuk bertemu ditempat ini! Tetapi malah kau yang mendatangiku!”, tanya Mirza kembali ingin mendapat kejelasan.
“Sebenarnya aku yang meminta Mora untuk menghubungimu, untuk bertemu ditempat ini! Karna kalau dariku, mungkin saja kamu tidak akan datang ditempat ini bertemu denganku!”, penjelasan Eisya berbahasa malu.
“Aku cinta kamu! Dan aku tidak main-main dengan kata yang aku sampaikan itu!”, Mirza langsung menyatakan perasaannya. Melihat haru penuh harap.
“Itu adalah kata-kata sejak dulu yang telah kau simpan, bukan? Kau memang seorang laki-laki yang bodoh!”, katanya mengejek lalu memeluknya kembali dengan merebahkan kepalanya didada Mirza. Menatap bahagia.
Saat masih dalam pelukan, Mirza bertanya dengan jahilnya, “Pelukan apa ini?”. Dan Eisya akan menjawab tanya jahilnya dengan melihat wajahnya kembali, “Aku mencintai Mirza!”. Mirza yang mendengarnya menjadi tertawa kecil lalu mencium keningnya penuh rasa sayang, dan Eisya semakin memeluknya, meresapinya.
Badung Location. . . .
“Pernikahan Diatas Matrai”

                Kembali pada Yandra, ia kini telah menemukan tempat dimana diadakannya sebuah kompetisi dance, battle dance. Pertama, ia menonton pertunjukan sebuah dance secara berkelompok yang berjumlah enam orang, memakai gaya fresstyle. Kelompok tersebut hanya memakai anak lelaki saja yang sedang menunjukkan kebolehannya. Yandra pun menontonnya sambil mengamati gerakan fresstyle dari mereka secara berkelompok.
                Sedangkan mereka lainnya yang juga menonton bersorak ria menikmatinya. Setelah pertunjukan dari mereka berkelompok telah usai, kini Yandra memberanikan dirinya menaiki pangung untuk ikut serta dalam kompetisi dari beberapa banyak penonton yang hadir. Dan yang memberanikan diri untuk ikut serta dalam kompetisi hanyalah sepuluh orang saja, termasuk dirinya. Dan kini pula Yandra dengan Sembilan orang lainnya berbaris dengan bersejajar mengesampingkan penonton.
Begitupun dengan satu orang dance laki-laki sebagai yang ditantang oleh Yandra serta Sembilan orang lainnya, mereka diatas panggung berdiri saling berhadapan. Kemudian musik hip-hop pun dimainkan. Kemudian lagi pada peserta pertama, kedua, ketiga, keempat dan kelima. Mereka diberikan contoh gerakan robot dance, namun masing-masing dari kelima peserta mendapat gaya robot dance yang berbeda-beda. Mereka melakukannya dalam waktu tigapuluh detik untuk menunjukkannya.
Sedangkan pada peserta keenam, ketujuh, kedelapan, dan kesembilan mereka diberikan contoh gerakan Blood-Elf Dance. Sama seperti pada peserta sebelumnya, mereka mendapatkan gaya gerakan Blood-Elf Dance yang berbeda. Dan waktu mereka untuk melakukan Blood-Elf Dance tersebut adalah tigapuluh detik. Dan apa yang akan diterima pada peserta kesepuluh, yaitu Yandra yang masih diam melihat peserta lainnya sudah melakukan dua macam dance namun berbeda-beda itu?
Setelah beberapa saat menunggu, kini giliran peserta kesepuluh yaitu Yandra. “Maju lima langkah ke gue!”, sang pemberi tantangan kepada Sembilan orang peserta sebelumnya memerintahkannya dan Yandra melangkah maju lima langkah kepadanya. Dan kini Yandra sudah berhadapan dengan sang pemberi tantangan tersebut.
“Siapa nama lo?”, tanya sang pemberi tantangan itu.
“Gue, Yandra!”, jawab Yandra menatap biasa.
“Lakuin gerakan pada dua dance yang tadi bareng gue, pada gerakan dua dance dengan gaya yang pertama dari masing-masing dua dance tersebut!”, sang pemberi tantang mengajaknya untuk melakukan dance yang tadi sempat dilihat olehnya.
Yandra pun tersenyum cool mengangguk menyetujuinya. Dan Musik hip-hop kembali dimainkan, lalu dengan hitungan ketiga mereka melakukan dance yang sama bersama-sama masih berhadapan namun terlihat seperti sedang melakukan battle dance. Mereka semua yang masih menonton mulai bersorak ria kembali menikmatinya. Ternyata tidak hanya mereka saja yang masih menonton kompetisi tersebut, tetapi juga dengan Qiera masih bersama Yusra melihat pertunjukan kompetisi tersebut.
“Eh, lihat deh! Mereka keren banget!”, ajak Qiera menunjukkannya kepada Yusra melihat ke Yandra yang masih melakukan dance dipanggung bersama seorang penantangnya. Yusra pun ikut melihat kepanggung dan menjadi terkejut seketika, sebab dilihatnya jika Yandra telah melakukan dance dengan seorang lelaki dipanggung itu. “Yandra, apa yang telah dia lakukan?”, tanya hati Yusra melihatnya diam dari kejauhan.
Badung Location. . . .
“Pernikahan Diatas Matrai”

Qiera begitu menikmatinya sehingga membuat dirinya ikut bergoyang kecil, sedangkan Yusra melihat dirinya merasa aneh lalu melihat ke Yandra kembali hingga Yandra telah berhenti dari dancenya bersama seorang lelaki bersamanya. Kemudian sang pemberi tantangan itupun meminta semua yang masih menonton untuk membei tepuk tangan yang meriah kepada Yandra, dan semuanya pun memberi tepuk tangan yang meriah.        
 Seketika Yandra menjadi tersenyum sembari mengucapkan terimakasih. Sementara Yusra meminta izin kepada Qiera untuk pergi ketempat lain sebentar dengan berbisik ditelinga Qiera, dan Qiera mengizinkannya tanpa melemparkan tanya padanya dulu. Ketika Yusra mulai beranjak pergi, tiba-tiba muncul Mirza bersama Eisya mendatangi Qiera. Qiera yang baru melihat kedatangan mereka berduapun menjadi senang tertawa kaget.
Sementara pula ditempat lain, Yusra mengirimkan sebuah pesan melalui BBM kepada Yandra untuk menemuinya diparkiran mobil, didalam kendaraannya sendiri. Dan Yandra yang sudah membaca pesan darinya tersebut, langsung melakukan permisi berpamitan untuk meninggalkan panggung tersebut kepada semua yang masih berkumpul bersamanya. Mereka yang sudah mendengar kata permisinya untuk pamit pergi meninggalkan.
Langsung mengizinkannya dengan kata terimakasih padanya karna telah ikut meramaikan, berpatisipasi. Dan kini Yandra telah sampai diparkiran, kemudian ia melihat plat nomor kendaraan Yusra sembari pergi mendatangi Yusra yang mungkin sudah menunggunya didalam mobil. Sementara Yusra masih duduk didalam mobilnya sudah siap untuk berkendara, menyandarkan kepalanya kekaca mobilnya masih tertutup rapat.
Tiba-tiba menjadi terkejut sebab Yandra telah mengetuk kaca mobil yang sedang disandarkannya. Yusra yang mengetahuinya pun langsung memberi isyarat untuk segera memasuki mobilnya, duduk bersebelahan dengannya menggunakan jemari tangannya. Dan kinipun Yandra sudah memasuki mobilnya dengan duduk bersebelahan.
“Aku harus mengantarmu pulang sekarang!”, katanya sambil menghidupkan mesin mobilnya.
“Tapi aku masih ingin bermain-bermain difestival itu!”, sanggah Yandra mengatakan keinginannya. Melihat kaget.
“Ada satu alasan yang memaksaku untuk mengantarmu pulang sekarang! Dan itu akan kukatakan nanti saja!”, buka Yusra masih merahasiakannya dengan mulai mengendarai kendaraannya.
Yandra yang sudah mendengarnya pun melihat kedepan merasa kesal, karna kesenangannya telah direnggut oleh Yusra yang telah memaksanya untuk pulang meninggalkan kemeriahan festival itu. Sedangkan Yusra masih cuek tetap berkendara menuju arah jalan pulang kekediamannya. Setibanya dikediamannya, tepatnya hanya berhenti didepan pagar rumahnya Yusra memerintahkannya untuk turun dan tidak boleh pergi kefestival itu lagi.
 Dan lagi, Yandra turun dari mobilnya semakin kesal memasuki pagar rumah. Sementara Yusra kembali berkendara akan segera menjemput Qiera, karna Qiera baru saja mengirim pesan padanya untuk segera menjemput dirinya difestival itu karna akan kembali kekantor.

Badung Location. . . .
“Pernikahan Diatas Matrai”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar