Setelah beberapa hari berjalan, hari diadakannya sebuah festival
besar-besaran itupun tiba, tepatnya pada hari ini. Dan Yandra kini sudah berada
diacara festival besar-besaran tersebut, ia sedang berjalan-jalan melihat
festival bunga. Lalu ia berhenti dengan mengambil bunga lilin sambil tersenyum
karna keindahannya. Kemudian dilihatnya ada Yusra bersama seorang wanita yang
pernah dilihatnya pada acara beberapa waktu lalu. Seorang wanita itu adalah
Qiera yang masih belum dikenalnya.
Sementara Yusra
yang sedang bersama wanita itu dikejauhan tiba-tiba terpandang padanya beberapa
saat, lalu memalingkannya melihat kewanita yang sedang bersama dirinya. Yandra
yang sudah melihatnya pun hanya tersenyum dengan menaruh bunga lilin yang
dipegangnya, lalu beranjak mencari tempat kompetisi sebagai tujuan utamanya.
Dan ditempat lain masih diacara yang sama, Mirza sedang berjalan-jalan seorang
diri menunggu kedatangan Mora yang telah membuat janji padanya.
Kemudian Mirza menghentikan langkahnya dengan
berdiam melihat-lihat disekitarnya, “Ramai pengunjung! Lah, Mora kok gak
dateng-dateng sih?”, keluhnya berbisik kecil. Kemudian dengan tiba-tiba ada
yang mencium pipinya dari sisi kirinya, menahan ciumannya beberapa saat.
Sedangkan Mirza memegang lengan dari orang yang telah menciumnya itu. Dan
secara bersamaan, orang itu melepaskan ciumannya berpaling melihat wajah Mirza
begitupula Mirza melihat kepadanya juga.
Alangkah terkejutnya Mirza, ketika baru mengetahui
jika orang yang telah mencium pipinya itu adalah Eisya. Eisya yang sama sekali
tidak memberi kabar tentang kepulangannya kembali ke Indonesia, tiba-tiba saja
sudah muncul dan berada dihadapannya. Eisya yang masih melihatnya terkejut
seperti itu, langsung memeluknya bertujuan akan menenangkannya.
“Eisya?”, Mirza baru membuka kata masih dengan rasa
terkejutnya tak menduganya.
“Iya, ini aku!”, sahut Eisya melepaskan pelukannya
menatap Mirza.
“Kemana saja selama ini? Kau benar-benar seperti
arwah yang tak lagi mengabariku, Eisya!”, keluh tanya Mirza padanya.
“Aku pergi, karna aku jenuh dengan sikapmu! Kadang
kau seperti benar mencintaiku! Kadang juga kau seperti mengajakku untuk
bermain-main saja!”, buka Eisya dari kebungkamannya.
“Lalu bagaimana kau bisa sampai kesini?”, tanya Mirza
merasa bingung.
“Aku diberitahu Mora akan ada sebuah festival di
Jakarta! Lalu aku memutuskan untuk pulang ke Indonesia lebih awal!”, buka Eisya
dengan kejujuran.
“Hem, Mora yang mengajakku untuk bertemu ditempat
ini! Tetapi malah kau yang mendatangiku!”, tanya Mirza kembali ingin mendapat
kejelasan.
“Sebenarnya aku yang meminta Mora untuk
menghubungimu, untuk bertemu ditempat ini! Karna kalau dariku, mungkin saja
kamu tidak akan datang ditempat ini bertemu denganku!”, penjelasan Eisya
berbahasa malu.
“Aku cinta kamu! Dan aku tidak main-main dengan kata
yang aku sampaikan itu!”, Mirza langsung menyatakan perasaannya. Melihat haru
penuh harap.
“Itu adalah kata-kata sejak dulu yang telah kau
simpan, bukan? Kau memang seorang laki-laki yang bodoh!”, katanya mengejek lalu
memeluknya kembali dengan merebahkan kepalanya didada Mirza. Menatap bahagia.
Saat masih dalam pelukan, Mirza bertanya dengan
jahilnya, “Pelukan apa ini?”. Dan Eisya akan menjawab tanya jahilnya dengan
melihat wajahnya kembali, “Aku mencintai Mirza!”. Mirza yang mendengarnya
menjadi tertawa kecil lalu mencium keningnya penuh rasa sayang, dan Eisya
semakin memeluknya, meresapinya.
Badung Location. . . .
“Pernikahan Diatas Matrai”
Kembali pada
Yandra, ia kini telah menemukan tempat dimana diadakannya sebuah kompetisi
dance, battle dance. Pertama, ia menonton pertunjukan sebuah dance secara
berkelompok yang berjumlah enam orang, memakai gaya fresstyle. Kelompok
tersebut hanya memakai anak lelaki saja yang sedang menunjukkan kebolehannya.
Yandra pun menontonnya sambil mengamati gerakan fresstyle dari mereka secara berkelompok.
Sedangkan mereka lainnya
yang juga menonton bersorak ria menikmatinya. Setelah pertunjukan dari mereka
berkelompok telah usai, kini Yandra memberanikan dirinya menaiki pangung untuk
ikut serta dalam kompetisi dari beberapa banyak penonton yang hadir. Dan yang
memberanikan diri untuk ikut serta dalam kompetisi hanyalah sepuluh orang saja,
termasuk dirinya. Dan kini pula Yandra dengan Sembilan orang lainnya berbaris
dengan bersejajar mengesampingkan penonton.
Begitupun dengan satu orang dance laki-laki sebagai
yang ditantang oleh Yandra serta Sembilan orang lainnya, mereka diatas panggung
berdiri saling berhadapan. Kemudian musik hip-hop pun dimainkan. Kemudian lagi
pada peserta pertama, kedua, ketiga, keempat dan kelima. Mereka diberikan
contoh gerakan robot dance, namun masing-masing dari kelima peserta mendapat
gaya robot dance yang berbeda-beda. Mereka melakukannya dalam waktu tigapuluh
detik untuk menunjukkannya.
Sedangkan pada peserta keenam, ketujuh, kedelapan,
dan kesembilan mereka diberikan contoh gerakan Blood-Elf Dance. Sama seperti
pada peserta sebelumnya, mereka mendapatkan gaya gerakan Blood-Elf Dance yang
berbeda. Dan waktu mereka untuk melakukan Blood-Elf Dance tersebut adalah
tigapuluh detik. Dan apa yang akan diterima pada peserta kesepuluh, yaitu
Yandra yang masih diam melihat peserta lainnya sudah melakukan dua macam dance
namun berbeda-beda itu?
Setelah beberapa saat menunggu, kini giliran peserta kesepuluh
yaitu Yandra. “Maju lima langkah ke gue!”, sang pemberi tantangan kepada
Sembilan orang peserta sebelumnya memerintahkannya dan Yandra melangkah maju
lima langkah kepadanya. Dan kini Yandra sudah berhadapan dengan sang pemberi
tantangan tersebut.
“Siapa nama lo?”, tanya sang pemberi tantangan itu.
“Gue, Yandra!”, jawab Yandra menatap biasa.
“Lakuin gerakan pada dua dance yang tadi bareng gue,
pada gerakan dua dance dengan gaya yang pertama dari masing-masing dua dance
tersebut!”, sang pemberi tantang mengajaknya untuk melakukan dance yang tadi
sempat dilihat olehnya.
Yandra pun tersenyum cool mengangguk menyetujuinya.
Dan Musik hip-hop kembali dimainkan, lalu dengan hitungan ketiga mereka
melakukan dance yang sama bersama-sama masih berhadapan namun terlihat seperti
sedang melakukan battle dance. Mereka semua yang masih menonton mulai bersorak
ria kembali menikmatinya. Ternyata tidak hanya mereka saja yang masih menonton
kompetisi tersebut, tetapi juga dengan Qiera masih bersama Yusra melihat pertunjukan
kompetisi tersebut.
“Eh, lihat deh! Mereka keren banget!”, ajak Qiera
menunjukkannya kepada Yusra melihat ke Yandra yang masih melakukan dance
dipanggung bersama seorang penantangnya. Yusra pun ikut melihat kepanggung dan
menjadi terkejut seketika, sebab dilihatnya jika Yandra telah melakukan dance
dengan seorang lelaki dipanggung itu. “Yandra, apa yang telah dia lakukan?”,
tanya hati Yusra melihatnya diam dari kejauhan.
Badung Location. . . .
“Pernikahan Diatas Matrai”
Qiera begitu menikmatinya sehingga membuat dirinya
ikut bergoyang kecil, sedangkan Yusra melihat dirinya merasa aneh lalu melihat
ke Yandra kembali hingga Yandra telah berhenti dari dancenya bersama seorang
lelaki bersamanya. Kemudian sang pemberi tantangan itupun meminta semua yang
masih menonton untuk membei tepuk tangan yang meriah kepada Yandra, dan
semuanya pun memberi tepuk tangan yang meriah.
Seketika
Yandra menjadi tersenyum sembari mengucapkan terimakasih. Sementara Yusra
meminta izin kepada Qiera untuk pergi ketempat lain sebentar dengan berbisik
ditelinga Qiera, dan Qiera mengizinkannya tanpa melemparkan tanya padanya dulu.
Ketika Yusra mulai beranjak pergi, tiba-tiba muncul Mirza bersama Eisya
mendatangi Qiera. Qiera yang baru melihat kedatangan mereka berduapun menjadi
senang tertawa kaget.
Sementara pula ditempat lain, Yusra mengirimkan
sebuah pesan melalui BBM kepada Yandra untuk menemuinya diparkiran mobil, didalam
kendaraannya sendiri. Dan Yandra yang sudah membaca pesan darinya tersebut,
langsung melakukan permisi berpamitan untuk meninggalkan panggung tersebut
kepada semua yang masih berkumpul bersamanya. Mereka yang sudah mendengar kata
permisinya untuk pamit pergi meninggalkan.
Langsung mengizinkannya dengan kata terimakasih
padanya karna telah ikut meramaikan, berpatisipasi. Dan kini Yandra telah
sampai diparkiran, kemudian ia melihat plat nomor kendaraan Yusra sembari pergi
mendatangi Yusra yang mungkin sudah menunggunya didalam mobil. Sementara Yusra
masih duduk didalam mobilnya sudah siap untuk berkendara, menyandarkan
kepalanya kekaca mobilnya masih tertutup rapat.
Tiba-tiba menjadi terkejut sebab Yandra telah
mengetuk kaca mobil yang sedang disandarkannya. Yusra yang mengetahuinya pun
langsung memberi isyarat untuk segera memasuki mobilnya, duduk bersebelahan
dengannya menggunakan jemari tangannya. Dan kinipun Yandra sudah memasuki
mobilnya dengan duduk bersebelahan.
“Aku harus mengantarmu pulang sekarang!”, katanya
sambil menghidupkan mesin mobilnya.
“Tapi aku masih ingin bermain-bermain difestival
itu!”, sanggah Yandra mengatakan keinginannya. Melihat kaget.
“Ada satu alasan yang memaksaku untuk mengantarmu
pulang sekarang! Dan itu akan kukatakan nanti saja!”, buka Yusra masih
merahasiakannya dengan mulai mengendarai kendaraannya.
Yandra yang sudah mendengarnya pun melihat kedepan
merasa kesal, karna kesenangannya telah direnggut oleh Yusra yang telah
memaksanya untuk pulang meninggalkan kemeriahan festival itu. Sedangkan Yusra
masih cuek tetap berkendara menuju arah jalan pulang kekediamannya. Setibanya
dikediamannya, tepatnya hanya berhenti didepan pagar rumahnya Yusra
memerintahkannya untuk turun dan tidak boleh pergi kefestival itu lagi.
Dan lagi, Yandra
turun dari mobilnya semakin kesal memasuki pagar rumah. Sementara Yusra kembali
berkendara akan segera menjemput Qiera, karna Qiera baru saja mengirim pesan
padanya untuk segera menjemput dirinya difestival itu karna akan kembali
kekantor.
Badung Location. . . .
“Pernikahan Diatas Matrai”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar