Setelah beberapa hari berlalu, kini tiba
saatnya untuk melakukan sebuah pemotretan alias pre-wedd. Dan kini Eisya, Mora,
Mirza sedang berada disebuah studio sambil menunggu kedatangan Yusra yang masih
dijalan. Sementara Yandra sedang mencoba kostum didalam studio tersebut.
setelah beberapa saat kemudian menunggu, Yusra pun datang dengan berdiri
dihadapan mereka bertiga. Dan mereka bertiga juga berdiri dengan bersamaan
melihat dirinya.
Kemudian dari
sisi kanan mereka berempat terlihatlah sosok Yandra yang sedang berjalan menghampiri
ketiganya dengan memakai kostum tokoh Elsa pada film Frozen beserta tata
rambutnya yang mirip sekali dengan tokoh Elsa pada film Frozen. Mereka berempat
pun menjadi sedikit kaget ketika melihat dirinya secara bersamaan juga secara
tidak disengaja terpandang ke dirinya. Sementara Yandra masih dengan percaya
dirinya berhenti, berdiri dengan anggunnya dihadapan mereka berempat.
“Elsaaaaaaa?!?!”,
Mora dan Eisya berkata serentak masih dengan kagetnya.
“Wah, sebelumnya
aku mengenal tokoh Elsa pada film Frozen melalui televisi animasi anak-anak
saja! Dan sekarang tokoh Elsa nan anggun ada dihadapanku!”, sambung Mirza
berkata memujinya sembari menggodanya namun sedikit mengejek.
“Yandra! Ini
bukan kostum yang semestinya!”, sambung Yusra menghentikannya.
“Yusra, aku mau
kita menjalani sesi pemotretan sebanyak tiga kali hari ini! Kita akan memakai
kostum Princess Snow White, Princess Bele, dan tokoh Elsa pada film Frozen
seperti yang aku kenakan kini! Dan semuanya aku yang membayarnya!”, penjelasan Yandra
sambil tersenyum manja. Mirza menepuk jidatnya mendesah.
“Princess Bele
apa lagi?”, tanya Yusra semakin bingung melihatnya.
“Princess Bele
itu, adalah tokoh dari cerita Si Cantik dan Si Buruk Rupa! Kostumnya menarik
perhatianku, makanya aku pilih ketiganya!”, penjelasan Yandra kembali semakin
tersenyum manja.
“Tapi harus ada
pemotretan memakai kostum dari Negara Belanda! Karna itu yang aku mau sebelum
mereka memberitahukannya padamu!”, Yusra menegaskan keinginannya.
“Maka dari itu
juga aku memilih kostum princess ini! Karna kostum dari Negara Belanda lagi
disewa sama orang lain!”, penjelasan Yandra menceritakan yang sebenarnya.
Mirza, Mora, dan
Eisya pun mulai merasa lega karna telah mengetahui cerita yang sebenarnya dari
Yandra. Sedangkan Yusra sedikit merasa geram akan pemberitahuan darinya yang
sebenarnya sudah terlambat tuk diceritakan. Tidak mau mengulur waktu lagi,
Yusra pun menyetujui untuk menjalani pemotretan hari ini. Meskipun disadarinya
akan menyita waktunya selama berjam-jam. Dan kini Mirza menemani Yusra untuk
bersiap-siap, begitupula Mora dan Eisya menemani Yandra.
Badung Location. . . .
“Pernikahan Diatas Matrai”
Pemotretan
sesi pertama. . . .
Pada sesi
pemotretan pertama, Yusra dan Yandra akan berfoto dengan latar studio dihujani
salju serta ada beberapa boneka salju menghiasinya. Dan mereka berdua akan
berdiri disebuah batu besar berwarna putih berbentuk bulat untuk pengambilan
gambarnya. Dan kini pun Yandra telah berdiri diatas batu besar tersebut dengan
memegang tongkat dari tokoh Elsa dalam film Frozen. Sementara Yusra baru saja
menaiki batu besar tersebut dengan berdiri disampingnya.
Lalu ketika sang
photographer menyuruh keduanya untuk bersiap-siap karna akan mengambil gambar
dari mereka berdua, Yandra pun berdiri tegak dengan anggunnya sambil memegang
tongkat dari tokoh Elsa dalam film Frozen mengarah ke Yusra. Sementara Yusra
mengulurkan tangan kirinya seperti akan menggapai tangan Yandra yang memegang
tongkat dari tokoh Elsa dalam film Frozen itu. Sedangkan tangan kanannya
seperti akan menggapai puncak dari tongkat yang dipegang Yandra itu.
Dan kemudian saat
pengambilan gambar dimulai, mereka masih dalam keadaan yang sama namun kini
menjadi saling bertatapan seolah-olah sedang menciptakan sebuah kemistri.
Yandra menunjukkan senyuman manjanya, dan Yusra menunjukkan senyuman kecil
hingga keduanya terlihat mesra. Semua yang telah dilakukan mereka berdua adalah
sebuah arahan dari petugas koreografer sekaligus mengarahkan gaya seseorang
untuk melakukan pemotretan.
Pemotretan sesi kedua. . . .
Sesi pemotretan
kedua dilakukan dengan tema Si Cantik dan Si Buruk Rupa pada dua jam kemudian.
Dan kini mereka memakai studio dengan latar belakang pada malam hari. Dengan
dihiasi batu-batu kecil yang terbuat dari batu bata buatan disekelilingnya.
Kemudian Yusra akan menduduki sebuah kursi persegi panjang dengan sebuah
lampion disampingnya seolah-olah adalah cahaya yang menerangi keduanya. Dan
kini mereka berduapun telah berada pada tempat yang telah disediakan.
Yusra telah duduk
disebuah kursi persegi panjang distudio tersebut, sementara Yandra berdiri
disampingnya dan mereka menerima arahan kembali dari petugas koreografer yang
sama. Diarahkannya jika Yusra harus duduk menyerong sedikit ke Yandra, dan
Yandra juga berdiri dengan sedikit menyerong ke Yusra dengan memegang sebuah
tangkai bunga mawar berwarna merah muda. Kemudian bunga itu dipegang dengan
kedua tangannya menaruhnya tepat didada samping kiri hingga samping kanannya.
Dan pandangannya
melihat ke Yusra, kembali bertatapan dengan mimik wajah yang sedikit tersenyum
namun seperti berbicara. Begitupula Yusra pandangannya juga melihat kepadanya,
kembali bertatapan dengan tangan kanannya seperti meminta tangan Yandra untuk
digenggamnya. Dan tangan kirinya memegang beberapa tangkai bunga mawar berwarna
merah muda, diangkatnya sedikit keatas.
Seolah-olah menggambarkan jika Yusra akan memberikan
beberapa tangkai bunganya kembali pada Yandra jika Yandra merelakan salah-satu tangannya
untuk digenggam oleh dirinya. Dan terakhir Yusra memakai tatapan dengan sedikit
senyum seperti memohon. Kemudian disaat keadaan mereka yang sudah seperti yang
demikian, pengambilan gambar pun mulai diambil oleh sang photographer.
Sesi
pemotretan ketiga. . . .
Telah sampai pada
sesi pemotretan terakhir. Dan sesi pemotretan terakhir dilakukan setelah tiga
jam kemudian. Karna yang ikut serta pada sesi pemotretan terakhir dengan tema
Princess Snow White bukan hanya mereka berdua saja. Namun ketiga temannya juga
ikut serta menjadi tiga orang kurcaci. Mora memakai kostum kurcaci berwarna
Merah, Eisya berwarna kuning, dan Mirza berwarna hijau. Dan studio pemotretan
kembali memakai salju buatan.
Namun propertinya
sedikit berbeda. Yaitu ditambahkan sebuah gubuk kecil yang terbuat dari batu
bata buatan dipojok belakang berukuran besar. Disediakan pula api unggun
menyala disamping pondokan itu, dan disebelahnya akan digunakan sebagai
pengambilan gambar untuk keduanya. Sementara dibagian pojok lainnya disediakan
pohon buah apel buatan berukuran besar nan lebat buahnya. Dan kini mereka
berlimapun akan menjalani sesi pemotretan.
Dimulai dengan
Mora, Mirza, dan Eisya yang sebagai kurcaci duduk didepan gubuk kecil secara
bersejajar sambil memegang buah apel besar dikedua tangan mereka masing-masing.
Sementara Yusra dan Yandra saling berhadapan menerima arahan kembali. Yusra pun
mendapat arahan jika dirinya harus memegang pinggang Yandra dengan kedua
tangannya, sedangkan Yandra menaruh kedua tangannya didada kanan-kiri Yusra
mennyentuh bahu darinya.
Kemudian didalam
keadaan mereka berlima yang sama, mulai mengarahkan pandangannya ke kamera sang
photographer. Mora, Mirza, Eisya pun mulai memasang senyuman ala seorang
kurcaci serta dengan mimik wajahnya juga. Dan Yusra juga Yandra memasang
senyuman penuh kemesraan melihat ke kamera sang photographer. Gambar pun mulai
diambil dari kelimanya yang terlihat begitu sempurna. Namun setelah gambar dari
kelimanya telah diambil tiba-tiba saja ruangan menjadi gelap.
Dan disaat yang
bersamaan pula, Yusra dan Yandra menjadi bertabrakan kecil dibagian wajahnya hingga bibir keduanya
saling bersentuhan, seketika sama-sama menjadi terdiam. Didalam keadaan yang
masih seperti itu, mereka berdua sama-sama menunggu siapakah yang lebih dulu
akan melepaskan sentuhan bibir dari keduanya. Pada lima menit kemudian, disaat
yang sama mereka berduapun saling melepaskan sentuhan bibirnya dan saat itu
juga ruangan kembali terang.
Dan ternyata pada
lima menit yang lalu telah terjadi konsleting listrik tapi untung saja tidak
terjadi sebuah kebakaran kecil. Menyadari itu, Yusra dan Yandra kembali
berpandangan lalu saling berpaling pergi karna pemotretan telah berakhir.
Beberapa saat kemudian. . . .
Sesi pemotretan
telah mereka jalani, dan kini tiba saatnya untuk bersantai disebuah cafe tuk
melepas rasa lelah bersama dengan makan sore bersama pula. Dan merekapun mulai
bercanda bersama sambil menunggu makanan pesanan datang kepada mereka.
“Frozen!”, Mirza
mulai mengejek melihat ke Yandra.
“Kurcaci hijau!”,
balas ejek Yandra juga melihat padanya.
“Kurcaci merah!”,
Eisya menyambung mengejek Mora melihat ke Mora.
“Kurcaci
kuning!”, balas ejek Mora melihat ke Eisya juga.
“Itu sayangku!”,
sambung Mirza melihat ke Eisya dengan sok menatap cinta.
Mereka bertiga pun
menjadi tertawa dibuatnya sedangkan Eisya menggeleng menatap geram ketiganya
karna ejekan dari Mirza. Dan kemudian Yusra menepukkan tangannya kepada mereka
berempat memberitahukan jika makanan pesanan yang mereka pesan sudah datang.
Mereka pun menjadi terhenti seketika dari candanya beralih akan menikmati
makanan pesanannya masing-masing.
Badung Location. . . .
“Pernikahan Diatas Matrai”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar