Hari demi hari
pun telah berganti, dan tepatnya pada hari ini Yusra akan menjalani pre-wedd
yang kedua bersama Yandra. Kali ini pre-wedd yang akan dijalani keduanya
memakai sebuah danau dimana pada sebuah pohon besarnya terdapat rumah pohon
yang cantik disekitar danau tersebut. Mereka akan melakukan photo pre-wedd
dengan memakai baju kostum belanda serta memakai seekor kuda putih. Selain akan
mengambil gambar dengan pohon besar yang ada rumah pohonnya.
Mereka juga akan
mengambil gambar pada pohon beringin yang besar juga, dimana akar menggantung
pada pohon beringin tersebut dibalut dengan beberapa rangkaian bunga tulip agar
terlihat indah. Dan kini pun mereka akan bersiap-siap untuk melakukan sebuah
pengambilan gambar pada ketiga tempat tersebut. Mereka memakai tema, “Noni
belanda bertemu dengan Pangeran pembawa Kuda Putih miliknya”.
Pengambilan
gambar yang pertama, diawali dengan memakai rumah pohon pada pohon besar itu.
Yaitu Yandra berdiri dirumah pohon itu menghadap kedanau didepannya, dan Yusra
berdiri disisi kirinya berjarak dua kilo meter sambil memegang sebuah surat
mengahadap kedanau didepannya. Pandangan Yandra tertuju pada kamera sang
photographer, sedangkan Yusra pandangannya tertuju pada sebuah surat yang telah
dipegangnya.
Pengambilan
gambar yang kedua, dilakukan memakai pohon beringin yang besar itu. Pohon
beringin yang sudah dibalut dengan beberapa rangkaian bunga tulip. Dan kini
Yandra telah berada ditengah-tengah pohon beringin itu dengan membelakangi,
sedangkan Yusra berada didekatnya sambil membawa kuda menghadapkannya ke Yandra
disisi kirinya berjarak enam langkah darinya. Sementara itu, Yandra melihat pada keseekor kuda yang telah
dibawa Yusra, dan Yusra menatap wajah Yandra.
Kini mereka
berdua beralih ke tepi danau, danau yang telah dihiasi beberapa bunga anggrek
berwarna merah muda sedang terapung dalam ketenangan. Dan mereka berdua sudah
berada ditepi danau tersebut dengan membelakanginya bersama kuda putihnya.
Pengambilan gambar dilakukan dengan Yusra yang memberi minum kuda putih,
berdiri memakai wadah kecil dikedua tangannya. Dan Yandra berdiri disamping
dirinya melihat kewadah kecil itu sedikit tersenyum.
Setelahnya mereka
berdua melakukan pengambilan gambar yang demikian, kini mereka berduapun akan
mengambil gambar di air danau tersebut dengan menggunakan sebuah perahu
berwarna putih. Disaat mereka berdua sudah terapung dengan menggunakan sebuah
perahu berwarna putih tersebut, pengambilan gambar pun akan dilakukan.
Pengambilan gambar dilakukan dengan mereka berdua sudah duduk berdampingan,
berdekatan layaknya sedang duduk dikursi pelaminan.
Kemudian mereka
berdua saling berpandangan, bertatapan satu sama lain seolah-olah akan
menciptakan sebuah kemistri pada keduanya. Lalu kedua tangan Yusra menyentuh
wajah Yandra, menahannya dengan memegangnya lembut sembari menyatukan keningnya
kekening Yandra sampai hidung keduanya pun ikut bersentuhan. Yusra pun
mempertahankan keadaan tersebut hingga pengambilan gambar selesai. Sedangkan
Yandra memegang beberapa tangkai bunga tulip menatapnya.
Masih dalam
keadaan yang sama, pengambilan gambar pun dilakukan saat keduanya mulai
bertatapan penuh dengan kemesraan. Dan yang lebih tau saat pengambilan gambar
harus diambil adalah sang photographer yang sudah profesional dalam menjalani
tugasnya sebagai photographer untuk pre-wedd. Karna itulah mereka berdua tidak
bisa menyuruh sang photographer saat kapan akan mengambil gambar dari mereka
berdua.
Dan bila ada cahaya yang tiba-tiba saja mengkilati
keduanya, maka pengambilan gambar pun sudah selesai dilakukan. Dan juga
pengambilan gambar yang keempat itu, akan digunakan sebagai latar belakang
dikursi pelaminannya nanti dengan memakai sebuah tema “Wedding Garden”.
Badung Location. . . .
“Pernikahan Diatas Matrai”
Setelah dua jam
menyelesaikan pre-weddnya, Yusra pun kini pulang kekediamannya sendiri bersama
Yandra bertujuan akan menunjukkan kamar yang akan ditempati oleh Yandra selagi
tinggal satu atap bersamanya. Dan kini mereka berdua sudah tiba, sudah pula berdiam
didepan calon kamar Yandra. Kemudian Yusra dengan baiknya membukakan pintu
kamar tersebut, sedangkan Yandra mulai melihat isi kamar tersebut dengan
terpaku melangkah memasukinya lalu berhenti.
Yandra pun mulai
tersenyum bahagia melihat-lihat isi didalam kamar tersebut sambil
berputar-putar berkeliling karna ketakjubbannya. Kemudian berhenti menghadap ke
Yusra yang masih berdiam ditempat yang sama. “Aku sangat menyukai kamar ini!
Aku jadi tidak sabar untuk segera menempatinya! Sebentar lagi, aku merasa akan
tinggal dikota Prancis tepatnya dihadapan menara Eiffel itu!”, katanya penuh
kegirangan kepada Yusra lalu berbalik menghadap lukisan menara Eiffel itu.
Yusra yang
tadinya diam melihatnya yang berbicara padanya, mulai tersenyum seketika
melihat Yandra yang sudah membelakanginya karna melihat lukisan menara Eiffel
tersebut. Dan kemudian disaat yang bersamaan, mereka berdua menjadi tertawa kecil
menampakkan giginya masing-masing melihat kelukisan menara Eiffel tersebut.
Setelah beberapa hari berjalan. . . .
Sebuah
pernikahanpun benar dilakukan, akad nikah akan benar dilakukan pada hari ini
sementara resepsi pernikahan akan dilakukan pada seminggu kemudian. Akad nikah
dilakukan didekat masjid terdekat, dan kinipun Yusra dan Yandra telah duduk
berdamipingan menghadap kepenghulu. Begitupula dengan tamu terdekat saja yang
telah duduk manis menikmatinya sambil menunggu akad nikah benar dilakukan.
Saat ketika Mora
dan Eisya memasangkan sebuah kain panjang menutupi kepala keduanya. Tiba-tiba
Yandra mengingat tentang nasihat seorang ahli agama menjelaskan tentang
pernikahan. Ia teringat bahwa semua malaikat akan turun kebumi ikut menghadiri
pernikahan yang dilakukannya serta mendengarkan janji suci pada keduanya.
Dengan sekejap dirinya pun mulai merasa malu pada kehadiran semua malaikat itu
dan juga kepada Tuhannya.
Meskipun
malaikat-malaikat itu tidak tertampak oleh kasat mata dirinya namun dirinya
bisa dapat merasakan kehadiran malaikat-malaikat itu. Dan kinipun Yusra
bersalaman tangan penghulu akan mengucapkan akad nikahnya serta dengan janji
suci setianya. Setelah Yusra mendengarkan apa yang dikatakan oleh penghulu, ia
pun mengatakannya dengan menerima Yandra sebagai seorang istri sahnya didepan
penghulu juga kepada tamu terdekatnya.
Kemudian Yandra
bersalam ketangan Yusra lalu menciumnya dengan perasaan malu bercampur gelisah.
Sedangkan Yusra mulai mencium kening Yandra usainya mengetahui jika Yandra
telah mencium tangannya. Perasaan haru pun terlihat dari ketiga temannya yang
mulai berkaca-kaca setelah dan ketika melihat momen pernikahan terutama pada
akad nikah keduanya. Begitupula dengan ibu panti asuhan yang telah dijadikannya
sebagai saksi sekaligus wakil dari orangtuanya.
Sementara Yuska
merasa begitu teringat pada sosok istrinya saat ketika melihat akad nikah adik
kandungnya dengan adik iparnya. Seketika Yuska begitu merasa tersentuh hingga
meneteskan airmatanya.
Badung Location. . . .
“Pernikahan Diatas Matrai”
Dan kini tamu
terdekatnya dipersilahkan untuk mengambil makanan yang telah disediakan.
Sementara Yandra pergi menghampiri ibu panti asuhannya dengan langsung memeluknya.
Dan mereka berdua akan saling menenangkan satu sama lain masih dalam
berpelukan.
“Ibu, aku malu
dengan malaikat-malaikat yang telah turun kebumi demi mendengarkan janji suci
dari pernikahanku ini!”, Yandra mengadukan keluhnya bersuarakan kecil.
“Kamu cantik
sayang, dan berdoalah agar semua ini dapat cepat berlalu!”, Kata Ibu panti
asuhannya memenangkan.
Kemudian Yandra
melepaskan pelukannya melihat ke Ibu panti asuhannya sambil meneteskan
airmatanya. Lalu Ibu panti asuhannya menghapuskan airmatanya dan memeluknya
kembali. Sementara disana, Yusra tampak biasa saja sambil berbincang-bincang
dengan beberapa tamu terdekatnya. Kemudian pandangannya tertuju pada foto
keluarganya dimana ada sosok papah sedang tersenyum difoto keluarganya tersebut
setelah beberapa tamu yang bersamanya beralih ketempat lain.
“Papah, hari ini
Yusra telah membuat sebuah pernikahan yang indah namun berbau kepalsuan! Papah, tadi juga
Yusra melakukan akad nikah namun berujung pada sebuah keingkaran yang besar!”,
katanya berbisik dihati penuh perasaan lalu memejamkan kedua matanya sesaat
masih tertuju kefoto keluarganya terutama tertuju pada sosok papahnya. Dan
mulai merasakan kehadiran papahnya disekitar dirinya yang membuatnya tidak
ingin merasakannya.
Beberapa saat kemudian. . . .
Kini Yusra,
Yandra, Mora, Mirza dan Eisya sedang berada dihalaman depan. Mereka berlima
sedang berfoto-foto begitu narsisnya dengan Yusra dan Yandra masih berpakaian
pengantin. Sementara Ibu panti asuhan dan Yuska sedang duduk bersama melihat
mereka berlima yang tampak ceria. Dan saat itu juga Yusra dan Yandra dapat
melupakan kegelisahan yang sempat diarasakan keduanya tadi.
Sementara pada malam harinya. . . .
Yuska berbicara
pada Yusra kalau besok dirinya akan pergi keluar negeri kembali untuk mengurusi
pekerjaannya dengan beberapa client barunya. Kemudian pada keempat hari
kemudian Yuska pulang ke Indonesia kembali untuk menjemput omah demi menghadiri
resepsi pernikahan Yusra. Mereka berdua sedang berada diruang kerja dan Yusra
yang mendengarnya pun hanya tersenyum menerimanya. Sementara Yandra sudah
tertidur dikamar barunya dengan perasaan tentramnya.
Badung Location. . . .
“Pernikahan Diatas Matrai”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar