Selasa, 19 Januari 2016

Badung Location. . . . #12



                Hari demi hari pun telah berganti, dan tepatnya pada hari ini Yusra akan menjalani pre-wedd yang kedua bersama Yandra. Kali ini pre-wedd yang akan dijalani keduanya memakai sebuah danau dimana pada sebuah pohon besarnya terdapat rumah pohon yang cantik disekitar danau tersebut. Mereka akan melakukan photo pre-wedd dengan memakai baju kostum belanda serta memakai seekor kuda putih. Selain akan mengambil gambar dengan pohon besar yang ada rumah pohonnya.
                Mereka juga akan mengambil gambar pada pohon beringin yang besar juga, dimana akar menggantung pada pohon beringin tersebut dibalut dengan beberapa rangkaian bunga tulip agar terlihat indah. Dan kini pun mereka akan bersiap-siap untuk melakukan sebuah pengambilan gambar pada ketiga tempat tersebut. Mereka memakai tema, “Noni belanda bertemu dengan Pangeran pembawa Kuda Putih miliknya”. 
                Pengambilan gambar yang pertama, diawali dengan memakai rumah pohon pada pohon besar itu. Yaitu Yandra berdiri dirumah pohon itu menghadap kedanau didepannya, dan Yusra berdiri disisi kirinya berjarak dua kilo meter sambil memegang sebuah surat mengahadap kedanau didepannya. Pandangan Yandra tertuju pada kamera sang photographer, sedangkan Yusra pandangannya tertuju pada sebuah surat yang telah dipegangnya.
                Pengambilan gambar yang kedua, dilakukan memakai pohon beringin yang besar itu. Pohon beringin yang sudah dibalut dengan beberapa rangkaian bunga tulip. Dan kini Yandra telah berada ditengah-tengah pohon beringin itu dengan membelakangi, sedangkan Yusra berada didekatnya sambil membawa kuda menghadapkannya ke Yandra disisi kirinya berjarak enam langkah darinya. Sementara itu,  Yandra melihat pada keseekor kuda yang telah dibawa Yusra, dan Yusra menatap wajah Yandra.
                Kini mereka berdua beralih ke tepi danau, danau yang telah dihiasi beberapa bunga anggrek berwarna merah muda sedang terapung dalam ketenangan. Dan mereka berdua sudah berada ditepi danau tersebut dengan membelakanginya bersama kuda putihnya. Pengambilan gambar dilakukan dengan Yusra yang memberi minum kuda putih, berdiri memakai wadah kecil dikedua tangannya. Dan Yandra berdiri disamping dirinya melihat kewadah kecil itu sedikit tersenyum.
                Setelahnya mereka berdua melakukan pengambilan gambar yang demikian, kini mereka berduapun akan mengambil gambar di air danau tersebut dengan menggunakan sebuah perahu berwarna putih. Disaat mereka berdua sudah terapung dengan menggunakan sebuah perahu berwarna putih tersebut, pengambilan gambar pun akan dilakukan. Pengambilan gambar dilakukan dengan mereka berdua sudah duduk berdampingan, berdekatan layaknya sedang duduk dikursi pelaminan.
                Kemudian mereka berdua saling berpandangan, bertatapan satu sama lain seolah-olah akan menciptakan sebuah kemistri pada keduanya. Lalu kedua tangan Yusra menyentuh wajah Yandra, menahannya dengan memegangnya lembut sembari menyatukan keningnya kekening Yandra sampai hidung keduanya pun ikut bersentuhan. Yusra pun mempertahankan keadaan tersebut hingga pengambilan gambar selesai. Sedangkan Yandra memegang beberapa tangkai bunga tulip menatapnya.
                Masih dalam keadaan yang sama, pengambilan gambar pun dilakukan saat keduanya mulai bertatapan penuh dengan kemesraan. Dan yang lebih tau saat pengambilan gambar harus diambil adalah sang photographer yang sudah profesional dalam menjalani tugasnya sebagai photographer untuk pre-wedd. Karna itulah mereka berdua tidak bisa menyuruh sang photographer saat kapan akan mengambil gambar dari mereka berdua.
Dan bila ada cahaya yang tiba-tiba saja mengkilati keduanya, maka pengambilan gambar pun sudah selesai dilakukan. Dan juga pengambilan gambar yang keempat itu, akan digunakan sebagai latar belakang dikursi pelaminannya nanti dengan memakai sebuah tema “Wedding Garden”.

Badung Location. . . .
“Pernikahan Diatas Matrai”

                Setelah dua jam menyelesaikan pre-weddnya, Yusra pun kini pulang kekediamannya sendiri bersama Yandra bertujuan akan menunjukkan kamar yang akan ditempati oleh Yandra selagi tinggal satu atap bersamanya. Dan kini mereka berdua sudah tiba, sudah pula berdiam didepan calon kamar Yandra. Kemudian Yusra dengan baiknya membukakan pintu kamar tersebut, sedangkan Yandra mulai melihat isi kamar tersebut dengan terpaku melangkah memasukinya lalu berhenti.
                Yandra pun mulai tersenyum bahagia melihat-lihat isi didalam kamar tersebut sambil berputar-putar berkeliling karna ketakjubbannya. Kemudian berhenti menghadap ke Yusra yang masih berdiam ditempat yang sama. “Aku sangat menyukai kamar ini! Aku jadi tidak sabar untuk segera menempatinya! Sebentar lagi, aku merasa akan tinggal dikota Prancis tepatnya dihadapan menara Eiffel itu!”, katanya penuh kegirangan kepada Yusra lalu berbalik menghadap lukisan menara Eiffel itu.
                Yusra yang tadinya diam melihatnya yang berbicara padanya, mulai tersenyum seketika melihat Yandra yang sudah membelakanginya karna melihat lukisan menara Eiffel tersebut. Dan kemudian disaat yang bersamaan, mereka berdua menjadi tertawa kecil menampakkan giginya masing-masing melihat kelukisan menara Eiffel tersebut.

Setelah beberapa hari berjalan. . . .

                Sebuah pernikahanpun benar dilakukan, akad nikah akan benar dilakukan pada hari ini sementara resepsi pernikahan akan dilakukan pada seminggu kemudian. Akad nikah dilakukan didekat masjid terdekat, dan kinipun Yusra dan Yandra telah duduk berdamipingan menghadap kepenghulu. Begitupula dengan tamu terdekat saja yang telah duduk manis menikmatinya sambil menunggu akad nikah benar dilakukan.
                Saat ketika Mora dan Eisya memasangkan sebuah kain panjang menutupi kepala keduanya. Tiba-tiba Yandra mengingat tentang nasihat seorang ahli agama menjelaskan tentang pernikahan. Ia teringat bahwa semua malaikat akan turun kebumi ikut menghadiri pernikahan yang dilakukannya serta mendengarkan janji suci pada keduanya. Dengan sekejap dirinya pun mulai merasa malu pada kehadiran semua malaikat itu dan juga kepada Tuhannya.
                Meskipun malaikat-malaikat itu tidak tertampak oleh kasat mata dirinya namun dirinya bisa dapat merasakan kehadiran malaikat-malaikat itu. Dan kinipun Yusra bersalaman tangan penghulu akan mengucapkan akad nikahnya serta dengan janji suci setianya. Setelah Yusra mendengarkan apa yang dikatakan oleh penghulu, ia pun mengatakannya dengan menerima Yandra sebagai seorang istri sahnya didepan penghulu juga kepada tamu terdekatnya.
                Kemudian Yandra bersalam ketangan Yusra lalu menciumnya dengan perasaan malu bercampur gelisah. Sedangkan Yusra mulai mencium kening Yandra usainya mengetahui jika Yandra telah mencium tangannya. Perasaan haru pun terlihat dari ketiga temannya yang mulai berkaca-kaca setelah dan ketika melihat momen pernikahan terutama pada akad nikah keduanya. Begitupula dengan ibu panti asuhan yang telah dijadikannya sebagai saksi sekaligus wakil dari orangtuanya.
                Sementara Yuska merasa begitu teringat pada sosok istrinya saat ketika melihat akad nikah adik kandungnya dengan adik iparnya. Seketika Yuska begitu merasa tersentuh hingga meneteskan airmatanya.

Badung Location. . . .
“Pernikahan Diatas Matrai”

                Dan kini tamu terdekatnya dipersilahkan untuk mengambil makanan yang telah disediakan. Sementara Yandra pergi menghampiri ibu panti asuhannya dengan langsung memeluknya. Dan mereka berdua akan saling menenangkan satu sama lain masih dalam berpelukan.
                “Ibu, aku malu dengan malaikat-malaikat yang telah turun kebumi demi mendengarkan janji suci dari pernikahanku ini!”, Yandra mengadukan keluhnya bersuarakan kecil.
                “Kamu cantik sayang, dan berdoalah agar semua ini dapat cepat berlalu!”, Kata Ibu panti asuhannya memenangkan.
                Kemudian Yandra melepaskan pelukannya melihat ke Ibu panti asuhannya sambil meneteskan airmatanya. Lalu Ibu panti asuhannya menghapuskan airmatanya dan memeluknya kembali. Sementara disana, Yusra tampak biasa saja sambil berbincang-bincang dengan beberapa tamu terdekatnya. Kemudian pandangannya tertuju pada foto keluarganya dimana ada sosok papah sedang tersenyum difoto keluarganya tersebut setelah beberapa tamu yang bersamanya beralih ketempat lain.
                “Papah, hari ini Yusra telah membuat sebuah pernikahan yang indah  namun berbau kepalsuan! Papah, tadi juga Yusra melakukan akad nikah namun berujung pada sebuah keingkaran yang besar!”, katanya berbisik dihati penuh perasaan lalu memejamkan kedua matanya sesaat masih tertuju kefoto keluarganya terutama tertuju pada sosok papahnya. Dan mulai merasakan kehadiran papahnya disekitar dirinya yang membuatnya tidak ingin merasakannya.

Beberapa saat kemudian. . . .

                Kini Yusra, Yandra, Mora, Mirza dan Eisya sedang berada dihalaman depan. Mereka berlima sedang berfoto-foto begitu narsisnya dengan Yusra dan Yandra masih berpakaian pengantin. Sementara Ibu panti asuhan dan Yuska sedang duduk bersama melihat mereka berlima yang tampak ceria. Dan saat itu juga Yusra dan Yandra dapat melupakan kegelisahan yang sempat diarasakan keduanya tadi.

Sementara pada malam harinya. . . .

                Yuska berbicara pada Yusra kalau besok dirinya akan pergi keluar negeri kembali untuk mengurusi pekerjaannya dengan beberapa client barunya. Kemudian pada keempat hari kemudian Yuska pulang ke Indonesia kembali untuk menjemput omah demi menghadiri resepsi pernikahan Yusra. Mereka berdua sedang berada diruang kerja dan Yusra yang mendengarnya pun hanya tersenyum menerimanya. Sementara Yandra sudah tertidur dikamar barunya dengan perasaan tentramnya.

Badung Location. . . .
“Pernikahan Diatas Matrai”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar