Setelah beberapa saat keheningan itu terjadi, Yusra
akan memecahkannya dengan akan kembali berkata sesuatu. Dan kali ini dirinya
tidak membahas permasalahannya tersebut.
“Aku lelah, begitupun dengan mereka! Tadinya, aku dan
mereka ingin bersantai demi melepas lelah sehabis kami semua berjalan-jalan
tadi! Namun yang mereka dapatkan, malah sebaliknya dan mereka harus menguras
tenaga lagi untuk bertahan kuat menghadapi Omah!”, Yusra mengatakannya dengan
sedikit merasa bersalah melihat mereka.
“Tidak Yusra, masalahmu masalah kami juga!”, sanggah
Eisya mulai melihat sedih ke Yusra.
“Ini adalah tanggung jawab kita semua!”, sambung
Mirza melihat tegar ke Yusra.
“Aku setuju dengan mereka, walaupun aku sama sekali
tidak ikut terlibat dalam permasalahan ini!”, sambung Fachri memberi pengertian
melihat semangat ke Yusra.
“Yandra? Bagaimana kabarmu?”, Mora menanyakan kabar
Yandra yang masih bersembunyi dibalik Yusra. Yusra yang sudah melihat ke Mora pun
akan berkata mewakili Yandra.
“Mora, dan juga kalian semua! Tidak perlu
menghawatirkan Yandra, karna aku yang akan bertanggung jawab atas dirinya!”,
Yusra memberi jawaban yang membuat Mora mulai terkagum-kagum.
Dan kemudian suasana menjadi sedikit mereda dari
ketegangan, karna mereka satu-persatu mulai tersenyum setelah mendengar
perkataan Yusra. “Dan sekarang, sudah tibanya kalian untuk pulang! Jangan
pikirkan lagi kejadian pada hari ini!”, sambung Yusra sembari tersenyum melihat
mereka semua. Sedangkan Omah menjadi bingung atas sikap Yusra dan mereka semua.
Dan kemudian lagi merekapun mulai beranjak pergi usainya berpamitan dengan Omah
dengan bersamaan.
Setelah mereka semua beranjak pergi meninggalkan
kediamannya, kini hanya tinggal mereka bertiga. “Pergilah kekamarmu Yandra!”, perintah
Yusra melihat tegas ke Omah. Begitupula Omah melihat padanya. Sementara Yandra
mulai mengangkat kepalanya dari rebahan ditubuh belakang Yusra, lalu
menggeserkan dirinya dari balik tubuh Yusra melihat ke Omah. Yusra yang
merasakannya, langsung membetaknya kecil, “Pergi segera sayang!! Sebelum Omah
menanyakan sesuatu lagi padamu!!”.
Yandra yang sudah mendengar terpaksa untuk pergi namun
sudah berpamitan kepada Omah dengan memakai isyarat, dan Omah pun sudah
melihatnya. Usainya memerintahkan Yandra yang kedua kalinya memakai bentakkan
kecil, ia melangkah maju tiga langkah mendekati Omah. Sedangkan Omah baru saja
melihat jika Yandra telah memasuki kamar yang berbeda, lalu memalingkannya ke
Yusra akan menanyakannya. Namun didahulukan oleh Yusra sebab dirinya telah
mengetahui isi pemikiran darinya.
“Omah sudah melihatnya? Dan itulah kenyataan yang
sudah lama kami lakukan, selagi kami masih tinggal dalam satu atap! Kami telah
lama tinggal bersama, namun kami tetap dan konsisten menjalani hidup secara
masing-masing! Bahkan sewaktu kami tinggal dihotel, kami memakai kamar hotel
yang berbeda!”, ujar Yusra memberitahukan kenyataan yang sebenarnya.
“Ternyata pada sebelumnya kau telah menghukum Omah
lebih dulu! Omah sangat tidak menyangka Yusra!”, Omah mengungkap kekecewaannya.
Usainya Omah mengungkap kekecewaannya, Omah pun langsung
beranjak pergi menuju kamarnya. Sementara Yusra mulai tersenyum jahat lalu melihat
Omah yang masih beranjak. Dan Yandra yang sudah mengintip percakapan mereka
berdua dari balik pintu kamarnya, menutup pintu kamarnya kembali dengan berdiam
dibalik pintu kamarnya. “Yusra, ternyata pemikiranmu lebih parah daripada yang
pernah aku bayangkan!”, bisik kecil Yandra setelah mengetahui.
Badung Location. . . .
“Pernikahan Diatas Matrai”
Saat malam hari
tiba, Yandra melakukan makan malam bersama Omah dari Yusra. Dan kini mereka
saling menikmati makanannya masing-masing tanpa menyempatkan diri untuk saling
bicara. Selang beberapa saat berlalu, Yandra kini telah berada dikamarnya
kembali bersandar ditempat tidurnya. Kemudian diingatnya lagi pada kejadian
tadi siang yang sama sekali tidak disangka-sangka olehnya. Dan lalu ia mulai
menyadari sesuatu.
“Apakah ini adalah jawabannya, penjelasannya! Mengapa
aku bisa menyembunyikan kehamilanku dari mereka semua! Sungguh, awalnya aku
tidak menyadari dengan perbuatanku menyembunyikan kehamilanku! Dan sekarang,
aku baru menyadari dan kehamilanku akan semakin membesar!”, bisiknya yang baru
menyadarinya. Dan kemudian mulai mencemaskan tentang kehamilannya yang mungkin
akan membesar, hingga membuatnya berpikiran untuk pergi jauh.
Pemikiran itu ia dapatkan, ketika mulai menyadari
tentang usia kehamilannya. Dan pada esok harinya, ia bertujuan akan menemukan
Mirza yang sudah terbukti adalah seorang kakak kandungnya.
Pada esok harinya. . . .
Omah, Yandra juga
Yusra sedang melakukan sarapan pagi bersama. Dan ketika Yusra sudah berdiri
akan berbalik pergi dari tempat duduknya, Yandra menahannya dengan menginjak
kecil kaki kanan Yusra. Yusra pun menjadi terhenti sembari melihat padanya,
sedangkan Yandra berlanjut memintanya untuk berpamitan dahulu kepada Omah. Dan
Yusra menurutinya meskipun merasa sedikit segan masih dengan keangkuhannya.
Usainya berpamitan dengan Omah, Yusra kini benar
berbalik pergi menuju pintu rumah untuk segera kekantornya. Setelah melihat
Yusra sudah keluar melewati pintu rumah, Yandra melihat ke Omah meminta ijin
untuk pergi kesuatu tempat pada pukul Sembilan nanti. Respon Omah hanya
mengangguk mempersilahkannya melihat biasa, dan Yandra yang sudah melihat
respon darinya mulai memberikan senyuman sembari membalasnya.
Selang beberapa waktu berjalan, kinipun Yandra pergi
kesuatu tempat. Dan ternyata tempat yang sedang ditujunya adalah kantor
perusahaan Yusra. Disana, ia bukan berniat akan menemui Yusra tetapi menemui
Mirza. Sementara disana, Mirza menjadi terkejut saat ketika dilihatnya Yandra
telah memasuki ruangan kerjanya lalu duduk dikursi didepan meja kerja darinya.
Mirza yang benar mengetahui kedatangannya mulai meniadakan pekerjaannya
beberapa saat.
“Kak Mir, aku mau pergi dari kediaman Yusra dan aku janji
akan kembali lagi ketika perceraian itu akan dilakukan!”, sapa Yandra
mengungkap niatnya setelah duduk manis dikursi didepan meja kerja Mirza. Dan
ketika Mirza akan menanyakan maksud dari perkataannya barusan, Yandra
mengisyaratkannya untuk diam karna dirinya akan berkata kembali dengan
memberitahukan sesuatu. Mirza pun menurutinya walau sedikit terpaksa.
Kini Yandra mulai berkata dengan memberitahukan bahwa
dirinya sedang mengandung sekitar satu bulan setengah. Itu terjadi karna
kesalahan dari dirinya bersama Yusra, dijelaskannya bahwa Yusra sengaja
menjebak dirinya dengan pura-pura mabuk sehingga membuat mereka berdua
bercinta. Dan itu baru dikeahui oleh dirinya saat ketika Yusra memberitahukan
semuanya. Dikatakannya lagi, niatnya untuk pergi dari kediaman Yusra hanya
untuk menutupi sembari merahasiakan kehamilannya.
Badung Location. . . .
“Pernikahan Diatas Matrai”
Mendengar ceritanya itu, Mirza sempat menjadi
terkejut namun kini sudah bisa menerima kenyataan yang terjadi pada Yandra dan
Yusra dibelakangnya.
“Kakak menyetujuinya, karna bagaimanapun juga
kehamilanmu akan membesar pada setiap bulan selanjutnya! Oyah, cara makan kamu
tetap jaga, agar tubuh kamu tidak terlihat seperti orang yang sedang
mengandung!”, Mirza memberi saran melihat peduli.
“Kak Mir, maafin aku ya karna udah melanggar
perjanjian pernikahan diatas matrai itu! Tapi sungguh kak, kami melakukannya
memang tidak sengaja! Maksudku, kami tidak berpikir kalau kami akan mendapat
seorang putra dari kesalahan yang telah kami lakukan itu!”, ujar Yandra
mengakui kesalahannya.
“Setap dua orang lawan jenis tinggal bersama, berbeda
ataupun satu kamar! Maka gejolak ingin seperti itu pasti akan menggoda
keduanya! Kakak mengerti akan hal itu, karna kita sudah dewasa bukan?”, Mirza
memberi pengertian.
“Lalu langkah apa yang harus aku ambil selanjutnya,
kak?”, tanya Yandra muali gelisah.
“Pergi saja Yandra! Tapi kamu harus menepati janji
kamu! Dan satu lagi, jaga anak dari Yusra baik-baik yah! Siapa tau dengan
kelahirannya kelak, bisa merubah hubungan kalian berdua!”, Mirza menyetujui
permintaannya sembari memberikan doa padanya.
Usainya mengatakan itu, Mirza memberi senyuman
melihat ceria padanya. Sedangkan Yandra menjadi tersenyum manja karna
menadapatkan dukungan dari Mirza, yang sebagai kakak kandungnya. Kemudian
Yandra berkata berpamitan untuk pergi akan menemui Mora dikantornya. Mereka
berduapun sama-sama berdiri lalu saling berjabat tangan dengan diakhiri Yandra
mencium tangan Mirza. Dan Mirza yang melihatnya menjadi terharu begitu bahagia.
“Mirzara….?”, bisk hatinya mengingat nama Yandra
sewaktu masih kecil dulu. Dan kini Yandra telah berbalik pergi menuju pintu
ruangannya, namun ketika akan membuka pintu tiba-tiba saja Yusra membuka pintu
ruangan Mirza akan memasuki. Dengan seketika mereka berdua pun menjadi
berpandangan diam serta sedikit terkejut.
“Sedang apa kau disini? Pergi kesini tanpa
memberitahuku dulu!”, Yusra menanyakan dengan berbisik.
“Aku pergi kesini hanya meminta alamat dimana kantor
tempat Mora bekerja! Gak penting juga kalau harus memberitahumu tentang
tujuanku yang spele ini!”, sahut Yandra sedikit berbohong.
Kemudian mereka saling berpaling untuk pergi
meninggalkan. Sedangkan Mirza yang sudah melihat keduanya duduk kembali menanti
Yusra duduk bersamanya, dikursi didepan meja kerjanya.
Badung Location. . . .
“Pernikahan Diatas Matrai”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar