Kamis, 21 Januari 2016

Badung Location. . . . #40



Setelah beberapa saat keheningan itu terjadi, Yusra akan memecahkannya dengan akan kembali berkata sesuatu. Dan kali ini dirinya tidak membahas permasalahannya tersebut.
“Aku lelah, begitupun dengan mereka! Tadinya, aku dan mereka ingin bersantai demi melepas lelah sehabis kami semua berjalan-jalan tadi! Namun yang mereka dapatkan, malah sebaliknya dan mereka harus menguras tenaga lagi untuk bertahan kuat menghadapi Omah!”, Yusra mengatakannya dengan sedikit merasa bersalah melihat mereka.
“Tidak Yusra, masalahmu masalah kami juga!”, sanggah Eisya mulai melihat sedih ke Yusra.
“Ini adalah tanggung jawab kita semua!”, sambung Mirza melihat tegar ke Yusra.
“Aku setuju dengan mereka, walaupun aku sama sekali tidak ikut terlibat dalam permasalahan ini!”, sambung Fachri memberi pengertian melihat semangat ke Yusra.
“Yandra? Bagaimana kabarmu?”, Mora menanyakan kabar Yandra yang masih bersembunyi dibalik Yusra. Yusra yang sudah melihat ke Mora pun akan berkata mewakili Yandra.
“Mora, dan juga kalian semua! Tidak perlu menghawatirkan Yandra, karna aku yang akan bertanggung jawab atas dirinya!”, Yusra memberi jawaban yang membuat Mora mulai terkagum-kagum.
Dan kemudian suasana menjadi sedikit mereda dari ketegangan, karna mereka satu-persatu mulai tersenyum setelah mendengar perkataan Yusra. “Dan sekarang, sudah tibanya kalian untuk pulang! Jangan pikirkan lagi kejadian pada hari ini!”, sambung Yusra sembari tersenyum melihat mereka semua. Sedangkan Omah menjadi bingung atas sikap Yusra dan mereka semua. Dan kemudian lagi merekapun mulai beranjak pergi usainya berpamitan dengan Omah dengan bersamaan.
Setelah mereka semua beranjak pergi meninggalkan kediamannya, kini hanya tinggal mereka bertiga. “Pergilah kekamarmu Yandra!”, perintah Yusra melihat tegas ke Omah. Begitupula Omah melihat padanya. Sementara Yandra mulai mengangkat kepalanya dari rebahan ditubuh belakang Yusra, lalu menggeserkan dirinya dari balik tubuh Yusra melihat ke Omah. Yusra yang merasakannya, langsung membetaknya kecil, “Pergi segera sayang!! Sebelum Omah menanyakan sesuatu lagi padamu!!”.
Yandra yang sudah mendengar terpaksa untuk pergi namun sudah berpamitan kepada Omah dengan memakai isyarat, dan Omah pun sudah melihatnya. Usainya memerintahkan Yandra yang kedua kalinya memakai bentakkan kecil, ia melangkah maju tiga langkah mendekati Omah. Sedangkan Omah baru saja melihat jika Yandra telah memasuki kamar yang berbeda, lalu memalingkannya ke Yusra akan menanyakannya. Namun didahulukan oleh Yusra sebab dirinya telah mengetahui isi pemikiran darinya.
“Omah sudah melihatnya? Dan itulah kenyataan yang sudah lama kami lakukan, selagi kami masih tinggal dalam satu atap! Kami telah lama tinggal bersama, namun kami tetap dan konsisten menjalani hidup secara masing-masing! Bahkan sewaktu kami tinggal dihotel, kami memakai kamar hotel yang berbeda!”, ujar Yusra memberitahukan kenyataan yang sebenarnya.
“Ternyata pada sebelumnya kau telah menghukum Omah lebih dulu! Omah sangat tidak menyangka Yusra!”, Omah mengungkap kekecewaannya.
Usainya Omah mengungkap kekecewaannya, Omah pun langsung beranjak pergi menuju kamarnya. Sementara Yusra mulai tersenyum jahat lalu melihat Omah yang masih beranjak. Dan Yandra yang sudah mengintip percakapan mereka berdua dari balik pintu kamarnya, menutup pintu kamarnya kembali dengan berdiam dibalik pintu kamarnya. “Yusra, ternyata pemikiranmu lebih parah daripada yang pernah aku bayangkan!”, bisik kecil Yandra setelah mengetahui.

Badung Location. . . .
“Pernikahan Diatas Matrai”

                Saat malam hari tiba, Yandra melakukan makan malam bersama Omah dari Yusra. Dan kini mereka saling menikmati makanannya masing-masing tanpa menyempatkan diri untuk saling bicara. Selang beberapa saat berlalu, Yandra kini telah berada dikamarnya kembali bersandar ditempat tidurnya. Kemudian diingatnya lagi pada kejadian tadi siang yang sama sekali tidak disangka-sangka olehnya. Dan lalu ia mulai menyadari sesuatu.
“Apakah ini adalah jawabannya, penjelasannya! Mengapa aku bisa menyembunyikan kehamilanku dari mereka semua! Sungguh, awalnya aku tidak menyadari dengan perbuatanku menyembunyikan kehamilanku! Dan sekarang, aku baru menyadari dan kehamilanku akan semakin membesar!”, bisiknya yang baru menyadarinya. Dan kemudian mulai mencemaskan tentang kehamilannya yang mungkin akan membesar, hingga membuatnya berpikiran untuk pergi jauh.
Pemikiran itu ia dapatkan, ketika mulai menyadari tentang usia kehamilannya. Dan pada esok harinya, ia bertujuan akan menemukan Mirza yang sudah terbukti adalah seorang kakak kandungnya.

Pada esok harinya. . . .

                Omah, Yandra juga Yusra sedang melakukan sarapan pagi bersama. Dan ketika Yusra sudah berdiri akan berbalik pergi dari tempat duduknya, Yandra menahannya dengan menginjak kecil kaki kanan Yusra. Yusra pun menjadi terhenti sembari melihat padanya, sedangkan Yandra berlanjut memintanya untuk berpamitan dahulu kepada Omah. Dan Yusra menurutinya meskipun merasa sedikit segan masih dengan keangkuhannya.
Usainya berpamitan dengan Omah, Yusra kini benar berbalik pergi menuju pintu rumah untuk segera kekantornya. Setelah melihat Yusra sudah keluar melewati pintu rumah, Yandra melihat ke Omah meminta ijin untuk pergi kesuatu tempat pada pukul Sembilan nanti. Respon Omah hanya mengangguk mempersilahkannya melihat biasa, dan Yandra yang sudah melihat respon darinya mulai memberikan senyuman sembari membalasnya.
Selang beberapa waktu berjalan, kinipun Yandra pergi kesuatu tempat. Dan ternyata tempat yang sedang ditujunya adalah kantor perusahaan Yusra. Disana, ia bukan berniat akan menemui Yusra tetapi menemui Mirza. Sementara disana, Mirza menjadi terkejut saat ketika dilihatnya Yandra telah memasuki ruangan kerjanya lalu duduk dikursi didepan meja kerja darinya. Mirza yang benar mengetahui kedatangannya mulai meniadakan pekerjaannya beberapa saat.
“Kak Mir, aku mau pergi dari kediaman Yusra dan aku janji akan kembali lagi ketika perceraian itu akan dilakukan!”, sapa Yandra mengungkap niatnya setelah duduk manis dikursi didepan meja kerja Mirza. Dan ketika Mirza akan menanyakan maksud dari perkataannya barusan, Yandra mengisyaratkannya untuk diam karna dirinya akan berkata kembali dengan memberitahukan sesuatu. Mirza pun menurutinya walau sedikit terpaksa.
Kini Yandra mulai berkata dengan memberitahukan bahwa dirinya sedang mengandung sekitar satu bulan setengah. Itu terjadi karna kesalahan dari dirinya bersama Yusra, dijelaskannya bahwa Yusra sengaja menjebak dirinya dengan pura-pura mabuk sehingga membuat mereka berdua bercinta. Dan itu baru dikeahui oleh dirinya saat ketika Yusra memberitahukan semuanya. Dikatakannya lagi, niatnya untuk pergi dari kediaman Yusra hanya untuk menutupi sembari merahasiakan kehamilannya.

Badung Location. . . .
“Pernikahan Diatas Matrai”

Mendengar ceritanya itu, Mirza sempat menjadi terkejut namun kini sudah bisa menerima kenyataan yang terjadi pada Yandra dan Yusra dibelakangnya.
“Kakak menyetujuinya, karna bagaimanapun juga kehamilanmu akan membesar pada setiap bulan selanjutnya! Oyah, cara makan kamu tetap jaga, agar tubuh kamu tidak terlihat seperti orang yang sedang mengandung!”, Mirza memberi saran melihat peduli.
“Kak Mir, maafin aku ya karna udah melanggar perjanjian pernikahan diatas matrai itu! Tapi sungguh kak, kami melakukannya memang tidak sengaja! Maksudku, kami tidak berpikir kalau kami akan mendapat seorang putra dari kesalahan yang telah kami lakukan itu!”, ujar Yandra mengakui kesalahannya.
“Setap dua orang lawan jenis tinggal bersama, berbeda ataupun satu kamar! Maka gejolak ingin seperti itu pasti akan menggoda keduanya! Kakak mengerti akan hal itu, karna kita sudah dewasa bukan?”, Mirza memberi pengertian.
“Lalu langkah apa yang harus aku ambil selanjutnya, kak?”, tanya Yandra muali gelisah.
“Pergi saja Yandra! Tapi kamu harus menepati janji kamu! Dan satu lagi, jaga anak dari Yusra baik-baik yah! Siapa tau dengan kelahirannya kelak, bisa merubah hubungan kalian berdua!”, Mirza menyetujui permintaannya sembari memberikan doa padanya.
Usainya mengatakan itu, Mirza memberi senyuman melihat ceria padanya. Sedangkan Yandra menjadi tersenyum manja karna menadapatkan dukungan dari Mirza, yang sebagai kakak kandungnya. Kemudian Yandra berkata berpamitan untuk pergi akan menemui Mora dikantornya. Mereka berduapun sama-sama berdiri lalu saling berjabat tangan dengan diakhiri Yandra mencium tangan Mirza. Dan Mirza yang melihatnya menjadi terharu begitu bahagia.
“Mirzara….?”, bisk hatinya mengingat nama Yandra sewaktu masih kecil dulu. Dan kini Yandra telah berbalik pergi menuju pintu ruangannya, namun ketika akan membuka pintu tiba-tiba saja Yusra membuka pintu ruangan Mirza akan memasuki. Dengan seketika mereka berdua pun menjadi berpandangan diam serta sedikit terkejut.
“Sedang apa kau disini? Pergi kesini tanpa memberitahuku dulu!”, Yusra menanyakan dengan berbisik.
“Aku pergi kesini hanya meminta alamat dimana kantor tempat Mora bekerja! Gak penting juga kalau harus memberitahumu tentang tujuanku yang spele ini!”, sahut Yandra sedikit berbohong.
Kemudian mereka saling berpaling untuk pergi meninggalkan. Sedangkan Mirza yang sudah melihat keduanya duduk kembali menanti Yusra duduk bersamanya, dikursi didepan meja kerjanya.

Badung Location. . . .
“Pernikahan Diatas Matrai”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar