Selasa, 19 Januari 2016

Badung Location. . . . #7



                Esok pada pagi harinya tepatnya pukul delapan, Yusra dikejutkan dengan pakaian yang sudah siap untuk dipakai oleh dirinya menggantung didinding kamarnya. “Hari ini kan libur, free dari pekerjaan?”, tanyanya berbisik kecil masih berbaring dikasur tempat tidurnya. Kemudian ia memeriksa ponselnya lalu dibacanya ada sebuah pesan sms dari Mirza yang menyuruhnya bersiap-siap untuk malam nanti. “Apalagi ini?”, tanyanya lagi dengan berbisik karna ketidak mengertiannya.
                Sementara ditempat lain, Mora sedang berada disebuah salon bersama Yandra. Ia sedang berusaha mengubah penampilan Yandra agar kelihatan seperti seorang wanita dewasa. Ia akan mengubah bentuk rambut Yandra yang keriting gantung menjadi lebih keriting gantung. Karna rambut Yandra yang terlihat tebal sangat cocok untuk mengubahnya lebih menjadi keriting gantung. Begitupula dengan make up untuk mengubah penampilannya. Dan kini pengerjaannya baru saja dilakukan.
                Yandra sedang dimake over habis-habisan dan kini Mora sedang duduk menunggu sambil menanti kedatangan Eisya yang sudah dihubunginya tadi. Setelah beberapa saat kemudian menanti kedatangannya, Eisya pun datang dengan langsung duduk disampingnya. Sontak Mora menjadi sedikit terkejut karna kedatangannya yang tidak permisi. Dan kini mereka berdua duduk bersama, saling berpandangan satu sama lain dan akan mengobrol singkat.
                “Ada apa kamu menyuruh kesini? Kamu mau bayarin aku buat nyalon disini?”, tanya Eisya dengan polosnya.
                “Kalau rencana ku berhasil, maka itu akan aku penuhi!”, balas Mora. Eisya tertawa kecil mengedipkan kedua matanya genit.
                “Terus siapa yang kamu tunggu ditempat ini? Kamu tomboy, gak mungkin kamu menunggu antrian buat nyalon disini!”, Eisya berkata dengan bertanya lagi dan sedikit mengejeknya.
                 “Memang bukan aku, Eisya! Tapi aku disini menunggu calon istri sementara Yusra sedang dimake over disini!”, Mora berkata membukanya.
Eisya menjadi terdiam lalu Mora menunjukkannya pada Eisya dimana Yandra sedang dimake over. Dan ketika Eisya baru melihat wajahnya, tiba-tiba saja teringat dengan wajah seorang gadis yang sedang bersama Mirza pada hari kemarin. Namun Eisya menyembunyikan yang demikian dari Mora. 

Sementara ditempat lain. . . .

                Kini Yusra sedang duduk sendiri ditepi kolam renang rumahnya sambil mencerminkan wajahnya di air kolam renangnya. Ia kembali termenung, memikirkan sebuah rencana yang telah dibuat Mirza kepadanya melalui pakaiaan rapi yang telah menggantung didinding kamarnya. “Selama masih bernyawa, selama masih bernafas hidup dibumi ini! Maka kejutan demi kejutan akan datang pada kita! Dan entah apa yang telah direncanakan Mirza kepadaku?!”, bisiknya kecil masih termenung.

Badung Location. . . .
“Pernikahan Diatas Matrai”

                Akhirnya, momen pertemuan yang telah direncanakan Mirza dan Mora pun tiba. Tepatnya pada malam ini, mereka berdua akan mempertemukan Yusra dan Yandra. Dan kini Mora, Eisya juga Yandra telah menunggu kedatangan Mirza dan Yusra disebuah restaurant. Mereka bertiga memakai gaun berwarna biru muda yang sama, duduk bersama pula secara bersejajar. Setelah beberapa saat menunggu, terlihatlah Mirza dan Yusra datang mengampiri ketiganya.
                Dan ketiganya sudah mengetahui kedatangan mereka berdua, melihat biasa. Dan kinipun Mirza bersama Yusra baru saja duduk dihadapan mereka bertiga. Mora dan Eisya melihat mereka berdua, sedangkan Yandra melihat kebawah merasa sedikit tegang.
                “Dia, adalah gadis yang kupersembehkan padamu malam ini!”, Mirza memulai dengan menunjukkannya pada Yusra. Yandra mulai melihat sedikit tegang ke Mirza. Yusra melihat ke Yandra santai karna belum teringat sesuatu.
                “Dan kini terserah padamu, Yandra! Yang penting kami berdua sudah mengatakannya padamu bukan?”, sambung Mora melihat ke Yandra. Yandra baru saja beralih melihat kepadanya.
                “Mengapa kau melihat Mizra seperti tadi? Apa kau mengira jika Mirza lah yang harus kau nikahi sementara?”, sambung Eisya dengan tiba-tiba mengejutkan mereka berempat.
                Mereka berempat kini memusatkan perhatiannya kepada Eisya dengan sedikit terkejut. Lalu Yandra berkata lagi masih menatap sedikit tegang. “Bukan Mirza, tapi Yusra!!!!”, katanya menegaskan. Kemudian Yandra melihat pelan ke Yusra, sedangkan Yusra mulai melihatnya kaget. Dan lalu Yusra teringat saat pertama kalinya dirinya bertemu dengan Yandra, dan itu membuatnya menjadi semakin kaget menganggap aneh sekali.
                “Dia adalah seorang gadis yang telah menganggapku, bahwa aku telah menyenggolnya!”, buka sedikit Yusra ketika sudah teringat akan hal itu.
                “Dan kau juga telah menganggapku, bahwa aku juga telah menabrakmu!”, balas Yandra juga membukanya sedikit.
                Kemudian Mora dan Mirza serentak mengatakan, “Jadi kalian berdua sudah pernah bertemu pada sebelumnya?”, dengan melihat keduanya. Dan Yandra, Yusra juga serentak membalas, “Itu tidak penting kalian tanyakan pada kami!”, dengan melihat kepada mereka berdua pula. Melihat mereka berempat yang seperti itu, Eisya mencoba tuk menghentikannya dengan memberikan selembar kertas pada Yandra. Yanra pun langsung meresponnya dengan mengambilnya lalu membacanya.
                Dan kini mereka berempat memusatkan perhatiannya pada Yandra. Ditengah keheningan, Yandra melihat ke Mirza dengan mengatakan, “Apakah temanmu setuju bila aku yang membantunya dalam permasalahannya?”. Mirza beralih melihat ke Yusra. Sedangkan Yusra melihat kebawah lalu beralih melihat ke Yandra sambil mengatakan, “Aku setuju!”. Yandra pun melihat kepadanya setelah mendengar katanya dan beralih melihat kembali pada selembar kertas yang masih dipegangnya.
                Kemudian Yandra berbisik dihatinya, “Aku tidak ingin menghancurkan kepercayaan mereka padaku! Terutama pada Mora! Dan saat ini, aku sangat wajib untuk membantu Yusra! Karna itu, aku menyetujuinya!”, usainya berbisik dihatinya ia pun menandatangani perjanjian pada selembar kertas kecil itu. Dan mereka yang sudah melihatnya menjadi tersenyum bahagia. Sehingga membuat Mora langsung memeluk Yandra, Mirza melihatnya bahagia begitupun dengan Eisya.
                Sementara Yusra hanya mengatakan, “Sudah! Sekarang waktunya untuk makan malam bersama!”. Setelahnya mengatakan yang demikian para pelayan restaurant pun datang membawa makanan yang telah Mora pesan. Dan kini mereka berlima beralih untuk makan malam bersama.

Badung Location. . . .
“Pernikahan Diatas Matrai”

                Disaat sedang asiknya mereka menikmati hidangannya masing-masing, ada pemandangan romantis yang ditunjukkan Eisya melalui Yandra. Eisya dengan sengaja memegang tangan Yandra yang sedang memegang gelas minuman dan akan segera meminumnya. Yandra pun menjadi terhenti melihat ke Eisya masih dikeadaan yang sama.
                “Dulu ada seorang pria jutek yang membuatku terjerat dalam keadaan ini? Sangat romantis bukan?”, Eisya berkata mencoba mengulang sembari mencoba menyindir Mirza dengan senyuman malu menatap Yandra.
                “Beberapa waktu lalu, ada yang menceritakan juga bahwa dia pernah melakukan apa yang kau tunjukkan padaku sekarang!”, Yandra membalasnya mencoba membaginya namun merahasiakannya dari Eisya.
                Perhatian Mora, Mirza, Yusra pun kini terpusatkan pada keduanya. Kemudian Eisya melepaskan pegangannya sambil mengatakan, “Itu berarti story ku sama dengan story dia yang telah kau ceritakan tadi!”. Usainya mengatakan Eisya kembali menikmati makanannya. Sedangkan Yandra beralih melihat ke Mirza menatap bingung. Dan Mirza yang juga melihat padanya beralih melihat kemakanannya dengan sedikit mendesah. Sementara Mora dan Yusra masih asik menikmati makanannya, cuek.
                Sebenarnya, dia yang telah dibicarakan oleh Eisya dan Yandra adalah Mirza. Sebab dulu Mirza pernah melakukan yang telah dilakukan Eisya pada Yandra tadi. Dan Mirza pun pernah curhat kepada Yandra tentang yang demikian itu. Sebab itulah Mirza menjadi melihat kebawah ketika Yandra melihat dirinya. Dan disaat mereka telah selesai menikmati hidangannya, Mirza mendapatkan pesan sms dari Yusra. Mirza pun membacakannya secara terang-terangan kepada mereka berempat.
                Pesan itu bertuliskan, “Gue masih gak ngerti, coba lo jelasin ke gue tentang rencana lo ini!”. Usainya membacakan pesan sms dari Yusra, Mirza menyuruh Mora untuk menjelaskannya. Pusat perhatian mereka pun kini mengarah ke Yusra, sementara Yusra perhatiannya tertuju pada Mora.
                “Penjelasannya adalah, kita semua akan membuat pernikahan bualan seolah-olah sebuah pernikahan yang sah! Dan soal perceraiannya, kita semua akan membuat seolah-olah perceraian itu terjadi karna sudah tidak ada kecocokkan lagi! Dan lagi, semua itu akan aku kerjakan bersama Mirza! Karna Mirza mempunyai teman untuk membuat buku nikah secara ilegai, begitupun gue yang akan membuat surat perceraiian secara ilegal pula!”, penjelasan Mora melihat ke Yusra penuh keyakinan.
                “Dan apa kau bisa menjamin, kalau Omah tidak akan pernah tau sebuah siasat dibalik cerita pernikahanku yang indah?”, Yusra memberi pertanyaan yang membuat mereka menjadi tegang.
                “Selagi tidak ada yang membocorkan, maka siasat tersebut tidak akan pernah dapat diketahui oleh dirinya!”, Mora menjawabnya dengan amat yakin.
                “Oyah, apa kau sudah menyiapkan sebuah kamar untukku? Karna aku ingin kamarku seperti kamar seorang Princess!”, sambung Yandra sedikit menuntutnya.
                Yusra pun melihat kepadanya sedikit kaget. Mora menepuk jidatnya pelan, Mirza mendesah dan Eisya terlihat bingung. “Dia seorang wanita, jadi, kuharap kau bisa mengertikannya!”, sambung Mora kembali mengalihkan suasana. Yusra pun menjadi tambah bingung mendengar kata sambungan dari Mora. “Dia sudah menjadi seorang wanita, apa masih menjadi seorang gadis sih? Kenapa masih suka sama princess, kekanak-kanakan pula???”, tanya Yusra berbisik dihati dengan melihat-lihat disekitarnya.

Badung Location. . . .
“Pernikahan Diatas Matrai”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar