Esok pada pagi
harinya tepatnya pukul delapan, Yusra dikejutkan dengan pakaian yang sudah siap
untuk dipakai oleh dirinya menggantung didinding kamarnya. “Hari ini kan libur,
free dari pekerjaan?”, tanyanya berbisik kecil masih berbaring dikasur tempat
tidurnya. Kemudian ia memeriksa ponselnya lalu dibacanya ada sebuah pesan sms
dari Mirza yang menyuruhnya bersiap-siap untuk malam nanti. “Apalagi ini?”,
tanyanya lagi dengan berbisik karna ketidak mengertiannya.
Sementara
ditempat lain, Mora sedang berada disebuah salon bersama Yandra. Ia sedang
berusaha mengubah penampilan Yandra agar kelihatan seperti seorang wanita
dewasa. Ia akan mengubah bentuk rambut Yandra yang keriting gantung menjadi
lebih keriting gantung. Karna rambut Yandra yang terlihat tebal sangat cocok untuk
mengubahnya lebih menjadi keriting gantung. Begitupula dengan make up untuk
mengubah penampilannya. Dan kini pengerjaannya baru saja dilakukan.
Yandra sedang
dimake over habis-habisan dan kini Mora sedang duduk menunggu sambil menanti
kedatangan Eisya yang sudah dihubunginya tadi. Setelah beberapa saat kemudian
menanti kedatangannya, Eisya pun datang dengan langsung duduk disampingnya.
Sontak Mora menjadi sedikit terkejut karna kedatangannya yang tidak permisi.
Dan kini mereka berdua duduk bersama, saling berpandangan satu sama lain dan
akan mengobrol singkat.
“Ada apa kamu
menyuruh kesini? Kamu mau bayarin aku buat nyalon disini?”, tanya Eisya dengan
polosnya.
“Kalau rencana ku
berhasil, maka itu akan aku penuhi!”, balas Mora. Eisya tertawa kecil mengedipkan
kedua matanya genit.
“Terus siapa yang
kamu tunggu ditempat ini? Kamu tomboy, gak mungkin kamu menunggu antrian buat
nyalon disini!”, Eisya berkata dengan bertanya lagi dan sedikit mengejeknya.
“Memang bukan aku, Eisya! Tapi aku disini menunggu
calon istri sementara Yusra sedang dimake over disini!”, Mora berkata
membukanya.
Eisya menjadi terdiam lalu Mora menunjukkannya pada
Eisya dimana Yandra sedang dimake over. Dan ketika Eisya baru melihat wajahnya,
tiba-tiba saja teringat dengan wajah seorang gadis yang sedang bersama Mirza
pada hari kemarin. Namun Eisya menyembunyikan yang demikian dari Mora.
Sementara ditempat lain. . . .
Kini Yusra sedang
duduk sendiri ditepi kolam renang rumahnya sambil mencerminkan wajahnya di air
kolam renangnya. Ia kembali termenung, memikirkan sebuah rencana yang telah
dibuat Mirza kepadanya melalui pakaiaan rapi yang telah menggantung didinding
kamarnya. “Selama masih bernyawa, selama masih bernafas hidup dibumi ini! Maka
kejutan demi kejutan akan datang pada kita! Dan entah apa yang telah
direncanakan Mirza kepadaku?!”, bisiknya kecil masih termenung.
Badung Location. . . .
“Pernikahan Diatas Matrai”
Akhirnya, momen
pertemuan yang telah direncanakan Mirza dan Mora pun tiba. Tepatnya pada malam
ini, mereka berdua akan mempertemukan Yusra dan Yandra. Dan kini Mora, Eisya
juga Yandra telah menunggu kedatangan Mirza dan Yusra disebuah restaurant.
Mereka bertiga memakai gaun berwarna biru muda yang sama, duduk bersama pula
secara bersejajar. Setelah beberapa saat menunggu, terlihatlah Mirza dan Yusra
datang mengampiri ketiganya.
Dan ketiganya
sudah mengetahui kedatangan mereka berdua, melihat biasa. Dan kinipun Mirza
bersama Yusra baru saja duduk dihadapan mereka bertiga. Mora dan Eisya melihat
mereka berdua, sedangkan Yandra melihat kebawah merasa sedikit tegang.
“Dia, adalah
gadis yang kupersembehkan padamu malam ini!”, Mirza memulai dengan
menunjukkannya pada Yusra. Yandra mulai melihat sedikit tegang ke Mirza. Yusra
melihat ke Yandra santai karna belum teringat sesuatu.
“Dan kini
terserah padamu, Yandra! Yang penting kami berdua sudah mengatakannya padamu
bukan?”, sambung Mora melihat ke Yandra. Yandra baru saja beralih melihat
kepadanya.
“Mengapa kau
melihat Mizra seperti tadi? Apa kau mengira jika Mirza lah yang harus kau
nikahi sementara?”, sambung Eisya dengan tiba-tiba mengejutkan mereka berempat.
Mereka berempat
kini memusatkan perhatiannya kepada Eisya dengan sedikit terkejut. Lalu Yandra
berkata lagi masih menatap sedikit tegang. “Bukan Mirza, tapi Yusra!!!!”,
katanya menegaskan. Kemudian Yandra melihat pelan ke Yusra, sedangkan Yusra
mulai melihatnya kaget. Dan lalu Yusra teringat saat pertama kalinya dirinya
bertemu dengan Yandra, dan itu membuatnya menjadi semakin kaget menganggap aneh
sekali.
“Dia adalah
seorang gadis yang telah menganggapku, bahwa aku telah menyenggolnya!”, buka
sedikit Yusra ketika sudah teringat akan hal itu.
“Dan kau juga
telah menganggapku, bahwa aku juga telah menabrakmu!”, balas Yandra juga
membukanya sedikit.
Kemudian Mora dan
Mirza serentak mengatakan, “Jadi kalian berdua sudah pernah bertemu pada
sebelumnya?”, dengan melihat keduanya. Dan Yandra, Yusra juga serentak
membalas, “Itu tidak penting kalian tanyakan pada kami!”, dengan melihat kepada
mereka berdua pula. Melihat mereka berempat yang seperti itu, Eisya mencoba tuk
menghentikannya dengan memberikan selembar kertas pada Yandra. Yanra pun langsung
meresponnya dengan mengambilnya lalu membacanya.
Dan kini mereka
berempat memusatkan perhatiannya pada Yandra. Ditengah keheningan, Yandra
melihat ke Mirza dengan mengatakan, “Apakah temanmu setuju bila aku yang
membantunya dalam permasalahannya?”. Mirza beralih melihat ke Yusra. Sedangkan
Yusra melihat kebawah lalu beralih melihat ke Yandra sambil mengatakan, “Aku
setuju!”. Yandra pun melihat kepadanya setelah mendengar katanya dan beralih
melihat kembali pada selembar kertas yang masih dipegangnya.
Kemudian Yandra
berbisik dihatinya, “Aku tidak ingin menghancurkan kepercayaan mereka padaku!
Terutama pada Mora! Dan saat ini, aku sangat wajib untuk membantu Yusra! Karna
itu, aku menyetujuinya!”, usainya berbisik dihatinya ia pun menandatangani
perjanjian pada selembar kertas kecil itu. Dan mereka yang sudah melihatnya
menjadi tersenyum bahagia. Sehingga membuat Mora langsung memeluk Yandra, Mirza
melihatnya bahagia begitupun dengan Eisya.
Sementara Yusra
hanya mengatakan, “Sudah! Sekarang waktunya untuk makan malam bersama!”.
Setelahnya mengatakan yang demikian para pelayan restaurant pun datang membawa
makanan yang telah Mora pesan. Dan kini mereka berlima beralih untuk makan
malam bersama.
Badung Location. . . .
“Pernikahan Diatas Matrai”
Disaat sedang
asiknya mereka menikmati hidangannya masing-masing, ada pemandangan romantis
yang ditunjukkan Eisya melalui Yandra. Eisya dengan sengaja memegang tangan
Yandra yang sedang memegang gelas minuman dan akan segera meminumnya. Yandra
pun menjadi terhenti melihat ke Eisya masih dikeadaan yang sama.
“Dulu ada seorang
pria jutek yang membuatku terjerat dalam keadaan ini? Sangat romantis bukan?”,
Eisya berkata mencoba mengulang sembari mencoba menyindir Mirza dengan senyuman
malu menatap Yandra.
“Beberapa waktu
lalu, ada yang menceritakan juga bahwa dia pernah melakukan apa yang kau
tunjukkan padaku sekarang!”, Yandra membalasnya mencoba membaginya namun
merahasiakannya dari Eisya.
Perhatian Mora,
Mirza, Yusra pun kini terpusatkan pada keduanya. Kemudian Eisya melepaskan
pegangannya sambil mengatakan, “Itu berarti story ku sama dengan story dia yang
telah kau ceritakan tadi!”. Usainya mengatakan Eisya kembali menikmati
makanannya. Sedangkan Yandra beralih melihat ke Mirza menatap bingung. Dan
Mirza yang juga melihat padanya beralih melihat kemakanannya dengan sedikit
mendesah. Sementara Mora dan Yusra masih asik menikmati makanannya, cuek.
Sebenarnya, dia
yang telah dibicarakan oleh Eisya dan Yandra adalah Mirza. Sebab dulu Mirza
pernah melakukan yang telah dilakukan Eisya pada Yandra tadi. Dan Mirza pun
pernah curhat kepada Yandra tentang yang demikian itu. Sebab itulah Mirza
menjadi melihat kebawah ketika Yandra melihat dirinya. Dan disaat mereka telah
selesai menikmati hidangannya, Mirza mendapatkan pesan sms dari Yusra. Mirza
pun membacakannya secara terang-terangan kepada mereka berempat.
Pesan itu
bertuliskan, “Gue masih gak ngerti, coba lo jelasin ke gue tentang rencana lo
ini!”. Usainya membacakan pesan sms dari Yusra, Mirza menyuruh Mora untuk
menjelaskannya. Pusat perhatian mereka pun kini mengarah ke Yusra, sementara
Yusra perhatiannya tertuju pada Mora.
“Penjelasannya
adalah, kita semua akan membuat pernikahan bualan seolah-olah sebuah pernikahan
yang sah! Dan soal perceraiannya, kita semua akan membuat seolah-olah perceraian
itu terjadi karna sudah tidak ada kecocokkan lagi! Dan lagi, semua itu akan aku
kerjakan bersama Mirza! Karna Mirza mempunyai teman untuk membuat buku nikah
secara ilegai, begitupun gue yang akan membuat surat perceraiian secara ilegal
pula!”, penjelasan Mora melihat ke Yusra penuh keyakinan.
“Dan apa kau bisa
menjamin, kalau Omah tidak akan pernah tau sebuah siasat dibalik cerita
pernikahanku yang indah?”, Yusra memberi pertanyaan yang membuat mereka menjadi
tegang.
“Selagi tidak ada
yang membocorkan, maka siasat tersebut tidak akan pernah dapat diketahui oleh
dirinya!”, Mora menjawabnya dengan amat yakin.
“Oyah, apa kau
sudah menyiapkan sebuah kamar untukku? Karna aku ingin kamarku seperti kamar
seorang Princess!”, sambung Yandra sedikit menuntutnya.
Yusra pun melihat
kepadanya sedikit kaget. Mora menepuk jidatnya pelan, Mirza mendesah dan Eisya
terlihat bingung. “Dia seorang wanita, jadi, kuharap kau bisa mengertikannya!”,
sambung Mora kembali mengalihkan suasana. Yusra pun menjadi tambah bingung
mendengar kata sambungan dari Mora. “Dia sudah menjadi seorang wanita, apa
masih menjadi seorang gadis sih? Kenapa masih suka sama princess, kekanak-kanakan
pula???”, tanya Yusra berbisik dihati dengan melihat-lihat disekitarnya.
Badung Location. . . .
“Pernikahan Diatas Matrai”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar