Sudah memasuki
malam hari, Fachri sudah memperbaiki filenya dan akan merundingkannya bersama
Mirza. Sebab pada sebelumnya file yang dimaksud telah dicancel oleh pak Mirzain
karna banyak kesalahan dalam tulisan pemberitahuan dalam file yang dimaksud,
setelah dikirim melalui email pada siang tadi. Dan kini Fachri akan
mengantarkan Yandra pulang kerumahnya, sedangkan dirinya akan melanjutkan
perjalanannya menuju kerumah Mirza.
Sementara itu, Yusra yang sedang berada dipagar
balkon atas depan rumahnya tiba-tiba saja menemui jika ada kendaraan mobil yang
berhenti didepan pagar rumahnya. Mengetahui itu Yusra pun memutuskan untuk
turun kebawah akan memastikannya. Dan kini Yusra sudah berada didepan pintu
masuk rumahnya dengan langsung membukanya. Yandra yang sudah berada didepan
pintu masuk rumahnya pun menjadi terkejut seketika karna melihat dirinya yang
tiba-tiba saja membukakan pintu.
“Sudah jam berapa ini? Kau kembali melewati jam makan
malam dirumah?”, tegur Yusra berdiri didepan pintu rumahnya yang masih terbuka.
“Aku baru saja selesai membantu Fachri memperbaiki
filenya! Jadi aku harus terima untuk makan malam dengannya!”, penjelasan Yandra
melihat biasa dihadapan Yusra.
“Makan malam? Dating? Kencan? Kamu ada hubungan apa
sama dia?”, balas Yusra menanyakan dengan senyuman jahatnya.
“Pacar!”, Yandra menjawab memakai tatapan juga bahasa
yang tegas. Yusra melihat kearah lain memakai mimik wajah yang dingin sedikit
kesal. “Dan kami sekarang sudah menjalani hubungan, sebagai hubungan mantan
yang baik!”, sambung penjelasan darinya semakin menegaskan. Dan Yusra kembali
melihat padanya masih memakai mimi wajah yang dingin sedikit reda kesalnya.
“Sesungguhnya aku tidak betah bila harus bersamamu didepan mereka! Aku bosan
berakting mesra!”, sambung terakhirnya.
“bertahan saja dulu! Lambat laun semuanya akan terasa
cepat berakhir, berlalu dan mungkin tidak bermakna! Sebab hari, bisa dhitung
dengan detik menit jam, maka akan terasa cepat bukan berganti harinya!
Begitupun dengan bulan kedua berlanjut pada bulan ketiga! Anggap saja kau
sedang memainkan sebuah peran dalam sinetron!”, Yusra berkata dengan sikap
mengalahnya memakai tatapan bijak.
Dan kemudian mereka berdua jatuh dalam keheningan,
dalam masih bertatapan pula. Namun secara tiba-tiba dipecahkan dengan suara
petir yang tiba-tiba saja menggema menandakan bahwa akan turunnya hujan.
Mengetahui itu, Yusra membalikkan tubuhnya membelakangi Yandra akan beranjak
masuk, namun Yandra memegang lengannya dengan berjalan lalu berdiam
disampingnya. Dan terpaksa Yusra berhenti hanya tuk mendengar kata darinya
lagi, pikirnya.
“Tolong jangan bicarakan ini lagi padaku? Sebab aku
tidak menyukai, orang seperti kamu yang sok cemburu dalam membicarakan orang
lain contohnya seperti Fachri!”, bisik kecil Yandra melihat kepadanya.
Sedangkan Yusra baru melihat kepadanya usainya mendengarkan kata bisikkan
darinya. Kemudian Yandra melepaskan pegangannya dari lengan Yusra masih
melihatnya. Sementara Yusra yang sudah mengetahui langsung beranjak pergi
meninggalkannya masih dengan sikap dinginnya.
Begitupula Yandra yang menyusul untuk beranjak pergi
menuju kamarnya dibelakangnya, bersikap biasa. Dan kini mereka berdua telah
berada didalam kamarnya masing-masing bersiap untuk tidur.
Badung Location. . . .
“Pernikahan Diatas Matrai”
Selang beberapa
hari berlalu, Yandra terduduk ditempat tidurnya dengan membuka lemari kecil
disamping tempat tidurnya. Lalu ditemuinya ada sebungkus pembalut yang masih
tersimpan, iapun mengambil sebungkus pembalut tersebut sambil memikirkan
sesuatu. “Kok, masih ada yah?!”, tanya dalam hatinya mulai berpikir dengan
keanehan. Kemudian mulai mengecek angka dikalender didepannya, mulai menghitung
dari angka pertama ia mendapatkan haid.
Setelah dihitung,
ternyata ia sudah telat dua minggu dari angka pertama mendapatkan haid.
Awalnya, responnya biasa saja karna dirasanya biasa saja pula. Lalu tiba-tiba
menjadi terdiam saat ketika baru saja teringat kalau dirinya pernah bercinta
dengan Yusra. Yandra pun menjadi berdiri dari duduknya sambil mengatakan,
“Enggak? Ini pasti karna faktor ketidaksuburanku pada bulan ini!”, kata
cemasnya yang mulai menyertainya.
Esok harinya. . . .
Seperti hari-hari
biasanya, Yandra melakukan sarapan pagi bersama Yusra. Tepatnya pada hari ini,
Yandra akan memberanikan diri untuk pergi ke Dokter Kandungan demi memeriksakan
kesuburan dirinya. Mencari tahu mengapa dirinya tidak mendapatkan haid setelah
dua minggu dari tanggal terakhirnya mendapatkan haid. Yandra akan pergi kerumah
sakit menemui Dokter Kandungan pada siang nanti, setelah Yusra telah tiba
dikantornya dan belum pulang dari kantornya.
Selang beberapa waktu berjalan, haripun telah
memasuki siang, dan kini Yandra akan pergi kerumah sakit dengan menggunakan
sebuah kendaraan mobil taxi. Setibanya disana, Yandra langsung disambut hangat
oleh Dokter Kandungan yang sudah siap untuk memeriksanya. Setelah mengatakan
keluhannya, Yandra kini berbaring ditempat tidur untuk melakukan pemeriksaan
melalui USG. Dan pemeriksaan melalui USG pun dilakukan.
“Sudah ada dan terdengar detak jantungnya!”, kata Dokter
Kandungan melihat ke monitor yang terlihat sudah ada yang bergerak.
“Dokter, saya masih hidup! Jadi sangat tidak mungkin
kalau Dokter menagtakan, sudah tidak ada dan tidak terdengar lagi detak jantung
dari saya!”, sahut Yandra tidak mengerti. Melihat bingung.
Kemudian Dokter Kandungan mengatakan kalau dirahim
Yandra sudah ada detak jantung sebagai awal dari pembentukan janin. Yandra yang
baru mengerti karna sudah terlanjur mendengarnya, melihat ke monitor lalu
menunjuk pada gambar yang bergerak. Dan lagi Dokter Kandungan mengatakan kalau
apa yang sedang ditunjuknya adalah jantung, sebagai awal pembentukan janin yang
akan tumbuh dan berkembang menjadi seorang bayi.
“Bagaimana bisa kehamilan terjadi pada saya,
sementara saya hanya sekali melakukan hubungan intim dengan suami saya?”, tanya
Yandra menceritakannya ingin mendengar kejelasan. Dokter Kandungan itu mulai
menjelaskan mungkin secara tidak sadar Yandra telah melakukan hubungan intim
pada masa kesuburannya. Dokter Kandungan itupun menambahkan jika alasan dari
dirinya tidak mendapatkan haid secara normal karna telur yang ada dirahimnya
telah berhasil dibuahi.
Yandra yang semakin mendengarnya mulai merasa tak
berdaya. Namun tidak berani mengungkapnya kepada Dokter Kandungan tersebut.
Badung Location. . . .
“Pernikahan Diatas Matrai”
Sepulangnya dari
rumah sakit tersebut, Yandra mulai merasa gelisah ketika sudah berada
dikamarnya kembali serta duduk kembali ditempat tidurnya. Kegalauan mulai
dirasakannya ketika melihat sebungkus pembalutnya yang masih utuh, dan mungkin
tidak akan terpakai pada beberapa bulan berikutnya selama janin dirahimnya
belum dilahirkan. Dan atas rasa kegalauannya itu, gelisahnya, ia memutuskan
untuk merahasiakan kehamilannya yang masih dini dari siapapun.
Setelah tiga hari
berjalan. Mengtahui hari bebas kerja, Mirza, Yusra, Mora, Eisya, Yandra dan
juga Fachri kembali melakukan kegiatan untuk berkumpul bersama ditaman kemarin.
Dan kini mereka berlima telah duduk bersama pada satu buah bangku taman, yang
berisikan enam buah kursi berhadapan. Sementara pada satu buah kursinya
tersimpan sebuah plastik besar berisikan sebuah barang. Mirza, Eisya, Mora
duduk bersama bersejajar.
Sedangkan Yusra duduk bersama fachri dengan sebuah
plastik besar diantara keduanya. Mereka semua duduk dengan memainkan gadget
masing-masing, sambil menunggu kedatangan Yandra yang masih berkunjung disuatu
tempat. Dan lagi, Mora melihat Fachri sedang melihat dirinya sambil memainkan
gadgetnya, tak peduli dengan Mora yang melihatnya sedikit menaruh curiga.
“Hey, kamu memainkan gadget sambil melihatku
sesekali?! Ada yang mau kamu bicarakan? Please, jangan kaya anak abg deh!”,
tegur Mora melihat curiga. Fachri menjadi kaget akan menyahut katanya.
“Gue disini dalam posisi yang salah! Karna kalau gue
melihat Eisya, takutnya Mirza mulai negative sama gue! Dan kalau gue melihat ke
Yusra, entar gue disangkain diem-diem suka sama Yusra!”, sahut Fachri sambil
menjelaskan melihat ke Mora.
“Sssst….udah! Mora, lo gak boleh curiga dulu! Siapa
tau Fachri terinspirasi dari lo makanya dia melihat lo! Semuanya akan baik-baik
saja Mora!”, Eisya menyambung sedikit frontal melihat keduanya namun menenangkan
keduanya.
Mora pun mendesah kecil kembali memainkan gadgetnya,
begitupula dengan Fachri yang masih menahan kagetnya. Sementara Mirza dan Yusra
hanya menonton, cuek dan kembali memainkan gadgetnya masing-masing. Tak berapa
lama kemudian, Yandra telah terlihat kedatangannya dikejauhan akan segera menghampiri
mereka berlima. Sementara mereka berlima belum mengetahui, menoleh melihat
kedatangannya yang sudah semakin jelas dikejauhan.
Dan kinipun Yandra telah tiba dengan berdiri melihat
mereka yang masih sibuk dengan gadgetnya. Dan kemudian mereka berlima serempak
melihat kepadanya. Sedangkan Yandra yang sudah melihatnya langsung beranjak
dengan duduk dipangkuan Yusra, sebab satu buah kursi kosong tidak tersedia
untuknya. Disaat yang bersamaan, Yusra mendesah “Ah, ssst…..!” menahan Yandra
yang telah duduk dipangkuannya. Yandra yang mendengarnya pun langsung
menolehkan wajahnya ke Yusra.
Badung Location. . . .
“Pernikahan Diatas Matrai”
“Kalau mau duduk dipangkuanku, permisi! Aku sudah
kaget ya tadi, eh ditambah lagi menahan berat kamu sekarang!”, tegur Yusra
melihat sedikit dingin.
“Mau bagaimana lagi? Tidak ada lagi satu buah kursi
yang tersedia untukku!”, tegur Yandra membalasnya sembari menjelaskan.
“Eh, udah yah! Tadi konflik sudah ada dari Mora dan
Fachri! Dan sekarang kalian berdua mau menyambung konflik lagi dari kalian,
gitu!”, Eisya menyambung sedikit Frontal melihat keduanya.
Yandra dan Yusra yang mendengarnya pun hanya melihat
padanya diam, begitupula dengan mereka bertiga lainnya. Dan kemudian Eisya
mengajak Mora dan Fachri untuk duduk berpisah menuju kesebuah bangku taman tak
jauh dari mereka. Alasan Eisya melakukan itu agar tidak terlalu ramai yang bisa
mengusik Mirza yang sedang mempelajari materi pekerjaannya secara online
melalui gadgetnya. Setelah melihat mereka duduk bersama, Yusra meminta Yandra
untuk berpindah disebelahnya.
Namun Yandra duduk dikursi bekas tempat duduk Fachri,
dan itu membuat Yusra yang melihatnya menjadi sedikit bingung dan berpikir.
Yusra berpikir jika Yandra tidak mengerti atas perintahnya tadi yang bermaksud
untuk duduk disampingnya, bukan disebelahnya dengan duduk dikursi bekas tempat
duduk Fachri. “Yandra, buka whatsapp sekarang! Dan kamu buka link yang
terkirim, lalu pelajari!”, Mirza memberi perintah secara tiba-tiba masih
melihat gadgetnya.
Yandra yang sudah mendengar perintahnya mengaku
sedikit bingung melihat padanya, lalu mulai memeriksa whatsappnya. Lain juga
dengan Eisya, ia meminta izin untuk pergi kesuatu tempat masih disekitar taman
yang dikunjungi. Dan kini tinggallah Mora bersama Fachri. Disaat Eisya sudah
meninggalkan mereka berdua, Mora menjadi melihat Fachri seperti mengamatinya.
Sedangkan Fachri masih sibuk memainkan gadgetnya.
Secara kebetulan Yandra tidak sengaja melihat Mora
yang masih melihat Fachri, Yandra mengirimkan whatsapp ke Fachri memberitahukan
yang demikian. Fachri yang sudah menerima juga membacanya pun, mencoba untuk
melihat ke Mora lalu melihat lagi kegadgetnya. “Bukankah tadi kau yang
menegurku, mengapa aku memainkan gadget sambil melihatmu sesekali? Tapi mengapa
pula kini kau yang berbalik melakukan itu?”, kata Fachri menyindirnya masih
melihat kegadgetnya.
Mora mulai tersadar melihat kearah lain tidak
menyahutnya. “Dan dia yang memberitahuku!”, sambung Fachri menunjuk ke Yandra
masih melihat kegadgetnya. Mora yang baru mengetahuinya pun langsung melihat ke
Yandra, dan Yandra hanya tersenyum malu melihat ke Mora lalu ke Fachri. Dan
kemudian Mirza menegurnya karna tidak serius, fokus dalam menjalani perintahnya
untuk mempelajari apa yang tertulis dalam link yang dikirimnya. Mirza sedikit
memarahinya.
Dan Yandra yang sudah dibuatnya kaget, melihat
padanya sambil mengatakan “Maaf kak!” berbahasa pelan. Sedangkan Yusra yang
mendengar katanya mulai berkata menanyakan “Kakak?” melihat ke Yandra. Dan
Yandra menjadi kaget yang kedua kalinya lalu menyanggahnya melihat padanya pula,
“Aku, teringat saja karna dulu aku pernah ditegur sama kakak senior!”.
Sementara Mirza bersikap santai tidak memperdulikannya, Yusra pun langsung
mempercayainya dan melalukannya begitu saja.
Badung Location. . . .
“Pernikahan Diatas Matrai”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar