Kamis, 21 Januari 2016

Badung Location. . . . #33



                Sudah memasuki malam hari, Fachri sudah memperbaiki filenya dan akan merundingkannya bersama Mirza. Sebab pada sebelumnya file yang dimaksud telah dicancel oleh pak Mirzain karna banyak kesalahan dalam tulisan pemberitahuan dalam file yang dimaksud, setelah dikirim melalui email pada siang tadi. Dan kini Fachri akan mengantarkan Yandra pulang kerumahnya, sedangkan dirinya akan melanjutkan perjalanannya menuju kerumah Mirza.
Sementara itu, Yusra yang sedang berada dipagar balkon atas depan rumahnya tiba-tiba saja menemui jika ada kendaraan mobil yang berhenti didepan pagar rumahnya. Mengetahui itu Yusra pun memutuskan untuk turun kebawah akan memastikannya. Dan kini Yusra sudah berada didepan pintu masuk rumahnya dengan langsung membukanya. Yandra yang sudah berada didepan pintu masuk rumahnya pun menjadi terkejut seketika karna melihat dirinya yang tiba-tiba saja membukakan pintu.
“Sudah jam berapa ini? Kau kembali melewati jam makan malam dirumah?”, tegur Yusra berdiri didepan pintu rumahnya yang masih terbuka.
“Aku baru saja selesai membantu Fachri memperbaiki filenya! Jadi aku harus terima untuk makan malam dengannya!”, penjelasan Yandra melihat biasa dihadapan Yusra.
“Makan malam? Dating? Kencan? Kamu ada hubungan apa sama dia?”, balas Yusra menanyakan dengan senyuman jahatnya.
“Pacar!”, Yandra menjawab memakai tatapan juga bahasa yang tegas. Yusra melihat kearah lain memakai mimik wajah yang dingin sedikit kesal. “Dan kami sekarang sudah menjalani hubungan, sebagai hubungan mantan yang baik!”, sambung penjelasan darinya semakin menegaskan. Dan Yusra kembali melihat padanya masih memakai mimi wajah yang dingin sedikit reda kesalnya. “Sesungguhnya aku tidak betah bila harus bersamamu didepan mereka! Aku bosan berakting mesra!”, sambung terakhirnya.
“bertahan saja dulu! Lambat laun semuanya akan terasa cepat berakhir, berlalu dan mungkin tidak bermakna! Sebab hari, bisa dhitung dengan detik menit jam, maka akan terasa cepat bukan berganti harinya! Begitupun dengan bulan kedua berlanjut pada bulan ketiga! Anggap saja kau sedang memainkan sebuah peran dalam sinetron!”, Yusra berkata dengan sikap mengalahnya memakai tatapan bijak.
Dan kemudian mereka berdua jatuh dalam keheningan, dalam masih bertatapan pula. Namun secara tiba-tiba dipecahkan dengan suara petir yang tiba-tiba saja menggema menandakan bahwa akan turunnya hujan. Mengetahui itu, Yusra membalikkan tubuhnya membelakangi Yandra akan beranjak masuk, namun Yandra memegang lengannya dengan berjalan lalu berdiam disampingnya. Dan terpaksa Yusra berhenti hanya tuk mendengar kata darinya lagi, pikirnya.
“Tolong jangan bicarakan ini lagi padaku? Sebab aku tidak menyukai, orang seperti kamu yang sok cemburu dalam membicarakan orang lain contohnya seperti Fachri!”, bisik kecil Yandra melihat kepadanya. Sedangkan Yusra baru melihat kepadanya usainya mendengarkan kata bisikkan darinya. Kemudian Yandra melepaskan pegangannya dari lengan Yusra masih melihatnya. Sementara Yusra yang sudah mengetahui langsung beranjak pergi meninggalkannya masih dengan sikap dinginnya.
Begitupula Yandra yang menyusul untuk beranjak pergi menuju kamarnya dibelakangnya, bersikap biasa. Dan kini mereka berdua telah berada didalam kamarnya masing-masing bersiap untuk tidur.

Badung Location. . . .
“Pernikahan Diatas Matrai”

                Selang beberapa hari berlalu, Yandra terduduk ditempat tidurnya dengan membuka lemari kecil disamping tempat tidurnya. Lalu ditemuinya ada sebungkus pembalut yang masih tersimpan, iapun mengambil sebungkus pembalut tersebut sambil memikirkan sesuatu. “Kok, masih ada yah?!”, tanya dalam hatinya mulai berpikir dengan keanehan. Kemudian mulai mengecek angka dikalender didepannya, mulai menghitung dari angka pertama ia mendapatkan haid.
                Setelah dihitung, ternyata ia sudah telat dua minggu dari angka pertama mendapatkan haid. Awalnya, responnya biasa saja karna dirasanya biasa saja pula. Lalu tiba-tiba menjadi terdiam saat ketika baru saja teringat kalau dirinya pernah bercinta dengan Yusra. Yandra pun menjadi berdiri dari duduknya sambil mengatakan, “Enggak? Ini pasti karna faktor ketidaksuburanku pada bulan ini!”, kata cemasnya yang mulai menyertainya.

Esok harinya. . . .

                Seperti hari-hari biasanya, Yandra melakukan sarapan pagi bersama Yusra. Tepatnya pada hari ini, Yandra akan memberanikan diri untuk pergi ke Dokter Kandungan demi memeriksakan kesuburan dirinya. Mencari tahu mengapa dirinya tidak mendapatkan haid setelah dua minggu dari tanggal terakhirnya mendapatkan haid. Yandra akan pergi kerumah sakit menemui Dokter Kandungan pada siang nanti, setelah Yusra telah tiba dikantornya dan belum pulang dari kantornya.
Selang beberapa waktu berjalan, haripun telah memasuki siang, dan kini Yandra akan pergi kerumah sakit dengan menggunakan sebuah kendaraan mobil taxi. Setibanya disana, Yandra langsung disambut hangat oleh Dokter Kandungan yang sudah siap untuk memeriksanya. Setelah mengatakan keluhannya, Yandra kini berbaring ditempat tidur untuk melakukan pemeriksaan melalui USG. Dan pemeriksaan melalui USG pun dilakukan.
“Sudah ada dan terdengar detak jantungnya!”, kata Dokter Kandungan melihat ke monitor yang terlihat sudah ada yang bergerak.
“Dokter, saya masih hidup! Jadi sangat tidak mungkin kalau Dokter menagtakan, sudah tidak ada dan tidak terdengar lagi detak jantung dari saya!”, sahut Yandra tidak mengerti. Melihat bingung.
Kemudian Dokter Kandungan mengatakan kalau dirahim Yandra sudah ada detak jantung sebagai awal dari pembentukan janin. Yandra yang baru mengerti karna sudah terlanjur mendengarnya, melihat ke monitor lalu menunjuk pada gambar yang bergerak. Dan lagi Dokter Kandungan mengatakan kalau apa yang sedang ditunjuknya adalah jantung, sebagai awal pembentukan janin yang akan tumbuh dan berkembang menjadi seorang bayi.
“Bagaimana bisa kehamilan terjadi pada saya, sementara saya hanya sekali melakukan hubungan intim dengan suami saya?”, tanya Yandra menceritakannya ingin mendengar kejelasan. Dokter Kandungan itu mulai menjelaskan mungkin secara tidak sadar Yandra telah melakukan hubungan intim pada masa kesuburannya. Dokter Kandungan itupun menambahkan jika alasan dari dirinya tidak mendapatkan haid secara normal karna telur yang ada dirahimnya telah berhasil dibuahi.
Yandra yang semakin mendengarnya mulai merasa tak berdaya. Namun tidak berani mengungkapnya kepada Dokter Kandungan tersebut.

Badung Location. . . .
“Pernikahan Diatas Matrai”

                Sepulangnya dari rumah sakit tersebut, Yandra mulai merasa gelisah ketika sudah berada dikamarnya kembali serta duduk kembali ditempat tidurnya. Kegalauan mulai dirasakannya ketika melihat sebungkus pembalutnya yang masih utuh, dan mungkin tidak akan terpakai pada beberapa bulan berikutnya selama janin dirahimnya belum dilahirkan. Dan atas rasa kegalauannya itu, gelisahnya, ia memutuskan untuk merahasiakan kehamilannya yang masih dini dari siapapun.
                Setelah tiga hari berjalan. Mengtahui hari bebas kerja, Mirza, Yusra, Mora, Eisya, Yandra dan juga Fachri kembali melakukan kegiatan untuk berkumpul bersama ditaman kemarin. Dan kini mereka berlima telah duduk bersama pada satu buah bangku taman, yang berisikan enam buah kursi berhadapan. Sementara pada satu buah kursinya tersimpan sebuah plastik besar berisikan sebuah barang. Mirza, Eisya, Mora duduk bersama bersejajar.
Sedangkan Yusra duduk bersama fachri dengan sebuah plastik besar diantara keduanya. Mereka semua duduk dengan memainkan gadget masing-masing, sambil menunggu kedatangan Yandra yang masih berkunjung disuatu tempat. Dan lagi, Mora melihat Fachri sedang melihat dirinya sambil memainkan gadgetnya, tak peduli dengan Mora yang melihatnya sedikit menaruh curiga.
“Hey, kamu memainkan gadget sambil melihatku sesekali?! Ada yang mau kamu bicarakan? Please, jangan kaya anak abg deh!”, tegur Mora melihat curiga. Fachri menjadi kaget akan menyahut katanya.
“Gue disini dalam posisi yang salah! Karna kalau gue melihat Eisya, takutnya Mirza mulai negative sama gue! Dan kalau gue melihat ke Yusra, entar gue disangkain diem-diem suka sama Yusra!”, sahut Fachri sambil menjelaskan melihat ke Mora.
“Sssst….udah! Mora, lo gak boleh curiga dulu! Siapa tau Fachri terinspirasi dari lo makanya dia melihat lo! Semuanya akan baik-baik saja Mora!”, Eisya menyambung sedikit frontal melihat keduanya namun menenangkan keduanya.
Mora pun mendesah kecil kembali memainkan gadgetnya, begitupula dengan Fachri yang masih menahan kagetnya. Sementara Mirza dan Yusra hanya menonton, cuek dan kembali memainkan gadgetnya masing-masing. Tak berapa lama kemudian, Yandra telah terlihat kedatangannya dikejauhan akan segera menghampiri mereka berlima. Sementara mereka berlima belum mengetahui, menoleh melihat kedatangannya yang sudah semakin jelas dikejauhan.
Dan kinipun Yandra telah tiba dengan berdiri melihat mereka yang masih sibuk dengan gadgetnya. Dan kemudian mereka berlima serempak melihat kepadanya. Sedangkan Yandra yang sudah melihatnya langsung beranjak dengan duduk dipangkuan Yusra, sebab satu buah kursi kosong tidak tersedia untuknya. Disaat yang bersamaan, Yusra mendesah “Ah, ssst…..!” menahan Yandra yang telah duduk dipangkuannya. Yandra yang mendengarnya pun langsung menolehkan wajahnya ke Yusra.

Badung Location. . . .
“Pernikahan Diatas Matrai”

“Kalau mau duduk dipangkuanku, permisi! Aku sudah kaget ya tadi, eh ditambah lagi menahan berat kamu sekarang!”, tegur Yusra melihat sedikit dingin.
“Mau bagaimana lagi? Tidak ada lagi satu buah kursi yang tersedia untukku!”, tegur Yandra membalasnya sembari menjelaskan.
“Eh, udah yah! Tadi konflik sudah ada dari Mora dan Fachri! Dan sekarang kalian berdua mau menyambung konflik lagi dari kalian, gitu!”, Eisya menyambung sedikit Frontal melihat keduanya.
Yandra dan Yusra yang mendengarnya pun hanya melihat padanya diam, begitupula dengan mereka bertiga lainnya. Dan kemudian Eisya mengajak Mora dan Fachri untuk duduk berpisah menuju kesebuah bangku taman tak jauh dari mereka. Alasan Eisya melakukan itu agar tidak terlalu ramai yang bisa mengusik Mirza yang sedang mempelajari materi pekerjaannya secara online melalui gadgetnya. Setelah melihat mereka duduk bersama, Yusra meminta Yandra untuk berpindah disebelahnya.
Namun Yandra duduk dikursi bekas tempat duduk Fachri, dan itu membuat Yusra yang melihatnya menjadi sedikit bingung dan berpikir. Yusra berpikir jika Yandra tidak mengerti atas perintahnya tadi yang bermaksud untuk duduk disampingnya, bukan disebelahnya dengan duduk dikursi bekas tempat duduk Fachri. “Yandra, buka whatsapp sekarang! Dan kamu buka link yang terkirim, lalu pelajari!”, Mirza memberi perintah secara tiba-tiba masih melihat gadgetnya.
Yandra yang sudah mendengar perintahnya mengaku sedikit bingung melihat padanya, lalu mulai memeriksa whatsappnya. Lain juga dengan Eisya, ia meminta izin untuk pergi kesuatu tempat masih disekitar taman yang dikunjungi. Dan kini tinggallah Mora bersama Fachri. Disaat Eisya sudah meninggalkan mereka berdua, Mora menjadi melihat Fachri seperti mengamatinya. Sedangkan Fachri masih sibuk memainkan gadgetnya.
Secara kebetulan Yandra tidak sengaja melihat Mora yang masih melihat Fachri, Yandra mengirimkan whatsapp ke Fachri memberitahukan yang demikian. Fachri yang sudah menerima juga membacanya pun, mencoba untuk melihat ke Mora lalu melihat lagi kegadgetnya. “Bukankah tadi kau yang menegurku, mengapa aku memainkan gadget sambil melihatmu sesekali? Tapi mengapa pula kini kau yang berbalik melakukan itu?”, kata Fachri menyindirnya masih melihat kegadgetnya.
Mora mulai tersadar melihat kearah lain tidak menyahutnya. “Dan dia yang memberitahuku!”, sambung Fachri menunjuk ke Yandra masih melihat kegadgetnya. Mora yang baru mengetahuinya pun langsung melihat ke Yandra, dan Yandra hanya tersenyum malu melihat ke Mora lalu ke Fachri. Dan kemudian Mirza menegurnya karna tidak serius, fokus dalam menjalani perintahnya untuk mempelajari apa yang tertulis dalam link yang dikirimnya. Mirza sedikit memarahinya.
Dan Yandra yang sudah dibuatnya kaget, melihat padanya sambil mengatakan “Maaf kak!” berbahasa pelan. Sedangkan Yusra yang mendengar katanya mulai berkata menanyakan “Kakak?” melihat ke Yandra. Dan Yandra menjadi kaget yang kedua kalinya lalu menyanggahnya melihat padanya pula, “Aku, teringat saja karna dulu aku pernah ditegur sama kakak senior!”. Sementara Mirza bersikap santai tidak memperdulikannya, Yusra pun langsung mempercayainya dan melalukannya begitu saja.

Badung Location. . . .
“Pernikahan Diatas Matrai”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar