Rabu, 20 Januari 2016

Badung Location. . . . #19



Pada sore harinya, Yandra sedang berenang setelah hujan berhenti pada tiga puluh menit yang lalu. Sementara didalam rumah didekat pintu menuju kolam renang tersebut, terlihat Yusra sedang berjalan menuju kearah kolam renang dengan membawa sebuah piring yang berisi buah-buahan. Sedangkan Yandra kini berhenti dari berenangnya sejenak memegang tangga kolam renang menaiki anak tangganya kedua dari ubin dasar kolam renang itu.
Dan lalu dilihatnya ada kaki yang sudah berdiri dihadapannya, langkahnya pun terhenti pada dua anak tangga dari ubin dasar pada kolam itu. Ketika mencoba melihat keatas tuk memastikannya, ternyata yang sudah berdiri dihadapannya itu adalah Yusra yang santai memakan buah. Dalam sekejap mereka berdua menjadi saling berpandangan, namun dihentikan dengan buah pisang yang jatuh dari piring ditangannya. Sebab Yusra menaruh buah pisang tersebut dipinggir sekali pada piringnya.
Yusra pun berniat akan mengambil buah pisang tersebut. Namun saat akan menyentuh buah pisang tersebut, tangannya tanpa sengaja menyentuh tangan Yandra. Sebab Yandra telah lebih dulu mengambil buah pisangnya sembari mencoba merebut darinya. Dan kini Yusra baru saja melihat ke Yandra yang sudah memandangnya lebih dulu. Yusra melihatnya dengan memakai tatapan bertanya-tanya, sedangkan Yandra menatapnya seperti akan bertindak.
Masih dalam keadaan yang sama saat ketika Yandra akan mengangkat tangannya dari sentuhan tangan Yusra dengan mengambil buah pisang itu. Yusra menahannya tidak memperbolehkannya. Namun Yandra memakai cara lain dengan menolak Yusra kebelakang menggunakan sebelah tangannya dan buah pisang itupun berhasil didapatinya. Dan kini Yandra menjadi duduk ditangga kolam renang itu dengan membuka kulit pisangnya berlanjut memakannya.
Sementara Yusra duduk dengan bersandar dipegangan tangga kolam renang, membelakanginya diarah kiri darinya. Dan mereka kini duduk dengan saling membelakangi.
“Tidak ada yang boleh memakan buah pisang ini, selain diriku sendiri!”, Yandra berkata menggoda Yusra yang masih dalam keadaan tenang. Yusra yang mendengarnya pun menolehkan kepalanya melihat kepadanya akan menyahutnya.
“Tenang saja, aku tidak akan berani melawan perintah dari seorang ibu monyet!”, sahutnya dengan mengejek. lalu kembali melihat kedepan.
Yandra yang mulai merasa sahutan darinya telah menyinggung dirinya, diam-diam ia turun dari duduknya pada anak tangga tersebut akan menjahili Yusra. Dalam hitungan satu, dua, tiga, Yandra langsung menarik lengan Yusra keras hingga membuat Yusra tercebur dikolam tersebut. Dengan senang hati dengan kepuasannya Yandra menjadi tertawa nakal, kemudian menjadi terhenti saat dirasanya Yusra memegang pinggulnya yang masih didalam air.
Kemudian dilihatnya Yusra mengeluarkan kepalanya dari dalam air tersebut dengan mengusap-ngusap wajahnya, berdiri tegak. “Apa kau tidak bisa berenang?”, tanyanya memakai wajah sedikit merasa bersalah. Yusra berhent dari mengusap-ngusap wajahnya melihat kepadanya tanpa menjawab pertanyaan darinya. “Eeeemb, whatever!”, sambung lagi Yandra akan pergi darinya. Namun Yusra menahannya dengan memegang pinggulnya kembali. Dan mereka kembali menjadi saling bertatapan.

Badung Location. . . .
“Pernikahan Diatas Matrai”

Masih dalam keadaan yang seperti itu, Yusra akan melemparkan sebuah tanya padanya. Yusra berkata tanya, “Mau kemana?”. Yandra membalas, “Aku mulai merasa lapar!”, dengan memegang kedua tangan Yusra dengan kedua tangannya berniat akan melepaskan. Dan Yusra berkata lagi, “Urusan kita belum selesai!”, katanya pelan namun membuat Yandra menjadi sedikit was-was. Tidak hanya itu saja, Yandra kembali dibuatnya menjadi terdiam membisu sedikit tak berdaya.
Kemudian Yusra menarik tubuhnya dengan kedua tangannya untuk berenang dengan menyelam lebih dulu. Posisi tubuh Yandra dibawah tubuh Yusra, sedangkan Yusra terlihat sedang berenang memakai gaya kupu-kupu. Dan Yandra memegang bahunya karna merasa takut menyelam lebih dalam. Yusra pun kini mengeluarkan kepalanya dari selamnya untuk mengambil udara, lalu menarik tubuh Yandra kembali dengan berbalik hingga tubuh Yandra diatas tubuhnya sendiri, memegang pinggulnya.
Yandra yang menyadarinya pun langsung mengeluarkan kepalanya untuk mengambil udara. Usainya mengambil udara Yandra menarik kerah baju Yusra dengan menariknya keatas hanya tuk membebaskannya dari selamnya.  Dan kini mereka telah berdiri bersama sangat dekat, berhadapan.
“Indah bukan menyelam denganku?!”, tanya Yusra melihat biasa.
“Aku kurang bisa mengatur nafas dalam menyelam seperti tadi!”, Yandra bercurah melihat sedikit cemas.
Dan Yusra hanya tertawa mendengar katanya. Kemudian kembali menyelam bersama dengan Yusra merangkulnya lalu berenang menuju ketangga kolam. Dan kinipun mereka telah sampai ketangga kolam dengan memegang pegangan tangga yang berbeda, begitupun mengeluarkan kepala mereka dari air. Yandra langsung mengambil buah pisang untuk menenangkan dirinya sendiri, sedangkan Yusra mengambil buah lemon yang dicampur dengan gula.
“Yah, pisangnya abis! Harusnya aku yang memakan buah pisang itu!”, Yusra berkata manja menggodanya melihat Yandra yang sedang mengunyah.
“Hem, masa pisang makan pisang!”, jawab Yandra mengejeknya menatap canda.
Yusra yang mendengarnya menjadi kaget masih melihat padanya, lalu pergi meninggalkan dengan cueknya. Sementara Yandra baru menaiki tangga akan meninggalkan kolam renang dengan berdiri membawa piringnya. Lalu ia menyempatkan untuk memakan buah lemon dicampur gula. Namun ketika akan memakannya dengan gigitan yang kedua Yusra datang kembali padanya sembari memegang tangannya secara tiba-tiba lalu memakan buah lemon bercampur gula itu darinya.
Tidak hanya itu saja, Yusra juga merebut buah lemon bercampur gula itu dari tangannya dan pergi kembali dengan cueknya. “Oalah….”, katan kecil Yandra mengeluhkan setelah melihatnya.

Beberapa hari kemudian. . . .

                Hari keberangkatan Eisya keluar negeri demi menghadiri pernikahan kakak kandungnya pun sudah tiba, tepatnya pada hari ini. Dan kini ia sedang berpamitan dengan Mora dilobby bandara. Kemudian pergi memasuki kedalam bandara usainya berpamitan dengan sahabatnya itu. Dan ketika sudah berada didalam bandara, ia menyempatkan dirinya untuk melihat kejendela sebelah kirinya. Dan secara tiba-tiba terlihatlah sosok Mirza yang berdiam melihat dirinya.
                Eisya yang masih melihatnya karna sudah mengetahuinya pun berusaha konsisten dengan langkahnya untuk pergi, memalingkan pandangannya kearah lain. Sementara Mirza yang melihatnya sudah seperti itu baru memundurkan langkahnya lalu berbalik pergi meninggalkan. Dirinya kini merasa puas karna sudah melihat wajah kekasih hatinya tuk yang terakhir sebelum pergi meninggalkannya seorang diri. Ternyata rencana yang ilakukan Mirza adalah seperti apa yang telah dilakukannya itu.
Dan tidak ada yang mengetahui pertemuan mereka berdua yang terakhir sebelum berpisah.

Badung Location. . . .
“Pernikahan Diatas Matrai”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar