Senin, 09 November 2015

Demi Berteman Denganmu (Spesial Hari Pahlawan)



Disebuah sekolah terfavorit disuatu daerah diJakarta, terdidik seorang siswa yang bernama Hito Christopher. Dia adalah seorang siswa yang cerdas, hampir setiap tahun dirinya bisa mengharumkan nama sekolahnya dan pernah sekali membawa nama sekolahnya ke “Go Internasional”. Sebab dulu dirinya pernah ditantang oleh departemen pendidikan untuk mengikuti lomba cerdas cermat khusus matematika dinegeri Paman Sam.
Kemudian kecerdasannya berhasil membawa nama sekolahnya mewakili Indonesia dengan mendapatkan juara runner up, setelah berjuang melawan kecerdasan para siswa dari sekolah terfavorit dinegeri Paman Sam tersebut. Dari prestasinya itu, ia banyak sekali menerima tawaran untuk beasiswa untuk melanjutkan sekolah SMA nya diluar negeri. Namun ia menolaknya karna masih ingin menetap dan lulus dari sekolah yang sedang diabdikannya kini.
Namun ia juga punya pemikiran akan mengambil sekolah S2 diKairo, Mesir. Meskipun dia beragama non islam tetapi ia sangat mengagumi keindahan dikota Mesir tersebut. Karna keindahan pada Kota Mesir pernah dilihatnya melalui lukisan serta foto-foto Kota Mesir sewaktu dirinya sedang mengunjungi sebuah Museum disekitar daerahnya. Dan tidak ada yang mengetahui tentang pemkirannya dimasa depannya itu, sebab ia masih enggan tuk membaginya pada siapapun.
Dan kini dihari yang masih pagi, ia yang akrab disapa Hito sedang berjalan-jalan melewati beberapa kelas disampingnya. Ia tidak seorang diri, melainkan ada dua orang temannya berjalan dibelakangnya. Sebutan untuk kedua temannya itu, adalah sebagai KTM berjalan yang sudah sering diejek oleh hampir semua teman-teman sekolahnya. KTM adalah singkatan dari Kawan Tetap Menyusul, sebab bila Hito sedang seorang diri maka kedua temannya selalu menyusul dirinya berjalan dibaliknya.
Dan yang pertama membuat singkatan KTM itu adalah salah satu teman sekolahnya yang memang terkenal jahil, namun tidak pernah tersimpan dalam satu kelas dengan Hito dan kedua temannya itu.

Esok harinya. . . .

                Seperti pada hari-hari sebelumnya, Hito sedang berjalan-jalan melewati beberapa kelas disampingnya seorang diri. Ia sering melakukannya sambil menunggu bel tanda masuk berbunyi. Kemudian menjadi terhenti dari langkahnya yang masih sedang berjalan-jalan, karna kedua temannya telah menyusul dibaliknya sambil meneriakkan namanya. Hito pun berbalik menghadap kedua temannya itu, lalu kedua temannya itu bercerita humor padanya secara bergantian.
                Keduanya bercerita tentang film terbaru dari Mr. Bean, lalu dilanjutkan dengan bercerita tentang film komedi tahun Sembilan puluhan melalui youtube. Masih mendengarkan cerita dari keduanya, Hito menjadi tertawa menikmatinya lalu berbalik membelakangi kedua temannya. Sedangkan kedua temannya masih saling bercerita, dan Hito mulai mengeraskan sedikit tawanya. Lalu tiba-tiba menjadi terhenti saat baru saja melihat ada seorang siswi yang sedang duduk didepan samping dirinya.
                Seorang siswi itu menutup buku yang sedang dibacanya, melihat dingin padanya. Hito yang sudah terdiam pun mulai memberikan senyuman malu menyapa seorang siswi itu, lalu berbalik sambil mengatakan sesuatu kepada kedua temannya yang masih berdiri melihatnya. “Kenapa kalian tidak bilang kalau ada seorang siswi yang sedang belajar didepanku?”, katanya dengan sedikit keras. Kedua temannya itupun langsung berlari meninggalkannya dan Hito berlari pula akan menyusul mereka.
                Sementara seorang siswi itu mulai berdiri dari duduknya melihat ke mereka, lalu beranjak memasuki kelasnya karna bel tanda masuk telah berbunyi. Dan itulah pertemuan Hito dengan seorang siswi yang akan mengubah pemikiran dirinya tentang sesuatu yang amat dibencinya.

********

                Komunitas “Aku Bisa Cerdas Berhitung”, adalah komunitas yang sudah dibangun oleh Hito sejak setahun yang lalu sewaktu dirinya masih kelas dua disekolahnya tersebut. Komunitas tersebut ia bangun bersama ketiga orang siswa(i) lainnya yang berprestasi dalam berhitung. Komunitas ini mempunyai visi dan misi yang begitu menarik, dan akan bisa mendorong siapapun yang mengikuti komunitas tersebut akan menjadi cerdas dalam berhitung meskipun tidak secara spontan.
                Dan itu tertulis dalam visi dan misinya jika siapa yang mengikuti komunitas “Aku Bisa Cerdas Berhitung” akan bisa berhitung cepat dengan memakai berbagai rumus yang telah diterapkan. Komunitas “Aku Bisa Cerdas Berhitung” dapat dilakukan pada hari sabtu jam tiga sore sampai jam lima sore menerima sebanyak duapuluh orang untuk belajar. Dan pada hari minggu jam Sembilan pagi sampai jam duabelas siang menerima duapuluh lima orang untuk belajar.
                Komunitas “Aku Bisa Cerdas Berhitung” tidak hanya menerima siswa(i) dalam lingkungan sekolahnya saja, namun juga menerima siswa(i) dari lingkungan sekolah lain dengan biaya yang sama yaitu duapuluh ribu saja perorang pada setiap pertemuan. Dan syaratnya harus mendaftar dahulu untuk pada setiap pertemuan. Wah sungguh keren bukan komunitas yang telah dibangun oleh seorang Hito? Andai saja komunitas tersebut ada disekolah nyata pada kalian yang membacanya. Hehehe.
                Hito Christopher, dibalik keaktifannya itu tersimpan sebuah catatan hitam untuknya. Karna dulu ia pernah ketahuan akan membolos saat jam sekolah berlangsung, juga bersantai dikantin ketika pelajaran matematika mulai berlangsung didalam kelasnya. Kenakalan itu dilakukannya saat pertengahan smester kelas satu, karna dirinya selalu merasa dendam kepada guru matematikanya. Sebab guru matematika sering memergoki kenakalannya lalu menyindirnya saat pelajaran berlangsung.
                Dan guru matematika itu bernama Cecilia, Hito sering memanggilnya Guru Killer saat mengetahui jika pembelajaran matematika akan berlangsung dikelasnya. Saat pembelajaran matematika sedang berlangsung, tak jarang Hito sering ditunjuk untuk menjelaskan soal yang sedang dipelajari karna Hito sangat tidak memperhatikan. Ia malah bermain sendiri sambil mendengarkan penjelasannya, namun sebenarnya ia serius dalam mendengarkan penjelasannya namun tidak menunjukkannya.
                Disuatu hari esoknya, Hito sedang berjalan seorang diri menuju perpustakaan sekolah bertujuan untuk mencari buku fisika sebagai bacaannya untuk persiapan lomba cerdas cermat yang diterimanya lagi dari kepala sekolah. Sebab bila ada perlombaan cerdas cermat, maka Hito yang menjadi peserta andalan dari sekolahnya. Namun ketika sudah tiba dan akan memasuki perpustakaan sekolahnya, tiba-tiba menjadi terhenti karna terpandang ke seorang siswi yang sedang duduk serius membaca buku.
                Seorang siswi itu adalah seorang siswi yang baru ditemuinya pada hari kemarin. Siswi itu masih serius dalam membaca buku miliknya, begitupula Hito yang serius melihatnya masih ditempatnya. Dan kemudian siswi itu terpandang kepadanya secara tiba-tiba pula, sedangkan Hito baru menyadari lalu berbalik bersembunyi dibalik dinding luar perpustakaan. Lalu melihat kelangit-langit atas sambil berbisik dihatinya, “Lo harus tetap konsisten dengan ambisi lo, Hito! Menjadi siswa memiliki banyak prestasi!”.
Dan ketika akan melangkah pergi meninggalkan, tiba-tiba saja ada tangan kanan yang mengahalanginya didepan dirinya sambil memegang buku pula. Dirinya pun menjadi terkejut sedkit penasaran lalu menolehkan kepalanya kesamping. Ternyata yang menghalangi dirinya dengan cara yang seperti itu adalah siswi yang tadi dilihatnya didalam perpustakaan. “Jangan sampai konsentrasi lo pecah, hanya karna mulai memikirkan gue!”, sapa siswi itu menakutinya sedikit.
“Lo gak tau tentang gue! Jangan sok menghakimi gue!”, balas Hito menegaskannya.
“Gue, Tunisha Hangkara murid baru disini! Dan gue tau lo ikut serta dalam lomba cerdas cermat!”, penjelasan siswi itu tanpa basa-basi.
Siswi itu bernama Tunisha Hangkara, ia mengatakan jika Hito mulai penasaran akan dirinya terlihat dari kedua mata Hito yang tadi telah ketahuan sedang melihat dirinya. Sementara Hito masih tidak mengiyakan lalu beranjak pergi tanpa berbicara lagi sebagai tahap pengenalan dirinya kepada siswi itu yang sudah mengenalkan namanya.

********

                Setelah beberapa hari telah terlewati, kini hari yang mendebarkan perasaan Hito pun mulai datang menghampiri dirinya. Sebab hari ini adalah hari diadakannya lomba cerdas cermat antar sekolah yang menjadi jawara se-Jakarta. Hito dan ketiga orang lainnya mewakili sekolahnya, bersaing dengan limabelas sekolah terpilih yang sebelumnya menjadi jawara. Hito dan ketiga orang lainnya pun kini sudah duduk ditempat peserta yang sudah disediakan siap menjawab soal Fisika, Kimia, dan Geografi.
                Tema dari perlombaan saat ini adalah yang berhubungan dengan berhitung, maka terpilihlah tiga buah pelajaran tersebut. Pertama, lomba cerdas cermat secara tertulis diadakan lebih dulu dan Hito seorang diri mewakili sekolahnya mulai memasuki ruangan lomba cerdas cermat secara tertulis. Saat dirinya mencoba mengerjakan, ketiga buah soal tersebut dan masing-masing berisikan sepuluh soal, ia merasa jenuh karna harus berhitung dengan menuliskan jawabannya serta rumus yang dipakainya.
                Dan dalam waktu tigapuluh menit, Hito berhasil mengerjakan ketiga buah soal tersebut lalu melangkah maju untuk memberikannya kepada pengawas lomba. Pengawas lomba yang melihatnya juga menerima soal darinya, langsung bertanya apakah dirinya sudah yakin untuk menyerahkan tugasnya kepada pengawas lomba tersebut. dan Hito menjawabn dengan lempem, “Saya yakin meskipun ada jawaban yang masih saya ragukan!”.
Pengawas yang sudah mendengar jawaban darinya pun langsung menyuruhnya untuk duduk kembali. Sementara peserta yang lainnya, menjadi terdiam melihat padanya. Sedangkan Hito yang sudah mengetahui hanya diam, cuek tidak mempedulikan mereka.

Beberapa saat kemudian. . . .

                Setelah dirinya menyelesaikan lomba cerdas cermas tertulis, kini Hito kembali lagi bersama ketiga orang temannya. Namun ketika akan duduk bersama ketiga orang temannya, tidak sengaja ia melihat guru Cecilia yang amat dibencinya dibalik dirinya sehingga menurunkan mood dirinya. Lalu memalingkan pandangannya kedepan, sedangkan guru Cecilia yang sudah mengetahui hanya menggelengkan kepala.
                Dan perlombaan cerdas cermat kedua pun mulai dilaksanakan. Kali ini Hito hanya membantu ketiga orang temannya untuk memberi jawaban dengan menghitung cepat. Dan bersedia untuk berdiskusi bila ada jawaban yang masih diragukan dari ketiga temannya itu. Bisa dibilang kalau Hito kini bisa bersantai meskipun harus bersiap-siap untuk berhitung cepat. Dan perlombaan yang kedua inipun berlangsung lebih seru juga makin ketat. Sebab skor yang sudah didapati hanya berbeda tipis.
                Mengetahui skor yang semakin ketat dan sangat tipis, Hito semakin berkonsentrasi dan fokus membantu ketiga temannya berhitung cepat sehingga sudah empat kali dirinya memberi jawaban yang benar. Namun disaat akan memberi jawaban lagi kepada salah-satu temannya yang meminta bantuannya, ia mendadak menjadi lupa karna terlanjur melihat Tunisha yang melihat diam padanya. Dan akhirnya ia pun gagal memberi jawaban kepada salah-satu temannya karna waktunya sudah habis.
                Hito yang baru menyadari langsung memegang kepalanya mengeluhkan melihat kedewan juri. Sementara guru Cecilia yang sudah melihat sikapnya, berdo’a agar Hito merasa dendam terhadap kesalahan yang telah dibuatnya. Karna sudah dikenalnya, jika Hito mulai merasa dendam maka ia akan bisa membuat dirinya menjadi lebih baik dari sebelumnya. Sedangkan Tunisha yang sudah terlanjur melihatnya mulai menutupi wajahnya dengan buku miliknya agar Hito tidak melihat padanya lagi.
                Sebab telah dipikirnya jika Hito melihat kepadanya lagi, maka kesalahan dari Hito akan kembali terulang. Dan kini Hito mulai menunjukkan kemahirannya dalam berhitung, yaitu dengan ia yang langsung memberi jawaban kepada ketiga orang temannya dari hasil berhitungnya sendiri. Guru Cecilia yang melihatnya pun menjadi bertepuk tangan menyemangatinya. Sementara Tunisha masih menutupi wajahnya meski ingin sekali melihat Hito yang masih berjuang.

********

                Dan pada akhirnya suara lonceng pertandingan telah berakhir pun dibunyikan, dan semua peserta mulai merasa lega karna perjuangan mereka sudah berakhir. Dan kini pula pengumuman tentang sekolah yang mendapat skor tertinggi mulai akan diberitahukan oleh salah-satu dewan juri. Pertama dewan juri akan memberitahukan sekolah yang mendapatkan skor tertinggi ketiga,  dan Hito menggeleng pelan meyakini kalau sekolahnya bukan termasuk pada pemberitahuan tersebut.
                Begitupula yang ia lakukan dengan pemberitahuan kedua mengenai sekolah yang mendapatkan skor tertinggi kedua, sedangkan ketiga orang temannya melihat padanya merasa aneh. Sebab mereka telah berpikir kalau Hito tidak bersyukur jika sekolahnya mendapatkan skor tertinggi ketiga ataupun kedua. Sementara hasil dari dewan juri memberitahukan kalau sekolahnya tidak termasuk dalam salah-satu kedua pemberitahuan itu. Ketiga orang temannya itupun menjadi lemas melihat ke dewan juri.
                Dan kemudian suasana menjadi tegang, panas, saat dewan juri akan memberitahukan sekolah yang mendapatkan skor tertinggi pertama sekaligus dinobatkan sebagai jawara lomba cerdas cermat pada tahun ini. Dan lagi, Hito memejamkan matanya dengan kedua telapak tangannya mengingat kesalahannya tadi yang telah menghilangkan satu skor untuk sekolahnya. Kemudian didengarnya jika sekolahnya terpilih mendapatkan skor tertinggi pertama dan dinobatkan sebagai jawara pada tahun ini.
                Dengan bersamaan juga serempak Hito dan ketiga temannya berteriak sambil berjingkrak-jingkrak begitu bahagia. Begitupula dengan guru Cecilia juga pada semua gurunya yang ikut hadir. Sedangkan Tunisha baru membuka wajahnya dari buku miliknya ikut berteriak bahagia sambil berjingkrak-jingkrak pula. Dan kini piala pun baru diterima oleh Hito dan ketiga temannya, juga dengan sekolah yang mendapati skor tertinggi kedua serta skor tertinggi ketiga.
                Piala tersebut dipegang oleh Hito, sebab Hito lah yang paling berjasa dalam perlombaan saat ini. Kemudian ia menyempatkan dirinya untuk melihat ke Tunisha menunjukkan kebahagiaannya, sedangkan Tunisha kembali menutupi wajahnya dengan buku miliknya saat ketika mengetahui bahwa Hito telah melihat kepadanya. Hito yang melihatnya pun menjadi tersenyum lucu lalu melihat kearah lain dengan wajah yang berseri-seri.
Dan guru Cecilia yang tidak sengaja melihat keduanya menjadi tersenyum malu merasakan ada sebuah ketertarikan antar keduanya.

Keesokkan harinya. . . .

                Disekolah, tepatnya dilapangan basket, Hito berjalan menghampiri Tunisha yang sedang duduk dkursi sambil membaca buku. Dan lagi dirinya ditemani dengan kedua temannya yang sudah dijuluki KTM sejak lama, dibelakang dirinya. Sementara Tunisha yang sudah melihatnya menjadi berdiri dari duduknya sambil menutup buku miliknya, menantinya. Dan kini Hito dengan kedua temannya pun telah berdiam dihadapannya.
                Kemudian Hito tanpa memakai basa-basi lebih dulu langsung menawarkan sebuah pertemanan darinya untuk dirinya. Sedangkan Tunisha meresponnya seperti mau tidak mau, dan itu membuat Hito merasa sedikit canggung untuk meneruskan permintaan pertemanan kepadanya. Dan lalu Tunisha memberi tantangan dengan menyuruh Hito berteman baik dulu dengan guru Cecilia jika ingin berteman baik dengannya. Guru Cecilia adalah guru yang amat dibenci dan disebut sebagai Guru killer oleh Hito.
                Hito pun merasa bingung terhadap tantangan yang diberi olehnya. Merasakan Hito yang seperti itu, Tunisha berlanjut menjelaskan kalau apa yang telah dilakukan oleh guru Cecilia kepadanya hanya untuk membuatnya lebih baik tak lupa pula membuatnya menjadi lebih fokus pada ambisinya. Hito yang masih mendengarkan cerita tentang tujuan yang sebenarnya dari guru Cecilia kepada dirinya mulai menjadi sedikit luluh. Apalagi telah didengarnya jika dirinya menjadi siswa terfavorit bagi guru Cecilia.
                “Dan besok, aku akan membalas semua yang telah guru Cecilia lakukan secara rahasia padaku!”, Hito mulai berkata menghentikan Tunisha yang masih bercerita tentang guru Cecilia padanya. Kemudian berbalik pergi disusul oleh kedua temannya.

********

Tiga hari kemudian. . . .

                Hari ini adalah hari pahlawan, tepatnya pada tanggal sepuluh november. Berhubungan dengan hari pahlawan, sekolah Hito pun mengadakan sebuah upacara untuk mengenang pahlawan yang telah gugur dimedan perang dalam membela bangsa Indonesia mempertahankan bendera merah putih. Dan kini upacara sedang berlangsung dengan hikmat, hingga bendera merah putih dapat dikibarkan secara perlahan diiringi dengan lagu Indonesia Raya.
                Setelah dikibarkannya bendera merah putih, tiba-tiba saja petugas bendera yang sudah mengibarkan bendera merah putih berjalan menuju ke guru Cecilia dengan membawa sebuah bingkisan. Semua siswa(i) yang masih berbaris pun menjadi bingung, termasuk pada Tunisha juga kedua teman Hito yang dijuluki sebagai KTM berjalan. Dan kini petugas pengibar merah putih itu sudah berdiam dihadapan guru Cecilia berharap guru Cecilia akan mengambil bingkisan tersebut.
                Guru Cecilia yang baru mengerti mulai mengambil bingkisan itu secara perlahan, dan petugas pengibar bendera itu beralih pergi menuju ketempat semula. Dan kemudian guru Cecilia melihat Hito sedang berjalan menujunya keluar dari barisannya dikejauhan. Tunisha dan kedua temannya yang sudah melihatnya pun menjadi terkejut entah apa yang akan dilakukan Hito didepan sana. Dan kini Hito telah tiba dan berdiri tegak dihadapan guru Cecilia.
                “Aku persembahkan beberapa penghargaan dari kecerdasanku dalam mengikuti lomba cerdas cermat, untukmu guruku Cecilia! Terimakasih, karna ibu guruku Cecilia telah menjadikan aku sebagai siswa terfavorit bagimu!”, kata Hito dengan tegas dan lantang hingga dapat didengar semua yang hadir mengikuti upacara tersebut. Kemudian Hito mengangkat tangannya memberi hormat padanya, dan lalu paduan suara menyanyikan lagu Hymne Guru untuk guru Cecilia dan untuk guru lainnya juga.
                Dan semuanya ikut bernyanyi disertai rasa haru karna melihat Hito yang sudah mulai berbakti kepada guru Cecilia yang dulu amat dbencinya dan jarang sekali dihormati olehnya. Dan setelah beberapa hari berjalan, Tunisha menerima pertemanan darinya, tepatnya dilapangan basket sekolahnya. Yaitu dengan menunjukkan jari kelingkingnya pada Hito, dan Hito yang melihatnya pun langsung menggapai jari kelingking darinya dengan jari kelingking dirinya sendiri.
Sedangkan kedua temannya yang kebetulan sudah bersama mereka, mulai menaburkan potongan kertas kecil pada mereka berdua. Lalu menari-nari merayakan pertemanan mereka yang baru saja dimulai. Dan pada akhirnya Tunisha telah berhasil mengubah pemikiran Hito yang awalnya membenci guru Cecilia, kini menjadi berteman dan menghargai pengabdian guru Cecilia dalam mengajarnya.

(,,) selesai (‘’)

Rabu, 14 Oktober 2015

BHARATAYUDHAseritiga (Part 49)



                Ritual Pelepasan Ilmu Spiritual pun akan dilakukan tepatnya pada hari ini disebuah taman rahasia yang telah dibangun Arun beberapa tahun yang lalu. Vin kini sudah berdiri dengan sangat siap untuk mendapatkan kebebasannya. Sedangkan Arun, Shafaq, Poosharm, Ashghari, Raj, Raf juga Vikram berdiri dengan membentuk sebuah lingkaran menghadapnya. Dan mereka semua akan segera melakukan Ritual Pelepasan Ilmu Spiritual dengan seksama.
                Pertama, mereka semua berdoa dengan memejamkan kedua matanya, dan hanya Vin saja yang berdoa dengan mata terbuka berputar sambil melihat kemereka semua dalam satu putaran. Kedua, mereka semua membuka kedua matanya dari pejamnya melihat ke Vin dan tangan mereka saling berpegangan. Sementara Vin hanya berdiri menghadap ke Arun berkonsentrasi untuk menerima sebuah serangan dari Ashghari.
                Ketiga, dengan mahkota kecil yang telah terpakai oleh Ashghari, Vikram, Raj dan Raf, mengeluarkan cahayanya berwarna tiga warna yaitu merah, kuning, dan abu-abu. Kemudian bergelombang menyerang Vin. Saat ketiga warna itu bergelombang menyerang Vin, mereka berempat semakin berkonsentrasi dengan menatap tajam demi mengeluarkan ilmu spiritual yang telah menyebabkan sebagai seorang manusia setengah abadi.
                Dan keempat, ketiga warna yang masih menyerang Vin mulai bergelombang luas menyerang ke Arun. Dan saat yang sama, Arun dan Vin mulai merasakan kesakitan sehingga membuat keduanya menahan diri untuk tidak terjatuh. Poosharm dan Shafaq yang melihatnya menjadi semakin menahan pegangannya berusaha tuk mengerti. Beberapa saat kemudian, Vin kembali berputar melihat mereka semua masih dalam serangan dengan tersenyum lalu terjatuh tak sadarkan diri.
Disaat yang sama, Arun pun terbebas dari rasa kesakitannya meskipun harus terjatuh dengan bersimpuh ketanah. Poosharm yang melihat Vin sudah terjatuh tak sadarkan diri, berlari dan terduduk meratapi ketidak berdayaannya. Begitupula dengan Shafaq yang memeluk Arun yang masih lemas akibat serangan tadi. Sedangkan Ashghari dan Vikram melihat kearah dimana suara adzan baru dikumandangkan. Dan Raf juga Raj meratapi Vin, Arun yang kini sudah terlihat benar-benar tak berdaya.
Dan Ritual Pelepasan Ilmu Spiritual pun telah berakhir, mereka semua yang memiliki kekuatan istimewa tersebut pun sudah terbebas menjadi seorang manusia yang murni.        

Pada sore harinya. . . .

                Ritual untuk mengkremasi jasad Vin dilakukan dirumah Poosharm, tepatnya ditaman belakang rumahnya. Dan kini jasadnya telah disimpan diatas tumpukan kayu bakar menghadap kebarat. Dengan posisi Ashghari, Vikram, Raizaa disisi kanannya. Shafaq, Poosharm, Mellissa disisi kirinya. Raj dan Raf disisi arah kakinya, dan Arun diarah kepalanya. Usainya mengambil posisi yang demikian, Arun berputar mengelilinginya satu putaran dengan membawa kendi berisi air suci lalu menjatuhkannya.
                Usai Arun melakukan yang demikian, mereka semua dengan bersama mengkremasikan jasad Vin dengan kayu bernyalakan api pada tangan mereka masing-masing. Dan kemudian mereka semua bersama saling meratapi api kremasi yang semakin berkobar menenggelamkan jasadnya. Tak ada suara tangis yang terdengar dari mereka, namun ekpresi wajah merasa kehilangan tentu mereka tunjukkan.

BHARATAYUDHAseritiga

                Setelah beberapa hari kepergian Vin, mereka semua berlibur bersama ditaman rahasia yang telah dibangun Arun. Taman rahasia itu kini akan segera dipublikasikan kesemua masyarakat akan dibuka untuk umum. Dan taman rahasia itu akan diberi nama Taman Bharatayudha, dimana Vin, Arun, Ashghari, Raj dan Raf juga Vikram telah mendapatkan kebebasannya. Dan yang lebih diutamakan adalah Ashgari, Raj dan Raf, karna alasan dari mereka bertigalah Taman Bharatayudha dciptakan, didirikan.
                Karna Bharatayudha sendiri artinya ialah perang saudara, begitupula dengan mereka bertiga yang bisa melakukan perang secara sendirinya karna pengaruh dari kekuatan istimewanya, dan yang bisa mencegah hanyalah mahkota kecil yang dipakai ketiganya. Dan kini mereka sedang duduk bersama diatas rerumputan menikmati bunga-bunga yang sedang bermekaran. Kemudian Ashghari akan berkata melihat ke Arun dengan duduk diantara kedua kakaknya.
                “Ayah Arun, kini Kak Raj tidak perlu khawatir tuk mendekatiku lagi disaat ketika sedang tidak memakai mahkota kecil ini!”. Ashghari berkata dengan polosnya sambil menunjukkan mahkota kecil dikepalanya.
                “Tentu saja Ashghari, berbahagialah untuk sekarang, esok, dan selamanya!”. Balas Arun dengan senyuman melihat bahagia kepadanya. Shafaq pun menjadi tertawa kecil disampingnya.
                “Poosharm, aku ingin mengatakan sesuatu kepadamu! Dan mungkin apa yang ingin aku katakan ini, sangat wajib untuk aku sampaikan, dank au patut tuk mengetahuinya!”. Mellissa menyambung kata dengan melihat ke Poosharm, sedangkan Poosharm baru saja melihat kepadanya. “Eeeemb, aku, aku baru saja mengetahui kalau, aku sedang hamil pada kemarin malam! Karna aku curiga dengan kondisi fisikku!”. Mellissa membuat pengakuan, Poosharm menjadi terkejut bahagia hingga tertawa kecil.
                “Apa? Jadi kau telah mengandung Pangeran kecil dari Vin? Ini sungguh berita yang bagus! Terimakasih Mellissa, kau telah memberi pengganti Vin kepada kami semua!”. Poosharm berkata menerimanya sangat bahagia lalu memeluknya.
                “Tante Poo, pemikiranku mengatakan semestinya bukan Tante Mellissa yang mengandung! Tapi, Raizaa atau Vikram lah yang harus memberi pengganti Om Vin!”. Raj menyambungnya dengan menyindir Vikram dan Raizaa, sedangkan Vikram dan Raizaa menjadi bersama melihat kepadanya dengan terdiam terkejut kecil. Poosharm dan Mellissa pun melepaskan pelukannya bersama melihat ke Vikram dan Raizaa. Dan ide cemerlang pun muncul dipemikiran Raizaa.
                “Kalau begitu, biar aku saja yang lebih dulu memberi pengganti Papah! Karna aku, ingin segera mempersunting seorang gadis!”. Raizaa mengutarakan ide cemerlangnya melihat ke Poosharm dan Mellissa. Vikram tertawa kecil mendengarnya sedikit mengejek melihat ke Raizaa. Sedangkan Arun dan Shafaq menjadi saling berpandangan bingung. Sementara Ashghari melihatnya diam, dan Raj juga Raf kompak menggoda Ashghari disamping kanan-kirinya. Kemudian Raizaa akan kembali berkata.
                “Aku, aku akan segera mempersunting Ashghari! Dan itu akan terjadi usai kami menuntaskan kuliah S1 kami!”, pengakuan Raizaa semakin menjelaskannya melihat segan namun serius kesemuanya, termasuk melihat ke Ashghari. Semua yang mendengarnya pun saling berpandangan satu dengan yang lainnya karna terkejut namun menyetujuinnya. Dan Ashghari pun menjadi tersenyum malu hingga tertunduk tak berdaya karna rasa kebahagiaannya. Sementara Raj dan Raf semakin menggodanya.

BHARATAYUDHAseritiga

                Masih ditengah kebersamaan mereka, Ashghari dan Vikram saling berpandangan kemudian berdiri dari duduknya dengan bersama melihat ke Arun. Lalu mereka berdua bersama berkata, “Kami berdua ingin memeluk agama Islam!”, pengakuan tentang keinginan keduanya. Dan Ashghari menyambungnya lagi seorang diri.
“Ayah Arun, inilah sebuah keinginan yang telah aku tuntut padamu! Dan ku pinta, izinkanlah aku karna aku telah membantu Ritual Pelepasan Ilmu Spiritual ini! Maafkan aku bila aku telah menjadi seorang yang pamrih! Tapi aku mohon hargailah keinginanku itu, Ayah Arun!”. Sambung Ashghari sambil menjelaskannya panjang lebar. Shafaq melihat ke Arun, dan Arun mengangguk mengiyakan kepada Ashghari. Kemudian disusul dengan Vikram yang bertanya kepada Poosharm.
“Ibunda, bolehkah aku mengikuti jejak Ashghari! Karna, ini adalah keinginanku sendiri bukan karna, dorongan dari orang lain! Aku, sungguh sangat menikmati ketika suara adzan dikumandangkan! Bahkan, pernah sekali dalam hidupku berdiam disebuah masjid hanya untuk melihat kegiatan apa yang dilakukan umat muslim!”. Sambung Vikram membuat pengakuan dengan panjang lebar, melihat ke Poosharm sedikit segan. Sementara Poosharm mengalihkan pandangannya ke Melissa.
“Kalau aku, setuju saja! Karna aku melihat, ada sebuah ketulusan dimatanya juga dari suaranya dalam mengungkap tadi!”. Jawab Mellissa lebih dulu menyetujui melihat haru ke Vikram, lalu berhenti melihat ke Poosharm. Mendengar jawabannya itu, Poosharm kembali melihat ke Vikram dengan mengangguk sembari menyetujuinya. Vikram pun menjadi bahagia melihat ke Ashghari, begitupula dengan Ashghari yang juga melihat padanya memberi senyuman kebahagiaan.
Mengetahui keadaan yang seperti itu, Raizaa berjalan menghampiri Poosharm dan Mellissa membawa dua buah lingkaran rangkaiian bunga, lalu ia memakaikan lingkaran rangkaiian bunga tersebut dikepala mereka berdua sambil mengatakan, “Selamat hari Mamah! Selamat hari Ibunda!”. Poosharm dan Mellissa pun menjadi begitu terharu sehingga mereka berdua memeluk Raizaa secara bersamaan. Dan mereka lainnya menepukkan tangan ikut berbahagia.
Esoknya, Arun mengadakan suatu perkumpulan kembali dirumahnya merayakan keberhasilan kedua Pangerannya karna sudah mendapatkan gelar S1. Suasana dirumahnya pun kini menjadi ramai, penuh suka cita, saling berbagi rasa kebahagiaan satu dengan yang lainnya. Beberapa saat kemudian, Arun dan Shafaq berdiam dibalkon depan rumahnya. Mereka berdua sedang berdiri bersama dalam pelukan melihat kearah depan.
“Semuanya sudah berakhir! Penderitaan itu sudah berakhir! Pangeran Karanu sudah bahagia karna bisa memasuki nirwana yang telah lama dinanti-nantinya!”. Shafaq bercurah sedikit kesenduan melihat keatas awan dipelukan Arun.
“Tuan Putri Purindah, sekarang dan selamanya kau akan tetap hidup bersama Pangeran Bheesmamu ini! Kita akan bersama merawat Pangeran Raf, Pangeran Raj, Putri Ashghari  hingga nafas terakhir!”. Arun mengungkap jalan hidupnya dimasa yang akan datang.
Shafaq yang telah mendengarnya semakin mengeratkan pelukannya, sedangkan Arun hanya memeluk sewajarnya lalu melirikkan kedua matanya kearah samping Shafaq. Kemudian ia menjadi tersenyum karna melihat jiwa Pangeran Karanu bersama mereka memberi senyuman padanya. Dan kehidupan mereka yang masih bernyawa akan mendapatkan kehidupan yang amat cerah dimasa depan. Karna dalam hitungan beberapa bulan Mellissa akan melahirkan.
Dua tahun kemudian Raf dan Raj akan menikah secara bersamaan. Dua tahun kemudian lagi Ashghari akan resmi dipersunting Raizaa. Dan setelah beberapa hari kemudian setelah menikah Ashghari dan Vikram akan resmi menjadi seorang muslim. Dan juga setelah itu Raizaa menyusul mengislamkan dirinya demi menjadi seorang suami yang sah secara agama islam untuk Ashghari. Sungguh kebahagiaan yang sungguh lengkap yang akan segera mereka semua jalani pada masa kehidupan mereka selanjutnya.

BHARATAYUDHAseritiga
TAMAT

BHARATAYUDHAseritiga (Part 48)



                Hari telah berganti, Arun yang sudah berada diruangan kerjanya akan memeriksa file tiba-tiba menerima sebuah kiriman video. Dan ternyata video tersebut kiriman dari Ashghari melalui email yang mengatakan jika dia sudah setuju namun setelahnya akan meminta sesuatu yang masih dirahasiakannya. Arun yang masih melihat video tersebut masih tidak percaya hingga mengulangnya beberapa kali dengan berwajahkan kaget, bertanya-tanya, juga disertai rasa menggebu-gebu.
                Sementara Ashghari kini berada disebuah taman tempat biasanya menghabiskan waktu luang, dirinya sedang berdiri menghadap kebarat merenungkan keputusannya yang telah menyetujui untuk melakukan Ritual Pelepasan Spiritual. Sementara juga tepat dibelakang dirinya dikejauhan, baru terlihat Raizaa yang sedang berjalan dengan melihat kebawah dari tikungan kearahnya. Dan Ashghari baru saja membalikkan tubuhnya kebelakang dengan tak sengaja melihat Raizaa berjalan kearahnya.
                Sekali lagi Ashghari menetap pada tempatnya melihat Raizaa yang masih berjalan kearahnya masih dengan melihat kebawah. Saat ketika sudah lima langkah lagi akan mendekati Ashghari, mendadak Raizaa menjadi terhenti karna baru saja dilihatnya ada sepasang kaki yang berhenti didepannya. Dan Raizaa pun menegakkan pandangannya demi mengetahui siapa yang telah berdiri didepannya. Setelah dirinya mengetahui, dirinya dan Ashghari menjadi saling berpandangan spontan.
                Karna keegoisan dan sifat gengsi keduanya, mereka memilih diam lalu saling membuang muka kemudian melangkah akan saling meninggalkan. Namun ketika saling melewati satu sama lain, tiba-tiba tangan mereka saling bersentuhan lalu menjadi saling menggenggam satu sama lain dengan spontan. Langkah keduanya pun terpaksa harus terhenti jatuh dalam sebuah pegangan tangan dan mereka akan saling berbicara dalam masih berpegangan dan pandangan keduanya yang masih melihat lurus kedepan. 
“Mungkin ini maksud dari Tuhan, untukku melakukan sesuatu kepadamu?”. Ashghari berkata memecahkan keheningan.
“Apalagi yang mau lo lakuin? Gue rasa udah cukup lo nyiksa gue sampai saat ini!”. Balas kata Raizaa berbahasa dingin.
“Lo gak usah mencoba berontak, mengingat dendam, gak usah juga bertanya A sampai Z! dan gue minta tutup kedua mata lo sekarang juga! Karna gue gak bisa lakuin itu kalo kedua mata lo masih terbuka!”. Ashghari memberi kata larangan berakhir dengan sebuah perintah.
“Kali ini gue gak akan mencoba berontak! Untuk sejenak gue gak akan mengingat dendam! Dan gue akan meniadakan pertanyaan A sampai Z yang seharusnya wajib untuk gue tanyain ke lo! Dan lagi, gue akan menutup kedua mata gue sekarang juga!”. Balas kembali Raizaa masih berbahasa dingin namun mengalah.
Usainya berkata, Raizaa pun menutup kedua matanya dengan melepaskan genggaman tangannya darinya. Sedangkan Ashghari menoleh melihat kewajahnya yang sudah menutupkan kedua matanya, lalu berjalan kearah depan Raizaa dan berdiam tepat dihadapannya. Kemudian telapak tangan kanannya menyentuh pipi kiri Raizaa dan bibirnya mencium pipi kanan Raizaa secara bersamaan dengan menutupkan kedua matanya.
Raizaa yang sudah merasakan sentuhannya juga ciumannya pun membuka kembali kedua matanya dengan melirkkannya langsung ke Ashghari yang masih menciumnya. Tak lama kemudian, Ashghari melepaskan ciumannya juga sentuhannya pada kedua pipi Raizaa dengan melihat ke Raizaa yang juga masih melihat padanya. Mereka berduapun kini jatuh kembali pada saling berpandangan. Dan mereka berdua akan saling bertukar pernyataan juga bertukar jawaban.

BHARATAYUDHAseritiga

                “Kini kau berikan lagi sebuah ciuman tipuan itu?”. Raizaa kembali berkata masih berbahasa dingin, begitupula dengan tatapannya.
                “Itu bukan sebuah ciuman tipuan!”. Ashghari berkata memberontak halus.
                “Sempurna, setelah kau memberikan lagi sebuah ciuman tipuan! Kau menambahnya lagi dengan memberikan sebuah sentuhan yang amat menipu!”. Raizaa menjelaskannya semakin berbahasa dingin begitupula dengan tatapannya.
                “Sentuhan itu bukanlah sebuah sentuhan yang menipu!”. Ashghari berkata keras menegaskan, begitupula dengan tatapannya.
                “Aku masih bisa menahan tiga hal yang telah aku katakan tadi!”. Balas Raizaa bernada pelan namun menegaskan dengan memalingkan pandangannya kesamping darinya.
                “Selama ini, aku telah mendustakan keluluhan hatiku padamu! Namun aku tidak pernah merindukanmu, tapi yang sebenarnya kadang kala aku merindukanmu! Dulu aku selalu menganggap, jika cinta yang kadang kala dapat aku rasakan hanya karna gejolak saja! Tapi yang sebenarnya, aku butuh perjuanganmu untuk lebih meyakinkanku, bahwa aku telah mencintaimu diluar kesanggupanku dalam mengertikannya!”. Ashghari mengungkapnya dengan menatapnya berkaca-kaca.
                “Kau sudah bertolak jauh, dan itu yang lebih menyakitimu! Dan sekarang, kau baru saja mengungkapnya setelah lama aku tersiksa karna sikapmu yang sedemikian rupa itu!”. Raizaa berkata menahan rasa terkejutnya karna mendengar ungkapan darinya, masih memalingkan pandangannya kesamping.
                Mendengar katanya itu, Ashghari menjadi teringat jika dia akan memberikan sebuah kebebasan berupa sebuah kematian untuk Vin yang sebagai Ayah kandung Raizaa. Airmatanya pun jatuh seketika menjadi menangis kecil namun tak bersuara dengan tertunduk melihat kebawah. “Bahkan aku akan memberikan lagi sebuah siksaan kepadamu!”, bisiknya didalam hati. Kemudian didengarnya Raizaa menyambung katanya kembali mengatakan, “Makasih!”.
                Ashghari pun menjadi terhenti sejenak dari tangis kecilnya dengan terbangun dari tunduknya melihat kepadanya kembali. Sementara Raizaa memberi senyuman kembali melihat kepada dirinya juga. “Makasih, kau sudah sanggup mengungkap semuanya! Kini sudah tak perlu lagi aku memperjelaskannya, karna kau sudah sepenuhnya mengerti!”, sambungnya lagi meluruskan kata-katanya. Lalu memeluk Ashghari erat menyambung kata lagi, “Hari ini aku telah terbebas dari semua siksaan yang kurasa!”.
                Dan lagi, Ashghari teringat kembali pada Vin yang mungkin sebentar lagi akan dibebaskannya yang berupa sebuah kematian. Dan ia pun kembali menangis kecil dalam pelukan Raizaa menyembunyikan bebannya. Sedangkan Raizaa masih memeluknya dan enggan tuk melepaskannya karna dorongan dari rasa cinta kasihnya yang begitu dalam untuknya.      

BHARATAYUDHAseritiga

BHARATAYUDHAseritiga (Part 47)



                Disore harinya, Arun kedatangan dua orang tamu dikantornya, tepatnya didalam ruangannya sendiri. Ternyata ia telah kedatangan dua orang tamu yang merupakan temannya, Vin bersama putranya Raizaa. Dan kini mereka berdua telah duduk didepan meja kerja Arun. Dan tiba-tiba secara tak sengaja Raizaa melihat kesebuah foto keluarga dimeja Arun disisi kirinya. Ia pun menjadi terpaku karna melihat sosok Ashghari didalam foto tersebut. Sementara Arun masih mengobrolkan sesuatu bersama Vin.
                Kemudian Raizaa berdiri dari duduknya melihat ke Arun, sambil berkata “Om, adakah kesempatan untukku memastikan sesuatu?”. Arun langsung melihat kepadanya setelah sesaat mendengarnya, begitu juga dengan Vin yang masih duduk disebelahnya.
                “Katakan saja Raizaa! Sebelum kau memotong pembicaraan Ayah bersama Om Arun sekali lagi!”, Vin langsung berkata mempersilahkan. Memakai wajah sedikit terkejut.
                “Maafkan aku, Papah!”, Raizaa berkata meminta maaf melihat ke Vin lalu melihat ke sebuah foto keluarga Arun tepatnya melihat Ashghari. “Apakah seorang gadis yang kulihat kini pada foto itu, adalah seorang gadis yang bernama Ashghari? Dan apakah juga dia adalah seorang anak gadis dari Om?”, Raizaa mempertanyakannya sedikit gugup, melihat begitu mengamati foto Ashghari.
                “Iya, dia adalah anak gadisku satu-satunya! Apakah kau sudah mengenal anak gadisku itu? Sehingga kau menanyakannya padaku dengan caramu yang sudah menhgetahui nama dirinya?”. Arun menanyakannya balik melihat ke Raizaa.
                Raizaa pun menoleh melihat ke Arun sambil berkata dalam hatinya, “Aku bukan saja telah mengenalnya lama, tapi juga aku sudah mencintainya teramat lama!”, menatap diam seolah mengatakan apa yang telah dikatakan didalam hatinya tadi. Kemudian Vin menyambung dengan mempertanyakan kepada Raizaa, “Apakah ada tujuan yang ingin kau bicarakan! Apakah ada sesuatu yang ingin kau ungkapkan pada kami?”, menatap menginginkan kejujuran darinya.
                “Aku tidak ingin melakukan keduanya, Papah!”, Raizaa berkata bertolak halus dengan melihat ke Vin. “Tetapi aku ingin meminta izin pada Om Arun!”, sambungnya masih melihat ke Vin. Sedangkan Vin berpaling melihat ke Arun, dan Arun masih melihat ke Raizaa. Dan Raizaa akan menyambung katanya lagi dengan melihat ke Arun, menundukkan kepalanya melihat kebawah. Karna dirinya begitu segan untuk mengungkap bila harus menatap Arun.
                “Jujur saja, aku telah mengenal Ashghari sejak lama! Diam-diam, aku telah mencintainya! Namun dibalik itu semua, kami berdua selalu jatuh dalam ketidakpahaman satu sama lain! Dan berhubungan dengan itu, aku meminta restu kepada Om, untuk merestui aku mencintainya! Begitupula dengan Papah, restuilah aku, restuilah kami! Sebelum Papah pergi setelah mendapatkan kebebasannya!”. Raizaa mengungkap semuanya bercampur haru bagi mereka berdua yang mendengar.
                Arun pun mejadi berdiri dari duduknya menatap kagum sedikit haru kepadanya lalu memujinya, “Putramu sungguh hebat! Dia telah berani mengungkapkan! Dia begitu mengerti akan kebebasanmu yang mungkin sudah tidak lama lagi! Vin, Pangeran Karanu temanku, peluklah Putramu, Pangeran pertamamu sekarang dengan sejuta kasihmu!”. Vin yang sudah mendengar puji juga perintah darinya untuk dirinya bersama Putranya, langsung berdiri lalu memeluk Putranya dengan sejuta rasa kasihnya.
                “Papah sudah melakukan yang terbaik untuk kami semua! Terima kasih Papah!”, Raizaa kembali mengungkap rasa bahagianya sambil menangis kecil masih dalam pelukannya. Kemudian Arun dan Vin pun seketika menjadi ikut menangis kecil karna ungkapannya yang begitu tulus dalam manja.

BHARATAYUDHAseritiga

                Esoknya disiang hari, Ashghari sedang berdiri didepan foto wisuda Arun bersama Shafaq, Vin dan Poosharm. Ia sedang mengamati foto tersebut lalu terbayang kebersamaan mereka berempat yang begitu akrab hingga sekarang. Kemudian datanglah kedua kakaknya, Raf dan Raj yang kini sudah berdiri disamping kanan-kirinya juga melihat foto tersebut. “Terimakasih, Kak Raf dan Kak Raj sudah kembali pulang kerumah ini!”, Ashghari berkata terimakasih atas kedatangan keduanya.
                Raf dan Raj pun membalas katanya, “Kami berdua menginginkan kau melakukan sesuatu, sedangkan kau sendiri tidak mau melakukan sesuatu itu!”. Ashghari mulai menolehkan kepalanya melihat keduanya bingung sedikit terkejut. Dan Raf melihat kepadanya sambil mengatakan, “Kau mungkin dianggap seorang pembunuh, dan itu hanya untuk mereka yang tidak mengerti!”. Ashghari melihat semakin bingung padanya, terdiam seketika.
                Lalu disambung dengan Raj yang baru saja melihat kepadanya, “Tapi kau akan menjadi perisai bagi kami, seorang pahlawan demi membebaskan kami semua dari penderitaan, bila kau telah melakukan sesuatu itu!”. Ashghari beralih melihat kembali ke foto tersebut, mendustai hasratnya untuk melihat ke Raj.
                “Mungkin saja mereka yang sudah mengetahui secara rinci, mereka sudah siap dan tak perlu menuduhku yang bukan-bukan?”. Belum Ashghari berkata sepenuhnya, Raf lebih dulu memotongnya masih melihat kepadanya.
                “Ayah Arun, Ibu Shafaq, Tante Poo, Om Vin, Mellissa, dan Vikram!”. Sambung Raf mengatakan kembali nama mereka yang sudah mengetahui. Lalu dipotong kembali oleh Raj.
                “Mereka berjumlah enam orang! Mereka juga sangat erat kaitannya dengan pembebasan Om Vin! Karna mereka bertiga selain keluarga kita, adalah keluarga dari Om Vin yang baru saja tercipta pada baru-baru ini!”. Raj lebih menjelaskannya masih melihat kepadanya. Kemudian Ashghari berbalik membelakangi foto tersebut melihat keduanya lalu menetap melihat ke Raj.
                “Memang benar, mereka bertiga adalah keluarga dari Om Vin! Tapi itu hanya yang terlihat saja pada rapat kemarin!”, Ashghari memberi pernyataan yang mulai membingungkan Raj. Lalu beralih melihat ke Raf. “Kak Raf, ada seorang lagi yang tidak terlihat dari mereka bertiga pada rapat kemarin! Dan seorang itulah yang menjadi bebanku!”, Ashghari berkeluhkan tentang seseorang yang belum diketahui keduanya. Dan seketika keduanya dibuat bingung atas pernyataannya.
                Setelahnya memberi pernyataan, Ashghari pun melangkah pergi akan meninggalkan. Sedangkan Raf dan Raj hanya melihatnya diam dilanda rasa kebingungan mulai bertanya-tanya. “Adik Raj, sungguh, kini aku dibuatnya menjadi bingung! Bahkan, kini aku mulai bertanya-tanya akan pernyataannya barusan!”, Raf mengungkapkan masih melihat ke Ashghari. Dan Raj menyambungnya, “Aku sama sepertimu Kaka Raf!”, juga masih melihat ke Ashghari.
                Dan kini Ashghari sudah berada dikamarnya dengan berdiri tegak didepan cermin pada meja riasnya. Ia sedang mencerminkan dirinya sendiri sambil berkata, “Aku merindukannya!”, dengan wajah sedikit memerah menahan rasa cinta dihatinya untuk seseorang. Dan disana, Raizaa sedang bersandar ditempat tidurnya. Kemudian melihat kearah kanannya sambil menyapa, “Apa kabar gadis kesukaan Raizaa?”, dengan melihat lukisan Ashghari yang telah dilukis oleh dirinya sendiri.

BHARATAYUDHAseritiga