Rabu, 14 Oktober 2015

BHARATAYUDHAseritiga (Part 48)



                Hari telah berganti, Arun yang sudah berada diruangan kerjanya akan memeriksa file tiba-tiba menerima sebuah kiriman video. Dan ternyata video tersebut kiriman dari Ashghari melalui email yang mengatakan jika dia sudah setuju namun setelahnya akan meminta sesuatu yang masih dirahasiakannya. Arun yang masih melihat video tersebut masih tidak percaya hingga mengulangnya beberapa kali dengan berwajahkan kaget, bertanya-tanya, juga disertai rasa menggebu-gebu.
                Sementara Ashghari kini berada disebuah taman tempat biasanya menghabiskan waktu luang, dirinya sedang berdiri menghadap kebarat merenungkan keputusannya yang telah menyetujui untuk melakukan Ritual Pelepasan Spiritual. Sementara juga tepat dibelakang dirinya dikejauhan, baru terlihat Raizaa yang sedang berjalan dengan melihat kebawah dari tikungan kearahnya. Dan Ashghari baru saja membalikkan tubuhnya kebelakang dengan tak sengaja melihat Raizaa berjalan kearahnya.
                Sekali lagi Ashghari menetap pada tempatnya melihat Raizaa yang masih berjalan kearahnya masih dengan melihat kebawah. Saat ketika sudah lima langkah lagi akan mendekati Ashghari, mendadak Raizaa menjadi terhenti karna baru saja dilihatnya ada sepasang kaki yang berhenti didepannya. Dan Raizaa pun menegakkan pandangannya demi mengetahui siapa yang telah berdiri didepannya. Setelah dirinya mengetahui, dirinya dan Ashghari menjadi saling berpandangan spontan.
                Karna keegoisan dan sifat gengsi keduanya, mereka memilih diam lalu saling membuang muka kemudian melangkah akan saling meninggalkan. Namun ketika saling melewati satu sama lain, tiba-tiba tangan mereka saling bersentuhan lalu menjadi saling menggenggam satu sama lain dengan spontan. Langkah keduanya pun terpaksa harus terhenti jatuh dalam sebuah pegangan tangan dan mereka akan saling berbicara dalam masih berpegangan dan pandangan keduanya yang masih melihat lurus kedepan. 
“Mungkin ini maksud dari Tuhan, untukku melakukan sesuatu kepadamu?”. Ashghari berkata memecahkan keheningan.
“Apalagi yang mau lo lakuin? Gue rasa udah cukup lo nyiksa gue sampai saat ini!”. Balas kata Raizaa berbahasa dingin.
“Lo gak usah mencoba berontak, mengingat dendam, gak usah juga bertanya A sampai Z! dan gue minta tutup kedua mata lo sekarang juga! Karna gue gak bisa lakuin itu kalo kedua mata lo masih terbuka!”. Ashghari memberi kata larangan berakhir dengan sebuah perintah.
“Kali ini gue gak akan mencoba berontak! Untuk sejenak gue gak akan mengingat dendam! Dan gue akan meniadakan pertanyaan A sampai Z yang seharusnya wajib untuk gue tanyain ke lo! Dan lagi, gue akan menutup kedua mata gue sekarang juga!”. Balas kembali Raizaa masih berbahasa dingin namun mengalah.
Usainya berkata, Raizaa pun menutup kedua matanya dengan melepaskan genggaman tangannya darinya. Sedangkan Ashghari menoleh melihat kewajahnya yang sudah menutupkan kedua matanya, lalu berjalan kearah depan Raizaa dan berdiam tepat dihadapannya. Kemudian telapak tangan kanannya menyentuh pipi kiri Raizaa dan bibirnya mencium pipi kanan Raizaa secara bersamaan dengan menutupkan kedua matanya.
Raizaa yang sudah merasakan sentuhannya juga ciumannya pun membuka kembali kedua matanya dengan melirkkannya langsung ke Ashghari yang masih menciumnya. Tak lama kemudian, Ashghari melepaskan ciumannya juga sentuhannya pada kedua pipi Raizaa dengan melihat ke Raizaa yang juga masih melihat padanya. Mereka berduapun kini jatuh kembali pada saling berpandangan. Dan mereka berdua akan saling bertukar pernyataan juga bertukar jawaban.

BHARATAYUDHAseritiga

                “Kini kau berikan lagi sebuah ciuman tipuan itu?”. Raizaa kembali berkata masih berbahasa dingin, begitupula dengan tatapannya.
                “Itu bukan sebuah ciuman tipuan!”. Ashghari berkata memberontak halus.
                “Sempurna, setelah kau memberikan lagi sebuah ciuman tipuan! Kau menambahnya lagi dengan memberikan sebuah sentuhan yang amat menipu!”. Raizaa menjelaskannya semakin berbahasa dingin begitupula dengan tatapannya.
                “Sentuhan itu bukanlah sebuah sentuhan yang menipu!”. Ashghari berkata keras menegaskan, begitupula dengan tatapannya.
                “Aku masih bisa menahan tiga hal yang telah aku katakan tadi!”. Balas Raizaa bernada pelan namun menegaskan dengan memalingkan pandangannya kesamping darinya.
                “Selama ini, aku telah mendustakan keluluhan hatiku padamu! Namun aku tidak pernah merindukanmu, tapi yang sebenarnya kadang kala aku merindukanmu! Dulu aku selalu menganggap, jika cinta yang kadang kala dapat aku rasakan hanya karna gejolak saja! Tapi yang sebenarnya, aku butuh perjuanganmu untuk lebih meyakinkanku, bahwa aku telah mencintaimu diluar kesanggupanku dalam mengertikannya!”. Ashghari mengungkapnya dengan menatapnya berkaca-kaca.
                “Kau sudah bertolak jauh, dan itu yang lebih menyakitimu! Dan sekarang, kau baru saja mengungkapnya setelah lama aku tersiksa karna sikapmu yang sedemikian rupa itu!”. Raizaa berkata menahan rasa terkejutnya karna mendengar ungkapan darinya, masih memalingkan pandangannya kesamping.
                Mendengar katanya itu, Ashghari menjadi teringat jika dia akan memberikan sebuah kebebasan berupa sebuah kematian untuk Vin yang sebagai Ayah kandung Raizaa. Airmatanya pun jatuh seketika menjadi menangis kecil namun tak bersuara dengan tertunduk melihat kebawah. “Bahkan aku akan memberikan lagi sebuah siksaan kepadamu!”, bisiknya didalam hati. Kemudian didengarnya Raizaa menyambung katanya kembali mengatakan, “Makasih!”.
                Ashghari pun menjadi terhenti sejenak dari tangis kecilnya dengan terbangun dari tunduknya melihat kepadanya kembali. Sementara Raizaa memberi senyuman kembali melihat kepada dirinya juga. “Makasih, kau sudah sanggup mengungkap semuanya! Kini sudah tak perlu lagi aku memperjelaskannya, karna kau sudah sepenuhnya mengerti!”, sambungnya lagi meluruskan kata-katanya. Lalu memeluk Ashghari erat menyambung kata lagi, “Hari ini aku telah terbebas dari semua siksaan yang kurasa!”.
                Dan lagi, Ashghari teringat kembali pada Vin yang mungkin sebentar lagi akan dibebaskannya yang berupa sebuah kematian. Dan ia pun kembali menangis kecil dalam pelukan Raizaa menyembunyikan bebannya. Sedangkan Raizaa masih memeluknya dan enggan tuk melepaskannya karna dorongan dari rasa cinta kasihnya yang begitu dalam untuknya.      

BHARATAYUDHAseritiga

Tidak ada komentar:

Posting Komentar