Hari telah
berganti, Arun yang sudah berada diruangan kerjanya akan memeriksa file
tiba-tiba menerima sebuah kiriman video. Dan ternyata video tersebut kiriman
dari Ashghari melalui email yang mengatakan jika dia sudah setuju namun
setelahnya akan meminta sesuatu yang masih dirahasiakannya. Arun yang masih
melihat video tersebut masih tidak percaya hingga mengulangnya beberapa kali
dengan berwajahkan kaget, bertanya-tanya, juga disertai rasa menggebu-gebu.
Sementara
Ashghari kini berada disebuah taman tempat biasanya menghabiskan waktu luang,
dirinya sedang berdiri menghadap kebarat merenungkan keputusannya yang telah
menyetujui untuk melakukan Ritual Pelepasan Spiritual. Sementara juga tepat
dibelakang dirinya dikejauhan, baru terlihat Raizaa yang sedang berjalan dengan
melihat kebawah dari tikungan kearahnya. Dan Ashghari baru saja membalikkan
tubuhnya kebelakang dengan tak sengaja melihat Raizaa berjalan kearahnya.
Sekali lagi
Ashghari menetap pada tempatnya melihat Raizaa yang masih berjalan kearahnya
masih dengan melihat kebawah. Saat ketika sudah lima langkah lagi akan
mendekati Ashghari, mendadak Raizaa menjadi terhenti karna baru saja dilihatnya
ada sepasang kaki yang berhenti didepannya. Dan Raizaa pun menegakkan pandangannya
demi mengetahui siapa yang telah berdiri didepannya. Setelah dirinya
mengetahui, dirinya dan Ashghari menjadi saling berpandangan spontan.
Karna keegoisan
dan sifat gengsi keduanya, mereka memilih diam lalu saling membuang muka
kemudian melangkah akan saling meninggalkan. Namun ketika saling melewati satu
sama lain, tiba-tiba tangan mereka saling bersentuhan lalu menjadi saling
menggenggam satu sama lain dengan spontan. Langkah keduanya pun terpaksa harus
terhenti jatuh dalam sebuah pegangan tangan dan mereka akan saling berbicara
dalam masih berpegangan dan pandangan keduanya yang masih melihat lurus
kedepan.
“Mungkin ini maksud dari Tuhan, untukku melakukan
sesuatu kepadamu?”. Ashghari berkata memecahkan keheningan.
“Apalagi yang mau lo lakuin? Gue rasa udah cukup lo
nyiksa gue sampai saat ini!”. Balas kata Raizaa berbahasa dingin.
“Lo gak usah mencoba berontak, mengingat dendam, gak
usah juga bertanya A sampai Z! dan gue minta tutup kedua mata lo sekarang juga!
Karna gue gak bisa lakuin itu kalo kedua mata lo masih terbuka!”. Ashghari
memberi kata larangan berakhir dengan sebuah perintah.
“Kali ini gue gak akan mencoba berontak! Untuk
sejenak gue gak akan mengingat dendam! Dan gue akan meniadakan pertanyaan A
sampai Z yang seharusnya wajib untuk gue tanyain ke lo! Dan lagi, gue akan
menutup kedua mata gue sekarang juga!”. Balas kembali Raizaa masih berbahasa
dingin namun mengalah.
Usainya berkata, Raizaa pun menutup kedua matanya
dengan melepaskan genggaman tangannya darinya. Sedangkan Ashghari menoleh
melihat kewajahnya yang sudah menutupkan kedua matanya, lalu berjalan kearah
depan Raizaa dan berdiam tepat dihadapannya. Kemudian telapak tangan kanannya
menyentuh pipi kiri Raizaa dan bibirnya mencium pipi kanan Raizaa secara
bersamaan dengan menutupkan kedua matanya.
Raizaa yang sudah merasakan sentuhannya juga
ciumannya pun membuka kembali kedua matanya dengan melirkkannya langsung ke
Ashghari yang masih menciumnya. Tak lama kemudian, Ashghari melepaskan
ciumannya juga sentuhannya pada kedua pipi Raizaa dengan melihat ke Raizaa yang
juga masih melihat padanya. Mereka berduapun kini jatuh kembali pada saling
berpandangan. Dan mereka berdua akan saling bertukar pernyataan juga bertukar
jawaban.
BHARATAYUDHAseritiga
“Kini kau berikan
lagi sebuah ciuman tipuan itu?”. Raizaa kembali berkata masih berbahasa dingin,
begitupula dengan tatapannya.
“Itu bukan sebuah ciuman
tipuan!”. Ashghari berkata memberontak halus.
“Sempurna,
setelah kau memberikan lagi sebuah ciuman tipuan! Kau menambahnya lagi dengan
memberikan sebuah sentuhan yang amat menipu!”. Raizaa menjelaskannya semakin berbahasa
dingin begitupula dengan tatapannya.
“Sentuhan itu
bukanlah sebuah sentuhan yang menipu!”. Ashghari berkata keras menegaskan,
begitupula dengan tatapannya.
“Aku masih bisa
menahan tiga hal yang telah aku katakan tadi!”. Balas Raizaa bernada pelan
namun menegaskan dengan memalingkan pandangannya kesamping darinya.
“Selama ini, aku
telah mendustakan keluluhan hatiku padamu! Namun aku tidak pernah merindukanmu,
tapi yang sebenarnya kadang kala aku merindukanmu! Dulu aku selalu menganggap,
jika cinta yang kadang kala dapat aku rasakan hanya karna gejolak saja! Tapi
yang sebenarnya, aku butuh perjuanganmu untuk lebih meyakinkanku, bahwa aku
telah mencintaimu diluar kesanggupanku dalam mengertikannya!”. Ashghari mengungkapnya
dengan menatapnya berkaca-kaca.
“Kau sudah
bertolak jauh, dan itu yang lebih menyakitimu! Dan sekarang, kau baru saja
mengungkapnya setelah lama aku tersiksa karna sikapmu yang sedemikian rupa itu!”.
Raizaa berkata menahan rasa terkejutnya karna mendengar ungkapan darinya, masih
memalingkan pandangannya kesamping.
Mendengar katanya
itu, Ashghari menjadi teringat jika dia akan memberikan sebuah kebebasan berupa
sebuah kematian untuk Vin yang sebagai Ayah kandung Raizaa. Airmatanya pun
jatuh seketika menjadi menangis kecil namun tak bersuara dengan tertunduk
melihat kebawah. “Bahkan aku akan memberikan lagi sebuah siksaan kepadamu!”,
bisiknya didalam hati. Kemudian didengarnya Raizaa menyambung katanya kembali
mengatakan, “Makasih!”.
Ashghari pun
menjadi terhenti sejenak dari tangis kecilnya dengan terbangun dari tunduknya
melihat kepadanya kembali. Sementara Raizaa memberi senyuman kembali melihat
kepada dirinya juga. “Makasih, kau sudah sanggup mengungkap semuanya! Kini
sudah tak perlu lagi aku memperjelaskannya, karna kau sudah sepenuhnya
mengerti!”, sambungnya lagi meluruskan kata-katanya. Lalu memeluk Ashghari erat
menyambung kata lagi, “Hari ini aku telah terbebas dari semua siksaan yang
kurasa!”.
Dan lagi,
Ashghari teringat kembali pada Vin yang mungkin sebentar lagi akan
dibebaskannya yang berupa sebuah kematian. Dan ia pun kembali menangis kecil
dalam pelukan Raizaa menyembunyikan bebannya. Sedangkan Raizaa masih memeluknya
dan enggan tuk melepaskannya karna dorongan dari rasa cinta kasihnya yang
begitu dalam untuknya.
BHARATAYUDHAseritiga
Tidak ada komentar:
Posting Komentar