Rabu, 14 Oktober 2015

BHARATAYUDHAseritiga (Part 43)



                Esoknya, mereka berempat kembali menjalani sebuah rapat tuk kesekian kalinya tepatnya dirumah Arun. Dan kini mereka sudah duduk bersama diruang tamu bersama melihat ketangga karna melihat Ashghari yang perlahan menuruni anak tangga akan segera duduk bersama mereka berempat. Tak perlu waktu yang lama, Ashghari kini pun telah duduk diantara Arun dan Shafaq dihadapan Poosharm dan Vin.
                Poosharm menjadi terkesima karna kecantikannya lalu memujinya, “Putri kecil Arun yang dulu aku temui, kini sudah berubah menjadi seorang gadis yang begitu anggun!”, sambil tersenyum malu melihatnya. Kemudian datanglah Vikram dari pintu masuk rumah yang baru saja datang memasuki akan segera duduk bersama mereka yang kini sudah berlima. Dan kini pun semua mata tertuju pada Vikram yang masih berjalan mendekati mereka berlima.
                Ashghari sudah mengetahui kedatangan Vikram yang masih membuatnya menjadi bertanya-tanya, sementara Vikram masih santai melihat dirinya sambil sedikit mengacuhkan hingga sudah terduduk bersama diantara Poosharm dan Vin. “Maaf Om Arun, Tante Shafaq, aku sudah datang terlambat!”, sapanya meminta maaf ketika sudah terduduk diantara kedua orangtuanya dengan melihat ke Arun lalu ke Shafaq dan berhenti melihat ke Ashghari. Begitupula Ashghari masih melihat padanya.
                “Ashghari, ini adalah Putra kedua dari Tante Po! Ayo berkenalan dengannya, nak!”. Shafaq berkata mengajak Ashghari untuk berkenalan dengan melihat keduanya.
                “Ayah Arun, Ayah Arun tidak pernah bercerita kalau Tante Po sama Om Vin, telah memiliki dua orang Putra! Dan aku hanya mengetahui Putra pertamanya saja, tapi aku lupa siapa namanya!?”. Ashghari langsung menjawabnya dengan menanyakannya melihat ke Arun.
                “Ayah memang tidak pernah bercerita tentang itu! Tapi setidaknya sekarang kau sudah bertemu dengan Putra kedua dari Tante Po, Ashghari!”. Arun langsung menjawabnya dengan senyuman melihat ke Ashghari lalu berhenti melihat ke Vikram, masih dengan senyuman.
                “Ibunda, dia lah orangnya yang telah menarik telingaku kemudian dibawa berlari bersamanya beberapa meter jauhnya!”. Vikram mengadukan apa yang telah dilakukan Ashghari dengan melihat sedikit melas ke Poosharm. Poosharm melihat ke Ashghari sedikit kaget.
                “Enggak Tante, itu nggak bener! Dia lebih dulu menggodaku dan aku sangat tidak menyukai itu!”. Ashghari membalas menunjukkan ketidak sukaannya sebagai pembelaan dirinya sendiri, dengan melihat meyakinkan ke Poosharm.
                Poosharm pun menjadi bingung mendengar pernyataan keduanya, begiupula dengan Vin yang kini melihat Ashghari dan Vikram sudah bertatapan dingin seolah-olah tidak ada yang mau mengalah. Sedangkan Shafaq teringat saat ketika dulu ia menarik telinga Arun karna melihatnya sedang memakai kekuatan istimewanya demi bisa lebih dekat denga dirinya. Shafaq pun menjadi tersenyum cuma-cuma setelah teringat akan kenangannya, dan Arun akan bersuara kembali untuk mendamaikan keduanya.
                “Jadi, kalian berdua sudah saling mengenal?”, Arun bersuara melempar tanya melihat keduanya. Dan mereka berdua bersama menoleh ke Arun melihat sedikit shock. Lalu mereka berdua menjawab serentak, “Iya!”, dengan wajah sinish tak ada sedikit senyum dikeduanya. Melihat keadaan mereka berdua yang seperti itu, Arun mengajak untuk beristirahat sejenak dengan menikmati jamuan yang kini baru diberikan kepada mereka semua termasuk pada dirinya sendiri. Perdebatan pun terhenti sejenak.

BHARATAYUDHAseritiga

                Beberapa saat kemudian, mereka berenam pun kembali melanjuti rapat yang tertunda. Dan Arun akan memberi sebuah pernyataan yang mengarah ke Ashghari dan Vikram, dengan mempersilahkan diantara keduanya untuk bertanya lebih dulu kepadanya. Vikram yang mendengarnya pun langsung bersuara menawarkan bahwa dirinya sendirilah yang ingin bertanya sesuatu padanya. Arun yang sudah melihatnya juga mendengarnya pun mempersilahkan dengan bijak.
                “Aku pernah mendengar sebuah cerita ilusi yang tak pernah diceritakan oleh kenyataan, kalau didalam tubuhku telah terdapat dua sukma yang bersemayam! Tapi yang menjadi petanyaanku, bagaimana bisa seorang anak manusia seperti diriku mempunyai dua sukma sekaligus?”. Vikram memberikan sebuah pertanyaan yang amat serius kepada Arun. Shafaq, Poosharm, Vin yang terlanjur menyimak pun menjadi kaget sama sekali tak menduganya.
                “Didalam tubuhmu memang telah disemayamkan dua sukma sejak pertama kau diciptakan! dimana sebuah sukma adalah sukma dari dirimu sendiri, dan satunya lagi adalah sukma yang sengaja dialihkan ketubuhmu demi meniadakan sebuah penderitaan dari seseorang!”. Arun menjawabnya bijak penuh ketenangan.
                “Dan harus aku mengetahui sekarang juga, siapakah pemilik sukma yang satunya lagi selain sukma diriku sendiri!”. Vikram semakin mempertanyakannya. Shafaq, Poosharm, Vin semakin menggantungkan pandangannya kepada Arun, mulai mencemaskan.
                “Sebelum kau akhirnya diciptakan, ada dua orang terkasih yang kau kenal sangat menderita karna kehilangan Putra pertama mereka! Karna ketidak sanggupan mereka menahan penderitaan itu, maka mereka meminta permohonan untuk memberikan mereka seorang Putra lagi! Dan saat itu aku yang mengetahui jika Putriku telah mempunyai dua buah sukma yang telah bersemayam didalam tubuhnya, maka aku berbaik hati dengan mengalihkan sukma itu untuk menciptakan kehidupanmu!”.
                Arun menjawabnya sembari menceritakannya secara bijak memberi pengertian, sedangkan Vikram menoleh kepada Poosharm dan Vin sedikit mencurigai atas perkataan Arun yang mengatakan dua orang terkasih dari dirinya. “Apakah Putri yang Ayah Arun katakan tadi adalah, aku? Lantas, mengapa Ayah Arun sempatnya melakukan itu?”, Ashghari menyambungnya dengan tiba-tiba memberi pertanyaan yang sedikit mematikan bagi Arun, melihat kepadanya penuh tanya.
                Arun melirikkan kedua matanya kebawah lalu melirikkan kedua matanya ke Ashghari berwajahkan cemas. “Iya, dulu kau telah memiliki dua sukma, Ayah menyadari itu ketika kau baru saja dilahirkan beberapa hari! Dan Ayah harus mengalihkan sukma yang lainnya itu hanya untuk mencegah penderitaanmu! Karna kalau tidak, maka kau akan mendapatkan satu kehidupan, satu kematian, dan satu kehidupan lagi untuk selamanya!”. Arun menjelaskannya masih dengan kelancaran bahasanya.
                Shafaq, Poosharm, Vin merasa lega karna mendengar penjelasan Arun yang berbahasa amat lancar dalam penjelasannya. Sementara Ashghari merasa tidak teradili, dan Vikram kedatangan lagi seorang bayi Ilusi yang berbisik disampingnya, “Ajak Om Arun untuk membicarakan tentang kita besok!”. Mendengar bisikkan itu, Vikram pun melirikkan matanya kearah bayi ilusi itu yang mulai menghilang usainya berkata. Keheningan pun terjadi selama beberapa saat.
                Setelah beberapa saat kemudian rapat pun terpaksa dihentikan dan akan dilanjuti kembali pada hari-hari selanjutnya. Karna Poosharm dan Vin harus kembali menghadiri sebuah rapat dikantornya, begitupula Arun yang harus menemui beberapa client dari luar negeri selama kurang lebih delapan jam non stop dikantornya.

BHARATAYUDHAseritiga

Tidak ada komentar:

Posting Komentar