“Mamah,
aku kira Mamah akan menamparnya! Ternyata tidak dan itu membuatku merasa lega
sekarang!”. Raizaa mengatakannya dengan bernafas lega, memberi senyuman kepada
Mamahnya.
“Sangat
tidak mungkin Mamah menyakitinya! Dia seorang anak seusiamu! Dan Mamah
menganggap kesalahannya hanyalah sebuah kekonyolan darinya semata!”. Mellissa
mengatakannya penuh kasih sayang melepaskan tangannya dari menyentuh wajahnya.
“Aku
beruntung mempunyai seorang Mamah seperti Mamah! Dan ini tuk kesekian kalinya
aku menggombali Mamahku sendiri!”. Raizaa berkata manis sambil tertawa kecil
melihatnya.
“Bhai,
sekarang kau bermain saja dulu bersama Vikram! Mamah merasakan kalau Vikram
adalah seorang anak yang baik!”. Mellissa menyuruhnya untuk bermain diluar
ruangannya dengan melihat ke Raizaa lalu ke Vikram.
Raizaa
pun mengangguk lalu berbalik berjalan kecil, sedangkan Vikram meminta maaf lebih
dulu kemudian berbalik berjalan kecil mengikuti Raizaa. “Ya Tuhan, mereka
berdua telah betemu! Dan entah mengapa aku merasa begitu dekat dengan Vikram!
Teman baru dari Putraku, Raizaa!”, bisiknya dihati saat melihat Raizaa dan
Vikram berjalan bersama menuju pintu ruangannya.
Beberapa saat kemudian. . . .
Raizaa
dan Vikram kini sudah berada dilobby kantor dengan berdiri bersama bersebelahan
saling berpandangan.
“Makasih,
lo udah berani menghadapi Mamah gue! Dengan begitu, Mamah gue gak akan
bertanya-tanya lagi!”. Raizaa mengucapkan terimakasih.
“Sama-sama
Bhai Raizaa!”. Vikram berkata singkat menyapanya dengan kata “Bhai Raizaa”.
“Btw,
darimana lo tau nama gue Raizaa? Perasaan kita belum berkenalan!”. Raizaa
mempertanyakannya, sedangkan Vikram memberikan senyuman menutupi kesalahannya.
“Aku
mengetahuinya, karna, kemarin kau sempat mengenalkan dirimu dengan nama
Raizaa!”. Vikram mengatakannya penuh dengan kegugupan. Raizaa menertawainya
kecil.
“Gue
udah tau kok! Tapi aneh aja gitu lo manggil gue dengan sapaan, “Bhai Raizaa”!”.
Raizaa mengungkapnya rasa keanehannya.
“Secara
tidak sengaja, aku telah menyambungkan kata “Bhai” dengan “Raizaa”! sehingga
jadilah sebuah kata “Bhai Raizaa”! dan sekarang aku ingin segera pulang! Karna
waktu jam belajar schooling sudah dekat!”. Vikram mengakui kesalahannya lalu memberitahukan
waktu jam belajar schoolingnya.
“Lo
sama kaya temen gue! Disiplin tapi nyebelin! Heeheehee!”, Raizaa berkata
mengakhiri.
Dan
kemudian Raizaa mengajaknya untuk memasuki mobilnya berniat akan mengantarkan
Vikram pulang kerumahnya, dengan seorang supir sebagai pengendara mobilnya. Dan
kini mobil yang digunakan mereka berdua pun berjalan meninggalkan akan segera
menuju kerumah Vikram. Setibanya dirumah Vikram, Vikram pun membuka pintu mobil
tersebut dan keluar dengan berdiri melihat Raizaa dari kaca mobilnya yang
terbuka.
“Terimakasih
Raizaa, kau adalah temanku sekarang!”, kata terimakasih darinya kepada Raizaa.
Raizaa pun menganggukkan kepalanya memberinya senyuman. Lalu mereka berdua
bersama melambaikan tangannya ketika mobil Raizaa kembali berjalan. Sungguh
pemandangan yang sedikit akrab dari mereka berdua.
BHARATAYUDHAseritiga
Pada
keesokkan harinya, Raizaa kembali bersekolah dan kini sedang mengikuti
pelajaran jam pertamanya. Merasakan sedikit jenuh dibenaknya, Raizaa pun akan
mengajak bicara kecil kepada teman baiknya, Aror yang telah duduk sebangku
dengannya. Mereka berduapun mulai berbicara kecil dengan pandangannya tertuju
pada penjelasan guru didepannya.
“Aror,
apa kabar lo?”. Raizaa memulainya.
“Seperti
biasanya, dengerin penjelasan guru pagi-pagi! Yang tadinya tenang sekarang jadi
mumet!”. Aror menjawabnya sambil menjelaskan.
“Gue
gak suka dengerin penjelasan dari guru! Gue lebih suka disuruh ngerjain tugas!
Tapi yang penting bagi gue sekarang, smsin Ashghari dong! Gue mau ngajakin dia
ketemuan ditempat biasa!”. Raizaa mengungkap tujuannya.
“Ditaman
biasa, atau didanau biasa?”. Aror bertanya tentang dua tempat.
“Didanau
aja deh!”. Raizaa memberitahukan tempatnya singkat.
Kemudian
dengan diam-diam Aror mengirimkan sebuah pesan untuk Ashghari atas perintah
dari Raizaa. Dan Raizaa pun telah melihatnya.
Enam jam kemudian. . . .
Jam
sekolah telah usai, Raizaa pun kini sudah berada disebuah taman biasa yang
dikunjunginya dan juga pernah menjadi tempat bertemu dengan Ashghari tanpa
disengaja. Ada sedikit lupa yang belum disadarinya. Ketika sudah memasuki
setengah perjalanan didalam taman itu, dirinya menjadi berhenti karna melihat
seorang pria berdasi sedang berjalan bersama seorang temannya didepannya. Dan
Raizaa pun berniat akan menghentikan langkah seorang pria berdasi yang telah
dilihatnya itu.
“Berhenti!”,
kata Raizaa dengan menghentikan seorang pria tersebut bersama temannya tepat
didepannya. “Tinggalkan kami berdua!”, perintah Raizaa mengarah kepada teman
seorang pria berdasi itu. Seorang pria berdasi itupun menjadi terkejut lalu
melihat ketemannya. Sedangkan temannya menganggukkan kepalanya melihat keseorang
pria berdasi tersebut kemudia pergi meninggalkan sejenak. Dan Raizaa pun
menatap pria berdasi itu dengan tatapan menajamkan namun mengharukan.
Sementara
seorang Pria berdasi itu merasa bingung menatap biasa padanya. Mengetahui
seorang pria berdasi itu yang semakin nyata didepan mata kepalanya, Raizaa pun
akan melempar beberapa pertanyaan kepadanya. Dan mereka berdua akan melakukan
tanya jawab saling bertatapan masih dengan keadaan yang tadi.
“Maaf
aku telah lancang mengusir temanmu!”. Raizaa memulai dengan meminta maaf.
“Tidak
apa-apa! Apa tujuanmu datang kepadaku seperti ini?”. Seorang pria berdasi itu
memaafkan lalu menanyakan tujuan darinya.
“Apakah
kau yang bernama Vin? Jika benar, tentu kau pasti kenal dengan seorang wanita
yang bernama Mellissa?!”. Raizaa langsung menanyakannya sambil
memberitahukannya.
Ternyata
seorang pria berdasi itu adalah Vin. Vin yang menatap biasa pun menjadi menatap
kaget. Sebab telah diingatnya saat masih bersama Mellissa waktu masih SMA dulu,
dimana dirinya dan Mellissa selalu bersama disetiap waktu. Lalu disambung
dengan diingatnya saat Mellissa telah merebut Putra pertamanya dari dekapan
Poosharm. Setelahnya teringat, mengingat dua hal tersebut. Vin pun kini menatapi
wajah darinya yang begitu mirip dengan dirinya pada masa kehidupannya dulu.
Saat dirinya masih menjadi
Pangeran Karanu. “Mellissa? Dan kau, siapa?”, Vin menanyakannya balik masih
menatap kaget.
“Aku adalah seorang Putra darinya!
Dia adalah Mamahku! Mungkin kau adalah suaminya! Dan mungkin aku adalah
Putramu!”. Jawab Raizaa menegaskan.
Dan lagi, Vin dibuatnya menjadi
kaget kembali. Kemudian teringat kembali saat pertemuannya dengan Mellissa yang
memberitahukan kabar dari Putranya setelah beberapa tahun berlalu. Dan juga
teringat kembali saat pertemuannya dengan Mellissa kembali yang menangis
memohon untuk tidak mengambil Putra pertamanya darinya. “Astaga, apakah benar
dia adalah Raizaa?”, tanya dalam hatinya masih diam membisu menatapinya.
BHARATAYUDHAseritiga
Tidak ada komentar:
Posting Komentar