Rabu, 14 Oktober 2015

BHARATAYUDHAseritiga (Part 47)



                Disore harinya, Arun kedatangan dua orang tamu dikantornya, tepatnya didalam ruangannya sendiri. Ternyata ia telah kedatangan dua orang tamu yang merupakan temannya, Vin bersama putranya Raizaa. Dan kini mereka berdua telah duduk didepan meja kerja Arun. Dan tiba-tiba secara tak sengaja Raizaa melihat kesebuah foto keluarga dimeja Arun disisi kirinya. Ia pun menjadi terpaku karna melihat sosok Ashghari didalam foto tersebut. Sementara Arun masih mengobrolkan sesuatu bersama Vin.
                Kemudian Raizaa berdiri dari duduknya melihat ke Arun, sambil berkata “Om, adakah kesempatan untukku memastikan sesuatu?”. Arun langsung melihat kepadanya setelah sesaat mendengarnya, begitu juga dengan Vin yang masih duduk disebelahnya.
                “Katakan saja Raizaa! Sebelum kau memotong pembicaraan Ayah bersama Om Arun sekali lagi!”, Vin langsung berkata mempersilahkan. Memakai wajah sedikit terkejut.
                “Maafkan aku, Papah!”, Raizaa berkata meminta maaf melihat ke Vin lalu melihat ke sebuah foto keluarga Arun tepatnya melihat Ashghari. “Apakah seorang gadis yang kulihat kini pada foto itu, adalah seorang gadis yang bernama Ashghari? Dan apakah juga dia adalah seorang anak gadis dari Om?”, Raizaa mempertanyakannya sedikit gugup, melihat begitu mengamati foto Ashghari.
                “Iya, dia adalah anak gadisku satu-satunya! Apakah kau sudah mengenal anak gadisku itu? Sehingga kau menanyakannya padaku dengan caramu yang sudah menhgetahui nama dirinya?”. Arun menanyakannya balik melihat ke Raizaa.
                Raizaa pun menoleh melihat ke Arun sambil berkata dalam hatinya, “Aku bukan saja telah mengenalnya lama, tapi juga aku sudah mencintainya teramat lama!”, menatap diam seolah mengatakan apa yang telah dikatakan didalam hatinya tadi. Kemudian Vin menyambung dengan mempertanyakan kepada Raizaa, “Apakah ada tujuan yang ingin kau bicarakan! Apakah ada sesuatu yang ingin kau ungkapkan pada kami?”, menatap menginginkan kejujuran darinya.
                “Aku tidak ingin melakukan keduanya, Papah!”, Raizaa berkata bertolak halus dengan melihat ke Vin. “Tetapi aku ingin meminta izin pada Om Arun!”, sambungnya masih melihat ke Vin. Sedangkan Vin berpaling melihat ke Arun, dan Arun masih melihat ke Raizaa. Dan Raizaa akan menyambung katanya lagi dengan melihat ke Arun, menundukkan kepalanya melihat kebawah. Karna dirinya begitu segan untuk mengungkap bila harus menatap Arun.
                “Jujur saja, aku telah mengenal Ashghari sejak lama! Diam-diam, aku telah mencintainya! Namun dibalik itu semua, kami berdua selalu jatuh dalam ketidakpahaman satu sama lain! Dan berhubungan dengan itu, aku meminta restu kepada Om, untuk merestui aku mencintainya! Begitupula dengan Papah, restuilah aku, restuilah kami! Sebelum Papah pergi setelah mendapatkan kebebasannya!”. Raizaa mengungkap semuanya bercampur haru bagi mereka berdua yang mendengar.
                Arun pun mejadi berdiri dari duduknya menatap kagum sedikit haru kepadanya lalu memujinya, “Putramu sungguh hebat! Dia telah berani mengungkapkan! Dia begitu mengerti akan kebebasanmu yang mungkin sudah tidak lama lagi! Vin, Pangeran Karanu temanku, peluklah Putramu, Pangeran pertamamu sekarang dengan sejuta kasihmu!”. Vin yang sudah mendengar puji juga perintah darinya untuk dirinya bersama Putranya, langsung berdiri lalu memeluk Putranya dengan sejuta rasa kasihnya.
                “Papah sudah melakukan yang terbaik untuk kami semua! Terima kasih Papah!”, Raizaa kembali mengungkap rasa bahagianya sambil menangis kecil masih dalam pelukannya. Kemudian Arun dan Vin pun seketika menjadi ikut menangis kecil karna ungkapannya yang begitu tulus dalam manja.

BHARATAYUDHAseritiga

                Esoknya disiang hari, Ashghari sedang berdiri didepan foto wisuda Arun bersama Shafaq, Vin dan Poosharm. Ia sedang mengamati foto tersebut lalu terbayang kebersamaan mereka berempat yang begitu akrab hingga sekarang. Kemudian datanglah kedua kakaknya, Raf dan Raj yang kini sudah berdiri disamping kanan-kirinya juga melihat foto tersebut. “Terimakasih, Kak Raf dan Kak Raj sudah kembali pulang kerumah ini!”, Ashghari berkata terimakasih atas kedatangan keduanya.
                Raf dan Raj pun membalas katanya, “Kami berdua menginginkan kau melakukan sesuatu, sedangkan kau sendiri tidak mau melakukan sesuatu itu!”. Ashghari mulai menolehkan kepalanya melihat keduanya bingung sedikit terkejut. Dan Raf melihat kepadanya sambil mengatakan, “Kau mungkin dianggap seorang pembunuh, dan itu hanya untuk mereka yang tidak mengerti!”. Ashghari melihat semakin bingung padanya, terdiam seketika.
                Lalu disambung dengan Raj yang baru saja melihat kepadanya, “Tapi kau akan menjadi perisai bagi kami, seorang pahlawan demi membebaskan kami semua dari penderitaan, bila kau telah melakukan sesuatu itu!”. Ashghari beralih melihat kembali ke foto tersebut, mendustai hasratnya untuk melihat ke Raj.
                “Mungkin saja mereka yang sudah mengetahui secara rinci, mereka sudah siap dan tak perlu menuduhku yang bukan-bukan?”. Belum Ashghari berkata sepenuhnya, Raf lebih dulu memotongnya masih melihat kepadanya.
                “Ayah Arun, Ibu Shafaq, Tante Poo, Om Vin, Mellissa, dan Vikram!”. Sambung Raf mengatakan kembali nama mereka yang sudah mengetahui. Lalu dipotong kembali oleh Raj.
                “Mereka berjumlah enam orang! Mereka juga sangat erat kaitannya dengan pembebasan Om Vin! Karna mereka bertiga selain keluarga kita, adalah keluarga dari Om Vin yang baru saja tercipta pada baru-baru ini!”. Raj lebih menjelaskannya masih melihat kepadanya. Kemudian Ashghari berbalik membelakangi foto tersebut melihat keduanya lalu menetap melihat ke Raj.
                “Memang benar, mereka bertiga adalah keluarga dari Om Vin! Tapi itu hanya yang terlihat saja pada rapat kemarin!”, Ashghari memberi pernyataan yang mulai membingungkan Raj. Lalu beralih melihat ke Raf. “Kak Raf, ada seorang lagi yang tidak terlihat dari mereka bertiga pada rapat kemarin! Dan seorang itulah yang menjadi bebanku!”, Ashghari berkeluhkan tentang seseorang yang belum diketahui keduanya. Dan seketika keduanya dibuat bingung atas pernyataannya.
                Setelahnya memberi pernyataan, Ashghari pun melangkah pergi akan meninggalkan. Sedangkan Raf dan Raj hanya melihatnya diam dilanda rasa kebingungan mulai bertanya-tanya. “Adik Raj, sungguh, kini aku dibuatnya menjadi bingung! Bahkan, kini aku mulai bertanya-tanya akan pernyataannya barusan!”, Raf mengungkapkan masih melihat ke Ashghari. Dan Raj menyambungnya, “Aku sama sepertimu Kaka Raf!”, juga masih melihat ke Ashghari.
                Dan kini Ashghari sudah berada dikamarnya dengan berdiri tegak didepan cermin pada meja riasnya. Ia sedang mencerminkan dirinya sendiri sambil berkata, “Aku merindukannya!”, dengan wajah sedikit memerah menahan rasa cinta dihatinya untuk seseorang. Dan disana, Raizaa sedang bersandar ditempat tidurnya. Kemudian melihat kearah kanannya sambil menyapa, “Apa kabar gadis kesukaan Raizaa?”, dengan melihat lukisan Ashghari yang telah dilukis oleh dirinya sendiri.

BHARATAYUDHAseritiga

Tidak ada komentar:

Posting Komentar