Disore harinya,
Arun kedatangan dua orang tamu dikantornya, tepatnya didalam ruangannya
sendiri. Ternyata ia telah kedatangan dua orang tamu yang merupakan temannya,
Vin bersama putranya Raizaa. Dan kini mereka berdua telah duduk didepan meja
kerja Arun. Dan tiba-tiba secara tak sengaja Raizaa melihat kesebuah foto
keluarga dimeja Arun disisi kirinya. Ia pun menjadi terpaku karna melihat sosok
Ashghari didalam foto tersebut. Sementara Arun masih mengobrolkan sesuatu
bersama Vin.
Kemudian Raizaa
berdiri dari duduknya melihat ke Arun, sambil berkata “Om, adakah kesempatan
untukku memastikan sesuatu?”. Arun langsung melihat kepadanya setelah sesaat
mendengarnya, begitu juga dengan Vin yang masih duduk disebelahnya.
“Katakan saja
Raizaa! Sebelum kau memotong pembicaraan Ayah bersama Om Arun sekali lagi!”,
Vin langsung berkata mempersilahkan. Memakai wajah sedikit terkejut.
“Maafkan aku,
Papah!”, Raizaa berkata meminta maaf melihat ke Vin lalu melihat ke sebuah foto
keluarga Arun tepatnya melihat Ashghari. “Apakah seorang gadis yang kulihat
kini pada foto itu, adalah seorang gadis yang bernama Ashghari? Dan apakah juga
dia adalah seorang anak gadis dari Om?”, Raizaa mempertanyakannya sedikit
gugup, melihat begitu mengamati foto Ashghari.
“Iya, dia adalah
anak gadisku satu-satunya! Apakah kau sudah mengenal anak gadisku itu? Sehingga
kau menanyakannya padaku dengan caramu yang sudah menhgetahui nama dirinya?”.
Arun menanyakannya balik melihat ke Raizaa.
Raizaa pun
menoleh melihat ke Arun sambil berkata dalam hatinya, “Aku bukan saja telah mengenalnya
lama, tapi juga aku sudah mencintainya teramat lama!”, menatap diam seolah
mengatakan apa yang telah dikatakan didalam hatinya tadi. Kemudian Vin
menyambung dengan mempertanyakan kepada Raizaa, “Apakah ada tujuan yang ingin
kau bicarakan! Apakah ada sesuatu yang ingin kau ungkapkan pada kami?”, menatap
menginginkan kejujuran darinya.
“Aku tidak ingin
melakukan keduanya, Papah!”, Raizaa berkata bertolak halus dengan melihat ke
Vin. “Tetapi aku ingin meminta izin pada Om Arun!”, sambungnya masih melihat ke
Vin. Sedangkan Vin berpaling melihat ke Arun, dan Arun masih melihat ke Raizaa.
Dan Raizaa akan menyambung katanya lagi dengan melihat ke Arun, menundukkan
kepalanya melihat kebawah. Karna dirinya begitu segan untuk mengungkap bila
harus menatap Arun.
“Jujur saja, aku
telah mengenal Ashghari sejak lama! Diam-diam, aku telah mencintainya! Namun
dibalik itu semua, kami berdua selalu jatuh dalam ketidakpahaman satu sama
lain! Dan berhubungan dengan itu, aku meminta restu kepada Om, untuk merestui aku
mencintainya! Begitupula dengan Papah, restuilah aku, restuilah kami! Sebelum
Papah pergi setelah mendapatkan kebebasannya!”. Raizaa mengungkap semuanya
bercampur haru bagi mereka berdua yang mendengar.
Arun pun mejadi
berdiri dari duduknya menatap kagum sedikit haru kepadanya lalu memujinya,
“Putramu sungguh hebat! Dia telah berani mengungkapkan! Dia begitu mengerti
akan kebebasanmu yang mungkin sudah tidak lama lagi! Vin, Pangeran Karanu
temanku, peluklah Putramu, Pangeran pertamamu sekarang dengan sejuta kasihmu!”.
Vin yang sudah mendengar puji juga perintah darinya untuk dirinya bersama
Putranya, langsung berdiri lalu memeluk Putranya dengan sejuta rasa kasihnya.
“Papah sudah
melakukan yang terbaik untuk kami semua! Terima kasih Papah!”, Raizaa kembali
mengungkap rasa bahagianya sambil menangis kecil masih dalam pelukannya. Kemudian
Arun dan Vin pun seketika menjadi ikut menangis kecil karna ungkapannya yang
begitu tulus dalam manja.
BHARATAYUDHAseritiga
Esoknya disiang
hari, Ashghari sedang berdiri didepan foto wisuda Arun bersama Shafaq, Vin dan
Poosharm. Ia sedang mengamati foto tersebut lalu terbayang kebersamaan mereka
berempat yang begitu akrab hingga sekarang. Kemudian datanglah kedua kakaknya,
Raf dan Raj yang kini sudah berdiri disamping kanan-kirinya juga melihat foto
tersebut. “Terimakasih, Kak Raf dan Kak Raj sudah kembali pulang kerumah ini!”,
Ashghari berkata terimakasih atas kedatangan keduanya.
Raf dan Raj pun
membalas katanya, “Kami berdua menginginkan kau melakukan sesuatu, sedangkan
kau sendiri tidak mau melakukan sesuatu itu!”. Ashghari mulai menolehkan
kepalanya melihat keduanya bingung sedikit terkejut. Dan Raf melihat kepadanya
sambil mengatakan, “Kau mungkin dianggap seorang pembunuh, dan itu hanya untuk
mereka yang tidak mengerti!”. Ashghari melihat semakin bingung padanya, terdiam
seketika.
Lalu disambung
dengan Raj yang baru saja melihat kepadanya, “Tapi kau akan menjadi perisai
bagi kami, seorang pahlawan demi membebaskan kami semua dari penderitaan, bila
kau telah melakukan sesuatu itu!”. Ashghari beralih melihat kembali ke foto
tersebut, mendustai hasratnya untuk melihat ke Raj.
“Mungkin saja
mereka yang sudah mengetahui secara rinci, mereka sudah siap dan tak perlu
menuduhku yang bukan-bukan?”. Belum Ashghari berkata sepenuhnya, Raf lebih dulu
memotongnya masih melihat kepadanya.
“Ayah Arun, Ibu
Shafaq, Tante Poo, Om Vin, Mellissa, dan Vikram!”. Sambung Raf mengatakan
kembali nama mereka yang sudah mengetahui. Lalu dipotong kembali oleh Raj.
“Mereka berjumlah
enam orang! Mereka juga sangat erat kaitannya dengan pembebasan Om Vin! Karna
mereka bertiga selain keluarga kita, adalah keluarga dari Om Vin yang baru saja
tercipta pada baru-baru ini!”. Raj lebih menjelaskannya masih melihat
kepadanya. Kemudian Ashghari berbalik membelakangi foto tersebut melihat
keduanya lalu menetap melihat ke Raj.
“Memang benar,
mereka bertiga adalah keluarga dari Om Vin! Tapi itu hanya yang terlihat saja
pada rapat kemarin!”, Ashghari memberi pernyataan yang mulai membingungkan Raj.
Lalu beralih melihat ke Raf. “Kak Raf, ada seorang lagi yang tidak terlihat
dari mereka bertiga pada rapat kemarin! Dan seorang itulah yang menjadi
bebanku!”, Ashghari berkeluhkan tentang seseorang yang belum diketahui
keduanya. Dan seketika keduanya dibuat bingung atas pernyataannya.
Setelahnya
memberi pernyataan, Ashghari pun melangkah pergi akan meninggalkan. Sedangkan
Raf dan Raj hanya melihatnya diam dilanda rasa kebingungan mulai
bertanya-tanya. “Adik Raj, sungguh, kini aku dibuatnya menjadi bingung! Bahkan,
kini aku mulai bertanya-tanya akan pernyataannya barusan!”, Raf mengungkapkan
masih melihat ke Ashghari. Dan Raj menyambungnya, “Aku sama sepertimu Kaka
Raf!”, juga masih melihat ke Ashghari.
Dan kini Ashghari
sudah berada dikamarnya dengan berdiri tegak didepan cermin pada meja riasnya.
Ia sedang mencerminkan dirinya sendiri sambil berkata, “Aku merindukannya!”,
dengan wajah sedikit memerah menahan rasa cinta dihatinya untuk seseorang. Dan disana,
Raizaa sedang bersandar ditempat tidurnya. Kemudian melihat kearah kanannya
sambil menyapa, “Apa kabar gadis kesukaan Raizaa?”, dengan melihat lukisan
Ashghari yang telah dilukis oleh dirinya sendiri.
BHARATAYUDHAseritiga
Tidak ada komentar:
Posting Komentar